TERHADAP TATA
KELOLA PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Pertambangan Periode 2000 s.d 2020)
Dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah “Analisis Data Kuantitatif dan
Kualitatif”
Dosen Pengampu : Amir Hamzah, S.E., M.Si.
Disusun Oleh :
Resa Maulana Akbar
20190610010
2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui fakta empiris mengenai pengaruh profitabilitas, likuiditas dan
solvabilitas terhadap tata kelola perusahaan.
3. Manfaat Penelitian
- Manfaat Teorisis
Dari rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas diharapkan dapat membantu
dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengetahui hasil
analisis tentang pengaruh financial atitude, financial behavior, financial
knowledge, tingkat intelektual dan tingkat spiritual pada perusahaan Sub Sektor
Pertambangan Periode 2000 s.d 2020.
- Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu masukan bagi dasar pertimbangan
dan evaluasi dalam memutuskan kebijakan yang berkaitan dengan tata kelola
perusahaan.
Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
agar mampu memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terkait
dengan tata kelola perusahaan.
4. Paradigma Penelitian
Dari pembahasan di atas dapat kita gambarkan paradigma pemikiran teoritis
sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Berdasarkan gambar 6.1 hasil uji normalitas diatas dapat diketahui bahwa nilai
probabilitas adalah 0,233753 ˃ 0,05 hal ini berarti bahwa residual data
berdistribusi normal dan model regresi memenuhi uji normalitas.
- Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi asumsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya
autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Lagrange Multiplier (LM-test)
guna mendeteksi apakah dalam model yang digunakan dalam penelitian ini
terdapat autokorelasi terhadap variabel-variabel independen dengan variabel
dependen-nya yang dapat dilihat jika nilai signifikan dari Prob*R < 0,05, maka
model tersebut mengandung autokorelasi dan sebaliknya (Agus,2015).
Gambar 6.2
Hasil Uji Autokorelasi
Berdasarkan hasil gambar 6.2 diatas dapat diketahui bahwa nilai Prob. Chi-Square
Obs*R- squared 0,2270 ˃ 0,05. Artinya bahwa data yang digunakan tidak terdapat
korelasi serial dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi dalam
model regresi.
- Uji Multikolinearitas
Pengujian ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variabel independen tidak ada yang memiliki nilai kurang dari 1
dan lebih dari 10. Artinya pada model regresi ini tidak terjadi multikolinearitas
atau dalam model ini tidak terdapat korelasi antara variabel independen.
Gambar 6.3
Hasil Uji Multikolinearitas
Berdasarkan gambar 6.3 hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF)
juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang
memiliki nilai VIF kurang dari 1 dan lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
- Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika variance tidak konstan atau berubah disebut
dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas
atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Cara mengetahui ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas pada penelitian ini
adalah dengan melakukan pengujian dengan White dan Harvey Heteroskedasticity
no cross term. Jika signifikasi daro Prob*R < 0,05, maka model tersebut
mengandung heteroskedastisitas (Agus,2015).
Gambar 6.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil tabel 6.4 diatas nilai Prob. Chi-Square Obs*R-squared sebesar
0,3181 ˃ 0,05. Artinya tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model regresi.
b. Analisis Regresi Data Panel
Analisis regresi data panel digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi yang
akan menetukan hasil hipotesis ditolak atau diterima. Untuk pengujian regresi data
panel menggunakan beberapa pendekatan dalam penentuan metode mana yang
paling tepat digunakan dalam penelitian ini. Terdapat tiga model yang dapat
digunakan untuk melakukan regresi data panel. Ketiga model tersebut adalah
Common Effect, Fixed Effect dan Random Effect. Untuk kemudian diuji mana
model yang lebih baik.
c. Uji Analisis Model
- Model Common Effect
Uji common effect model merupakan pendekatan model data panel yang paling
sederhana karena hanya menggabungkan data time series dengan data cross
section. Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu,
sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam bebagai kurun
waktu. Metode ini bisa menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS)
atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi data panel. Berikut ini adalah
perhitungan common effect model yang di hitung menggunakan eviews.
Gambar 6.5
Hasil Uji Common Effect Model
Berdasarkan gambar 6.6 diatas dapat disimpulkan bahwa estimasi model fixed
effect diatas diinterpretasikan dengan persamaan regresi sebagai berikut :
- Random Effect
Uji random effect model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel
gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Pada
model random effect perbedaan intersep diakomodasi oleh error terms masing-
masing perusahaan.
Gambar 6.7
Hasil Uji Random Effect
Berdasarkan gambar 6.7 diatas dapat disimpulkan bahwa estimasi model random
effect diatas diinterpretasikan dengan persamaan regresi sebagai berikut :
Berdasarkan gambar 6.8 diatas menyatakan bahwa hasil uji Chow menunjukkan
nilai Probability Cross-section Chi-Square sebesar 0,0785 > 0,05, sehingga Ha
ditolak dan Ho diterima. Maka hal tersebut dapat disimpulkan bahwa model
Common Effect lebih baik dibandingkan dengan model Fixed Effect.
+ eit
0.061684DER + eit
Persamaan model tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai konstanta pada persamaan diatas sebesar 0.982904 satuan yang
menunjukkan bahwa ketika secara keseluruhan variabel prediktor (Profitabilitas,
Likuiditas dan Solvabilitas) sama dengan nol, maka tata kelola perusahaan sebesar
0.982904 satuan.
b. Nilai koefisien regresi variabel profitabilitas menunjukan hasil negatif -
0.226683 satuan artinya apabila profitabilitas mengalami kenaikan 1 satuan
sedangkan variabel likuiditas dan solvabilitas tetap, maka tata kelola perusahaan
mengalami penurunan sebesar 0.226683 satuan. Koefisien yang bernilai negatif
artinya terjadi hubungan tidak searah antara profitabilitas dengan tata kelola
perusahaan sehingga semakin tinggi nilai profitabilitas maka semakin rendah nilai
tata kelola perusahaan.
c. Nilai koefisien regresi variabel likuiditas menunjukan hasil negatif -0.023073
satuan artinya apabila likuiditas mengalami kenaikan 1 satuan sedangkan variabel
profitabilitas dan solvabilitas tetap, maka tata kelola perusahaan mengalami
kenaikan sebesar 0.023073 satuan. Koefisien yang bernilai negatif artinya terjadi
hubungan tidak searah antara likuiditas dengan tata kelola perusahaan, sehingga
semakin tinggi nilai likuiditas maka semakin besar nilai tata kelola perusahaan
d. Nilai koefisien regresi variabel solvabilitas menunjukan hasil negatif -0.061684
satuan artinya apabila solvabilitas mengalami kenaikan 1 satuan sedangkan
variabel profitabilitas dan likuiditas tetap, maka tata kelola perusahaan mengalami
kenaikan sebesar 0.023073 satuan. Koefisien yang bernilai negatif artinya terjadi
hubungan tidak searah antara solvabilitas dengan tata kelola perusahaan, sehingga
semakin tinggi nilai solvabilitas maka semakin besar nilai tata kelola perusahaan.
e. Koefisien konstanta dari masing-masing perusahaan adalah 0.034489 (L), -
0.011207 (M), -0.023281 (N). Angka konstanta tersebut menunjukan apabila
ketika profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas nilainya 0 satuan, maka nilai tata
kelola perusahaan dari masing-masing perusahaan adalah 0.034489 (L), -
0.011207 (M), - 0.023281 (N).
e. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) dapat digunakan untuk mengukur seberapa bear
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas, Ghozali (2011). Apabila besarnya koefisien mendekati angka 1, maka
variabel independen akan berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen.
