Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Bab ini menguraikan tentang analisa data yang berkaitan dengan data

penelitian yang sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, penelitian ini

menggunakan sampel perusahaan-perusahaan manufaktur yang listing di Bursa

Efek Indonesia selama periode tahun 2010-2014.

Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling

dan diperoleh data penelitian sebanyak 10 perusahaan x 5 tahun = 50 data penelitian.

4.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dari data yang diambil untuk penelitian ini adalah dari tahun

2010 sampai dengan tahun 2014 yaitu sebanyak 50 data pengamatan. Distribusi

statistik deskriptif untuk masing-masing variabel terdapat pada tabel 4.1 sebagai

berikut:

Tabel 4.1
Deskripsi Variabel Penelitian Perusahaan Sampel
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KEPMAN 50 ,00016 ,25620 ,0355638 ,07683372


KEPINS 50 ,32216 ,96091 ,6427606 ,18766157
SIZE 50 25,08254 33,09498 28,8643850 2,32166115
ROA 50 ,01935 ,35061 ,1380008 ,07383915
KHUTANG 50 ,03359 ,74854 ,1863630 ,16299346
DEV 50 ,02326 2,02857 ,3787282 ,35538007
Valid N (listwise) 50

46
47

Hasil deksriptif statistik diatas menggambarkan tentang variabel sebagai

berikut:

1. Hasil analisis deskriptif terhadap variabel kepemilikan manajerial (KM), nilai

yang terkecil 0,00016 (0%) dan nilai yang terbesar adalah 0,25 (25%). Nilai

rata-rata sebesar 0,035 (3,5%). Hal ini menunjukkan bahwa pada sampel

penelitian rata-rata kepemilikan manajemen dalam sebuah perusahaan hanya

sebesar 3,5%, artinya untuk rata-rata kepemilikan manajerial tidaklah terlalu

besar pengaruhnya dalam perusahaan atau pengaruh yang diberikan dengan

adanya kepemilikan manajerial sangatlah sedikit.

2. Hasil analisis deskriptif terhadap variabel kepemilikan institusional (KI)

menunjukkan nilai minimum sebesar 0,322 (32,2%), nilai maksimumnya

adalah 0,960 (96%). Rata-rata kepemilikan saham institusi diperoleh sebesar

0,642 (64,2%). Hasil ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional

mempunyai proporsi 64,2% dalam sebuah perusahaan, artinya adanya

kepengawasan dari pihak institusional yang besar dalam suatu perusahaan.

3. Hasil analisis deskriptif terhadap variabel kebijakan hutang (DER)

menunjukkan nilai minimum sebesar 0,335 (33,5%), nilai maksimumnya

adalah 0,748 (74,8%). Rata-rata kebijakan hutang diperoleh sebesar 0,186

(18,6%). Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan banyak didanai oleh hutang

sebesar 18,6% dalam sebuah perusahaan.

4. Hasil analisis deskriptif terhadap variabel kinerja perusahaan (ROA) diperoleh

nilai terendah adalah 0,019 (1,9%) dan nilai tertinggi adalah 0,350 (35%). Nilai
48

rata-rata sebesar 0,138 atau 13,80% menunjukkan bahwa perusahaan

memperoleh keuntungan dari kegiatan utamanya dalam bisnis sebesar 13,80%.

5. Hasil analisis deskriptif terhadap variabel ukuran perusahaan (SIZE)

menunjukkan nilai SIZE terendah adalah 25,08254 dan tertinggi adalah

33,09498. Rata-rata sebesar 28,8643850 yang berarti perusahaan dalam sampel

penelitian memiliki ukuran perusahaan yang sedang.

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi

masing-masing variabel mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui apakah data mengikuti atau mendekati distribusi

normal. Untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

teknik analisis Kolmogorov Smirnov. Berikut adalah hasil dari uji normalitas

dengan menggunakan teknik analisis Kolmogorov Smirnov:

Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 50
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,63053227
Most Extreme Differences Absolute ,087
Positive ,087
Negative -,061
Test Statistic ,087
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
49

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai probabilitas (sig) lebih

besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data-data penelitian

yang digunakan dalam analisis regresi telah berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varian. Model regresi yang baik adalah tidak

terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan menggunakan scatter-plot. Apabila tidak terdapat hasil yang

menyebar nilai-nilai residualnya, maka model regresi tersebut bebas dari masalah

heteroskedastisitas.

Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa scatter-plot membentuk

titik-titik yang menyebar secara acak dengan tidak membentuk pola yang jelas,

serta titik-titik menyebar di atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.


