Anda di halaman 1dari 26

Analisis Univariat

BAB I
PENDAHULUAN

            Penggunaan metode statistik bukanlah hal yang baru dalam pendidikan,
ekonomi, perdagangan, maupun industri, khususnya dalam kaitannya dengan
pengumpulan informasi/data atau data saintifik.
            Terdapat perbedaan mendasar antara pengumpulan informasi saintifik
dengan statistik inferensial. Statistik inferensial digunakan dalam proses mengambil
keputusan     dalam    menghadapi     ketidakpastian  dan  perubahan.  Contoh
ketidakpastian adalah kuat tekan beton dalam suatu pengujian tidak sama,
walaupun dibuat dengan material yang sama. Dengan adanya kenyataan tersebut,
maka metode statitsik digunakan untuk menganalisis data dari suatu proses
pembuatan beton tersebut sehingga diperoleh kualitas yang lebih baik. Statistik
inferensial telah menghasilkan banyak metode analitis yang digunakan untuk
menganalisis data. Dengan perkataan lain statistik inferensial tidak hanya
mengumpulan data, tetapi juga mengambil kesimpulan dari suatu sistem saintifik.
Informasi dikumpulkan dari suatu sampel atau kumpulan dari suatu pengamatan
(observasi). Sedangkan sampel diambil dari populasi yang merupakan kumpulan
(himpunan) yang mewakili semua pengukuran.
            Contoh, sebuah perusahaan komputer berupaya menghilangkan kerusakan.
Perusahaan mengambil 50 sampel komputer secara acak dari suatu proses. Disini,
populasi adalah seluruh komputer yang diproduksi oleh perusahaan tersebut pada
periode waktu tertentu. Setelah dilakukan perbaikan dalam proses produksi,
perusahaan tersebut mengambil kembali 50 sampel. Kemudian dianalisis seberapa
besar pengaruh perbaikan proses produksi terhadap pengurangan tingkat kerusakan
komputer.
            Terkadang seseorang meneliti hanya karakteristik tertentu dari objek yang
diteliti. Misalkan, seorang insinyur ingin meneliti pengaruh kondisi proses,
temperatur, kelembaban, banyaknya material tertentu terhadap disain experimen
yang diinginkan. Dalam beberapa kasus penelitian tidak diperlukan disain
eksperimen. Misal, seorang ingin meneliti faktor yang mempengaruhi kepadatan
kayu dari suatu pohon. Dalam kasus ini yang dibutuhkan adalah studi observasi
(pengamatan) langsung di lapangan karena faktor-faktor yang ada tidak bisa dipilih
sebelumnya.

B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dikaji
dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan analisis statistik univariat ?
2. Bagaimana penerapan perhitungan dari analisis statistik univariat ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang analisis statistik univariat.
2. Mengetahui penerapan perhitungan dari analisis statistik univariat.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Univariat


            Setelah dilakukan pengumpulan data, langkah berikutnya adalah melakukan
pengolahan data agar data yang masih terkesan bertebaran dapat disusun sehingga
lebih mudha dimanfaatkan dalam analisis oleh alat analisisnya untuk menjawab
tujuan penelitian.1
            Data dianalisa menggunakan statistik deskriptif untuk mendapatkan dalam
bentuk tabulasi, dengan cara memasukkan seluruh data kemudian diolah secara
statistik deskriptif yang digunakan untuk melaporkan hasil dalam bentuk distribusi
frekuensi dan prosentase (%) dari masing-masing item.
            Penelitian analisis univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis tiap
variabel dari hasil penelitian (Notoadmodjo, 2005 : 188). Analisa univariat berfungsi
untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga
kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. peringkasan
tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel, grafik. Analisa univariat dilakukan
masing–masing variabel yang diteliti. 2
            Seorang peneliti dapat menguji satu atau lebih perlakuan pada satu
kelompok atau lebih yang dibentuk. Untuk menguji tentu diperlukan analisis statistik
yang sesuai dengan maksud statistiknya (korelasi, komparasi, pengaruh, dan lain-
lain).3
            Analisis terhadap satu perlakuan yang dimaksudkan adalah analisis secara
statistik untuk menguji hipotesis yang berkenaan dengan kualitas sebuah perlakuan
seperi baik/jelek, berhasil/gagal, memuaskan/mengecewakan) atau rata-rata atau
normal tidaknya sebuah sebaran data. 4 Biasanya analisis univariat dilakukan untuk
mengetahui distribusi frekuensi, kecenderungan tengah, dan penyebaran.

1. Umar, Husein. 2002. Metode Riset Bisnis. hal 149.


2. Notoatmodjo, Soekijo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. hal. 188
3. Subana dkk. 2000. Statistik Pendidikan. Hal 123.
4. Ibid 3, hal. 123
 
B. Penerapan Perhitungan Analisis  Univariat
            Berikut disajikan contoh analisis univariat dari beberapa perhitungan
distribusi frekuensi, kecenderungan tengah, dan normalitas.
1. Distribusi Frekuensi
            Berikut disajikan hasil analisis univariat dari ouptput perhitungan program
komputer SPSS dengan sampel penelitian berdasarkan usia, riwayat penyakit dan
masa kerja.
Tabel 1. Distribusi frekuensi sampel menurut usia
Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 40 tahun 22 44.0 44.0 44.0

>= 40 tahun 28 56.0 56.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

            Terlihat dari tabel di atas bahwa frekuensi sampel yang berusia < 40 tahun sebanyak
22 orang (44%) dan sampel yang berusia >= 40 tahun sebanyak 28 orang (56%).
Tabel 2.  Distribusi frekuensi sampel menurut riwayat penyakit
Riwayat Penyakit

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak 23 46.0 46.0 46.0

ya 27 54.0 54.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

            Terlihat dari tabel di atas bahwa frekuensi sampel yang menjawab tidak ada 23 orang
(46%) dan sampel yang menjawab ya sebanyak 27 orang (54%).

