BIOSTATISTIK LANJUT
OLEH :
ARDIANSYAH
P 1803215004
KONSENTRASI GIZI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
UJI-T SATU SAMPEL
Kasus
Seorang mahasiswa mengumpulkan 10 data tekanan darah responden yang meminum
obat hipertensi. Ia menduga bahwa populasi tersebut rata-rata tekanan darah sistolik
sebelum minum obat adalah 125 mmHg. Untuk membuktikan hal tersebut,
sekelompok wanita di ukur tekanan darah sistoliknya dengan rata-rata tekanan darah
130 mmHg. Dengan data di atas, apakah dapat disimpulkan bahwa tekanan darah
responden rata-rata memang 125 mmHg?
Penyelesaian
Kasus di atas terdiri atas satu sampel yang akan dipakai dengan nilai populasi
hipotesis, yaitu 130 mmHg. Di sini populasi diketahui terdistribusi normal, dan
karena sampel sedikit, dipakai uji t untuk satu sampel.
2. Skewness
Statistics
Tekanan_Darah
Valid 10
N
Missing 0
Skewness .076
Std. Error of Skewness .687
One-Sample Statistics
Untuk tekanan darah sistolik sebelum minum obat, konsumen mempunyai tekanan
darah rata-rata 128,5 mmHg.
One-Sample Test
Lower Upper
Hipotesis:
Hipotesis untuk kasus ini.
Ho= tekanan darah ≠125mmHg
Ha= tekanan darah = 125 mmHg
Pengambilan Keputusan :
Dasar pengambilan keputusan
a. Berdasar perbandingan t hitung dengan t tabel:
Jika Statistik Hitung (angka t output) > Statistik Tabel (tabel t), maka Ho
ditolak.
Jika Statistik Hitung (angka t output) < Statistik Tabel (tabel t), maka Ho
diterima.
t hitung dari output adalah 1.561
Untuk statistik tabel bisa dihitung pada tabel t:
Tingkat signifikansi (α) adalah 0,05; untuk uji dua sisi, menjadi 0,05 / 2 =
0,025.
df atau derajat kebebasan adalah n – 1 atau jumlah data – 1 sehingga df adalah
10 – 1 = 9
Uji dilakukan dua sisi karena akan diketahui apakah rata-rata sebelum sama
dengan tekanan darah sistolik ataukah tidak. Jadi, bisa lebih besar atau lebih
kecil, karenanya dipakai uji dua sisi.
Dari tabel t, didapat t(0,025;9)adalah 2,262.
Keputusan :
Ho ditolak bila t hitung > t tabel
Ho diterima jika t hitung < t tabel
Karena nilai t hitung 1.561 dan t tabel adalah 2,262, maka :
Ho diterima karena t hitung < t tabel = 1,561 < 2,262
Kesimpulannya rata-rata tekanan darah sistolik sebelum minum obat bukanlah 125
mmHg.
b. Berdasar nilai Probabilitas -> untuk uji DUA SISI
Jika probabilitas/2 > 0,025, maka Ho diterima.
Jika probabilitas/2 < 0,025, maka Ho ditolak.
Keputusan :
Terlihat bahwa t hitung adalah 1.561 dengan probabilitas 0,153. Angka
probabilitas menjadi 0,153/2 = 0,0765. Oleh karena itu 0,0765 > 0,025, maka Ho
diterima atau tekanan darah sistolik sebelum minum obat bukanlah 125 mmHg.
UJI-T DUA SAMPEL INDEPENDEN
Kasus
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah kadar Hb ibu hamil yang diberi tablet Fe
lebih tinggi daripada kadar Hb ibu hamil yang tidak mendapatkan Fe. Untuk
membuktikan, hipotesis ini diambil sampel dua kelompok ibu hamil masing-masing
10 orang, kelompok pertama yaitu ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe sedangkan
kelompok kedua yaitu ibu hamil yang tidak mendapatkan tablet Fe.