Gambar 6.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Bersadarkan hasil pada gambar 6.10 didapat nilai Adjust R-square sebesar
0.060669 nilai ini berarti bahwa 69% perubahan variabel independen dapat
dijelaskan oleh variabel penentu didalam model, sedangkan 31% dipengaruhi oleh
variabel lain diluar model yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
f. Pengujian Hipotesis
- Uji Simultan (Uji F)
Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
Gambar 6.11
Hasil Uji Simultan (Uji F)
Berdasarkan gambar 6.11 nilai F hitung sebesar 1.800878 dengan tingkat
signifikan 0.000000, nilai F tabel pada tingkat signifikan 0,05 dengan dengan df1
= (k-1) = 6-1 = 5 dan df2 (n-k-1) df2
= 150-6-1 = 143 hasil diperoleh untuk Fhitung ˃ Ftabel (1.800878 < 2,28) artinya
H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis 1 profitabilitas, likuiditas
dan solvabilitas berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap tata kelola
perusahaan (Hipotesis 1 diterima).
Grafik 6.1
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis 1
- Uji Parsial (Uji t)
Untuk mengetahui atau menjelaskan signifikansi pengaruh variabel secara parsial
terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
Gambar 6.12
Hasil Uji Parsial (Uji t)
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Tata Kelola Perusahaan
Berdasarkan pada gambar 6.12 pengujian variabel profitabilitas terhadap tata
kelola perusahaan menghasilkan nilai statistik thitung sebesar -2.308801 Untuk
nilai ttabel pada probabilitas a = 0,05 dengan df (n-k) = 150-6
= 144 diperoleh nilai ttabel sebesar 2.16. Jika dibandingkan dengan nilai thitung
dengan nilai ttabel -2.308801 ˂ 2.16) dengan nilai probabilitas 0.0246 ˂ 0,05
artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap tata kelola
perusahaan (Hipotesis 2 diterima).
Grafik 6.2
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis 2
2.Pengaruh Likuiditas Terhadap Tata Kelola Perusahaan
Berdasarkan gambar 6.12 pengujian variabel likuiditas terhadap tata kelola
perusahaan menghasilkan nilai statistik thitung sebesar -0.222194. Untuk nilai
ttabel pada probabilitas a = 0,05 dengan df (n-k) = 150-6
= 144 diperoleh nilai ttabel sebesar 2.16. Jika dibandingkan dengan nilai thitung
dengan nilai ttabel maka thitung ˃ ttabel (-0.222194 < 2.16) dengan nilai
probabilitas 0.8250 > 0,05 artinya H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap tata kelola perusahaan (Hipotesis 3 diterima).
Grafik 6.3
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis 3
3.Pengaruh Solvabilitas Terhadap Tata Kelola Perusahaan
Berdasarkan gambar 6.12 pengujian variable solvabilitas terhadap tata kelola
perusahaan menghasilkan nilai statistik thitung sebesar -0.616734. Untuk nilai
ttabel pada probabilitas a = 0,05 dengan df (n-k) = 150-6 = 144 diperoleh nilai
ttabel sebesar 2.16. Jika dibandingkan dengan nilai thitung dengan nilai ttabel
maka thitung ˃ ttabel (-0.616734 > 2.16) dengan nilai probabilitas 0.5399 > 0,05
artinya H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
solvabilitas berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap tata kelola
perusahaan (Hipotesis 4 diterima).
Grafik 6.4
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis 4
7. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai pengaruh
profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas terhadap tata kelola perusahaan pada
Perusahaan Sub Sektor Pertambangan Periode 2000 - 2020 dengan sampel 3
perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas berpengaruh secara simultan terhadap
tata kelola perusahaan, yang artinya bahwa variasi variabel tata kelola perusahaan
dipengaruhi oleh kombinasi variasi variabel profitabilitas, likuiditas dan
solvabilitas.
2. Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap tata
kelola perusahaan. Artinya, ketika terjadi penurunan profitabilitas akan diikuti
dengan kenaikan tingkat tata kelola perusahaan dan sebaliknya jika profitabilitas
mengalami kenaikan maka tingkat tata kelola perusahaan akan mengalami
penurunan.
3. Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap tata kelola
perusahaan. Artinya, semakin tinggi tingkat likuiditas akan cenderung semakin
tinggi tingkat tata kelola perusahaan.
4. Solvabilitas berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap tata
kelola perusahaan. Artinya, semakin tinggi tingkat likuiditas akan cenderung
semakin tinggi tingkat tata kelola perusahaan.