3.  Distribusi frekuensi sampel menurut masa kerja


Tabel 3. Distribusi frekuensi sampel menurut  masa kerja
Masa Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 10 tahun 16 32.0 32.0 32.0

>= 10 tahun 34 68.0 68.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

            Terlihat dari tabel di atas bahwa frekuensi sampel yang mempunyai masa kerja < 10
tahun ada 16 orang (32%) dan sampel dengan masa kerja lebihd ari atau sama dengan 10
tahun sebanyak 34 orang (68%).

2. Mean
            Rata-rata (mean) dari sampel dinyatakan sebagai:
   

dimana n = jumlah pengukuran-pengukuran sampel


Contoh    : Tentukan rata-rata dari pengukuran-pengkuran 2, 9, 11, 5, 6
  

3. Median
            Median dari himpunan pengukuran x1, x2, x3, x4, ..... xn didefinisikan
sebagai nilai dari x yang jatuh ditengah-tengah jika pengukuran-pengukuran disusun
sesuai urutan besarnya. Jika jumlah pengukuran genap, kita pilih median sebagai
nilai x yang terletak di tengah antara dua pengukuran-pengukuran tengah.
Contoh: tinjaulah pengukuran-pengukran sampel sbb: 9, 2, 7, 11, 14.
Jika disusun dalam urutan besarnya 2, 7, 9, 11, 14. Maka dipilih 9 sebagai median.
Contoh: tinjaulah pengukuran-pengukran sampel sbb: 9, 2, 7, 11, 14. 6
Jika disusun dalam urutan besarnya 2, 6, 7, 9, 11, 14. Maka kita memilih median
sebai nilai tengah antara 7 dan 9, yaitu 8.
4. Modus
            Modus (mode) dari himpunan n pengukuran-pengukuran x1, x2, x3, x4, .....
xn didefinisikan sebagai nilai dari x yang tampil dengan frekuensi tertinggi.
Contoh: tinjaulah pengukuran-pengukran sampel sbb: 9, 2, 7, 11, 14. 7, 2, 7.
Karena 7 tampil tiga kali (paling banyak), maka modus adalah 7.
5. Rentang (Range)
            Ukuran paling sederhana dari variasi adalah rentang (range). Rentang dari
himpunan pengukuran-pengukuran x1, x2, x3, x4, ..... xn didefinisikan sebagai beda
(selisih) antara pengukuran terbesar dan pengukuran yang terkecil. Contoh: bila dari
hasil pengukuran diperoleh nilai 3, 4, 5, 9, 11, 2, 13; maka rentangnya adalah 13-2 =
11.
Tabel 4. Contoh Hasil Analisis Univariat
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Kelas X1 32 27 50 77 70.03 1.514
Kelas X2 32 27 52 79 69.28 1.600
Kelas X3 32 23 65 88 75.94 .973
Kelas X4 32 17 60 77 70.97 1.182
Kelas X5 32 18 61 79 72.13 1.083
Kelas X6 32 13 73 86 79.06 .508
Kelas X7 32 12 68 80 74.16 .617
Kelas X8 32 14 70 84 74.06 .571
Kelas X9 32 13 72 85 77.97 .607
Kelas X10 32 23 65 88 76.97 1.110
Kelas X11 32 19 61 80 73.25 .747
Kelas X12 32 16 71 87 75.25 .526
Valid N (listwise) 32

            Dari output SPSS tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah anak masing-
masing kelas adalah 32 (N = 32). Nilai terendah (min) untuk kelas X1 adalah 50 dan
nilai tertinggi 77,  dengan range 27 dan nilai rata-rata 70,03. Kelas X2 nilai
terendahnya (min) 52, sedangkan nilai tertingginya (max) 79 dengan range 27 dan
nilai rata-rata (mean) 69,28. Kelas X3 nilai terendahnya (min) 65, sedangkan nilai
tertingginya (max) 88 dengan range 23 dan nilai rata-rata (mean) 75,94, demikian
seterusnya.
            Contoh lain dari analisis statistik univariat adalah pengujian normalitas data
suatu kelompok sampel atau lebih. Berikut disajikan salah satu pengujian normalitas
melalui bantuan komputer program SPSS dengan uji Kolmogorov-Smirnov yang
menguji apakah data dari kelompok pretes dan postes dari suatu perlakuan
berdistribusi normal atau tidak.
Tabel 2. Contoh Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretes Postes

N 36 36

Normal Parametersa,,b Mean 9.31 12.19

Std. Deviation 1.261 1.261

Most Extreme Differences Absolute .207 .172

Positive .207 .172

Negative -.126- -.161-

Kolmogorov-Smirnov Z 1.241 1.034

Asymp. Sig. (2-tailed) .092 .235

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kriteria : Jika nilai Asymp. Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal. Terlihat pada kedua
variabel nilai Asymp. Sig 0,092 dan 0,235 maka data pada variabel pretes dan postes pada
perlakuan tersebut berdistribusi normal.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
         Dari beberapa uraian tentang analisis statistik univariat dapat disimpulkan
bahwa  Analisis statistik univariat merupakan analisis statistik terhadap satu variabel,
yang   biasanya dilakukan analisis untuk  mengetahui distribusi frekuensi, kecenderungan
tengah (central   tendency), dan penyebaran (dispersion).
B. Saran
            Berdasarkan pembahasan permasalahan di atas maka saran yang diajukan adalah :
1.      Sebelum melangkah lebih jauh tentang analisis data, maka perlu dipahami dulu konsep dasar
statistik dan analisis data.
2.      Masing-masing cara memiliki tingkat ketelitian masing-masing yang pemakaiannya dapat
disesuaikan dengan tujuan penelitian itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta :


Jakarta.

Subana dkk. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung :           


Alfabeta.

Umar, Husein. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta : Gramedia.

BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

Dalam mengolah data menjadi sebuah informasi diperlukan adanya analisis.