50

4.3.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka terjadi

multikolinearitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi

multikolineritas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model

regresi adalah dengan melihat nilai toleransi dan Variance Inflation Factor (VIF).

Apabila nilai toleransi > 0,1 dan VIF < 10, maka dapat disimpulkan tidak ada

multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi. Berikut ini adalah hasil uji

multikolinearitas terhadap model regresi pada penelitian ini:

Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1(Constant) -4,422 1,423 -3,107 ,003
KM -,012 ,063 -,033 -,195 ,847 ,463 2,162
KI ,627 ,376 ,234 1,666 ,103 ,673 1,487
DER -,162 ,120 -,183 -1,352 ,183 ,727 1,375
ROA -4,471 1,446 -,400 -3,091 ,003 ,792 1,262
SIZE ,127 ,052 ,357 2,440 ,019 ,621 1,610
a. Dependent Variable: DPR

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa variabel bebas mempunyai nilai tolerance >

0,1 dan nilai VIF < 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar

variabel bebas dalam model regresi ini.


51

4.3.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengidentifikasi apakah terdapat

autokorelasi antara error yang terjadi antar periode yang diujikan dalam model

regresi. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi digunakan uji DW

(Durbin Watson) dengan melihat koefisien korelasi DW test.

Tabel 4.4
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson

1 ,644a ,415 ,349 ,66539 2,186

a. Predictors: (Constant), SIZE, KI, ROA, DER, KM


b. Dependent Variable: DPR

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil pengujian aurokorelasi adalah

1,771 (dU) < 2,189 (DW) < 2,229 (4-dU). Maka dengan demikian tidak terjadi

autokorelasi.

4.4 Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang dilakukan seperti uji F dan uji t dimana uji F ini merupakan

uji hipotesis yang menguji hubungan secara bersama-sama dari semua varibel bebas

atau independen dengan variabel yang terikat atau dependen. Uji hipotesis selain

uji f adalah uji t, dimana uji hipotesis ini merupakan uji yang dilakukan untuk

mengetahui hubungan dari masing-masing variabel bebas itu sendiri terhadap

variabel terikat.
52

4.4.1 Uji Statistik F

Uji Statsitik F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Kepemilikan

Manajerial (X1), Kepemilikan Institusional (X2), Kebijakan Hutang (X3),

Profitabilitas (X4), dan ukuran perusahaan (X5) secara bersama-sama atau simltan

terhadap Kebijakan Dividen (Y). Berikut adalah hasil analisis uji F:

Tabel 4.5
Uji Statistik F

ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 13,841 5 2,768 6,252 ,000b
Residual 19,481 44 ,443
Total 33,322 49
a. Dependent Variable: DPR
b. Predictors: (Constant), SIZE, KI, ROA, DER, KM

Dari hasil pengujian pada tabel dapat dilihat pada nilai Fhitung sebesar 6,252

dan signifikan pada 0,000. Dengan menggunakan tingkat α (alfa) 0,05 atau 5%,

maka H0 ditolak dan H1 diterima. Penolakan H0 dibuktikan dengan hasil

perhitungan bahwa nilai sig (0,000) < dari α (alfa) = 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel independen yang terdiri dari Kepemilikan Manajerial

(KM), Kepemilikan Institusional (KI), Kebijakan Hutang (DER), Profitabilitas

(ROA), dan Ukuran Perusahaan (Size) secara bersama-sama atau simltan terhadap

Kebijakan Dividen (DPR). Dengan demikian berarti bahwa H1 diterima.


53

4.4.2 Uji Koefisien Determinasi

Dalam uji regresi linear berganda ini dianalisis pula besarnya koefisien

determinasi (R2). Uji koefisien determinasi dalam penelitian ini digunakan untuk

melihat besar pengaruh variabel Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan

Institusional, Kebijakan Hutang, ROA, dan Ukuran Perusahaan secara bersama-

sama atau simlutan terhadap Kebijakan Dividen.

Tabel 4.6
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,644a ,415 ,349 ,66539

a. Predictors: (Constant), SIZE, KI, ROA, DER, KM

b. Dependent Variable: DPR

Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien determinasi yang ditunjukkan

dari nilai adjusted R2 sebesar 0,349. Hal ini berarti bahwa 34,9% variasi kebijakan

dividen dapat dijelaskan oleh KM, KI, DER, ROA dan SIZE, sedangkan sisanya

sebesar 65,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.4.3 Uji Statistik t

Uji t atau parsial digunakan untuk menguji pengaruh pengaruh variabel

Kepemilikan Manajerial (X1), Kepemilikan Institusional (X2), Kebijakan Hutang

(X3), ROA (X4), dan ukuran perusahaan (X5) secara sendiri-sendiri atau parsial

terhadap Kebijakan Dividen (Y). Hasil analisis statistik uji t dapat dilihat sebagai

berikut:
54

Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -4,422 1,423 -3,107 ,003
KM -,012 ,063 -,033 -,195 ,847
KI ,627 ,376 ,234 1,666 ,103
DER -,162 ,120 -,183 -1,352 ,183
ROA -4,471 1,446 -,400 -3,091 ,003
SIZE ,127 ,052 ,357 2,440 ,019
a. Dependent Variable: DPR

Hasil pengujian dari tabel di atas menunjukkan hasil sebagai berikut:

1. H2: Tentang kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kebijakan

dividen adalah variabel kepemilikan manajerial berpengaruh negatif namun

tidak signifikan dengan nilai signifikansi 0,847 lebih besar dari taraf

signifikansi 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial

tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR). Dengan demikian berarti

bahwa H2 ditolak.

2. H3: Tentang kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kebijakan

dividen adalah variabel kepemilikan institusional berpengaruh positif namun

tidak signifikan dengan nilai signifikansi 0,103 lebih besar dari taraf

signifikansi 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional

tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR). Dengan demikian berarti

bahwa H3 ditolak.

3. H4: Tentang kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen

adalah variabel kebijakan hutang berpengaruh negatif dan tidak signifikan


55

dengan nilai signifikansi 0,183 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (5%).

Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap

kebijakan dividen (DPR). Dengan demikian berarti bahwa H4 ditolak.

4. H5: Tentang profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen

adalah variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan dengan nilai

signifikansi 0,003 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (5%). Hal ini

menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan

dividen (DPR). Dengan demikian berarti bahwa H5 diterima.

5. H6: tentang ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen

adalah variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan dengan

nilai signifikansi 0,019 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (5%). Hal ini

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan

dividen (DPR). Dengan demikian berarti bahwa H6 diterima.

4.5 Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Kepemilikan

Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, Ukuran

Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014.

H1: Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang,

Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan secara simultan berpengaruh

positif terhadap Kebijakan Dividen.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran


56

Perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen dengan

signifikansi sebesar 0,000. Hasil ini sesuai dengan H1, bahwa Kepemilikan

Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan

Ukuran Perusahaan secara simultan berpengaruh positif terhadap Kebijakan

Dividen.

Hal ini menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan

Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan secara

simultan berpengaruh positif terhadap Kebijakan Dividen. Hal ini disebabkan

Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional semakin tinggi atau

semakin rendah proporsi kepemilikan dalam perusahaan maka akan tetap

mempengaruhi dalam pembagian dividen yang ada untuk meminta proporsi

atas kepemilikan dikarenakan kepemilikan manajerial dan kepemilikan

institusional merupakan suatu pengawasan terhadap pihak manajemen. Selain

itu, terdapat kebijakan hutang yang mempengaruhi kebijakan dividen dimana

dalam pengambilan keputusan berhutang juga dapat menjadi perhatian investor,

kebijakan berhutang yang terlalu tinggi memiliki pengaruh yang tinggi bagi

perusahaan sehingga dapat mengurangi pendapatan dan berpengaruh terhadap

pembagian dividen. Kebijakan hutang yang rendah memiliki pengaruh yang

rendah sehingga dapat mengurangi beban perusahaan dalam membayar hutang

dan dapat menghasilkan laba yang juga berpengaruh terhadap pembagian

dividen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebijakan hutang yang tinggi atau

rendah memiliki pengaruh terhadap pembagian dividen atau perusahaan akan

mengumumkan dividen.
57

Selain itu, ukuran perusahaan yang besar akan memudahkan perusahaan

dalam mengakses modal sehingga akan memudahkan perusahaan untuk

menambah aset yang dimiliki dan aset tersebut akan mempengaruhi nilai pada

profitabilitas, namun profitabilitas ini sendiri pun juga berpengaruh dalam

pembagian dividen dengan mengukur aset yang ada pada perusahaan tersebut,

dimana aset tersebut tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil karena akan

mempengaruhi adanya kebijakan dividen yang akan dibagikan atau kebijakan

dividen yang akan ditahan.

Hal ini mendukung hasil penelitian dari Ratih Fitria (2010) yang

menyatakan bahwa adanya pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan

Institusional, Kebijakan Hutang, profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan secara

bersama-sama terhadap Kebijakan Dividen.

H2: Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Dividen

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Kepemilikan Manajerial

tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen dengan signifikansi sebesar

0,847. Hasil ini tidak sesuai dengan Hipotesa 2, bahwa kepemilikan manajerial

berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

Manajer mendapat kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan saham

dengan tujuan menyetarakan dengan pemegang saham dan dalam kebijakan ini

manajer diharapkan dapat menghasilkan kinerja yang baik serta mengarahkan

dividen pada tingkat yang rendah. Dimana saat penetapan dividen rendah maka

perusahaan memiliki laba ditahan yang cukup tinggi karena memiliki sumber

dana internal relatif tinggi untuk membiayai investasi dimasa yang akan datang.
58

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Moh’d Rimbey dan Perry

(1998) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh negatif

terhadap kebijakan dividen. Dimana tingkat kepemilikan manajerial yang

tinggi maka manajer akan mengalokasikan laba pada laba ditahan daripada

membayar dividen dengan alasan sumber dana internal lebih efisien

dibandingkan sumber dana eksternal.

H3: Kepemilikan Institusional terhadap kebijakan dividen

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Kepemilikan Institusional

tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen dengan signifikansi sebesar

0,103. Hasil ini tidak menerima Hipotesa 3, bahwa kepemilikan institusional

berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

Hasil penelitian menemukan kepemilikan institusional adalah proporsi

saham yang dimiliki oleh pihak institusi pada pada kepemilikan saham

perusahaan. Tingkat saham institusional yang tinggi akan menghasilkan upaya-

upaya pengawasan yang lebih intensif untuk bersuara mayoritas dalam RUPS

sehingga dapat membatasi perilaku manager untuk membagi laba secara

proporsional dalam memaksimumkan nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sisca

Christianty Dewi (2008) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional

berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

H4: Kebijakan Hutang terhadap Kebijakan Dividen

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Kebijakan Hutang tidak

berpengaruh terhadap kebijakan dividen dengan signifikansi sebesar 0,183.


59

Hasil ini sesuai dengan Hipotesa 4, bahwa kebijakan hutang tidak berpengaruh

positif terhadap kebijakan dividen.

Hal tersebut berarti semakin tinggi perusahaan memanfaatkan hutang

maka akan berdampak pada jumlah laba dan mempengaruhi pembagian

dividen serta dampak lainnya perusahaan akan mengalami kebangkrutan.

Kebijakan dividen akan memiliki pengaruh tingkat penggunaan hutang suatu

perusahaan. Kebijakan dividen yang stabil menyebabkan adanya tingkat

keharusan bagi perusahaan untuk menyediakan sejumlah dana guna membauar

jumlah dividen yang tetap.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Eva Larasati (2011) yang menunjukkan

bahwa kebijakan hutang perusahaan berpengaruh negatif terhadap kebijakan

dividen.

H5: Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Profitabilitas berpengaruh

terhadap kebijakan dividen dengan signifikansi sebesar 0,003 dengan nilai

koefisien -0,400. Hasil ini sesuai dengan Hipotesa 5, bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen atau profitabilitas berpengaruh

negatif terhadap kebijakan dividen.

Profitabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau

modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, profitabilitas adalah

kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai laba. Profit merupakan hasil

kebijakan manajemen, maka kinerja perusahaan dapat diukur dengan profit.

Profitabilitas pada intinya merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan


60

manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditujukan oleh laba

yang dihasilkan. Secara garis besar, laba yang dihasilkan perusahaan berasal

dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk

mengembangkan perusahaan.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Sisca Dewi (2008) menyatakan bahwa

profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen yang

dikarenakan semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan maka

semakin kecil dividen yang akan dibagikan yang dikarenakan profit yang

dihasilkan akan dialokasikan menjadi laba yang ditahan.

H6: Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Ukuran Perusahaan

berpengaruh terhadap kebijakan dividen dengan signifikansi sebesar 0,019.

Hasil ini sesuai dengan Hipotesa 6, bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

positif terhadap kebijakan dividen.

Dengan semakin besar ukuran badan usaha maka omset yang dihasilkan

juga akan semakin tinggi dan menyebabkan laba yang dihasilkan tinggi. Jika

laba tinggi maka dividen yang akan dibagikan juga akan tinggi. Selain itu,

badan usaha yang memiliki ukuran yang lebih besar diperkirakan akan mampu

membayar dividen yang lebih tinggi dibandingkan dengan badan usaha yang

memiliki ukuran kecil.

