Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

HASIL ANALISA

A. Analisa Data
1. Model Regresi Data Panel
Model analisis data didalam penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel.
Data panel memiliki gabungan antara data time series dan cross section, dengan kata lain
data panel merupakan data dari beberapa individu sama yang diamati dalam kurun waktu
tertentu. Data semacam ini memiliki keunggulan terutama karena bersifat robust kuat
(robust) terhadap beberapa tipe pelanggaran yakni hetereokedastisitas dan normalitas. Di
samping itu, dengan perlakuan tertentu struktur data seperti ini dapat diharapkan untuk
memberikan informasi yang lebih banyak (high information content).
Hal yang paling dalam melakukan analsis regresi data panel ialah pemilihan model
estimasi yang digunakan. Sejauh ini terdapat tiga model pendekatan estimasi yang biasa
digunakan pada regresi data panel, yaitu pendekatan dengan common effects model (CEM),
fixed effects model (FEM), dan random effects model (REM). Dalam menentukan jenis
model yang yang paling tepat, maka perlu dilakukan pengujian awal dengan melakukan
Uji Chow dan Uji Hausman.
a. Uji Chow
Uji Chow yang dilakukan untuk menentukan model mana yang paling tepat
antara model common effects atau fixed effects.
Pengujian hipotesis Uji Chow sebagai berikut :
H0 : diterima, maka Common Effects Model, diuji selesai sampai disini
H0 : ditolak, Fixed Effects Model, berlanjut ke langkah berikutnya.
Jika nilai probabilitas Cross-section > 0.05 maka H0 diterima, sehingga model
yang digunakan yaitu pendekatan Common Effects. Namun jika nilai probabilitas
Cross-section > 0.05 maka H0 ditolak, sehingga model yang digunakan yaitu
pendekatan Fixed Effects. Hasil dari Uji Chow dapat dilihat pada tabel di bawah ini
:
Tabel 1
Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic Prob.


d.f.

Cross-section F 9.930737 (8,11) 0.0005


Cross-section Chi-square 56.885127 8 0.0000

Berdasarkan hasil output diatas maka output diatas menunjukkan nilai


probabilitas Cross-section Chi-Square sebesar 0.0000 < 0.05, maka H0 ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa model fixed effects lebih baik digunakan dalam
penelitian ini dibandingkan menggunakan model common effects.

b. Uji Hausman
Diketahui model fixed effects lebih baik dari model common effects, tahap
selanjutnya yaitu dengan melakukan Uji Hausman untuk menentukan model
penelitian yang lebih tepat antara fixed effects model atau random effects model.
Dalam uji ini dilakukan dengan melihat probability cross section random. Dalam
melakukan Uji Hausman hipotesis yang digunakan yaitu :
H0 : diterima, random effects model, uji selesai sampai disini
H0 : ditolak, fixed effects model
Dengan ketentuan jika nilai probabilitas Cross-section > 0.05 maka H0 diterima,
sehingga model regresi yang paling tepat digunakan yaitu pendekatan random
effects model. Namun jika nilai probabilitas Cross-section < 0.05 maka H0 ditolak.
Sehingga model yang tepat digunakan yaitu pendekatan fixed effects model.
Tabel 2
Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Test Summary Chi -Sq. Statistic Chi -Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 50.672964 7 0.0000

Dari hasil output di atas menunjukkan nilai probabilitas Cross-section sebesar


0.0000 < 0.05, maka H0 diterima, sehingga model fixed effects lebih baik digunakan
dibandingkan model random effects.

2. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji untuk menguji apakah model regresi berdistribusi
normal atau tidak. Pada uji normalitas ini dilakukan dengan melihat dari nilai
probability, dimana jika probability lebih besar dari nilai 0.05, maka data ini dinyatakan
berdistribusi normal.
Tabel 3
Uji Normalitas
9
Series: Standardized Residuals
8 Sample 2015 2017
7
Observations 27

6 Mean -3.21e-14
Median -5.680032
5
Maximum 139.5557
4 Minimum -141.0900
Std. Dev. 62.38865
3 Skewness 0.259436
Kurtosis 3.340646
2

1 Jarque-Bera 0.433427
Probability 0.805161
0
-150 -100 -50 0 50 100 150

Berdasarkan hasil dari output yang menunjukkan bahwa nilai Probability


(0.805161) > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini
berdistribusi normal
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan uji yang digunakan untuk menentukan ada atau
tidaknya korelasi sempurna atau mendekati hubungan sempurna. Multikolinearitas
terjadi jika korelasi antar variabelnya lebih besar dari 0.80. Berdasarkan hasil output
menunjukkan bahwa korelasi antar dari masing-masing variabel independen < 0.80.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data ini tidak terjadi multikolinearitas

c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas merupakanuji yang digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasi heterokedastisitas yaitu adanya ketidaksamaaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Dalam ini
menggunakan uji glejser, yang perlu diperhatikan dari hasil uji glejser adalah nilai
probabilitas pada masing-masing variabel independen. Apabila nilai probabilitas < 0.05
maka adanya heterokedastisitas. Sebaliknya apabila pada setiap variabel independen >
0.05 maka terbebas dari pelanggaran asumsi heterokedastisitas.
Tabel 4
Uji Heterokedaatisitas

Dependent Variable: RESABS


Method: Panel Least Squares
Date: 07/26/19 Time: 11:50
Sample: 2015 2017
Periods included: 3
Cross-sections included: 9
Total panel (balanced) observations: 27

Coefficient Std. Error


Variable t- Statistic Prob.

C 96.16146 -0.755289
-72.62965 0.4659
DER -75.12407 223.7538 -0.335744 0.7434
ROE 817.3149 888.9628 0.919403 0.3776
CR -0.209779 0.535388 -0.391826 0.7027
EPS -0.040668 0.187667 -0.216702 0.8324
PER 2.443939 1.388314 1.760365 0.1061
HARGA_SAHAM_MASALAL
U -0.007956 0.003213 -2.476173 0.3308
VOLUME_PERDAGANGAN 4.20E-07 4.70E-07 0.894025 0.3905

Effects Specification
Berdasarkan hasil output menunjukkan bahwa probabilitas dari masing-masing
variabel independen > 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data ini tidak
mengandung heterokedastisitas.
Tabel 5
Hasil Uji Signifikansi dengan Fixed Effects Model

3. Persamaan Model Regresi


Berdasarkan hasil output regresi fixed effects model, maka diperoleh persamaan model
persamaan model regresi yang ditampilkan pada tabel berikut :

Dependent Variable: HARGASAHAM


Method: Panel Least Squares
Date: 07/25/19 Time: 21:36
Sample: 2015 2017
Periods included: 3
Cross-sections included: 9
Total panel (balanced) observations: 27

Coefficient Std. Error


Variable t- Statistic Prob.

C 277.4463 -5.796682
-1608.268 0.0001
DER 817.3164 645.5774 1.266024 0.2317
ROE 2078.683 2564.847 0.810451 0.4349
CR 1.588741 1.544710 1.028504 0.3258
EPS 0.801509 0.541460 1.480274 0.1669
PER 4.390137 4.005582 1.096005 0.2965
HARGA_SAHAM_MASALAL
U 1.023751 0.009270 110.4313 0.0000
VOLUME_PERDAGANGAN 6.71E-07 1.36E-06 0.494727 0.6305