Aktivitas yang dilakukan manusia tidak pernah lepas dari kata menghitung,mengukur
dan menganalisis. Baik di dunia perbankan,dunia kesehatan maupun segala bidang
hampir semuanya melakukan yang namanya aktivitas menghitung.
Nah, dalam menghitung maupun mengukur data diperlukan adanya proses
menganalisa data untuk dijadikan sebuah infromasi. Namun, dalam melakukan
analisis akan berhadapan dengan kegiatan yang kompleks, oleh karena itu
pekerjaan hendaknya dimulai dari yang sederhana, lalu melangkah ke yang lebih
rumit.Singkatnya, dalam mengolah data harus dimulai dari langkah analisa
sesederhana mungkin (univariat) lalu melangkah ke penganalisaan yang lebih
rumit(multivariat) selanjutnya.
B.  TUJUAN
Menjelaskan dan mendeskripsikan Jenis Analisis Data spesifik kepada Analisis
Univariat.
BAB II
PEMBAHASAN

II.A    Pengertian Analisis
Menurut Dale Yoder mengemukakan yang dikutif oleh A. A. Anwar Prabu
Mangkunegara dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan
mendefinisikan arti dari analisis yaitu: “Prosedur melalui fakta-fakta yang
berhubungan dengan setiap pengamatan yang diperoleh dan dicatat secara
sistematis” (Anwar, 2001:13).

Analisis yaitu periset melakukan kajian terhadap suatu objek riset dengan terlebih
dahulu memecahnya ke dalam beberapa bagian. Kemudian dilakukan pengujian
atas bagian-bagian itu.Dalam kamus Webster, analisis diartikan:
“A separating or breaking up of any whole into its parts aspeciallywitd an
examination of these parts to find out their nature, proportion, function,
interrelationship, etc”.
Berdasarkan dari pendapat di atas, kegiatan analisis merupakan proses kerja dari
rentetan tahapan pekerjaan sebelum riset didokumentasikan melalui tahapan
penulisan laporan.
II.B     Jenis-Jenis Analisis Data
Melakukan analisis akan berhadapan dengan kegiatan yang kompleks, oleh
karena itu pekerjaan hendaknya dimulai dari yang sederhana, lalu melangkah ke
yang lebih rumit. Berikut ini adadeskriptif dari macam analisis yang sederhana
(univariat).
Analisis univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap sebuah variabel.
Bentuknya bermacam-macam, misalnya: distribusi frekuensi, rata-rata, proporsi,
standar deviasi, varians, median, modus, dan sebagainya. Dengan analisis univariat
dapat diketahui apakah konsep yang kita ukur berada dalam kondisi yang siap untuk
dianalisis lebih lanjut, selain juga dapat mengetahui bagaimana gambaran konsep
itu secara terperinci. Dengan analisis univariat pula, kita dapat mengetahui
bagaimana sebaiknya menyiapkan ukuran dan bentuk konsep untuk analisis
berikutnya.
Analisis univariat mempunyai banyak manfaat, antara lain:
a.    Untuk maengetahui apakah data yang akan digunakan untk analisis sudah layak
atau belum;
b.    Untuk mengetahui gambaran data yang dikumpulkan;
c.    Untuk mengetahui apakah data telah optimal jika dipakai untuk analisis berikunya.
Contoh Tabel dari analisis univariat
Distribusi Menurut Umur Mahasiswa FKM UMI angt 2002, Makassar, tahun 2004
Umur (tahun) Mahasiswa
18-20 10

21-23 50
24-26 20

Total 80

        Tingkatan Analisis Univariat :


 Deskriptif
 Untuk Data Numerikal
      Uji perhitungan Nilai Terpusat dan Nilai Penyebaran
    Untuk Data Kategorikal
Perhitungan Nilai Proporsi,Ratio dan Rate
 Analitik
Untuk Data Numerikal
     Uji Hipotesis Mean Satu Sampel
Untuk Data Kategorikal
     Uji Hipotesis Proporsi satu sampel
Untuk Data Ordinal,Interval,Ratio
        Uji Normalitas

Tipe Distribusi Data dan Skala Pengukuran

Diskripsi SKALA PENGUKURAN


 Distribusi
Data Nominal Ordinal Interval-Ratio

1.     Frekuensi Proporsi (Persentase) Absolut & Proporsi Absolut & Proporsi


2.    Nilai Tengah Modus Median Mean
3.    Dispersi - Inter-quartile Standard Deviasi
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setelah
membacadanmemahamisertamenganalisisPengaruhdanGambaranterhadapIlmu
Manajemen Data dan komputer serta kaitannya dengan Ilmu
Statistikadapatdisimpulakanbahwakegiatan analisis merupakan proses kerja dari
rentetan tahapan pekerjaan sebelum riset didokumentasikan melalui tahapan
penulisan laporan.

B.     Saran
Diharapkandenganselesainyamakalahinimerupakansuatusumberinformasidankajian
masalahkhususnya dibidang kesehatan dan statistika.

Kamis, 01 November 2012

Panduan Analisis Data SPSS

ANALISIS UNIVARIAT

Analisis univariat adalah analisa karakteristik per variable, terdiri atas analisa untuk data kategori,
dan numerik.

      1. Analisa Data Kategorik

Berdasarkan data ASI Basic, dipilih variable yang bersifat kategori diantaranya adalah: pendidikan
formal ibu menyusui, status pekerjaan ibu dan menyusui secara eksklusif.

Langkah:

1)      Buka menu analyze

2)      Dari menu analyze, pilih submenu descriptive statistic, frequencies

3)    Kemudian pilih variable yang bersifat kategori saja, seperti: pendidikan formal ibu menyusui, status
pekerjaan ibu dan menyusui secara eksklusif

4)      Klik charts, pilih chart type, pilih pie chart, di chart values pilih percentage

5)      Klik continue

6)      Klik Ok
  

Output dan Analisis

Contoh:

a. Pendidikan formal ibu menyusui

Berdasarkan data ASI Basic diperoleh distribusi responden menurut tingkat pendidikan formal ibu
menyusui.

Pendidikan Jumlah Persentase

SD 10 20,0

SMP 11 22,0

SMU 16 32,0

PT 13 26,0

Total 50 100,0

Analisis

Berdasarkan “Distribusi Tingkat Pendidikan Formal Responden Ibu Menyusui” diketahui hampir
merata untuk masing-masing tingkat pendidikan. Paling banyak responden berpendidikan SMU yaitu
16 orang (32,0 %), diikuti yang berpendidikan perguruan tinggi 13 orang (26,0 %), dan SMP 11 orang
(22,0 %), serta SD 10 orang (20,0 %).

b. Status pekerjaan ibu

Berdasarkan Data ASI Basic diperoleh distribusi responden menurut status pekerjaan ibu.

