Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN HOMECARE

TN. P DENGAN PENYAKIT STROKE NON HEMARAGIK

Dosen Pengampu :Natalansyah, M.kes

Oleh :

NAMA : Pina

Nim : PO.62.20.1.18.027

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKA RAYA

JURUSAN D-III KEPERAWATAN

ANGKATAN XXI A

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan asuhan keperawatan ini dapat

diselesai kan tepat pada waktunya. Laporan asuhan keperawatan ini disusun untuk memenuhi

salah satu tugas homecare keperawatan medical bedah “ Tn. P dengan penyakit Stroke Non

Hemaragik”

Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan asuhan

keperawatan ini masih jauh dari sempurna, penulis membuka diri untuk

menerima berbagai masukan dan kritik demi perbaikan dalam pembuatan makalah

laporan kasus asuhan keperawatan di masa yang akan mendatang. Semoga

makalah laporan kasus asuhan keperawatan ini bermanfaat.

Palangka Raya, 25 September 2020

Pina

ii
DAFTAR ISI

Judul
Hlm

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...........................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................iii

BAB IPENDAHULUAN..........................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................1
B. TUJUAN PENULISAN................................................2
C. MANFAAT PENULISAN...............................................3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA....................................................4


A. KONSEP PENYAKIT STROKE NON HEMRAGIK.............................4
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN STROKE HEMARAGIK.......17

BAB IIIKASUS KELOLAAN DAN PEMBAHASAN.....................................34


A. ASUHAN KEPERAWATAN TN. P.......................................34
B. PEMBAHASAN.....................................................61

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN...............................................65


A. KESIMPULAN.....................................................65
B. SARAN..........................................................65

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke merupakan penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di

dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

penting, dengan dua pertiga stroke terjadi di negara-negara yang sedang berkembang

(Feigin, 2006). Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena

serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan

maupun berat. Jumlah penderita stroke cenderung terus meningkat setiap tahun, bukan

hanya menyerang penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia muda

dan produktif hal ini akibat gaya dan pola hidup masyarakat yang tidak sehat, seperti

malas bergerak, makanan berlemak dan kolesterol tinggi, sehingga banyak diantara

mereka mengidap penyakit yang menjadi pemicu timbulnya serangan stroke.

Saat ini serangan stroke lebih banyak dipicu oleh adanya hipertensi yang disebut

sebagai silent killer, diabetes melittus, obesitas dan berbagai gangguan kesehatan yang

terkait dengan penyakit degeneratif. Secara ekonomi, dampak dari insiden ini prevalensi

dan akibat kecacatan karena stroke akan memberikan pengaruh terhadap menurunnya

produktivitas dan kemampuan ekonomi masyarakat dan bangsa (Yastroki, 2009).

Stroke biasanya ditandai dengan kelumpuhan anggota gerak atas maupun bawah pada

salah satu sisi anggota tubuh. Untuk itu penderita stroke perlu mendapatkan penanganan

yang sedini mungkin agar pengembalian fungsi dari anggota gerak serta gangguan

lainnya dapat semaksimal mungkin atau dapat beraktifitas kembali mendekati normal

serta mengurangi tingkat kecacatan.Stroke dapat menyebabkan problematika pada

tingkat impairment berupa gangguan motorik, gangguan sensorik, gangguan memori dan

1
kognitif, gangguan koordinasi dan keseimbangan. Pada tingkat functional limitation

berupa gangguan dalam melakukan aktifitas fungsional sehari-hari seperti perawatan diri,

transfer dan ambulasi. Serta pada tingkat participation restriction berupa keterbatasan

dalam melakukan pekerjaan, hobi dan bermasyarakat di lingkungannya.Berdasarakan

fenomena diatas seorang perawat hendaknya memberikan asuhan keperawatan yang

konprehensip kepada klien stroke sehingga tidak timbul dampak yang tidak diainginkan

dari stroke itu sendiri.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengetaui secara umum tentang penyakit Stoke dan mampu menerapkan asuhan

keperawatan yang komprehensif kepada klien dengan Stroke Non Hemoragik.

2. Tujuan Khusus

a) Mampu melakukan pengkajian dan menganalisa data pada klien dengan Stoke

Non Hemoragik.

b) Mampu menerapkan diagnoosa keperawatan berdasarkan analisa data.

c) Mampu membuat perencanaan pada klien dengan Stroke Non Hemoragik.

d) Mampu mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan pada klien dengan Sroke

Non Hemoragik.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Memberikan pengalaman yang nyata tentang asuhan keperawatan pada pasien

dengan penyakit Hipertensi Stroke Non Hemoragik.

2. Bagi Pasien dan Keluarga

2
Pasien dan keluarga dapat mengetahui serta memahami tentang penyakit

Hipertensi dan mengetahui cara perawatan klien dengan Stroke Non Hemoragik

pendengan benar.

3. Bagi Institusi

Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam

pengembangan dan peningkatan pendidikan di masa yang akan datang.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Stroke

1. Pengertian

Pengertian stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah disfungsi

neurologi akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak

sesuai dengan tanda dan gejala daerah lokal pada otak yang terganggu.

Sindrom neurologi akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul

secara hemiparesis sekunder semacam gangguan aliran darah.Stroke atau cedera

cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai

darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama

beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131).

Penyakit ini merupakan peringkat ketiga penyebab kematian di United State. Akibat

stroke pada setiap tingkat umur tapi yang paling sering pada usia antara 75 – 85 tahun.

(Long. C, Barbara;1996, hal 176).

2. Etiologi

Stroke Non Hemoragik yang tergantung insulin dengan penghancuran sel-sel

beta pancreas yang disebabkan oleh :

1. Pecahnya arteri serebral

2. Hipertensi pencetus stroke

3. Molfarmasi arterio venolis

4. Penyalahan gunaan obat – obatan.

4
3. Tanda dan Gejala

a) Disatria ( bicara pelo )

b) Nyeri kepala karna hipertensi

c) Mual dan muntah

d) Penurunan kesadaran

e) Kelumpuhan anggota gerak

f) Vertigo

g) Gangguan menelan

h) Ataksia ( berjalan tidak tetap ).

4. Patofisiologi

Hipertemsi kronik menyebakan pembuluh darah arteriole mengalmi perubahan

perubahan patologik pada dinding pembuluh darah tersebut berupa hipohialinosis,

nekrosis, fibrinoid, serta timbulnya Anuerisma tipe bouchard. Kenaikan darah yang

atau dalam jumlah yang secara mencolok dapat menginduksi pecahnya pembuluh

darah terutama pada sore dan pagi hari.Jika pembuluh darah tersebut pecah maka

perdarahabn dapat berlanjut sampai dengan 6 jam dan jika volumenya berserakan

merusak struktur anatomi otak dan menimbulkan gejala klinik.