Effects Specific ation

Cross-section fixed

R-squared 0.999981 Mean dependent var 12145.11


Adjusted R-squared 0.999955 S.D. dependent var 14355.19
S.E. of regression 95.91708 Akaike info criterion 12.25209
Sum squared resid 101200.9 Schwarz criterion 13.01999
Log likelihood -149.4032 Hannan-Quinn criter. 12.48043
F-statistic 38823.96 Durbin-Watson stat 3.017395
Prob(F-statistic) 0.000000
Berdasarkan tabel diatas, maka didapatkan persamaan model regrsi antar variable DER,
ROE, CR, EPS, PER, Harga Saham Masalalu, dan Volume Perdagangan, sebagai berikut :
Yit = 𝛽0i + 𝛽1X1it + 𝛽2X2it + 𝛽3X3it +𝛽4X4it + 𝛽5X5it + 𝛽6X6it + 𝛽7X7it +𝜀it
Harga Saham = -1608.268 + 817.3164 DERit + 2078.683 ROEit + 1.588741 CRit +
0.801509 EPSit + 4.390137 PERit + 1.023751 Harga Saham Masalalu +
0.000000671 Volume Perdaganganit + e
Dari model persamaan diatas maka dapat dibuat interpretasi sebagai berikut :
a. Konstanta sebesar -1608.268 yang menyatakan bahwa jika variabel-variabel
independen dianggap nol, maka rata-rata nilai harga saham syariah sebesar -
1608.268.
b. Koefisien regresi X1 DER sebesar 817.3164 menyatakan bahwa setiap terjadi
peningkatan 1 persen nilai DER akan menaikkan nilai harga saham syariah
sebesar 817.3164, dengan asumsi variabel lain konstan / tetap.
c. Koefisien regresi X2 ROE sebesar 2078.683 menyatakan bahwa setiap terjadi
peningkatan 1 persen nilai ROE akan menaikkan nilai harga saham syariah
sebesar 2078.683, dengan asumsi variabel lain konstan / tetap.
d. Koefisien regresi X3 CR sebesar 1.588741 menyatakan bahwa setiap terjadi
peningkatan 1 persen nilai CR akan menaikkan nilai harga saham syariah
sebesar 1.588741, dengan asumsi variabel lain konstan / tetap.
e. Koefisien regresi X4 EPS sebesar 0.801509 menyatakan bahwa setiap terjadi
peningkatan 1 persen nilai EPS akan menaikkan nilai harga saham syariah
sebesar 0.801509, dengan asumsi variabel lain konstan / tetap.
f. Koefisien regresi X5 PER sebesar 4.390137 menyatakan bahwa setiap terjadi
peningkatan 1 persen nilai PER akan menaikkan nilai harga saham syariah
sebesar 4.390137, dengan asumsi variabel lain konstan / tetap
g. Koefisien regresi X6 harga saham masa lalu sebesar 1.023751 menyatakan
bahwa setiap terjadi peningkatan 1 persen nilai harga saham masa lalu akan
menaikkan nilai harga saham syariah sebesar 1.023751, dengan asumsi variabel
lain konstan / tetap.
h. Koefisien regresi X7 volume perdagangan 0.000000671 menyatakan bahwa
setiap peningkatan 1 persen volume perdagangan akan menaikkan nilai harga
saham syariah sebesar 671E-07, dengan asumsi variabel lainkonstan /tetap.

4. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel


a. Uji Signifikasi Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menunjukkan besarnya pengaruh masing-masing variabel
independen ( DER, ROE, CR, EPS, PER, Harga Saham Masalalu dan Volume
Perdagangan) terhadap variabel dependen (Harga Saham) secara parsial yang diuji
pada tingkat signifikansi 0,05. Jika probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka hasilnya
terdapat pengaruh dari variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
Hasil pengujian hipotesis dengan uji t adalah sebagai berikut :
Tabel 6
Hasil Uji Parsial (Uji t)

Dependent Variable: HARGASAHAM


Method: Panel Least Squares
Date: 07/25/19 Time: 21:36
Sample: 2015 2017
Periods included: 3
Cross-sections included: 9
Total panel (balanced) observations: 27

Coefficient Std. Error


Variable t- Statistic Prob.