Penyelesaian
Kasus di atas terdiri atas dua sampel yang bebas satu dengan yang lain, yaitu
mengukur kadar Hb ibu hamil yang diberikan tablet Fe dan ibu hamil yang tidak
diberikan tablet Fe. Di sini populasi diketahui terdistribusi normal, dan karena sampel
sedikit, dipakai uji t untuk dua sampel.
Output SPSS dan Analisis:
Uji Normalitas
Tests of Normality
Lower Upper
Equal
variances .438 .516 4.925 18 .000 1.3900 .2822 .7971 1.9829
assumed
kadar_hb Equal
variances
4.925 17.732 .000 1.3900 .2822 .7964 1.9836
not
assumed
Hipotesis:
H0 : kadar Hb ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe lebih tinggi dari kadar
Hb ibu hamil yang tidak mendapatkan tablet Fe.
Ha : kadar Hb ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe lebih tinggi dari kadar
Hb ibu hamil yang tidak mendapatkan tablet Fe.
Pengambilan Keputusan:
Dasar Pengambilan Keputusan:
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima.
Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.
Keputusan:
Nilai t hitung pada tabel ini didapat dua nilai dan kebetulan sama yaitu 4,925. Nilai
p yang diperoleh pada tabel ini dengan dua arah (Sig 2-tailed) = 0,000. Sedangkan
hipotesis ini termasuk satu arah sehingga nilai p yang diperoleh harus dibagi 2
menjadi = 0,000. Karena nilai p tetap 0,000 < 0,005, maka Ho ditolak.
Kesimpulannya bahwa kadar Hb ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe lebih
tinggi dibanding dengan kadar Hb ibu hamil yang tidak diberi tablet Fe.
UJI-T DUA SAMPEL BERPASANGAN
Kasus
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan berat badan (kg)
sebelum dan setelah melakukan olahraga secara rutin selama satu bulan. Untuk
membuktikan hal tersebut, diambil sampel secara random sebanyak 10 orang yang
masing-masing diukur berat badannya, kemudian setelah rutin sebulan berolahraga,
sampel tersebut kembali diukur berat badannya.
Penyelesaian
Kasus di atas terdiri atas dua sampel yang berhubungan atau berpasangan satu dengan
yang lain, yaitu berat badan sampel sebelum berolahraga dan berat badan sampel
setelah berolahraga. Di sini populasi diketahui berdistribusi normal, dan karena
anggota sampel sedikit (hanya sepuluh orang, yang berarti jauh di bawah 30), dipakai
uji t untuk dua sampel yang berpasangan.
Output SPSS dan Analisis:
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Untuk berat badan sebelum berolahraga selama satu bulan secara rutin, responden
memiliki berat rata-rata 57,50 kg, sedangkan rata-rata berat badan setelah berolahraga
secara rutin selama satu bulan yaitu 55,30 kg.
N Correlation Sig.
Lower Upper
Sebelum –
Pair 1 2.200 1.751 .554 .947 3.453 3.973 9 .003
Setelah
Hipotesis :
Ho = Rata-rata berat badan sebelum dan setelah berolahraga secara rutin selama
satu bulan adalah sama secara nyata.
Ha = Rata-rata berat badan sebelum dan setelah berolahraga secara rutin selama
satu bulan adalah berbeda secara nyata.
Pengambilan Keputusan:
Dasar Pengambilan Keputusan.
a. Berdasar perbandingan t hitung dengan t tabel:
Jika Statistik Hitung (angka t output) > Statistik Tabel (tabel t), maka Ho
ditolak.
Jika Statistik Hitung (angka t output) < Statistik Tabel (tabel t), maka Ho
diterima.
t hitung dari output adalah 3.973.
Untuk statistik tabel bisa dicari pada tabel t, dengan cara:
Tingkat signifikansi (α) 0,05. Dengan degree of freedom atau derajat
kebebasan dicari dengan rumus jumlah data – 1 atau 10 – 1 = 9
Uji dilakukan dua sisi karena akan diketahui apakah rata-rata sebelum sama
dengan sesudah ataukah tidak. Jadi, bisa lebih besar atau lebih kecil, karenanya
dipakai uji dua sisi. Perlunya Uji dua sisi bisa diketahui pula dari output SPSS
yang menyebut adanya two tailed test.