Jika perdarahan yang terjadi kecil ukuranya maka masa darah hanya dapat

merusak dan menyela diatara selaput akson, masa putih tanpa merusaknya, pada

keadaaan ini absorbsi darah kan diikuti dengan pulihnya fungsi neurologi. Sedangkan

pada perdarahn yang luas terjadi destruksi masa otak, peningkatan tekanan

intrakranial dan yang lebih berat menyebabkan herniasi otak Elemen-elemen vasoaktif

darah yang kelauar serta iskemik akibat menurunnya tekanan perfusi, menyebabkan

5
neuron di daerqah yang terkena darahdan disekitarnya tertekan lagi, jumlah darah

yang keluar menetukan prognosis.

Apabila volume darah lebih dari 60 cc maka resiko kematain sebasar 93 % ,

pada perdarahan lebar perdarahan serebral dengan volume antara 30-60 cc

diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 73 % tetapi volume 5 cc pada pons

sudah berakibat vatal (Jusuf Misbah 1999).

6
4. Pathway

7
 Life Style ( merokok, konsumsi alkohol, penggunaan obat- obatan psikotropika

 Obsitas

 Kelestrol tinngi

 Kontrasepsi oral ( khususnya dengan disertai hipertensi, merkok dan kadar kolestrol)

b. Yang tidak dapat diubah

 Penyakit kardiovaskuler : arteri koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi, penyakit jantung kongestif )

 Usia

 Jenis kelamin

 Ras, Riwayat keluarga

 Riwayat stroke.

(Smeltzer C. Suzanne , 2002, hal 2131)

8
5. Pemeriksaan Penunjang

 CT ScanMemperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya

infark.

 Angiografi serebralmembantu menentukan penyebab stroke secara spesifik

seperti perdarahan atau obstruksi arteri.

 Pungsi Lumbal

 menunjukan adanya tekanan normal. Tekanan meningkat dan cairan yang

mengandung darah menunjukan adanya perdarahan.

 .MRIMenunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.

 EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik

 Ultrasonografi Dopler Mengidentifikasi penyakit arteriovenag.Sinar X

Tengkorak Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal (Doenges E,

Marilynn,2000).

6. Komplikasi

Komplikasi stroke non hemoragik dapat berasal dari kesukaran jaringan otak sendiri

akibat kematian dalam beberapa hari atau cacat fisik sekunder akibat kerusakan otak.

Menurut Brunner & Suddarth (2006) komplikasi stroke di bagi menjadi 2 (dua)

sebagai berikut :

a. Komplikasi neurology yang terbagi menjadi :

1) Cacat mata dan cacat telinga

2) Kelumpuhan

3) Lemah

b. Komplikasi non neurology yang terbagi menjadi :

1) Akibat neurology yang terbagi menjadi :

a) Tekanan darah sistemik meninggi


9
b) Reaksi hiperglikemi (kadar gula dalam darah tinggi)

c) Oedema paru

d) Kelainan jantung dan EKG (elektro kardio gram)

e) Sindroma inappropriate ante diuretic hormone (SIADH)

2) Akibat mobilisasi meliputi

Bronco pneumonia, emboli paru, depresi, nyeri, dan kaku bahu, kontraktor,

deformitas, infeksi traktus urinarius, dekubitus dan atropi otot.

7. Penatalaksanaan Medis

Menurut Listiono D (1998 : 113) penderita yang mengalami stroke dengan

infark yang luas melibatkan sebagian besar hemisfer dan disertai adanya hemiplagia

kontra lateral hemianopsia, selama stadium akut memerlukan penanganan medis dan

perawatan yang didasari beberapa prinsip. Secara praktis penanganan terhadap

ischemia serebri adalah :

c.Penanganan suportif imun

 Pemeliharaan jalan nafas dan ventilasi yang adekuat.

 Pemeliharaan volume dan tekanan darah yang kuat.

 Koreksi kelainan gangguan antara lain payah jantung atau aritmia.

 .Meningkatkan darah cerebral

 Elevasi tekanan darah

 Intervensi bedah

 Ekspansi volume intra vaskuler

 Anti koagulan

 Pengontrolan tekanan intracranial

 Obat anti edema serebri steroid


10
 Proteksi cerebral (barbitura)Sedangkan menurut Lumban Tobing (2002 : 2) macam-

macam obat yang digunakan :

a) Diet

Syarat diet Stroke Non Hemaragik hendaknya

 Energi cukup, yaitu 25 – 45 kkal. Pada fase akut energi diberikan 1100 – 1500

kkal/hari.

 Protein cukup, yaitu 0,8 – 1 g/kgBB

 Lemak cukup, 20 – 25% dari kebutuhan total energi.

 Mengutamakan lemak tak jenuh ganda, batasi lemak jenuh (< 10% total energi).

 Kolesterol < 300 mg per hari.

 KH cukup (60 – 70% dari total energi).

 Vitamin, mianeral dan serat cukup.

 Cairan cukup, 2 liter per hari.

 Bentuk makanan sesuai kemampuan pasien, porsi kecil tapi sering.

Prinsip diet Stroke Non Hemiragik, adalah :

1. Fase Akut

 Diberikan pada pasien dalam fase akut atau bila ada gangguan fungsi menelan.

Bentuk makanan cair (bisa cair jernih/cair kental)

 Bahan makanan yang dianjurkan :

 Sumber Karbohidrat : Maizena, tepung beras, tepung hunkwe, dan sagu.

 Sumber protein hewani : Susu whole dan skim; telur ayam 3 – 4 butir/minggu.

 Sumber protein nabati : Susu kedelai, sari kacang hijau, dan susu tempe.

 Sumber lemak: Minyak jagung.

 Buah : Sari buah yang dibuat dari jeruk, pepaya, tomat, sirsak, dan apel.

11
 Minuman : Teh encer, sirup, air gula, madu dan kaldu.

2. Fase Pemulihan

 Diberikan jika pase akut sudah teratasi.

 Bentuk makanan merupakan kombinasi Cair Jernih dan Cair Kental, Saring, Lunak,

dan Biasa.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Dengan Pasien DM Tipe 2

1. Pengkajian

 Data dasar yang dikaji pada klien dengan gangguan system persy arafan Stroke

Haemorrhagic adalah :

 Aktivitas/ Istirahat

Gejala : Merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi

atau paralisis ( hemiplegia ).

Merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat ( nyeri/kejang otot ).

Tanda : Gangguan tonus otot ( flaksid, spastis ), paralitik ( hemiplegia ) dan terjadi

kelemahan umum.

Gangguan penglihatan.

 Gangguan tingkat kesadaran.

Sirkulasi

Gejala : Adanya penyakit jantung, polisitemia, riwayat hipotensi posturnal.

Tanda : Hipertensi Arterial sehubungan dengan adanya embolisme/ malformasi vaskular.

Nadi : frekuensi dapat bervariasi.


12
Disritmia, perubahan EKG

Desiran pada waktu karotis, femoralis dan arteri iliaka/aorta yang abnormal.

 Integritas ego

Gejala : Perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa.

Tanda : Emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih dan gembira.

Kesulitan untuk mengekspresikan diri.

 Eliminasi

Gejala : Perubahan pola berkemih, seperti : inkontinensia urine, anuria.

Distensi abdomen, bising usus negatif.

 Makanan/ Cairan

Gejala : Nafsu makan hilang.

Mual muntah selama fase akut ( peningkatan TIK ).

Kehilangan sensasi ( rasa kecap ) pada lidah, pipi dan tengkorak.

Disfagia.

Adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam darah.

Tanda : Kesulitan menelan.

 Neurosensori

Gejala : Sinkope/ pusing.

13
Sakit kepala

Kelemahan/kesemutan/kebas.

Penglihatan menurun.

Sentuhan : hilangnya rangsang sensorik kontralateral pada ekstremitas dan kadang-kadang

pada ipsilateral.

Gangguan rasa pengecapan dan penciuman.

Tanda : Status mental/tingkat kesadaran : koma ( haemorrhagic ), tetap sadar ( non

haemorrhagic ) gangguan tingkah laku, gangguan fungsi kognitif (penurunan memori,

pemecahan masalah).

Ekstremitas : kelemahan/ paralisis.

Pada wajah terjadi paralisis atau parese.

Afasia.

Kehilangan kemampuan untuk mengenali/menghayati masuknya rangsang visual,

pendengaran, taktil ( agnosia ), seperti gangguan kesadaran terhadap citra tubuh,

kewaspadaan, kelalaian terhadap bagian tubuh yang terkena, gangguan persepsi. Kehilangan

kemampuan menggunakan motorik saat pasien ingin menggerakkannya. Ukuran/ reaksi pupil

tidak sama, dilatasi atau miosis pupil ipsilateral. Kekakuan nukal. Kejang.

 Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda.

Tanda : Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot/fasia.

14
 Pernafasan

Gejala : Merokok ( faktor resiko ).

Tanda : ketidakmampuan menelan/ batuk/ hambatan jalan nafas. Timbulnya pernafasan

sulit dan tidak teratur.

Suara nafas terdengar/ ronki ( aspirasi sekresi ).

 Keamanan

Gejala : Motorik/ Sensorik : masalah dengan penglihatan

Perubahan persepsi terhadap orientasi tempat tubuh (stroke kanan),kesulitan untuk melihat

objek dari sisi kiri.

Tidak mampu mengenali objek, warna, kata dan wajah yang pernah dikenalnya dengan baik.

Gangguan berespon terhadap panas dan dengan dingin/ gangguan regulasi suhu tubuh.

Kesulitan dalam menelan, tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi sendiri.

Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, tidak sabar/ kurang

kesadaran diri ( stroke kanan ).

 Interaksi Sosial

Gejala : Masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi.

 Penyuluhan/ Pembelajaran

Gejala : Adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke ( faktor risiko ); pemakaian

kontrasepsi oral, kecanduan alkohol ( faktor risiko ).

15
 Pertimbangan Rencana Pemulangan

DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 7,3 hari.

Mungkin memerlukan obat/ penanganan terapeutik. Bantuan dalam hal transportasi,

penyiapan makanan, perawatan diri dan tugas-tugas rumah, mempertahankan kewajiban.

2. Diagnosa Keperawatan

Dx I : Perubahan perfusi jaringan serebral b/d gangguan oklusif, haemorrhagic, vasospasme

serebral, edema serebral, d/d perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori, perubahan

dalam respon motorik/ sensorik, gelisah defisit sensori, bahasa, intelektual, dan emosi,

perubahan tanda-tanda vital.

Tujuan : Perfusi jaringan serebral kembali normal

K. H. : - Dapat mempertahankan tingkat kesadaran, fungsi kognitif dan motorik/sensorik

membaik.

Menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.

Tidak ada kekambuhan defisit ( sensori, bahasa, intelektual dan emosi ).

16
BAB III

KASUS KELOLAAN DAN PEMBAHASAN

A. Asuhan Keperawatan Tn. P

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian diambil : Tgl 25 September 2020 Pukul : 10.00 WIB


.
Nama Mahasiswa : Desi Gabrilia

I. PENGKAJIAN
I.1 IDENTITAS
I.1.1 KLIEN
Nama : Tn. P Diagnosa : Stroke Non Hemaragik
Umur : 45 Tahun No. RM :-
Jenis Kelamin : Laki- laki
Suku/ Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. G.obos XIX D

I.1.2 PENANGGUNG JAWAB


Nama : Tn. D
Umur : 24 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Hubungan Keluarga : Anak Kandung
Alamat : Jl. G.obos XIX D

17
II. RIWAYAT PERAWATAN [NURSING HISTORY]
II.1 Keluhan Utama : klien mengatakan badan terasa lemas, kedua kaki dan tangan kaki
sulit digerakkan.

2.2 Riwayat penyakit

2.2.1 Riwayat penyakit sebelumnya : Pada tanggal 6 oktober sampai 9


september 2020, klien mengatakan sempat di rawat di RSUD Dorys Silvanus Palangka Raya
dengan diagnosa medis Stroke. Lalu pada tanggal 20 september diperbolehkan pulang
dengan system rawat jalan, dan tetap control ke dokter praktik.

2.2.2Riwayat penyakit sekarang :


Klien mengatakan saat ini anggota gerak bagian sebelah kanan tidak bisa di gerakan dan
klien mengtakan susah untuk melakukan personal Hygiene seperti mandi, dan menggosok
gigi .

2.2. 3 Riwayat Kesehatan Keluarga :


Pasien mengatakan keluarganya memiliki penyakit yang sama dengannya. Yaitu Ayah pasien
memiliki Penyakit Stroke dan Hipertensi.

Genogram Keluarga 3 (Tiga) Generasi

Keterangan :

: Perempuan : Meninggal

: Laki-laki : Tinggal dalam satu rumah

: Pasien/ Ny.M : Memiliki hubungan keluarga

: Ayahpasien memiliki penyakit DM.


18
III. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
III.1 KEADAAN UMUM : Kesadaran Compos Mentis,tanpak
lemah tidak berdaya kedua kaki dan tangan susah digerakan.

III.2 TANDA-TANDA VITAL


S : 36.5 OC N : 86x / mnt T : 130/100mmHg

√ Axilia √ Teratur √ Lengan Kiri


Rectal Tidak Teratur Lengan Kanan
Oral √ Kuat Berbaring
Lemah √ Duduk

R : 18 x / mnt H : 88x / mnt


R R

√ Normal √ Teratur
Cyanosis Tidak Teratur
Cheynestoke
Kusmaul
Lainnya, sebutkan :-

III.3 BODY SYSTEMS


III.3.1 PERNAPASAN [B1 : BREATHING]
a. Hidung
Polip Benda asing Deviasi
Sekret Patent
√ Lain-lain :
Keadaan Hidung Simetris tidak ada benda asing
.
b. Trakhea
Mukus Benda asing Peradangan
√ Lain-lain :
Keadaan Trakhea bersih tidak ada
gangguan saat pasien menelan

c. Bentuk Rongga Dada


Barrel chest (tong) Pigeon chest Funnel Chest
√ Lain-lain :
Keadaan bentuk rongga dada datar
(Normal)

d. Type pernapasan
√ Normal Orthopnea Chyne Stokes
Dyspnea Cusmaul
19
e. Bunyi napas
√ Vesikuler Ronchi Crecels
Wheezing Rales
Lokasi : Seluruh bagian lapang dada
Keluhan Lain: Tidak ada

Batuk, sejak Tidak ada


Berdarah, sejak Tidak ada
Sputum, sejak Tidak ada

III.3.2 PENGINDRAAN
a. Mata
Penglihatan

Berkurang √ Kabur Ganda Buta

Gerakan bola mata :Normal

Visus : VOD
VOS
Sklera : √ Normal Ikterus Merah/hifema

Konjungtiva : √ Merah Muda Pucat/Anemis


Kornea : √ Bening Keruh
Alat Bantu :Tidak ada
Nyeri :Tidak ada
Keluhan lain :Tidak ada
b. Telinga
Pendengaran √ Normal Berkurang

Tinitus, sejak/saat : Tidak ada


Otalgia, sejak/saat :Tidak ada
Otorhea, sejak Tidak ada Warna: -

Keseimbangan √ Normal Terganggu, sejak -

Alat bantu dengar, sejak/saat : Tidak ada


Membran timpani : -

c. Penghidu
Bentuk √ Simetris Asimetris
Lesi, lokasi :Tidak ada
Patensi : -
20
Obstruksi, lokasi: Tidak ada
Nyeri tekan sinus: -

Cavum masal, warna :Merah muda Integritas: Lembab

Septum masal : Deviasi Perporasi Perdarahan

III.3.3 KARDIOVASKULER [B2 : BLEEDING]


Nyeri dada : Tidak ada
Pusing Palpitasi Clubbing finger
√ Kram kaki Ictus Cordis Cafilary Refill Time
Sakit kepala √ > 2 detik
< 2 detik

Suara jantung

√ Normal
Ada kelainan, sebutkan : -

Edema :

Palpebra Extremitas atas Ascites


Anasarka Extremitas bawah √ Tidak ada
Grade : -

III.3.4 PERSYARAFAN
a. Tingkat kesadaran
√ Compos mentis Sopor Apatis
Koma Somnolent Gelisah

b. GCS
E : 4 (Spontan)
Klien membuka mata dengan panggilan
V : 5 (Berorientasi)
Klien dapat menjawab pertanyaan dengan jelas dan sesuai pertanyaan
M : (3 )
Klien tidak mengangkat anggota badan sesuai perintah

Total Nilai :12 Compos Mentis / Sadar Penuh

Pupil √ Isokor Anisokor


Midriasis Meiosi

Refleks cahaya √ Kanan √ Positif Negatif


√ Kiri √ Positif Negatif

Vertigo √ Gelisah Kejang


21
Bingung Dysanhria Kesemutan
Pelo Aphasia Tremor

c. Penilaian fungsi syaraf cranial


Syaraf cranial I : Normal, Penciuman baik pasien mampu membedakan
bau minyak kayu putih dan alkohol
Syaraf cranial II : Normal, Pasien mampu membedakan warna dan benda
Syaraf cranial III : Normal, Pasien mampu mengggerakan otot mata dengan cara
memejamkan dan membuka mata (ke atas dan ke bawah)
Syaraf cranial IV : Normal, Pasien mampu menggerakan otot mata ke
samping kanan dan kiri
Syaraf cranial V : Tidak normal, Pasien tidak mampu menguyah makanan
dengan mulut
Syaraf cranial VI : Tidak normal, Pasien tidak mampu menggerakan leher dan
kepala kearah sampingkanan dan kiri
Syaraf cranial VII : Normal, Pasien mampu mengekspresikan raut wajah
(tersenyum)
Syaraf cranial VIII : Normal, Pasien mampumendengarkan perintah perawat
Syaraf cranial IX : Tidak Normal, Pasien tidak mampu menelan makanan dengan
baik
Syaraf cranial X : Tidak Normal, Pasien tidak mampu berbicara dengan baik dan
jelas
Syaraf cranial XI : Tidak Normal, Pasien tidak mampu menggerakan bahu
Syaraf cranial XII : Tidak Normal, Pasien tidak mampu menggerakan lidah salah
satunya menjulurkanlidah

d. Pemeriksaan sensorik dan motorik


Fungsi Sensorik : Pasien mampu membedakan bau alkohol dan minyak kayu
putih
Fungsi Motorik : Pasien tidak mampu mengangkat tangan

e. Status refleks
Refleks tendon bagian dalam : Normal (+2), adanya kontraksi otot dan sendi.
Refleks patologis : Normal (-/-), tidak ada respon patologi

III.3.5 PERKEMIHAN
1. Produksi : ± 1800 ml/24 Jam
2. Warna : Kuning pekat
3. Bau : keton
4. Pembedahan : Tidak ada
5. Masalah keluh : Tidak ada
Oliguria Menetes Cystotonomi
Poliuria Nyeri Inkontinensi
a
Disuria Panas Nokturia
Terpasang keteter Sering Hematuria
Retensio

22
III.3.6 PENCERNAAN
1. Mulut dan gigi : Mukosa bibir lembab, gigi lengkap, gigi bersih,
2. Tenggorokan : Tidak ada peradangan, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid dan kelenjar limfe
3. Abdomen : Tidak ada benjolan, Perut klien tampak simetris,
Auskultasi bising usus 15x permenit
4. Rectum / Anus : Tidak ada lesi, ulkus dan nodul
5. BAB : ± 1 x/hari
6. Konsistensi : Lembek
7. Masalah / keluhan : Tidak ada

Muntah, sejak Tidak ada Malabsorbsi Konstipasi


Mual, sejak Tidak ada Diare Obstipasi
Feses berdarah, sejak ....... Tidak terasa Wasir
Melena Haus Lendir
Sukar menelan Colostomi

Obat pencahar : √ Tidak Ya


Lavement : √ Tidak Ya

III.3.7 TULANG OTOT – KULIT (MUSKULOSKELETAL – INTEGUMEN)


1. Tulang dan otot
a. Kekuatan : Tangan kiri dan kanan 0+0+5+5 dan kaki kiri dan
kanan 0+0+5+5
b. Pergerakan : Tidak adanya gangguan pada ekstermitas atas dan
bawah,pergerakkan klien tidak terbatas
c. Bentuk tulang : Normal
d. Masalah / keluhan : Tidak ada

Kemampua Ekstremitas Atas Ekstre Tulan


n yang mitas g
dinilai bawah Belak
ang
 Tidak Tidak ada Tidak Tida
ada Tidak ada ada k ada
kelaina Tidak ada
n Tidak ada
 Patah Tidak ada
tulang Tidak ada
 Perada Tidak ada
ngan
 Perluka
23
an
 Parese
 Paralise
 Hemipa
rese

2. Integumen
Kulit / Rambut Kuku
integumen
1. Warna Kuning Hitam Merah muda
langsat
2. Turgor <2 Detik - >2 Detik

3. Kebersihan Bersih Bersih Bersih

4. Masalah/Keluhan Tidak ada Tidakada Tidakada

III.3.8 REPRODUKSI
1. Laki-laki
a. Penis : Tidak ada, Pasien berjenis kelamin perempuan
b. Scrotom : Tidak ada, Pasien berjenis kelamin perempuan
c. Testes : Tidak ada, Pasien berjenis kelamin perempuan
d. Lainnya, sebutkan : Tidak ada, Pasien berjenis kelamin perempuan

2. Perempuan
a. Vagina : Tidak ada kelainan
b. Urethra : Tidak kesulitan dalam berkemih
c. Payudara : Tidak terdapat benjolan
d. Axilia : Tidak terdapat lesi
e. Siklus haid : 28 hari
f. Lainnya, sebutkan : Tidak ada

III.3.9 POLA FUNGSI KESEHATAN


III.3.9.1 Persepsi terhadap kesehatan dan penyakit :
Pasien mengetahui penyakit yang dideritanya

III.3.9.2 Fungsi Kesehatan


No POLA FUNGSI
SEBELUM SAKIT KETIKA SAKIT
. KESEHATAN
1. Nutrisi – Metabolisme
a. Frekuensi 3x/hari 3 x/sehari
b. Nafsu makan Baik Kurang
c. Jenis makanan Nasi, Sayur, Ikan Nasi, Sayur dan Ikan
24
d. Jenis minuman Air putih Air putih
e. Jumlah makanan 1 porsi 1 porsi
f. Jumlah minuman ± 8 gelas/hari ± 8 gelas/hari
g. Kebiasaan minum Saat haus Saat haus
h. Kebiasaan makan Pagi dan Sore Pagi dan Sore

i. Berat badan 71kg 67 kg


j. Tinggi badan - -
k. Diit khusus Diit DM Diit DM
2. Pola tidur dan istirahat
a. Malam 6-7 jam Tidur 6-7 jam Tidur
nyenyak nyenyak
b. Siang 1 jam 1 jam
c. Kebiasaan sebelum BAK BAK
tidur

Keluhan : tidak ada


III.3.9.3 Kognitif :
Pasien dan keluarga belum terlalu paham lebih dalam tentang penyakit yang ia
derita saat ini, pasien terkadang lupa meminum obatnya. Pasien dan keluarga
sadar bahwa ini harus segera dilakukan tindakan keperawatan.

III.3.9.4 Persepsi diri/konsep diri :


Gambaran diri pasien dapat menerima kondisinya sekarang. Ideal diri pasien
ingin cepat sembuh.

III.3.9.5 Peran / berhubungan :


Berhubungan baik dengan keluarga.

III.3.9.6 Koping – Toleransi streess :


Pasien mengatakan jika ada masalah selalu diselesaikan dengan baik dan
menceritakan kepada keluarganya.
III.3.9.7 Nilai – Pola keyakinan :
Pasien mengatakan yakin bahwa semua tindakan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan tidak berhubungan dengan larangan agamanya.
III.3.10 PSIKOSOSIAL – SPIRITUAL

Berkomunikasi
Bahasa Sehari-hari : Bahasa Dayak dan Indonesia

Berbicara

Normal √ Gagap Parau


Tidak dapat menyampaikan Dengan isyarat Gelisah

Hubungan dengan keluarga : Baik


25
Hubungan dengan teman/ petugas kesehatan : Baik

Expresi efek dan emosi

Senang √ Sedih Marah


Takut Mudah tersinggung Gelisah

Menjalankan ibadah : Pasien selalu beribadah ke gereja setiap 1x/ minggu

III.3.11 DATA PENUNJANG (Lab, Foto Rontgen, Pemeriksaan Diagnostik dll)


Hasil pemeriksaan Ny. M pada tanggal 15 Mei 2020

Hematologi Hasil Nilai Normal


GDS 225 <200 mg/dl
GDP - 80 – 130 mg/dl
GD2PP - 200 mg/dl
Kolestrol Total - 0-200 mg/dl

26
Inisial Pasien : Ny . M
No. Reg :-
ANALISA DATA
Data Fokus Masalah Kemungkinan Penyebab
(Subjektif dan Objektif)
1) DS : Gangguan mobilitas fisik Kerusakan neumuscular
 Pasien mengatakan kaki dan tanggan terasa
anggota gerak sebelah kanan susah
digerakkan

DO :
 Keadaan pasien lemah
TTV
 TD : 130/100 mmHg
 N : 86x/menit
 S : 36.4℃
 R : 18x/menit
 GDS: 225 mg/dL

2) DS : Defisiensi pengetahuan Kurang terpaaparnya informasi


 Pasien mengatakan kurang mengerti
dengan penyakitnya sekarang

DO :
 Tampak klien memegang kaki yang
kesemutan
TTV
 CRT > 2detik
 TD : 130/100 mmHg
 N : 86x/menit
27
 S : 36.4℃
 R : 18x/menit
 GDS: 225 mg/Dl

28
Inisial Pasien : Ny . M
No. Reg :-

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWANAN SESUAI PRIORITAS


1. Gangguan mobilitas fisik b.d Kerusakan neumuscular

2. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpaaparnya informasi

29
Inisial Pasien : Tn .P
No. Reg :-

RENCANA KEPERAWATAN
No Nomor Diagnosa Tujuan / kriteria
Tanggal Rencana Tindakan Rasional
. Keperawatan Hasil
1. 15-5-2020 Diagnosa 1 Setelah diberikan asuhan 1. Kaji kemampuan secara
Gangguan keperawatan selama 1 x 24 jam fungsional/luasnya 1. Rasional :
mobilitas fisik b.d diharapkan ketidak stabilankadar kerusakan awal meminimalkan
kerusakan atrofi otot,
glukosa darah pasien teratasi dengan 2. Menurunkan ressiko
neuromuscular. meningkatkan
kriteria hasil : terjadinya trauma/iskemia sirkulasi,
 Mempertahan posisi jaringan. membantu
optimal 3. Latih rentang gerak/ROM mencegah
 Mempertahankan kekuatan 4. Meminimalkan atrofi otot, kontroktur.
fungsi bagian tubuh yang meningkatkan sirkulasi, 2. Tempatkan bantal
membantu mencegah dibawah aksila
mengalami hemiparese.
untuk melakukan
kontroktur.Tempatkan bantal
abduksi pada
dibawah aksila untuk tangan.
melakukan abduksi pada 3. Rasional :
tangan. mencegah adduksi
bahu dan fleksi
siku.
4. Posisikan lutut dan
panggul dalam
posisi ekstensi

30
Inisial Pasien : Tn. P
No. Reg :-

RENCANA KEPERAWATAN
No Nomor Diagnosa Tujuan / kriteria
Tanggal Rencana Tindakan Rasional
. Keperawatan Hasil
3. 15-5-2020 Diagnosa 2 Setelah diberikan asuhan 1) mengkaji kemampuan 1. mengetahui sejauh mana
Defisit keperawatan selama 1 x 24 jam secara fungsional/luasnya tingkat pengetahuan klien
Pengetahuan
diharapkanklien paham dan kerusakan awal. tentang
mengerti tentang penyakit Stroke 2) mengubah posisi minimal penyakitnya.Membantu
Non Hemoragik dengan Kriteria setiap 2 jam. mengubah pemahaman
hasil : Klien paham mengenai 3) melatih rentang gerak/ROM. klien yang salah tentang
kondisi penyakitnya, klien terlihat 4) menempatkan bantal penyakitnya.
antusias dan banyak bertanya saat dibawah aksila untuk
pendidikan kesehatan. Klien melakukan abduksi pada 1) pengetahuan yang baik
mengenai penyakit dapat
berpartisipasi dalam tangan.
membantu mengubah
penatalaksanaan penyakit. 5) perilaku dan mencegah
memposisikan lutut dan panggul munculnya komplikasi

dalam posisi ekstensi


Inisial Pasien : Tn. P
No. Reg:-

PELAKSANAAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI)


Paraf / Nama
No
Tanggal/jam No DX Pelaksanaan / Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan / Respon Klien Perawat
.
mahasiswa
2 15-05-2020 2 1. Mengajarkan pasien untuk melakukan 1. Pasien mulai memahami apa yang
12.00 mobilisasi disampaikan
2. Mengajarkan tentang faktor-faktor 2. Pasien paham untuk tidak
yang dapat meningkatkan aliran meyilangkan kaki berlama-lama, dan
darah : kegiatan penkes tentang senam kaki
Ajarkan senam kaki DM, hindari dilakukan tgl 26 Sep 2020.
penyilangkan kaki yang lama, hindari
penggunaan bantal di belakang lutut
dan sebagainya. 3. Pasien dan keluarga mulai memahami Desi Gabrilia
3. Mengajarkan tentang modifikasi dengan apa yang disampaikan
faktor-faktor resiko berupa :
Hindari diet tinggi kolestrol, teknik
relaksasi, 4. GDS pasien : 225 mg/dl dan akan
4. Kerja sama dengan tim kesehatan lain dilakukan pengecekan kembali di hari
(homecare) dalam pemeriksaan gula selanjutnya tgl 26 Sep 2020
darah secara rutin.

32
Inisial Pasien : Tn. P
No. Reg:-

PELAKSANAAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI)


Paraf / Nama
No
Tanggal/jam No DX Pelaksanaan / Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan / Respon Klien Perawat
.
mahasiswa
3 15-05-2020 3
12.00 1. klien dan keluarga kurang mengetahui
1) Memerikan penilaian tentang tingkat
tentang penyakitnya
pengetahuan pasien tentang proses 2. klien tidak mengerti dengan kondisinya
penyakit yang spesifik. 3. klien tertarik untuk mengetahui kondisinya
2) menyediakan informasi pada pasien
tentang kondisi dengan cara yang
tepat. Desi Gabrilia
menyediakan bagi keluarga tentang
informasi kemajuan keadaan pasien

33
Inisial Pasien : Tn. P
No. Reg :-

CATATAN PERKEMBANGAN
No Tanggal/ Nomor Diagnosa Catatan Perkembangan (S.O.A.P/S.O.A.P.I.E.R) Paraf/ Nama
Jam Keperawatan Perawat
Mahasiswa
1. 26-05-2020 1
13.30 S : Klien mengatakan masih susah menggerakan anggota tubuhnya
O : Pasien tampak lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi Desi Gabrilia

2. 26-05-2020 2 S : klien dan keluarga mengatakan sudah mengerti tentang penyakitnya


O : tampak klien dapat menjelaskan tentang penyakitnya kepada perawat Desi Gabrilia
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi

34
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dalam laporan asuhan
keperawatan dan pembahasan pada asuhan keperawatan dengan masalah Stroke
Iskemik pada Ny. T maka penulis mengambil kesimpulan :
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan yang dilakukan kepada Ny. M melalui wawancara
dan pemeriksaan fisik sehingga didapatkan data fokus klien tidak dapat
menggerakan Anggota tubuh bagian kanan
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang di ambil oleh penulis berdasarkan prioritas adalah
Gangguan Monilitas fisik Intervensi
Intervensi yang dilakukan kepada Ny.T berdasarkan fokus diagnosa
keperawatan selama 1 x24 jam dengan kriteria hasil yang telah ditentukan sesuai
diagnosa keperawatan.
3. Implementasi
Implementasi keperawatan yang dilakukan kepada Ny. T menggunakan
intervensi keperawatan yang sudah di rencanakan.
4. Evaluasi
Evaluasi keperawatan pada hari pertama sampai hari kedua belum
teratasi, sedangkan pada hari ketiga keadaan pasien menunjukkan kemajuan yang
signifikan sehingga masalah teratasi sesuai kriteria hasil yang telah ditentukan.
B. Saran
Berdasarkan pelaksanaan asuhan keperawatan, saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Dapat menjadi acuan proses belajar dalam proses pengumpulan data-data dan
informasi-informasi ilmiah untuk kemudian dikaji, diteliti, dianalisis, dan disusun
dalam sebuah karya tulis yang ilmiah, informatif, bermanfaat, serta menambah
kekayaan intelektual.
2. Bagi Pasien dan Keluarga
Dapat menjadikan pengetahuan dan pengalaman yang lebih khususnya dalam
perawatan pada pasien Stroke Iskemik
3. Bagi Institus
Dapat untuk menambah khasanah kepustakaan dibidang ilmu kesehatan yaitu
dalam bidang ilmu keperawatan Stroke Iskemik

DAFTAR PUSTAKA
36
Corwin, EJ. 2011. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC Jakarta: EGC.

Mansjoer, A dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius

Nurarif & Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
Nanda Nic-Noc Panduan penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional. Yogyakarta
: Mediaction Jogja.

Price & Wilson (2010). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

Rab, T. 2012. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung: Penerbit PT Alumni

Santosa, Budi. (2012). Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.Jakarta: Prima


Medika

Sujono & Sukarmin (2010). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Ekdokrin
& Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sukarmin & Riyadi. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin
& Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta : Graha Ilmu

Yuliana Elin, Andrajat Retnosari, 2009. ISO Farmakoterapi. Jakarta : ISFI

37
SURAT PERSETUJUAN
MENERIMA TINDAKAN KEPERAWATAN

Saya yang bertanda tangan di bawahini :

Nama : Ny. T
Umur : 45 thn
Alamat : Jln. G.obos XIX D
Bersedia / TidakBersedia untuk menerima tindakan keperawatan
1. Pendataan dan pengkajian
2. Penyuluhan kesehatan
3. Pemeriksaan TTV
4. Mengedukasikan cara tentang penyakit Stroke
6. Mengedukasikan untuk menggerakan anggota tubuh
7. Evaluasi kegiatan.

Terhadap diri saya / anak / orang tua/dibawah ini :


Nama : Tn. P
Umur : 45 thn
Dan bersedia menerima tindakan keperawatan tersebut setelah diberikan penjelasan oleh PERAWAT
Tindakan Keperawatan di rumah dilakukan Selama 5 hari mulai tanggal 22 sd tanggal 26 bulan
September 2020 pada jam 10.00 sd 14.00 wib.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan kesadaran dan tanpa paksaan pihakmana pun.

` Palangkaraya, 26 September 2020

Tn. P

SATUAN ACARA PENYULUHAN


38
STROKE NON HEMARAGIK

Pokok Bahasan : Stroke


Sub Pokok Bahasan :1. Pengertian Stroke
2. Jenis Stroke
3. Penyebab Stroke
4. Tanda dan Gejala Stroke
5. Akibat Stroke
6. Pencegahan Stroke
Sasaran : Keluarga Tn.P
Hari/ Tanggal : Selasa, 05 Juni 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Tn.P

A. Latar Belakang
Penyakit yang berhubungan dengan saraf sangat banyak terjadi di jaman sekarang ini,
seperti stroke. Stroke sudah di kenal sejak lama, penyakit ini terjadi bisa diakibatkan
karena hipertensi sehingga menyebabkan tubuh menjadi lumpuh baik sebagian
maupun semuanya. Namun sekarang stroke tidak hanya menyerang anggota badan
namun sudah menyerang otak yaitu stroke hemoragik. Stroke hemoragik menyerang
otak sehingga menyebabkan terjadinya perdarahan di otak.

B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini selama ±30 menit, diharapkan keluarga mampu
memahami tentang penyakit stroke.

C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ±30 menit diharapkan dapat menjelaskan tentang :
1. Pengertian Stroke
2. Jenis Stroke
3. Penyebab Stroke
4. Tanda dan gejala Stroke
5. Komplikasi Stroke

39
6. Pencegahan Stroke

D. Metode
Ceramah dan diskusi

E. Media
Leaflet

F. Proses pelaksaaan

N KENGIATAN RESPON WAKTU METODE


O PERSETA / MEDIA
a. Pendahuluan 1. Menjawab 5 MENIT Ceramah dan
1 Tanya jawab
1. Memperkenalkan diri salam
2. Menyampaikan tujuan dan 2. Memperbaiki
topik dilaksanakannya dan menjawab
penyuluhan pertanyaan
3. Menggali pengetahuan
sasaran

b. Penyajian
1. Menjelaskan definisi
stroke dan jenis stroke 1. Mendengarkan
2. 20 Ceramah,
2. Menjelaskan tentang Mengajukan MENIT Tanya
pertanyaan seputar jawab dan
penyebab stroke materi video
3. Menyebutkan tanda dan
gejala terjadinya stroke
4. Menyebutkan komplikasi
stroke
5. Menjelaskan pencegahan
stroke

1. Membuka waktu untuk


40
diskusi
2. Mengevaluasi hasil
penyuluhan
3. Memberikan umpan balik
4. Salam penutup

3.  Menyampa
5 MENIT CERAMAH
ikan
jawaban
 Mendengar
kan
 Menjawab
salam

G. Setting Tempat
Duduk berhadapan

H. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta diharapkan duduk menghadap ke arah penyaji
b. Peserta turut serta dalam kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta tidak meninggalkan tempat selama kegiatan
b. Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung
c. Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga mampu menyebutkan pengertian stroke
b. Keluarga dapat mengetahui penyebab stroke

41
c. Keluarga dapat memahami tanda dan gejala stroke
d. Keluarga mampu memahami pencegahan stroke

I. Referensi
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta:Media
Aesculapius FKUI
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan.Jakarta: Salemba Medika
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta:
Prima Medika
Smeltzer, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8 Vol 2. alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih.
Jakarta: EGC.

Lampiran MaterI SAP

42
MENGENAL STROKE

A. Definisi
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani
secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak
yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi
pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008).
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak
(Corwin, 2009). Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah
kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun.

B. Jenis Stroke
Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu: (Muttaqin,
2008)
1. Stroke Hemoragi
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu.
Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga
terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
2. Stroke Non Hemoragi
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya terjadi saat
setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi
perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya
dapat timbul edema sekunder. Kesadaran umumnya baik.

C. Etilogi

43
Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):
a. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan
kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang
tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis
dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda
dan gejala neurologis memburuk pada 48 jam setelah trombosis. Beberapa
keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:
1) Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu penebalan dan
pengerasan arteri besar dan menengah seperti koronaria, basilar, aorta dan
arteri iliaka (Ruhyanudin, 2007). Aterosklerosis adalah mengerasnya
pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding
pembuluh darah.

2) Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan
darah, lemak dan udara.
b. Faktor risiko
1) Usia
Pada umumnya resiko terjadinya stroke mulai usia 35 tahun
2) Jenis kelamin
Pria memiliki kecenderungan lebih besar terkena stroke dibanding
perempuan
3) Ras/suku bangsa
4) Genetik
5) Hipertensi
6) Diabetes melitus
7) Kolesterol tinggi
8) Obesitas
9) Minuman alkohol

D. Manifestasi Klinik
Stroke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah
mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah aliran

44
darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak tidak akan
membaik sepenuhnya.
1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)
2. Lumpuh pada salah satu sisi wajah anggota badan (biasanya hemiparesis) yang
timbul mendadak.
3. Tonus otot lemah atau kaku
4. Menurun atau hilangnya rasa
5. Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”
6. Afasia (bicara tidak lancar atau kesulitan memahami ucapan)
7. Disartria (bicara pelo atau cadel)
8. Gangguan persepsi
9. Gangguan status mental
10. Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala.

E. Komplikasi
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi, komplikasi ini
dapat dikelompokan berdasarkan:
1. Berhubungan dengan immobilisasi : infeksi pernafasan, nyeri pada daerah
tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
2. Berhubungan dengan paralisis : nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi,
deformitas dan terjatuh
3. Berhubungan dengan kerusakan otak : epilepsi dan sakit kepala.
4. Hidrocephalus

F. Pencegahan Stroke
1. Konsumsi makanan sehat
Konsumsi makanan dengan tinggi serat. Makanan tinggi serat akan membantu
dalam pencegahan penyakit stroke ini dan juga turut andil mengendalikan lemak
dalam darah
2. Kurangi kolesterol jahat
3. Kurangi konsumsi garam
4. Hindari kebiasaan buruk seperti :
a. Merokok dan minum alkhohol

45
Merokok dapat mrusak pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah,
serta mempercepat penyumbatan di pembuluh darah dan akan membuat darah
menggumpal sehingga meningkatkan resiko stroke
b. Hidup aktif dan olahraga yang teratur
Orang yang berlebihan berat badan memiliki resiko hipertesni, kolesterol
tinggi, diabetes dan stroke. Olahraga dapat mengurangi berat badan sehingga
mengurangi risiko penyakit-penyakit tersebut

c. Melakukan aktivitas fisik secara teratur dengan berolahraga termasuk dalam


salah satu tips dan cara dalam membantu menurunkan tensi darah dan
menciptakan keseimbangan lemak yang sehat dalam darah
d. Perbanyak konsumsi serat dan banyak minum air putih.

 Sayur untuk pasien STROKE NON HEMARIGAK

Desi Gabrilia

POLTEKKES
KEMENKES
PALANGKA RAYA
JURUSAN DIII
KEPERAWATAN
REGULER 21 A
TAHUN 2020

PENCENGAHAN
STROKE Disusun oleh :
46
setelah lama y
beristirahat, baru
Kehilangan fungsi otak a
bangun tidur atau
yang diakibatkan oleh dipagi hari, k
terganggunya aliran kesadaran pasien
darah ke otak, i
biasanya masih
biasanya karena cukup baik. t
sumbatan atau
perdarahan
j
a
n
Kelumpuhan pada t
salah satu sisi u
tubuhLumpuh pada n
salah satu sisi wajah g
Gangguan lapang
pandang H
i
Gangguan bahasa atau
p
komunikasi
Stroke Hemoragik e
verbal ,Gangguan
Stroke yang r
disebabkan oleh persepsi, Gangguan
t
pecahnya pembuluh status mental,
darah otak pada e
daerah tertentu, Kesulitan reflek
n
biasanya terjadi pada menelan dan
saat melakukan s
aktivitas mengunyah Kesadaran
i
menurun Kejang
P
e
Ada 2 faktor yaitu: r
Namun bisa juga 1. Faktor yang dapat n
terjadi pada saat dicegah
a
istirahat,kesadaran
Perokok Obesitas h
pasien umumnya Kolestrol tinggi
menurun.
P
Stroke Non s
e
Hemoragik a
Biasanya terjadi n
47
k i b
i t a
t t

k
s e K

t n o

r c n

o i s
u
k n
m
e g
s
i
s m
e a
a
b n
l
e i
k
l s
o
u
h
m P
o
n e
l
y n
y 2. Faktor yang tidak
dapat dicegah
R a
l Usia
i
a KeturunanJenis
w kelamin laki-laki 30%
h lebih mudah terserang
a
g stroke dibanding wanita
y
u Kontrol
a
n teratur
t
a tekanan
a darah
s
n Berhenti
a
merokok
k
o Menurunk
48
an
konsumsi
INGAT
kolestro,M
!!!
empertaha
nkan Agar terhindar dari
serangan
kadar gula
normal stroke berulang,
hindarilah faktor-
Menghind
ari minum faktor yang menjadi
alcohol
pemicu
,Latihan timbulnya stroke.
fisik Seperti: merokok,
teratur kegemukan,
.Cegah kolestrol tinggi,
obesitas penyakit jantung,
atau
hipertensi,
kegemuka penyalahgunaan
n obat,
Mencegah
konsumsi alkohol,
penyakit dan jangan lupa
jantung.
jika tanda-tanda dari
Menerapk penyakit
an pola
stroke muncul,
makan segeralah anda
dan hidup
memeriksakan ke
sehat puskesmas atau
tenaga kesehatan
terdekat.

49

Anda mungkin juga menyukai