C 277.4463 -5.796682
-1608.268 0.0001
DER 817.3164 645.5774 1.266024 0.2317
ROE 2078.683 2564.847 0.810451 0.4349
CR 1.588741 1.544710 1.028504 0.3258
EPS 0.801509 0.541460 1.480274 0.1669
PER 4.390137 4.005582 1.096005 0.2965
HARGA_SAHAM_MASALAL
U 1.023751 0.009270 110.4313 0.0000
VOLUME_PERDAGANGAN 6.71E-07 1.36E-06 0.494727 0.6305

Effects Specification
Berikut hasil uji t pada variabel-variabel independen terhadap variabel dependen :
1) Debt to Equation Ratio (DER)
Hasil uji t untuk variabel DER terhadap harga saham di JII, menunjukkan nilai
probabilitasnya 0.2317 lebih besar dari nilai α = 0.05. Hasil ini menunjukkan
bahwa DER tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham syariah di
JII.

2) Return on Equity (ROE)


Hasil uji t untuk variabel ROE terhadap harga saham di JII, menunjukkan nilai
probabilitas 0.4349 lebih besar dari α = 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa ROE
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham syariah di JII.

3) Current Ratio
Hasil uji t untuk variabel CR terhadap harga saham di JII, menunjukkan nilai
probabilitas 0.3258 lebih besar dari α = 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa CR
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham syariah di JII.

4) Earning per Share (EPS)


Hasil uji t untuk variabel EPS terhadap harga saham di JII, menunjukkan nilai
probabilitas 0.1669 lebih besar dari α = 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa EPS
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham syariah di JII.

5) Price Earning Ratio (PER)


Hasil uji t untuk variabel PER terhadap harga saham di JII, menunjukkan nilai
probabilitas 0.2965 lebih besar dari α = 0.05. Hasil ini menunukkan bahwa PER
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham syariah di JII.

6) Harga Saham Masa lalu


Hasil uji t untuk variabel harga saham masa lalu terhadap harga saham di JII,
menunjukkan nilai probabilitas 0.000 lebih kecil dari α = 0.05. Hasil ini
menunjukkan bahwa harga saham masa lalu memiliki pengaruh terhadap harga
saham syariah di JII.

7) Volume Perdagangan
Hasil uji t untuk variabel volume perdagangan terhadap harga saham di JII,
menunjukkan nilai probabilitas 0.6305 lebih besar dari α = 0.05. Hasil ini
menunjukkan bahwa volume perdagangan tidak memiliki pengaruh terhadap
harga saham syariah di JII.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji f)


Uji F ini digunakan untuk mengetahui signifikan pengaruh semua variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Atau untuk mengetahui
apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak
Tabel 7
Uji f

R-squared 0.999981 Mean dependent var 12145.11


Adjusted R-squared 0.999955 S.D. dependent var 14355.19
S.E. of regression 95.91708 Akaike info criterion 12.25209
Sum squared resid 101200.9 Schwarz criterion 13.01999
Log likelihood -149.4032 Hannan-Quinn criter. 12.48043
F-statistic 38823.96 Durbin-Watson stat 3.017395
Prob(F-statistic) 0.000000

Dari tabel diatas, nilai Fhitung sebesar 38823.96 dengan nilai probabilitas (F-statitic)
sebesar 0.000000 lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05. Maka dapat disimpulkan
bahwa DER, ROE, CR, EPS, PER, Harga Saham Masalalu, dan Volume Perdagangan
secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham Syariah.

c. Uji Koefisien Determinasi (R²)


Koefisien determinasi (R²) pada dasarnya untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan suatu model dalam menerangkan variasi dari variabel independen. Nilai
koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.
Nilai yang mendekati angka satu berarti variabel independen memberikan hamper
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Tabel 8
Hasil Uji Koefisien Determinasi

R-squared 0.999981 Mean dependent var 12145.11


Adjusted R-squared 0.999955 S.D. dependent var 14355.19
S.E. of regression 95.91708 Akaike info criterion 12.25209
Sum squared resid 101200.9 Schwarz criterion 13.01999
Log likelihood -149.4032 Hannan-Quinn criter. 12.48043
F-statistic 38823.96 Durbin-Watson stat 3.017395
Prob(F-statistic) 0.000000

Dari tabel menunjukkan bahwa berdasarkan dari regresi dengan fixed effect model
menghasilkan nilai Adjusted R-Square sebesar 0.999955. Dengan adanya besaran nilai
Adjusted R-Square dalam penelitian ini berarti kemampuan variabel independen (DER,
CR, ROE, EPS, PER, Harga Saham Masa lalu dan Volume Perdagangan) secara
simultan dapat menjelaskan variabel dependen (Harga Saham) sebesar 99,99%
sedangkan sisanya 0.01% dijelaskan oleh faktor lain diluar model regresi data panel
yang diteliti.

B. Pembahasan
1. Pengaruh Faktor Fundamental (Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Current Ratio,
Earning per Share, Price Earning Ratio) dan Faktor Teknikal (Harga Saham Masa
lalu, Volume Perdagangan) terhadap Harga Saham Secara Parsial
Teknikal (Harga Saham Masa lalu, Volume Perdagangan) terhadap Harga Saham
Secara Parsial
a. Pengaruh Faktor Fundamental (Debt to Equity Ratio) terhadap Harga Saham
Dilihat dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio
tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi
0,2317 > 0,05. Debt to Equity Ratio yang tidak berpengaruh terhadap harga saham
ini disebabkan karena sebagian para investor memandang bahwa Debt to Equity
Ratio adalah tanggung jawab perusahaan terhadap pihak ketiga yaitu kreditur
(pihak yang memberikan pinjaman kepada perusahaan).
Besarnya hutang yang dimiliki oleh perusahaan akan menyebabkan tingginya
resiko yang akan ditanggung oleh para investor. Oleh karena itu para investor lebih
menyukai Debt to Equity Ratio yang rendah, karena semakin kecil Debt to Equity
Ratio maka risiko yang ditanggung investor juga semakin rendah. Selain itu juga
jika nilai Debt to Equity Ratio yang tinggi maka harga saham akan rendah karena
jika perusahaan memperoleh laba, maka perusahaan akan cenderung menggunakan
laba tersebut untuk membayar hutang dibandingkan untuk membagikan
devidennya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria
Oktaviani Simonita Budjen dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Pengaruh
EPS, ROE, dan DER terhadap Harga Saham studi kasus pada Perusahaan Retail
Trade di BEI periode 2008-2012”. Yang mengatakan bahwa variabel Debt to
Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

b. Pengaruh Faktor Fundamental (Return on Equity) terhadap Harga Saham


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Return on Equity tidak
berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dari signifikansi 0,4349 >
0,05. Return on Equity yang tidak pengaruh terhadap harga saham menandakan
bahwa investor tidak tertarik untuk mendapatkan keuntungan atau laba jangka
panjang berupa dividen akan tetapi para investor lebih tertarik untuk memperoleh
keuntungan atau laba jangka pendek berupa capital gain.
Penelitian ini mendukung penelitian Silitonga dalam skripsinya yang berjudul
“Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), dan Net
Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham pada Industri Rokok di Bursa Efek
Indonesia “. Yang menyatakan bahwa Return on Equity (ROE) tidak memiliki
berpengaruh terhadap harga saham.
c. Pengaruh Faktor Fundamental (Current Ratio) terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil penelitian variabel Current Ratio tidak berpengaruh terhadap
harga saham. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi 0.3258 > 0,05. Current
Ratio yang tidak berpengaruh terhadap harga saham berarti menandakan bahwa
para investor hanya melihat pada kegiatan usaha perusahaan tanpa melihat
likuiditas dari perusahaan, sehingga dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
Current Ratio tidak digunakan untuk pertimbangan investasi oleh para investor.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Adriana Kundiman dan Lukmanul Hakim yang berjudul “Pengaruh Current Ratio,
Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Return on Equity Terhadap Harga Saham
pada Indeks LQ 45 di BEI Periode 20102014”. Yang menegaskan bahwa Current
Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