Pekerjaan Jumlah Persentase

Bekerja 25 50,0

Tidak Bekerja 25 50,0

Total 50 100,0
Analisis

Berdasarkan “Distribusi Responden Menurut Status Pekerjaan Ibu” diketahui berimbang antara ibu
yang bekerja 25 orang (50,0 %) dengan ibu yang tidak bekerja 25 orang (50,0 %).

c. Menyusui secara eksklusif

Berdasarkan Data ASI Basic diperoleh distribusi responden menyusui secara eksklusif.

Menyusui Eksklusif Jumlah Persentase

Tidak Ekslusif 24 48,0

Eksklusif 26 52,0

Total 50 100,0

Analisis

Berdasarkan “Distribusi Responden Menurut Ibu Yang Menyusui Secara Eksklusif” diketahui Ibu yang
menyusui secara ekslusif 26 orang (52,0%) dan ibu yang tidak menyusui secara ekslusif 24 orang
(48,0%). 

2. Analisa Data Numerik 

Berdasarkan data ASI Basic dipilih variable yang bersifat numerik diantaranya adalah: umur ibu yang
menyusui, berat badan ibu dan berat badan bayi.

Langkah:

1)      Buka menu analyze

2)      Dari menu analyze, pilih submenu descriptive statistic, frequencies

3)     Kemudian pilih variable yang bersifat numerik saja, seperti: umur ibu menyusui, berat badan ibu dan
berat badan bayi

4)      Pilih statistic

5)      Klik minimum, maximum, standar deviation, mean, median, modus


6)      Klik continue

7)      Klik charts, pilih chart type, pilih histogram, pilih normal curve

8)      Klik continue

9)      Klik Ok

Output dan Analisis

a. Umur ibu yang menyusui

Berdasarkan Data ASI Basic diperoleh distribusi responden menurut umur ibu yang menyusui.

Kriteria Mean Med Modus Std.Deviasi Min Max

Umur ibu yang menyusui 25,10 24,00 19 4,850 19 35

Analisis

Berdasarkan “Distribusi Responden Menurut Umur Ibu Yang Menyusui” maka diperoleh nilai mean
25,10, median 24,00, modus 19, standar deviasi 4,850, dan nilai minimum 19, serta nilai maksimum
35.

b. Berat badan ibu

Berdasarkan Data ASI Basic diperoleh distribusi responden menurut berat badan ibu yang menyusui.

Kriteria Mean Med Modus Std.Deviasi Min Max

Berat badan ibu yang 56,60 55,00 46a 9,001 45 75


menyusui

Analisis

Berdasarkan “Distribusi Responden Menurut Berat Badan Ibu Yang Menyusui” maka diperoleh nilai
mean 56,60, median 55,00, modus 46 a, standar deviasi 9,001, dan nilai minimum 45, serta nilai
maksimum 75.
c. Berat badan bayi

Berdasarkan Data ASI Basic diperoleh distribusi responden menurut berat badan bayi.

Kriteria Mean Med Modus Std.Deviasi Min Max

Berat badan bayi 3170,00 3150,00 2800a 584,232 2100 4100

Analisis

Berdasarkan “Distribusi Responden Menurut Berat Badan Bayi” maka diperoleh nilai mean 3170,00,
median 3150,00, modus 2800a, standar deviasi, 584,232dan nilai minimum 2100, serta nilai
maksimum 4100.

TUGAS INDIVIDU

4                      : Analisis Univariat dan Bivariat


DUL II           : Analisis Penelitian
K 13              : Karya Ilmiah dan Seminar

Disusun oleh:
NAMA                 : CANDRA NUNUS ANDAYANI
NIM                     : 10/302343/KH/06700
KELOMPOK      : 2

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012

LEARNING OBJECTIVE

Mengetahui tentang:
1.      Metode chi-square
2.      Jenis dan fungsi chi-square
3.      Syarat penggunaan chi-square

PEMBAHASAN
1.      Metode chi-square
Pengertian
Chi-square atau distribusi khi-kuadrat dalam analisis statistika menurut Astuti (2007) ialah
distribusi sampling dan dipergunakan untuk semua fungsi kuadrat dari variabel dengan distribusi normal.
Kurva distribusi Khi-kuadrat berbentuk a-simetrik dan condong ke kanan (skewed to the right)
untuk sampel yang kecil ukurannya, tetapi dengan bertambah besarnya sampel kurvanya akan mendekati
bentuk simetrik (Astuti, 2007).
Wasserthiel-Smoller (2003) dalam bukunya, Biostatistics and Epidemiology mengatakan,
“The chi-square test is a statistical method to determine whether the result of an experiment may arise by
chance or not.”
Dari keterangan itu bisa kita pahami bahwa chi-square merupakan salah satu uji statistik untuk
menentukan apakah hasil dari percobaan berdiri atas kesengajaan atau tidak.
Penjelasan lebih lanjut oleh Wasserthiel-Smoller (2003), bahwa chi-square atau juga ditulis χ 2,
adalah sebuah statistik yang dikenal mempunyai distribusi. Artinya, dalam intinya, bahwa untuk angka tak
terbatas seperti tabel 2 x 2, chi-square akan dihitung dan kita bisa mengetahui peluang nilai kepastian
yang didapatkan dari chi-square. Jadi, ketika kita menghitung chi-square untuk tabel kontingensi 2 x 2
bagian, kita tahu bagaimana bisa memperoleh nilai sebesar satu bahwa kita memperoleh secara aktual
dan ketat dengan percobaan, dibawah asumsi hipotesis dari independensi adalah satu benar, sehingga,
apabila ada dua kategori dari klasifikasi tidak berhubungan satu dengan lainnya atau jika hipotesis nol
maka benar.
Peluang untuk memperoleh nilai bervariasi dari chi-square ditabelkan dalam teks statistik
kebanyakan, sehingga prosedur untuk menghitung nilai chi-square dan kemudian melihat keatas tabel
untuk menentukan apakah signifikan atau tidak. Nilai chi-square ini harus diperoleh dari data supaya
menjadi signifikan disebut nilai kritis (critical value). Jika, misalnya, nilai kritis dari chi-square pada level ,05
dari signifikansi untuk tabel 2 x 2 adlah 3,84. Ini artinya bahwa saat kita mendapatkan sebuah nilai 3,84
atau lebih tinggi dari sebuah tabel 2 x 2, kita bisa mengatakan ada perbedaan signifikan antara dua
kelompok (Wasserthiel-Smoller, 2003).
Dalam penggunaan aktual, sebuah pembetulan/koreksi diamplikasikan untuk tabel 2 x 2 yang
dikenal sebagai koreksi Yates dan penghitungan dilakukan mengunakan rumus:

Catatan: |ad – bc| artinya nilai absolut dari perbedaan antara a x d dan b x c. dengan kata lain, jika a x d
adalah lebih tinggi daripada b x c, kurangi bc dari ad; jika bc lebih besar daripada ad, kurangi ad dari bc.
Chi-square dikoreksi sehingga terhitung 12,95, masih diatas 3,84 dibutuhkan untuk signifikansi
(Wasserthiel-Smoller, 2003).
Uji chi-square seharusnya tidak dipakai jika angka dalam sel terlalu kecil. Aturan yang cocok:
ketika total N lebih dari 40, gunakan uji chi-square dengan koreksi Yates. Ketika N antara 20 dan 40 dan
frekuensi ekspektasi dalam setiap empat sel adalah 5 atau lebih, gunakan uji chi-square terkoreksi. Jika
frekuensi ekspektasi paling kecil adalah kurang dari 5, atau jika N kurang dari 20, gunakan uji Fisher
(Wasserthiel-Smoller, 2003).
Uji chi-square merupakan bentuk dasar dari analisis statistik dalam kepustakaan medis disamping
uji-t untuk independensi dari dua variabel pada sebuah tabel kontingensi. Uji chi-square juga dikenal
sebagai statistical modelling, yang mana mencari timbulnya sebuah ekspresi statistik (model) yang
memprediksi tingkah laku dari sebuah variabel dependen dalam dasar pengetahuan dari satu atau lebih
variabel independen (Jekel et al., 2001).
Proses membandingkan perhitungan observasi dengan perhitungan ekspektasi –yakni,
perbandingan O dengan E – disebut sebagai uji goodness-of-fit karena tujuannya untuk melihat seberapa
baik perhitungan observasi didalam sebuah tabel kontingensi ‘fit/kelayakan’ perhitungan ekspektasi
sebagai model dasar. Biasanya, model seperti pada tabel itu adalah hipotesis nol yang dua variabelnya
independen satu sama lain. Jika nilai chi-square kecil, hipotesis nol memberikan sebuah keputusan yang
baik, dan itu tidak tertolak. Apabila nilai chi-square besar, namun, data tidak layak hipotesis dengan baik,
dan hipotesis nol ditolak (Jekel et al., 2001).

Tabel Kontingensi
Jekel et al (2001) dalam hal ini memberikan contoh yang bagus, yaitu mengenai tabel kontingensi
2 x 2:
Tabel 1. Tabel kontingensi 2 x 2
Treatment Outcome Total

Survival for at least 28 days Death

No % No % No %

Propranolol (O) 38 84 7 16 45 100

Propanolol (E) 33,13 11,87 45

Placebo (O) 29 63 17 37 46 100

Placebo (E) 33,87 12,13 46

Total 67 74 24 26 91 100

Ket: O = perhitungan observasi, E = perhitungan ekspektasi

Data yang disusun dalam Tabel 1 merupakan tabel kontingensi karena dipakai untuk menentukan
apakah distribusi dari satu variabel dikondisikan dependen (kontingen) dalam variabel lain. Secara lebih
khusus, Tabel 1 memberikan sebuah contoh dari tabel kontingensi 2 x 2, artinya bahwa itu memiliki dua sel
didalam masing-masing arah.
Sel adalah lokasi khusus dalam tabel kontingensi. Dalam kasus ini, masing-masing sel
menunjukkan angka observasi, angka ekspektasi, dan persentasi dari subyek studi dalam setiap kelompok
perlakuan yang hidup atau mati.
Pada kasus diatas, Tabel 1 menunjukkan data untuk sebuah studi dari 91 pasien yang memiliki
infarksi miokardial. Satu variabel adalah perlakuan (propranolol vs sebuah placebo), dan yang lain adalah
akibat atau hasil (bertahan hidup untuk paling kurang ≥28 hari vs mati dalam waktu 28 hari).
Dalam Tabel 1, sel kiri atas mengindikasikan bahwa 38 pasien yang diperlakukan dengan
propranolol bertahan dalam 28 hari pertama observasi, mereka itu direpresentasikan 84% dari semua
pasien yang diperlakukan dengan propranolol, dan 33.13 pasien perlakuan dengan propranolol diharapkan
(ekpektasi) bertahan hidup pada 28 hari pertama observasi, berdasarkan hipotesis nol.
(Jekel et al., 2001)

Perhitungan Persentase
Persentase dalam sel pertama tabel kontingensi dihitung dengan membagi jumlah pasien
perlakuan-propranolol yang bertahan hidup (38) oleh angka total dari pasien perlakuan-propranolol (45),
yang senilai 84%. Persentase ini dihitung sebagai distribusi frekuensi dari variabel dependen (bertahan
hidup) dengan kelompok perlakuan-propranolol (Jekel et al., 2001).

