Anda di halaman 1dari 11

1.

Hasil uji asumsi klasik


a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan statistik One
Sample Kolmogorov-Smirnov. Dasar
pengambilan keputusan dalam One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test yaitu dengan
ketentuan apabila nilai signifikan diatas 0.05,
maka data terdistribusi normal. Sedangkan,
jika hasil One Sample Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05,
maka data tidak terdistribusi normal.
Hasil pengujian Uji Normalitas (sebelum
outlier)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 72
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. .05751067
Deviation
Most Extreme Absolute .190
Differences
Positive .181
Negative -.190
Test Statistic .190
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data diolah peneliti, SPSS Ver.25 (2023)

Berdasarkan tabel diatas dapat


diamati bahwa nilai test statistic sebesar
0.190 > 0,05 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0.000 < 0,05 artinya data tersebut
tidak berdistribusi normal. sehingga untuk
mengatasinya, diperlukan adanya uji Outlier,
untuk mendeteksi data yang mengalami
Outlier (rusak) sebegai berikut:

Dari gambar diatas merupakan hasil uji


outliers, apabila mengikuti nomor pada
tabulasi penelitian yang dapat dilihat pada
lampiran menunjukkan pada perusahaan
AISA dan MLBI yang mengalami outlier
sehingga kedua emiten tersebut perlu
dikeluarkan dari sampel. maka sisa sampel
yang dapat digunakan yaitu sebanyak 22
perusahaan atau 22 x 3 = 66 data. berikut
hasil pengujian normalitas setelah uji Outliers
:
Hasil pengujian Uji Normalitas (setelah
outlier)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardi
zed
Residual
N 66
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. .02592601
Deviation
Most Extreme Absolute .120
Differences
Positive .120
Negative -.055
Test Statistic .120
Asymp. Sig. (2-tailed) .196c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data diolah peneliti, SPSS
Ver.25 (2023)

Hasil uji normalitas diatas diketahui


bahwa nilai Test Statistic sebesar 0.120 >
0.05 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0.196 >
0.05, maka dapat dinyatakan bahwa data
yang diuji berdistribusi normal.
Selain itu untuk menguji normalitas data
digunakan pendekatan P-P plot antara
expected cumulatif probability dengan
observed cumultatif probability,yang disajikan
pada gambar berikut:
Gambar Normal P-P Plot of
Regression Standardized Residual

Berdasarkan pada Gambar Normal P-P


Plot of Regression Standardized Residual,
hasil di atas memberikan pernyataan bahwa
tidak terdapat masalah pada uji normalitas,
artinya berdasarkan grafik di atas
menunjukan nilai sebaran data yang
tercermin pada gambar dengan noktah yang
menunjukan data berasal dari data distribusi
normal, hal ini menunjukan bahwa
persyaratan normal dapat dipenuhi dan dapat
digunakan untuk pengujian statistik
selanjutnya karena dapat dikatakan data
tersebar disekeliling garis diagonal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel bebas. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
multikolinearitas antara variabel bebas. Jika
variabel bebas saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal yaitu
variabel bebas yang nilai korelasi antar
sesama variabel bebas sama dengan nol.
Dasar pengambilan keputusan pada uji
multikolinearitas yakni:
1) Melihat nilai Tolerance: jika nilai Tolerance
lebih besar dari 0,10 maka artinya tidak
terjadi multikolinearitas terhadap data yang
diuji. Jika nilai Tolerance lebih kecil dari
0,10, maka artinya terjadi multikolinearitas
terhadap data yang diuji.
2) Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)
jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00 maka
artinya tidak terjadi multikolinearitas
terhadap data yang diuji. Jika nilai VIF lebih
besar dari 10,00, maka artinya terjadi
multikolinearitas terhadap data yang diuji.
Hasil uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity
Model Statistics
Toleranc
e VIF
1MODAL KERJA .182 5.485
UKURAN PERUSAHAAN .182 5.485
a. Dependent Variable: PROFITABILITAS
Sumber: Data diolah peneliti, SPSS
Ver.25 (2023)

