NIM : 20416262201080
Kelas : AK20B
BAB II
A. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas dan variabel terikat
mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas dapat
garis dan masih mengikuti garis diagonal tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
telah terdistribusi secara normal dan model regresi telah memenuhi uji normalitas.
B. Uji Linearitas
Nilai Normal Plot of Regression atau uji linearitas lebih besar dari uji normalitas
sebesar 1,0 > 0,5. Artinya, sebaran data dalam penelitian ini adalah normal. Dengan demikian,
variabel dari service quality dapat dinyatakan berpengaruh searah
C. Uji Multikolinearitas
penyimpangan dari asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar
variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model
maka dapat disimpulkan data bebas dari gejala multikolinieritas. Dalam penelitian ini
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
Berdasarkan hasil output di atas dapat diketahui bahwa nilai VIF Penetapan Harga
(X1) sebesar 1.879 dan Kepuasan Pelayanan (X2)sebesar 2.449. Maka dapat dilihat
bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas diantara variabel bebas, sehingga model dapat
D. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi
antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t – 1). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model yang baik adalah
Uji Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual bersifat acak atau tidak.
Apabila tidak acak berarti terjadi masalah autokorelasi. Residual regresi diolah denggan
uji run test, kemudian dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% (0,05)
Dasar pengambilan keputusan dalam uji run test adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai Asymp. Sig. (2 tailed) < 0,05, maka terdapat gejala autokorelasi;
2. Jika nilai Asymp. Sig. (2 tailed) >0,05, maka tidak terdapat gejala autokorelasi.
Berdasarkan hasil output run test di atas, diketahui bahwa nilai test sebesar
0.57206, dan nilai probabilitasnya 0,402. Maka nilai probabilitasnya lebih besar
dibandingkan dengan nilai α yaitu 0,05. Sehingga menyatakan nilai residual menyebar
secara acak dan diterima, dengan demikian dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.
E. Uji Heterokedastisitas
residual untuk pengamatan pada model regresi. Berikut merupakan hasil uji
heteroskedastisitas:
Gambar 4. 1. Hasil Uji Heteroskedastisitas
di bawah angka 0 pada sumbu Y, dan titik-titik yang ada tidak membentuk suatu pola
tertentu. Maka dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini model regresi tidak mengalami
heteroskedastisitas.