Sunarto
Jurusan Gizi
Poltekkes Semarang
Perhitungan Besar Sampel utk
Uji Hipotesis
Uji beda
proporsi
n
z 1 / 2 2P (1 P ) z1 P1 (1 P1 ) P2 (1 P2 ) 2
( P1 P2 ) 2
1 2 2
Besar sampel uji hipotesis beda
proporsi
n
z 1 / 2 2 P (1 P ) z1 P1 (1 P1 ) P2 (1 P2 )
2
( P1 P2 ) 2
Haemoglobin BBL
(Anemi/ Normal) (BBLR/ normal)
Hipotesis:
P1 = a/(a+b)
P2 = c/(c+d)
Tabulasi Silang
Utk. Desain Kohort dan crossectional
Tabel 5.
Distribusi Pasien Anak
menurut Perlakuan dan Kategori Nyeri
di RS “X” Semarang tahun 2005
Keluaran Total
Sebab
+ -
+ a b a+b
- c d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d
P1 = a/(a+c)
P2 = b/(b+d)
Untuk Desain Kasus Kontrol:
1. Tanpa maching
Tabel 5.
Distribusi bayi menurut status peningkatan Z Score
dan Kategori pola asuh di Kec. Pedurungan tahun 2000
Kontrol Total
Kurang Bagus
Kasus Kurang 2 10 12 (80%)
Bagus 1 2 3 (20%)
Total 3 (20%) 12 (80%) 15 (100%)
Contoh P1 dan P2
Desain kasus-kontrol
P1: Proporsi ibu anemia pada BBLR
P2: Proporsi ibu anemia pada non BBLR
Anemi P1 P2
Tdk BBLR Total
Tdk Anemi BBLR Anemi Tdk Anemi
Total (100%) (100%) (100%) Anemi P1
Tdk Anemi
Total P2 (100%)
Perbedaan bermakna secara Statistik
vs bermakna secara Substansi
Kebiasaan PJK n
Tidak ada hubungan
minum teh Ya Tidak
minum teh dengan PJK
Ya 12 (12%) 88 100
Namun, jika sampelnya Tidak 10 (10%) 90 100
ditingkatkan 20 kali lipat, Jumlah 22 178 200
ada hubungan bermakna 2 = 0,20 p=0,6513
Peneliti perlu
mempertimbangkan
apakah perbedaan Kebiasaan PJK n
kejadian penyakit jantung minum teh Ya Tidak
koroner sebesar 2% Ya 240 (12%) 1760 2000
memang bermakna dari Tidak 200 (10%) 1800 2000
segi ilmu kesehatan? Jumlah 440 3560 4000
2 = 4,09 p=0,0432
Contoh Kohort
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan
BBLR dengan desain kohort
Asumsi untuk besar sampel:
Proporsi BBLR pada ibu anemia: 30%
Proporsi BBLR pada ibu non anemia: 10%
Peneliti menganggap ada perbedaan
proporsi BBLR sebesar 20% antara ibu anemia
vs ibu non anemia
Derajat kemaknaan: 5%
Kekuatan uji: 80%
Maka P=(0,3+0,1)/2 = 0,2
Contoh Kohort
n
1,96 2 * 0,2(1 0,2) 0,84 0,3(1 0,3) 0,1(1 0,1)
2
(0,3 0,1) 2
n 62 / kelompok
Desain kohort
Sampel
Dg efek - : efek +
1. FR +
efek –
efek +
2. FR -
efek –
Contoh Kohort
n
1,96 2 * 0,2(1 0,2) 0,84 0,3(1 0,3) 0,1(1 0,1)
2
(0,3 0,1) 2
n 62 / kelompok
n
1,96 2 * 0,7(1 0,7) 0,84 0,8(1 0,8) 0,6(1 0,6)
2
(0,8 0,6) 2
n 82 / kelompok
n=
z 1-/2 (1+ 1/k)P(1 - P) + z1- P1 (1 - P1 )+ ( P2 (1 - P2 ))/k
2
2
( P1 - P2 )
P
P1 kP2
(1 k )
.
Masalah dalam Penentuan Besar
Sampel
Jika hipotesis tidak fokus, misalnya:
Faktor-faktor yang berpengaruh pada kejadian
BBLR
P1 dan P2 variabel yang mana ?
Solusi:
Pilih faktor utama saja, faktor lain dianggap
confounder
Hitung sampel untuk tiap faktor utama
Perbedaan P1 dan P2 harus berdasarkan perbedaan
yang dianggap secara subtansi bermakna, bukan
hanya dari penelitian terdahulu saja
Contoh
Penelitian “Faktor-faktor yang
berhubungan dengan BBLR”
Faktor utama yang ingin diuji
Anemia
Merokok
Hipertensi
Status Ekonomi
Contoh (Desain kohort atau experimen)
Maka perlu informasi tentang:
Prop BBLR pada anemia dan pada non anemia
Prop BBLR pada perokok dan pada non perokok
Prop BBLR pada hipertensi dan pada non hipertensi
Prop BBLR pada ibu miskin dan pada ibu non miskin
2
(20 1)10 2
(20 1)122
122
(20 1) (20 1)
n
1 2 2
15 * 1,96 1,28
2 2
n 2
24
(10)