Hasil pengujian menunjukkan nilai


Tolerance variabel modal kerja (X1) sebesar
0.182 > 0.10 dan variabel ukuran perusahaan
(X2) sebesar 0,182 > 0,10 sehingga dengan
demikian pada pengujian tolerance tidak
terjadi multikolinearitas. Sementara itu, nilai
VIF variabel modal kerja (X1) sebesar 5,485 <
10,00 dan variabel ukuran perusahaan (X2)
sebesar 5,485 < 10,00, sehingga demikian
dinyatakan pada pengujian VIF tidak terjadi
multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi didefinisikan sebagai
korelasi antar observasi yang diukur
berdasarkan deret waktu dalam model regresi
atau dengan kata lain error dari observasi
tahun berjalan dipengaruhi oleh error dari
observasi tahun sebelumnya. Uji autokorelasi
dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi
ada atau tidaknya autokorelasi pada model
regresi, pada model ini akan digunakan uji
Durbin-Watson (DW-Test). Model regresi
yang baik adalah model regresi yang bebas
dari autokorelasi.
Tabel
Hasil pengujian Uji
Autokorelasi

Pengukur Nilai

dU 1.6640

dW 2.529

4 – dU 2.336

Berdasarkan tabel uji Autokorelasi, Nilai


Durbin-Watson test sebesar 2.529, nilai
pembanding menggunakan nilai signifikan 5%
(0.05). Jumlah sampel sebanyak 66 (n) dan 2
untuk variabel independen (k=2), maka pada
tabel Durbin-Watson akan diperoleh nilai dU
sebesar 1.6640. Nilai dU 1.6640 lebih kecil
dari nilai dW 2.529 dan nilai dW lebih kecil
dari 4-DU 2.336 atau du<d<4-du maka yang
terjadi adalah menghasilkan kesimpulan tidak
terjadi autokorelasi pada model regresi.

d. Uji Heterokedastisitas.
Tujuan dari uji heterokedastisitas untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
heterokedastisitas. Untuk mendeteksi Uji
Heterokedastisitas dapat dilihat memakai uji
gletser dengan standar Nilai signya > 0,05
maka tidak terjadi hetero.
Hasil Uji Gletser
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .430 .175 2.462 .017
MODAL KERJA .003 .002 .388 1.383 .171
UKURAN -.146 .067 -.610 -2.174 .335
PERUSAHAAN
a. Dependent Variable: ABSRES
Sumber: Data diolah peneliti, SPSS Ver.25
(2023)

Berdasarkan hasil uji gletser diatas


menunjukkan bahwa nilai signifikan pada
variabel modal kerja (X1) sebesar 0,171 >
0.05 dan variabel ukuran perusahaan (X2)
sebesar 0,335 > 0.05, sehingga berdasarkan
hasil uji heterokedastisitas mengindikasikan
bahwa tidak terjadi data yang beragam
(hetero).
2. Analisis Data Penelitian
a) Analisis deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan
untuk mendiskripsikan atau memberi
gambaran terhadap obyek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi. Dalam
suatu penelitian data dapat dikatakan baik
jika dalam statistik deskriptif nilai rata-rata
(mean) dari setiap variabel dan indikatornya
lebih besar dari standar deviasinya. Hasil
analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada
tabel berikut :
Hasil analisis statistik
deskriptif
Descriptive Statistics
Std.
N Mean Deviation
MODAL KERJA 66 26.7080 2.01513
UKURAN 66 3.3418 .06446
PERUSAHAAN
PROFITABILITAS 66 2.8439 .02955
Valid N (listwise) 66
Sumber: Data diolah peneliti, SPSS Ver.25
(2023)