Hasil ini sesuai dengan Juma’h (2008) menunjukkan bahwa ada hubungan

positif antara ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen.


61

4.6 Hasil Penelitian

Dalam penelitian model penelitian yang digunakan adalah Analisis linear

berganda untuk mengetahui kekuatan hubungan dari variabel bebas (independent)

terhadap variabel mediasi (intervening). Pada analisis linear berganda persamaan

strukturalnya adalah:

Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Dari analisis diperoleh hasil regresi sebagai berikut:

YDPR = -4,422 - 0,033KM + 0,234KI - 0,183DER - 0,400ROA + 0,357SIZE + 0,66539

Dari persamaan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa:

1. Konstanta -4,422 ini berarti jika tidak terdapat kepemilikan manajerial

(KM), tidak terdapat kepemilikan institusional (KI), jika tidak terdapat

Kebijakan Hutang (DER), Profitabilitas (ROA), dan ukuran perusahaan

(SIZE) maka dividen akan mengalami penurunan sebesar -4,422.

2. Koefisien KM sebesar -0,033 artinya jika KM naik sebesar 1% maka

kebijakan dividen akan turun sebesar -0,033 dengan asumsi variabel-

variabel lain dianggap tetap hal ini dikarenakan pihak manajerial lebih

menyukai tidak membagikan dividen atau mengurangi dividen dan lebih

mengutamakan pengembangan perusahaan.

3. Koefisien KI sebesar 0,234 artinya jika KI naik sebesar 1% maka kebijakan

dividen akan naik sebesar 0,234 dengan asumsi variabel-variabel lain

dianggap tetap hal ini dikarenakan pihak institusional lebih menyukai

adanya pembagian dividen dibandingkan dengan laba yang akan ditahan.


62

4. Koefisien DER sebesar -0,183 artinya jika DER naik sebesar 1% maka

kebijakan dividen akan turun sebesar -0,183 dengan asumsi variabel-

variabel lain dianggap tetap hal ini dikarenakan apabila perusahaan

meningkatkan jumlah hutang maka laba yang dihasilkan akan digunakan

perusahaan untuk membayar hutang dan mengakibatkan pembayaran

dividen akan menurun.

5. Koefisien ROA sebesar -0,400 artinya jika ROA naik sebesar 1% maka

kebijakan dividen akan turun sebesar -0,400 dengan asumsi variabel-

variabel lain dianggap tetap hal ini dikarenakan apabila ROA yang

meningkat maka laba yang dihasilkan akan ditahan untuk modal perusahaan

dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya dan menurunkan pembagian

dividen.

6. Koefisien Size sebesar 0,357 artinya jika Size naik sebesar 1% maka

kebijakan dividen akan naik sebesar 0,357 dengan asumsi variabel-variabel

lain dianggap tetap hal ini dikarenakan ukuran perusahaan yang meningkat

merupakan kesempatan yang bagus dalam mengakses pasar modal dengan

mudah sehingga dapat meningkatkan investor yang mempengaruhi adanya

peningkatan pembagian dividen.

4.7 Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil uji ditemukan bahwa ukuran perusahaan atau size

merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Dengan

semakin besar ukuran badan usaha maka omset yang dihasilkan juga akan semakin

tinggi dan menyebabkan laba yang dihasilkan tinggi. Jika laba tinggi maka dividen
63

yang akan dibagikan juga akan tinggi. Selain itu, badan usaha yang memiliki ukuran

yang lebih besar diperkirakan akan mampu membayar dividen yang lebih tinggi

dibandingkan dengan badan usaha yang memiliki ukuran kecil.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa profitabilitas atau ROA berpengaruh

negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. Dimana saat ROA mengalami

kenaikan berarti menghasilkan profit yang meningkat maka dividen yang akan

dibagikan akan menurun, dikarenakan laba yang dihasilkan akan dialokasikan

menjadi laba ditahan untuk menambah modal perusahaan.

4.8 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel yang terbatas pada sektor

manufaktur, sedangkan masih terdapat banyak sektor lain yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

2. Periode penelitian ini hanya terbatas lima tahun yaitu tahun 2010-2014,

sehingga kurang memberikan variasi data yang maksimal dalam penelitian ini.

3. Sampel perusahaan yang digunakan tidak dikelompokkan ke dalam sub sektor

industrinya masing-masing.

4. Penelitian ini hanya menggunakan lima variabel padahal masih banyak

variabel lainnya yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen.

Anda mungkin juga menyukai