Oleh karena t hitung terletak pada daerah Ho tolak, maka bisa disimpulkan dengan
berolahraga secara rutin dapat menurunkan berat badan.
b. Berdasar nilai Probabilitas
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima.
Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.
Untuk uji dua sisi, setiap sisi dibagi 2 hingga menjadi:
Angka probabilitas/2 > 0,025, maka Ho diterima.
Angka probabilitas/2 < 0,025, maka Ho ditolak.
Keputusan:
Terlihat bahwa t hitung adalah 3,973 dengan probabilitas 0,003. Untuk uji dua sisi,
angka probabilitas adalah 0,003/2=0,0015. Oleh karena 0,0015 > 0,025, maka Ho
ditolak. Dapat disimpulkan bahwa berat badan sebelum dan sesudah melakukan
olahraga secara rutin selama satu bulan berbeda secara nyata. Atau, dengan kata
lain dengan rutin berolahraga efektif dalam menurunkan berat badan secara nyata.
UJI ONE WAY ANOVA
15 anak yang mengalami gizi kurang mengikuti program penaikan berat badan.
Subjek dibagi menjadi 3 kelompok secara acak, setiap kelompok mendapatkan
program makanan tambahan yang berbeda. Apakah ada perbedan penurunan BB
diantara ketiga metoda tersebut ? Bila ada, kelompok mana yang berbeda ? (Alfa =
0,05). Pada akhir program, kenaikan berat badan dicatat sebagai berikut :
Penyelesaian :
Ho : tidak ada perbedaan kenaikan berat badan antara program PMT 1, PMT 2, dan
PMT 3
Ha : ada perbedaan kenaikan berat badan antara pemberian PMT satu dengan yang
lain.
Uji Normalitas
Tests of Normality
Descriptives
berat_badan
Dari tabel output diatas terlihat bahwa total populasi secara keseluruhan
sampel sebanyak 15 orang, dengan spesifikasi PMT 1 (kacang hijau) 5 orang, PMT 2
(telur rebus) 5 orang dan PMT 3 (biscuit) 5 orang. Untuk batas terendah pemberian
kacang hijau adalah 0,992 dan batas maksimumnya adalah 2,408. Pada tabel 95%
Confidence Interval for Mean, untuk pemberian PMT 2 dan PMT 3 dapat dilihat
dikolom yang sama. Untuk masing-masing nilai maksimum dan nilai minimum untuk
setiap pemberian PMT dilihat pada kolom minimum dan maksimum, sebagai contoh
pemberian PMT 2 memiliki nilai minimum 1 kg dan nilai maksimum 2 kg.
.311 2 12 .738
ANOVA
berat_badan
Multiple Comparisons
Dependent Variable: berat_badan
LSD
(I) Kelompok (J) Kelompok Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Difference (I-J) Lower Bound Upper Bound
Output pada tabel Multiple Comparisons merupakan uji lanjut anova jika
hasil analisis yang diperoleh pada uji anova signifikan. Pada nalaisis uji lanjut
menggunakan uji LSD (Least Significamt Difference) untuk mengetahui pasangan
mana yang berbeda. Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut : uji beda
pemberian PMT kacang hijau dan telur rebus diperoleh rata-rata 0,2000. Nilai p =
0,539 > 0,05, maka Ho diterima.
Kesimpulan : tidak ada perbedaan pemberian PMT kacang hijau, telur rebus maupun
biscuit terhadap kenaikan berat badan anak. Uji beda program pemberian kacang
hijau dan biscuit diperoleh rata-rata 0,3000 dengan nilai p = 0,361, maka Ho diterima.
Kesimpulan : tidak ada perbedaan antara pemberian PMT 1, PMT 2, dan PMT 3
terhadap kenaikan berat badan anak. Uji beda program pemberian telur rebus dan
biscuit diperoleh rata-rata = 0,1000 dengan nilai p = 0,757 > 0,05, maka Ho diterima.
Tidak ada perbedaan antara pemberian PMT 1, PMT 2, dan PMT 3 terhadap kenaikan
berat badan anak.