Dalam penelitian ini sampel (N) yang


digunakan sebanyak 66 data, pada perincian
data analisis statistik deskriptif masing-
masing variabel independen dan variabel
dependen, nilai rata-rata (mean) dan standar
deviasi.
Pada variabel modal kerja (X1) nilai mean
sebesar 26.7080 dengan nilai standar
deviasi sebesar 2.01513. Nilai mean yang
lebih besar ini menunjukkan bahwa hasil
deskriptif data variabel yang digunakan
adalah baik.
Nilai mean variabel ukuran perusahaan
(X2) sebesar 3.3418 dengan nilai standar
deviasi sebesar 0.06446. Maka nilai rata-rata
(mean) yang lebih besar ini dapat dinyatakan
bahwa terjadi peningkatan nilai, sehingga
hasil deskriptif data variabel yang digunakan
adalah baik.
Nilai rata-rata (mean) variabel
profitabilitas (Y) sebesar 2.8439, dengan
nilai standar deviasi sebesar 0.02955. Hal ini
dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan
atau fluktuasi nilai yang disebabkan
besarnya nilai rata-rata dibandingkan nilai
standar deviasinya.

b) Analisis regresi berganda


Regresi berganda dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana variabel-variabel
bebas mempengaruhi variabel terikat. Pada
regresi ganda terdapat satu variabel terikat
dan lebih dari satu variabel bebas. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat
adalah profitabilitas (Y), sedangkan yang
menjadi variabel bebas modal kerja (X1) dan
ukuran perusahaan (X2).
Hasil analisis statistik
inferensial
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant) 3.775 .308 12.258 .000
MODAL KERJA .016 .004 1.097 4.237 .000
UKURAN -.407 .119 -.888 -3.432 .001
PERUSAHAAN
a. Dependent Variable: PROFITABILITAS
Sumber: Data diolah peneliti, SPSS Ver.25
(2023)

Dari tabel diatas, diperoleh persamaan


sebagai berikut :
Y = α+ β1X1 +β2X2 + e

Y = 3.775 (Konstanta)
+ 0,016
(X1)
- 0,407 (X2)
+
0.308(e)

Dari persamaan regresi tersebut, dapat


dijelaskan sebagai berikut:
1) Angka konstanta sebesar 3.775
menyatakan jika modal kerja (X1) dan
ukuran perusahaan (X2) nilainya 0, maka
profitabilitas (Y) nilainya sebesar 3.775.
2) Koefisien modal kerja (X1) sebesar 0.016
menyatakan bahwa setiap penambahan
1% modal kerja (X1), maka akan
meningkatkan profitabilitas (Y) sebesar
0.016 pada saat variabel lainnya tidak
berubah (konstan).
3) Koefisien ukuran perusahaan (X2)
sebesar - 0.407 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1% ukuran
perusahaan (X2), maka akan
menurunkan profitabilitas sebesar - 0.407
pada saat variabel lainnya tidak berubah
(konstan).
3. Pengujian Hipotesis
a) Uji kelayakan Model (Uji Fisher Test)
Uji F dilakukan untuk menilai apakah
model yang di analisis telah memenuhi syarat
kelayakan model (goodness of fit model)
dasar pengambilan keputusan terbukti atau
tidaknya hipotesis yang diajukan yaitu jika
nilai F-hitung >F-tabel dan pada tingkat
signifikansi < 0.05, maka model dinyatakan
layak untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil
pengujian dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel Hasil Uji Fisher Test.
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regressio .013 2 .007 9.417 .000b
n
Residual .044 63 .001
Total .057 65
a. Dependent Variable: PROFITABILITAS
b. Predictors: (Constant), UKURAN PERUSAHAAN, MODAL KERJA
Sumber: Data diolah peneliti, SPSS Ver.25
(2023)