Perhitungan Jumlah Ekspektasi


Sedangkan cara untuk menghitung jumlah ekspektasi, dalam Tabel 1, kelompok perlakuan-
propranolol berisi 45 pasien, kelompok perlakuan-plasebo berisi 46 pasien, dan total untuk studi ini adalah
91 pasien. Perhitungan observasi mengindikasikan banyaknya masing-masing kelompok yang secara
aktual bertahan hidup, sebaliknya perhitungan ekspektasi mengindikasikan berapa banyak daris setiap
kelompok diharapkan untuk bertahan hidup jika metode perlakuan dibuat tidak berbeda (dengan kata lain,
apabila yang bertahan hidup independen dari perlakuan). Rumus untuk menghitung nilai ekspektasi dalam
satu sel pada tabel (disini pada sel kiri atas) adalah sebagai berikut:

Dimana E1,1 didefinisikan sebagai sel dalam baris (row 1), kolom (column1). Cara yang sama dikerjakan
untuk masing-masing sel didalam tabel.
Dalam Tabel 1, jika yang bertahan hidup adalah independen dari kelompok perlakuan, 45 dari 91
(atau 49,45%) dari observasi dalam setiap kolom akan diekspektasikan menjadi dalam baris atas karena
itu keseluruhan pasien yang menerima propranolol. Itu mengikuti observasi (total dalam column 1) 0,4945 x
67 (atau 33,13) akan disekpektasikan dalam sel kiri atas, sebaliknya observasi (total dalam column 2)
(0,4945 x 24 (atau 11,87) akan diekspektasikan dalam sel kanan atas.
Perhitungan ekspektasi termasuk fraksi, dan jumlah perhitungan ekspektasi dalam sebuah baris
yang diberikan harus sama dengan jumlah perhitungan observasi dalam baris itu (33,13 + 11,87 = 45).
Dengan logika yang sama, 50,55% dari observasi akan diekspektasikan menjadi dalam baris bawah,
dengan 33,87 dalam sel kiri bawah dan 12,13 dalam sel kanan bawah, jadi total baris sama dengan jumlah
perhitungan observasi (33,87 + 12,13 = 46). Akhirnya, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1, total kolom
untuk perhitungan ekspektasi seharusnya ditambah sampai total kolom untuk perhitungan observasi.
(Jekel et al., 2001)

Perhitungan Nilai Chi-square


Ketika perhitungan observasi (O) dan ekspektasi (E) diketahui, nilai chi-square (χ 2) bisa dihitung.
Satu dari dua metode dapat digunakan, tergantung ukuran perhitungan.
Cara untuk Angka Besar
Pada Tabel 1, peneliti mulai dengan menghitung nilai chi-square untuk setiap sel dalam tabel,
menggunakan rumus:

Pembilang adalah kuadrat dari deviasi perhitungan observasi dalam sel yang diberikan dari perhitungan
yang diekspektasikan dalam sel itu jika hipotesis nol adalah benar. Ini adalah mirip untuk pembilang dari
variansi, yang diekspresikan sebagai Σ(x i - ẍ)2, dimana xi adalah nilai observasi dan ẍ (mean) adalah nilai
ekspektasi. Penyebut untuk variansi adalah derajat kebebasan (degrees of freedom, N – 1), tetapi,
sebaliknya penyebut untuk chi-square adalah angka ekspektasi (E).
Untuk memperoleh nilai total chi-square untuk tabel 2 x 2, peneliti menambah nilai chi-square pada
empat sel:

Metode statistik dasar untuk mengukur jumlah total variasi dalam sebuah paket data, jumlah total kuadrat
(TSS, total sum of square), ditulis ulang untuk uji chi-square sebagai jumlah dari (O – E) 2.
Perhitungan untuk studi 91 pasien dengan infarksi miokardial dalam Tabel 1 diatas sebagai
berikut:

       = 
       = 0,72 + 2,00 + 0,70 + 1,96
       = 5,38
Sebelum hasil penghitungan chi-square diatas bisa diinterpretasikan, derajat kebebasan harus
ditentukan terlebih dahulu.
(Jekel et al., 2001)

Penentuan Derajat Kebebasan (Degrees of Freedom)


Termin derajat kebebasan merujuk kepada angka observasi yang bisa dianggap menjadi bebas
untuk berubah/meragam. Statistikian memerlukan beberapa tempat kukuh (tidak beragam) untuk memulai.
Sesuai dengan hipotesis nol, estimasi terbaik dari perhitungan ekspektasi didalam sel dari sebuah tabel
kontingensi ialah diberikan oleh total kolom dan baris, jadi mereka dianggap menjadi tetap (fixed). Sebuah
perhitungan observasi bisa termasuk bebas menjadi satu dari sel pada tabel 2 x 2 (misalnya, sel atas kiri),
tapi ketika perhitungan dimasukkan, tidak ada tiga sel lain bebas untuk beragam. Ini artinya bahwa tabel 2
x 2 hanya memiliki 1 derajat kebebasan.
Tabel 1 menjelaskan hanya ada 1 derajat kebebasan dalam sebuah tabel dengan dua baris dan
dua kolom. Jika 38 dimasukkan secara bebas dalam sel kiri atas, hanya angka kemungkinan yang bisa
pergi dalam sel seketika ke kanan adalah 7 karena dua angka dalam baris atas harus sama dengan total
baris yang ‘tetap’ 45. Sama halnya, hanya angka yang mungkin bisa pergi kedalam sel bawah secara
langsung adalah 29 karena kolom harus ditambah sampai 67. Akhirnya, hanya angka yang mungkin untuk
sel tersisa adalah 17 karena total baris harus sama dengan 46 dan total kolom harus sama dengan 24.
Rumus untuk derajat kebebasan dalam tabel kontingensi dengan sembarang ukuran yaitu:
Df = (R – 1)(C – 1)
Dimana df  menunjukkan derajat kebebasan, R adalah banyaknya baris, dan C adalah banyaknya kolom.
(Jekel et al., 2001)

Interpretasi Hasil
Setelah nilai chi-square dan derajat kebebasan diketahui, sebuah tabel standard dari nilai chi-
square bisa dikonsultasikan untuk menentukan kesesuaian nilai p. Nilai p mengindikasikan peluang bahwa
sebuah nilai chi-square yang besar akan dihasilkan dari kebetulan saja. Untuk Tabel 1 nilai chi-square
adalah 5,38 dalam derajat kebebasan 1, dan nilai p terdaftar untuk nilai chi-square ini dalam tabel standard
untuk uji dua-ekor adalah antara 0,01 dan 0,025 (0,01 < p < 0,025). Karena p observasi adlah kurang dari
alfa (α = 0,05), hasilnya dianggap signifikan secara statistik, hipotesis nol bahwa propanolol membuat tidak
berbeda tertolak, dan hipotesis alternatif bahwa propranolol membuat perbedaan diterima.
Hipotesis alternatif bukan status apakah efek dari perlakuan akan menjadi meningkat atau
menurun bertahan hidupnya. Ini karena hipotesis nol hanya tidak ada perbedaan. Dengan kata lain,
hipotesis nol adalah status yang diinginkan sebuah uji dua-ekor pada statistikal signifikansi. Peneliti harus
menguji hipotesis nol bahwa kelompok perlakuan-propranolol akan menunjukkan tingkat bertahan hidup
yang lebih tinggi daripada kelompok perlakuan-plasebo, tapi ini akan diharapkan interpretasi nilai chi-
square sebagai uji satu-ekor pada statistikal signifikansi. Pilihan dari uji satu-ekor vs uji dua-ekor tidak
mempengaruhi jalan uji statistik ditunjukkan, tetapi itu akan berpengaruh pada bagaimana perbandingan
kritis diperoleh terkonversi ke sebuah nilai p dalam tabel statistik.
(Jekel et al., 2001)
Tabel Kontingensi untuk N Baris x N Kolom
Jika ada lebih dari dua sel dalam setiap arah dari sebuah tabel kontingensi, tabel disebut sebagai
tabel R x C, dimana R berdiri untuk angka baris dan C berdiri untuk angka kolom. Uji chi-square valid untuk
tabel R x C.
Untuk studi yang melibatkan tabel kontingensi besar (tabel R x C), peneliti biasanya bisa
berkompromi pada hal ini sedikit dengan mengalokasikan 20% waktunya untuk memastikan bahwa tidak
ada perhitungan ekspektasi kurang dari dua. Apabila kondisi ini tidak ditemui dalam tabel 2 x 2, uji
probabilitas eksak Fisher akan dipakai menggantikan uji chi-square.
Penentuan derajat kebebasan untuk tabel kontingensi R x C mempunyai prinsip yang sama
dengan tabel 2 x 2. Kolom sebelah kanan dan baris bagian bawah tidak pernah bebas untuk beragam
karena mereka harus berisi jumlah yang membuat total hasilnya benar.
(Jekel et al., 2001)

2.      Jenis dan Fungsi Chi-square


Jenis Chi-square
Untuk menganalisis data dikotomis yang independen, uji chi-square umum digunakan. Namun
untuk membandingkan sebelum dan sesudah ditemukan dalam individual yang sama atau untk
membandingkan temuan menggunakan pengembangan dari chi-square yakni uji McNemar. Uji McNemar
adalah pengembangan uji chi-square untuk data berpasangan. Sedangkan seperti telah disinggung diatas,
untuk perhitungan ekspektasi dalam tabel 2 x 2 kecil (misalnya < 2), karena uji chi-square tidak bisa
digunakan maka untuk menghitung kemungkinan eksak dari temuan angka observasi menggunakan uji
probabilitas eksak Fisher. (Jekel et al, 2001).

Fungsi Chi-square
Peranan penting dari Khi-kuadrat dalam teori statistik adalah untuk menggambarkan distribusi dari
variansi sampel atau komponen-komponen variansi. Khi-kuadrat juga dipergunakan sebagai metode untuk
hipotesis testing yang berhubungan dengan frekuensi data (diskrit data) (Astuti, 2007).
Menurut Jekel et al. (2001), uji Chi-square hanya menggambarkan kegunaan untuk
membandingkan distribusi dari sebuah variabel kategoris dalam dua atau lebih kelompok.
Sedangkan Wasserthiel-Smoller (2003) menjelaskan bahwa chi-square berfungsi untuk
menentukan perbedaan tabel frekuensi observasi dan tabel nilai ekspektasi, selain melakukan percobaan
dengan mengetahui faktor lain yang menyebabkannya berbeda.

3.      Syarat Penggunaan Chi-square


Perhitungan ekspektasi dalam setiap tabel kontingensi sel 2 x 2 akan sama 5 atau lebih, atau
asumsinya dan taksiran yang melekat dalam uji chi-square mungkin rusak. Jadi nilai perhitungan
ekspektasi untuk bisa menggunakan uji chi-square pada tabel 2 x 2 harus lebih dari 5. (Wasserthiel-
Smoller, 2003; Jekel et al, 2001)

*****

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Maria. 2007. Pengantar Ilmu Statistik untuk Peternakan dan Kesehatan Hewan. Bogor: Binasti
Publisher
Jekel, James F., et al. 2001. Epidemiology, Biostatistics, and Preventive Medicine, Third Edition. Philadelphia,
US: Saunders Elsevier

Wasserthiel-Smoller, Sylvia. 2003. Biostatistics and Epidemiology, A Primer for Health and Biomedical
Professionals,Third Edition. New York, US: Springer

ANALISA DATA

1. Univariat, Bivariat, dan Multivariat

Univariate Analysis, adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel atau per variabel.

Catatan: Dalam pengertian tertentu, analisis deskriptif menjadi sama dengan analisis univariat.

Metode univariat untuk parametrik adalah uji t, uji z, dan anova; untuk non parametrik adalah
uji runs, uji binomial, uji Kolmogorov-Smirnov dan lainnya.

Kegunaan analisis univariat


1. Salah satu cara melihat adanya kesalahan koding
atau entry data.
-           jawaban di luar area penelitian
-          data yang sangat ekstrim mengganggu nilai rerata
-          data yang tidak konsisten, misalnya variabel seks pria tetapi variabel kehamilan positif
-     jawaban tdk berlaku diberi kode 9 /0 ikut dianalisis
2. Mendeskripsikan suatu fenomena dengan baik.
3. Perincian/ gambaran besarnya suatu fenomena
4. Petunjuk pemecahan masalah
5. Persiapan analisis bivariat atau multivariat

Analisis univariat
  Jenis kelamin :
 Skala data kategori, data disajikan sebagai sebaran frekuensi n (%)
         Laki-laki
         Perempuan
         Pendidikan
 Skala data kategori, data disajikan sebagai sebaran frekuensi n (%)
         Rendah
         Sedang
         Tinggi
Bivariate Analysis, adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis hubungan dua
variabel yg dapat bersifat :
(a) simetris tak saling mempengaruhi
(b) saling mempengaruhi
(c) variabel satu mempengaruhi variabel lain
Metode Bivariat untuk parametrik adalah uji korelasi dan regresi sederhana dan untuk non-
parametrik adalah uji korelasi Spearman, uji korelasi Kendal dan lainnya.

            Analisis bivariat :
 Menjawab tujuan penelitian
-          Diketahuinya korelasi antara tinggi badan dengan berat badan
tb : data kontinyu
bb: data kontunyu
-          Cek normalitas sebaran data
Normal : korelasi pearson
Tidak normal : korelasi rank-spearman
-          Laporkan :
Kekuatan korelasi (coefficient correlation)
Kamaknaan korelasi
Persamaan korelasi
 Menjawab tujuan penelitian
-          Diketahuinya hubungan antara status gizi dengan jenis kelamin
-          Data kategorik
-          Chi-square
         Memenuhi persyaratan?
         Kemaknaan p?
         Interpretasi?
 Menjawab tujuan penelitian
-          Diketahuinya beda rerata IMT berdasarkan jenis kelamin
IMT : data kontinyu (distribusi?)
Jenis Kelamin : data kategorik
Test-t tidak berpasangan atau mann-whitney
         Kemaknaan p?
         Interpretasi?
 Menjawab tujuan penelitian
-          Diketahuinya beda rerata IMT dan IMT saat ini
IMT : data kontinyu
Test-t berpasangan atau wilxocon
         Kemaknaan p?
         Interpretasi?
 Menjawab tujuan penelitian
-          Diketahuinya beda rerata IMT dengan lebih dari 2 tingkatan kategori
IMT : data kontinyu (distribusi?)
Test anova atau kruskal-walls :
         Kemaknaan p?
         Interpretasi?
Multivariate Analysis, adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis hubungan lebih
dari dua variabel.

Catatan: Karena pada saat sekarang kecenderungan penelitian melibatkan banyak variabel, maka terjadi
kecenderungan analisis multivariat pula. Agar penamaan analisis multivariat tidak menjadi
suatu analisis yang ”biasa”, maka sekarang digunakan pengertian lain dalam analisis
hubungan asimetrik, yaitu;

Univariate Analysis, adalah analisis yang dilakukan pada dua atau lebih variabel yang hanya
memiliki 1 variabel terikat.

Dengan pengertian ini, analisis univariat menjadi tak sama lagi dengan analisis deskriptif.

Multivariate Analysis, adalah analisis yang dilakukan pada tiga atau lebih variabel yang
memiliki dua atau lebih variabel terikat.

Analisis Multivariat adalah analisis multi variabel dalam satu atau lebih hubungan. Analisis
ini berhubungan dengan semua teknik statistik yang secara simultan menganalisis sejumlah
pengukuran pada individu atau objek.

Program SPSS menggunakan konsep seperti ini.

2. Parametrik dan Nonparametrik

Parametric Analysis, analisis yang dilakukan untuk menguji parameter/berdasarkan asumsi-


asumsi tertentu dan biasanya salah satu asumsinya adalah distribusi normal.

Catatan: keluarga distribusi normal antara lain adalah;

a. Distribusi Gauss

b. Distribusi Fisher

c. Distrbusi Student.

Nonparametric Analysis, analisis yang dilakukan tidak untuk menguji parameter/tidak


berdasarkan asumsi-asumsi tertentu.
Catatan: salah satu keluarga distribusi yang termasuk dalam kategori statistika bebas distribusi (free
distribution statistics) adalah Chi-Square.

3. Deskriptif dan Inferensial

Descriptive Analysis, seperti yang telah dipaparkan sebelum ini adalah analisis yang
dilakukan untuk satu variabel atau per variabel.

Dalam pengertian yang lain, analisis deskriptif adalah analisis dimana kesimpulan yang


didapat hanya diberlakukan pada data tersebut, tanpa melakukan generalisasi pada lingkup
data yang lebih luas.

Catatan: a. pada pengertian pertama, analisis deskriptif merupakan komplemen untuk analisis bi/multivariat.

b. pada pengertian yang kedua, analisis deskriptif merupakan komplemen untuk analisis
inferensial dan lebih cocok untuk sensus.

Penggunaan istilah deskriptif pada SPSS jika dikaitkan dengan konsep yang telah dipaparkan
adalah sebagai berikut:

SPSS Konsep yang Dipaparkan

Descriptive Descriptives Statistika Deskriptif


Statistics Crosstab Statistika Bebas Distribusi
Statistika
Nonparametric Test Nonparametrik Uji Nonparametrik

Inference Analysis, adalah analisis dimana kesimpulan yang didapat (dari sampel) digunakan
untuk melakukan generalisasi pada lingkup data yang lebih luas (populasi) pada survey.

4. Eksplorasi dan Konfirmasi

Exploratory Analysis, atau disebut juga Tukey Analysis dilakukan dengan cara melakukan


berbagai analisis yang memungkinkan untuk memahami/menemukan suatu sifat/pola tertentu
pada data.

Karena itu analisis eksplorasi dilakukan seperti pekerjaan seorang detektif dengan model
sebagai berikut:

Catatan: Analisis eksplorasi cocok digunakan untuk penelitian yang tidak menguji hipotesis seperti Data
Driven Research.
Confirmatory Analysis, adalah analisis yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah
dibuat berdasarkan teori tertentu (mengkonfirmasi teori) seperti pada Theory Driven
Research.

Referensi :
http://omegahat.blogspot.com/2008/01/konsep-konsep-dasar-penelitian-bagian-7.html
http://staff.blog.ui.ac.id/r-suti/files/2010/10/analisisdata1.pdf

Anda mungkin juga menyukai