d. Pengaruh Faktor Fundamental (Earning per Share) terhadap Harga Saham


Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Earning per Share
tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dari nilai
signifikasi 0.1669 > 0,05. Dalam penelitian ini variabel Earning per Share tidak
dapat digunakan untuk memprediksi harga saham, karena tujuan utama para
investor dalam menanamkan modalnya adalah untuk memperoleh dividen, tetapi
seringnya perusahaan tidak membagikan keuntungan yang diperoleh kepada
investor dalam bentuk dividen (laba ditahan). Mengakibatkan para investor menilai
bahwa Earning per Share yang tinggi belum tentu memberikan return yang
diinginkan oleh investor.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ema
Novasari yang berjudul “Pengaruh PER, EPS, ROA, dan DER Terhadap Harga
Saham Perusahaan Sub-Sektor Industri Textile yang Go-Public di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011”. Menegaskan bahwa EPS tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
e. Pengaruh Faktor Fundamental (Price Earning Ratio) terhadap Harga Saham
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Price Earning Ratio
tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Price Earning Ratio tidak
berpengaruh terhadap harga saham karena semakin tinggi Price Earning Ratio para
investor menganggap harga saham sudah mahal, sehingga para investor tidak ingin
membeli saham tersebut.
Hasil penelitian ini menguatkan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Fitriana
yang berjudul “ Analisis Pengaruh Variabel Current Ratio, Return on Investment,
Earning per Share, Price Earning Ratio dan Price to Book Value terhadap Harga
Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
Periode 2004-2005”. Menegaskan bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur
yang listing di Bursa Efek Jakarta.

f. Pengaruh Faktor Fundamental (Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Current


Ratio, Earning per Share, Price Earning Ratio) terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor fundamental (Debt to
Equity Ratio, Return on Equity, Current Ratio, Earning per Share, Price Earning
Ratio) tidak ada satu pun yang berpengaruh terhadap harga saham yang terdaftar di
Bank Syariah Indonesia, hal ini dikarenakan secara umum para investor juga
memperhatikan faktor-faktor lain dan rasio-rasio lain dalam hubungannya dengan
perubahan harga saham seperti ukuran perusahaan, faktor ekonomi, rasio aktiva
seperti (ITO, TATO, RTO), rasio profitabilitas lainnya (ROA, GPM) rasio
solvabilitas dan rasio likuiditas lainnya.

g. Pengaruh Faktor Teknikal (Harga Saham Masa Lalu) terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga saham masa
lalu memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dari nilai
signifikasi 0.000 < 0,05. Harga saham masa lalu berpengaruh terhadap harga saham
dikarenakan harga saham masa lalu dapat digunakan oleh para spekulator untuk
memprediksi harga saham perusahaan kedepan. Penggunaan analisis teknikal
degan melakukan pendekatan investasi yaitu dengan cara mempelajari data historis
dari harga saham, karena tren fluktuasi harga saham cenderung berulang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugeng
Abidin, Suhandak dan Raden Rustam Hidayat yang berjudul “Pengaruh Earning
per Share, Price Earning Ratio, Return on Asset, Debt to Equity Ratio dan Market
Value Added terhadap Harga Saham dalam kelompok Jakarta Islamic Index”.
Menegaskan bahwa harga saham masa lalu secara parsial berpengaruh signifikan
positif terhadap harga saham.

h. Pengaruh Faktor Teknikal (Volume Perdagangan) terhadap Harga Saham


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa volume
perdagangan tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham.hal ini karena konsep
Supply and Demand yang berlaku dipasar modal menunjukkan bahwa semakin
banyak investor yang menginginkan saham pada suatu perusahaan maka harga
saham tersebut akan naik. Namun pergerakan harga saham tidak hanya ditentukan
oleh permintaan dan penawaran saja akan tetapi trend dan situasi ekonomi makro
yang terjadi juga mendasari pergerakan harga saham.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratih
Indrasari yang berjudul “Analisis Pengaruh ROA, Volume Perdagangan, EPS dan
Tingkat Suku Bunga terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di JII”.
Menegaskan bahwa volume perdagangan tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham perusahaan yang tergabung dalam Bank Syariah Indonesia

2. Pengaruh Faktor Fundamental (Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Current Ratio,
Earning per Share, Price Earning Ratio) dan Faktor teknikal (Harga Saham Masa lalu,
Volume Perdagangan) terhadap Harga Saham Secara Simultan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikan kurang dari 0.05 ( <
0.05 ), maka H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen Debt to Equity Ratio,
Return on Equity, Current Ratio, Earning per Share, Price Earning Ratio, Harga Saham
Masa lalu dan Volume Perdagangan secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap
variabel dependen Harga Saham Syariah di Bank Syariah Indonesia dengan koefisien
determinasi (R²) sebesar 0.999955 atau 99,9955% yang berarti bahwa perubahan yang
terjadi pada harga saham dapat dijelaskan oleh variabel faktor fundamental (Debt to Equity
Ratio, Return on Equity, Current Ratio, Earning per Share, Price Earning Ratio) dan faktor
teknikal (Harga Saham Masa Lalu dan Volume Perdagangan) sebesar 99,9955%,
sedangkan sisanya 0.0045% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ditunjukkan dalam
penelitian ini. Penelitian ini sesuai dengan pernyataan bahwa dalam faktor fundamental
yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham adalah rasio keuangan sedangkan
faktor teknikal yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham adalah rasio pasar.

3. Implementasi Investasi Saham Syariah di Bank Syariah Indonesia (BSI) dalam


Perspektif Islam
Praktek ekonomi Islam khususnya pasar modal syariah di Indonesia memiliki masa
depan yang cukup menjanjikan. Dengan kata lain, peran ekonomi syariah tidak semata-
mata terletak pada perubahan akadnya yang sesuai syariah saja tetapi juga dalam aspek
keuangan secara fundamental memiliki prospek yang baik karena Bank yang masuk pada
Bank Syariah Indonesia (BSI) merupakan kumpulan saham yang likuid dan berdasarkan
rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun.
Dalam hal ini produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan yang terdaftar pada Bank
Syariah Indonesia (BSI) dikatagorikan halal, karena Bank Syariah Indonesia (BSI) telah
melakukan penyaringan terhadap perusahaan yang akan masuk di Bank Syariah Indonesia
(BSI), unit usahanya merupakan usaha syariah, hasil usahanya tidak mengandung unsur
riba dan tidak menempatkan investor pada kondisi gharar ataupun maysir. Hal ini juga
sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Maidah:90 yakni :
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”.
Berdasarkan ayat diatas menjelaskan larangan melakukan perjudian dan mengundi nasib
dengan anak panah, karena dalam kedua tindakan tesebut terdapat tindakan spekulasi yang
merupakan untunguntungan dalam bertindak. Tindakan spekulasi dalam saham adalah
mengambil keputusan beli atau jual hanya dengan melihat pergerakan harga saham tanpa
melakukan analisis fundamental dan teknikal yang mencukupi terlebih dahulu. Seperti
pada perusahaan yang terdaftar di Bank Syariah Indonesia (BSI) ini tidak bermain Indeks
Harga Saham, di mana dalam transaksi ini yang ditransaksikan adalah indeks harga
sahamnya dan bukan sahamnya.
Pemilik dana menyerahkan uang tertentu (dikemas dengan nama investasi) kepada
manajer investasi (agen) untuk ditransaksikan dalam indeks harga saham. Transaksi seperti
ini haram karena mengandung unsur maysir (perjudian). Tidak ada transaksi barang di
dalamnya, yang ada adalah jual beli secara semu. Investor mempertaruhkan uangnya untuk
mendapatkan keuntungan dari transaksi (permainan) tersebut tanpa adanya transaksi jual
beli secara riil. Pada 30 perusahaan yang terdaftar di Bank Syariah Indonesia (BSI) ini
sudah menjalankan sistem investasinya sesuai dengan prinsip syariah dan tidak melakukan
kegiatan investasi yang dilarang.

Anda mungkin juga menyukai