Berdasarkan hasil pengujian model


diatas, diperoleh nilai F-hitung sebesar 9.417
dengan derajat kekeliruan 5% (α=0,05) dan
derajat bebas (2;66) sehingga diperoleh nilai
F-tabel sebesar 3,1359. Maka berdasarkan
perolehan hasil menggunakan formulasi F-
INV, disimpulkan nilai F-hitung > F-tabel
(9.417 > 3,1359) dan nilai p-value 0.000 <
0.05 yang menunjukkan bahwa model yang di
uji memenuhi kriteria kelayakan model. Dan
juga mengartikan bahwa H1 diterima dan H0
ditolak atau Modal Kerja dan Ukuran
perusahaan secara simultan berpengaruh
positif terhadap profitabilitas pada sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
periode 2019 – 2021.
b) Uji Student Test (Uji T)
Uji t-statistik pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas (independen) secara individual
dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Uji t-statistik mempunyai nilai
signifikansi α = 5%. Kriteria pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji statistik t
adalah jika nilai signifikansi t (pvalue) < 0,05,
maka hipotesis alternatif diterima, yang
menyatakan bahwa suatu variabel
independen secara individual dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen (Ghozali,
2016 : 96).
1) t-hitung > t-tabel: maka H0 ditolak dan Ha
diterima, hipotesis penelitian diterima
2) t-hitung < t-tabel: maka H0 diterima dan Ha
di tolak, hipotesis penelitian ditolak.
Hasil Uji Student Test.
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant) 3.775 .308 12.258 .000
MODAL KERJA .016 .004 1.097 4.237 .000
UKURAN -.407 .119 -.888 -3.432 .001
PERUSAHAAN
a. Dependent Variable: PROFITABILITAS
Sumber: Data diolah peneliti, SPSS Ver.25
(2023)

Berdasarkan hasil pengujian diatas, maka


dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Pengaruh modal kerja (X1) terhadap
profitabilitas (Y).
Kriteria pengujian uji t pada tabel diatas,
diperoleh t-hitung 4.237, nilai p-value
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0.05 dan
derajat bebas = 66, maka diperoleh t-tabel
sebesar 1,9966.
Oleh karena itu, hasil nilai t-hitung > t-
tabel (4.237 > 1.9966) dan nilai signifikan
lebih kecil dari p-value 0.05 atau 0.000 <
0.05, maka dinyatakan H2 diterima dan H0
ditolak. Hal ini berarti Modal Kerja (X1)
berpengaruh positif terhadap profitabilitas
(Y) pada sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI periode 2019– 2021
2) Pengaruh ukuran perusahaan (X2)
terhadap profitabilitas (Y).
Kriteria pengujian uji t pada tabel diatas,
diperoleh t-hitung -3.432 nilai p-value
sebesar 0,001 lebih kecil dari 0.05 dan
derajat bebas = 66, maka diperoleh t-tabel
sebesar 1,9966.
Oleh karena itu, hasil nilai t-hitung > t-
tabel (3.432 > 1,9966) dan nilai signifikan
lebih kecil dari p-value 0.05 atau 0.001 <
0.05, maka dinyatakan H0 diterima dan H3
ditolak. Hal ini berarti Ukuran Perusahaan
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas
pada sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di BEI periode 2019 – 2021
c) Koefisien determinasi (R ). 2

Koefisien determinasi menunjukkan


besarnya pengaruh variable independen
secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Dalam hal ini koefisien
determinasi dicari untuk mengetahui
seberapa besar profitabilitas (Y) yang dapat
dijelaskan oleh modal kerja (X1) dan ukuran
perusahaan (X2).

Hasil Koefisien Determinasi (R ) 2

Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of
Model R Square Square the Estimate
a
1 .480 .230 .206 .02633
a. Predictors: (Constant), UKURAN PERUSAHAAN,
MODAL KERJA
b. Dependent Variable: PROFITABILITAS
Sumber: Data diolah peneliti, SPSS
Ver.25 (2023)

Dari tabel diatas, diketahui bahwa uji


koefisien determinasi (R) sebesar 0.480 atau
48,0%. Berdasarkan nilai tersebut, dapat
dikatakan bahwa hubungan antara variabel
independen yaitu modal kerja (X1), dan
ukuran perusahaan (X2) terhadap
profitabilitas (Y) memiliki hubungan yang
dalam kategori lemah.
Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
0.230 atau 23,0%, yang berarti menunjukkan
pengaruh antar variabel independen yaitu
modal kerja (X1), dan ukuran perusahaan
(X2) terhadap profitabilitas (Y). Hal ini
mengartikan bahwa manajemen pajak (Y)
dapat dipengaruhi oleh modal kerja (X1), dan
ukuran perusahaan (X2) sedangkan sisanya
77% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tidak dijelaskan dalam model penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai