Oleh :
Fathiya Salsabila
NIM 20180610057
PENDAHULUAN
membentuk badan usaha. Salah satu badan usaha yang mendukung perekonomian
badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi,
usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial,
membawa kesedihan bagi sebagian orang dan kesulitan bagi banyak orang. Kita
masyarakat.
usaha kecil menengah yang mengakibatkan ribuan tenaga kerja harus di PHK.
Masyarakat yang bekerja di sektor informal, seperti pelaku usaha mikro, kecil,
offline, penggarap lahan pertanian termasuk koperasi dan profesi informal lainnya
menjadi pihak yang merasakan dampak yang cukup signifikan atas kondisi ini.
Tak sedikit dari mereka harus dirumahkan karena tempat kerja mereka tidak
beroperasi.
ada pada ketersediaan makanan dan minuman. Saat ini banyak koperasi yang
membayar cicilan dan banyak juga yang menarik simpanannya di koperasi simpan
pinjam. Dilihat dari segi kuantitasnya koperasi selalu mengalami kenaikan dari
tahun ketahun akan tetapi apabila ditinjau dari segi kualitas maka sangat bertolak
belakang.
baik dari segi kualitasnya, keberadaan koperasi masih perlu upaya yang sungguh-
sungguh untuk mampu beradaptasi dengan tuntutan lingkungan dunia usaha dan
dalam berbagai kegiatan ekonomi masih relatif kecil dan ketergantungan koperasi
terhadap bantuan dari pihak luar, terutama Pemerintah, masih sangat besar.
pilar atau soko guru perekonomian nasional dan juga lembaga gerakan ekonomi
karena itu, tidak heran kenapa peran koperasi di dalam perekonomian Indonesia
masih sering dipertanyakan dan selalu menjadi bahan perdebatan karena tidak
Sisa Hasil Usaha (SHU). Nyatanya berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
banyak asset, modal kuat, menjadi perusahaan besar, juga mendapat predikat
masalah yang dihadapi oleh koperasi simpan pinjam, baik masalah yang bersifat
internal maupun eksternal, seperti pengelolaan keuangan yang tidak baik serta
persaingan usaha dari badan-badan usaha sejenis lainnya, selain daripada kondisi
eksternal pun dialami oleh koperasi tersebut. Pada masa normal, permasalahan
internal yang terjadi diantaranya adalah adanya rangkap jabatan pengurus koperasi
pengelolaan modal yang kurang baik, penyaluran pinjaman yang kurang efektif
usaha sejenis maupun badan usaha lain serta tanggapan masyarakat terhadap
koperasi karena kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa adanya
Sesuai dengan jenis koperasinya, maka usaha yang dijalankan oleh KUD
Usaha tersebut diharapkan selalu menghasilkan laba yang terus meningkat dalam
setiap periodenya. Laba dalam koperasi dikenal dengan istilah Surplus Hasil
Usaha. Surplus Hasil Usaha merupakan salah satu hal penting yang harus
memperoleh Surplus Hasil Usaha, dua hal yang sangat diperhatikan oleh KUD
faktor yang dapat mempengaruhi perolehan Surplus Hasil Usaha dan eksistensi
koperasi.
koperasi dapat dilihat dalam laporan keuangan yang dibuat dan disajikan setiap
periode nya. Laporan keuangan koperasi sesuai dengan PSAK 27 terdiri dari
neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi
anggota dan catatan atas laporan keuangan (Adenk Sudarwanto, 2012:10). Dengan
mencermati laporan perhitungan hasil usaha maka dapat diketahui seberapa besar
memperoleh surplus hasil usaha yang selalu naik setiap periodenya tetapi sering
tidak sesuai dengan harapan. Hal tersebut dapat terlihat pada Tabel 1.1. halaman
berikut :
Tabel 1.1
Perolehan Surplus Hasil Usaha Bulanan KUD Suka Mekar Cibingbin
Periode 2018-2020
Indikator Surplus Hasil
No. Periode
Pendapatan Beban Usaha
1 Januari 2018 201.650.000 164.685.000 36.965.000
2 Februari 2018 225.275.000 191.329.235 33.945.765
3 Maret 2018 211.882.500 179.113.105 32.769.395
4 April 2018 220.554.500 206.098.915 14.455.585
5 Mei 2018 218.932.000 198.547.000 20.385.000
6 Juni 2018 327.750.000 270.500.300 57.249.700
7 Juli 2018 291.456.000 246.087.000 45.369.000
8 Agustus 2018 259.800.000 239.776.010 20.023.990
9 September 2018 257.780.000 213.281.000 44.499.000
10 Oktober 2018 201.456.500 189.630.500 11.826.000
11 November 2018 216.500.000 191.200.000 25.300.000
12 Desember 2018 264.450.000 229.960.020 34.489.980
13 Januari 2019 221.558.100 194.883.005 26.675.095
14 Februari 2019 234.900.000 200.971.000 33.929.000
15 Maret 2019 225.685.200 198.360.020 27.325.180
16 April 2019 230.913.350 203.856.000 27.057.350
17 Mei 2019 296.907.150 245.000.400 51.906.750
18 Juni 2019 336.700.000 284.403.000 52.297.000
19 Juli 2019 270.951.000 246.050.000 24.901.000
20 Agustus 2019 255.329.000 233.951.000 21.378.000
21 September 2019 244.830.000 208.042.110 36.787.890
22 Oktober 2019 247.804.000 213.951.000 33.853.000
23 November 2019 252.093.000 224.747.010 27.345.990
24 Desember 2019 237.906.000 196.879.000 41.027.000
25 Januari 2020 231.882.500 180.117.000 51.765.500
26 Februari 2020 240.554.500 206.028.000 34.526.500
27 Maret 2020 198.932.000 188.047.000 10.885.000
28 April 2020 207.750.000 190.407.150 17.342.850
29 Mei 2020 251.456.000 236.087.000 15.369.000
30 Juni 2020 249.800.000 229.756.000 20.044.000
31 Juli 2020 237.780.000 224.281.000 13.499.000
32 Agustus 2020 201.456.500 189.630.100 11.826.400
33 September 2020 216.500.000 201.200.000 15.300.000
34 Oktober 2020 234.450.500 219.960.000 14.490.500
35 November 2020 221.558.500 204.883.000 16.675.500
36 Desember 2020 214.900.000 200.971.000 13.929.000
Sumber : Laporan Perhitungan Hasil Usaha Simpan Pinjam KUD Suka Mekar
Cibingbin Kabupaten Kuningan (diolah 2021)
Dari tabel 1.1. tersebut dapat terlihat Surplus Hasil Usaha yang diperoleh
tidak sesuai dengan harapan koperasi yaitu selalu meningkat setiap periodenya.
Perolehan Surplus Hasil Usaha selama tiga puluh enam periode terlihat naik dan
turun/fluktuasi. Seperti pada pada tahun 2018 dan tahun 2019, fluktuasi perolehan
Perolehan Surplus Hasil Usaha yang terjadi pada tahun 2020 pun terlihat
fluktuasi atau cenderung menurun. Seperti pada periode Maret, Surplus Hasil
Usaha yang diperoleh adalah sebesar Rp. 10.885.000,-, atau turun sebesar
pinjaman yang diberikan dan modal kerja pada masa awal munculnya pandemi
covid-19 di Indonesia yang mulai menyebar. Hal ini merupakan masalah yang
bertambah. Kasus gagal bayar terjadi pada koperasi yang menjanjikan return
beberapa faktor, diantaranya modal kerja, biaya bahan baku, pengalaman, harga
modal kerja adalah sebagai berikut : Mengatakan bahwa modal kerja yang lebih
dari cukup akan mengurangi risiko dan menaikkan laba/hasil. Pendapat ini
didasarkan atas pandangan bahwa dengan cukup tersedianya modal kerja kegiatan
dapat diarahkan pada pencarian hasil yang lebih tinggi dengan ekspansi atau
perluasan usaha.
Selain faktor modal kerja, faktor lain yang juga dapat mempengaruhi
perolehan Surplus Hasil Usaha adalah penyaluran pinjaman. Pada KUD Suka
atau tidak terdapatnya pengaruh pinjaman yang diberikan dan modal kerja
terhadap surplus hasil usaha pada KUD Suka Mekar Cibingbin Kabupaten
Kuningan”.
1.2. Rumusan Masalah
2. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap surplus hasil usaha pada KUD
surplus hasil usaha pada KUD Suka Mekar Cibingbin Kabupaten Kuningan?
pada :
Kabupaten kuningan
surplus hasil usaha pada KUD Suka Mekar Cibingbin Kabupaten Kuningan.
2. Untuk mengetahui tentang pengaruh modal kerja terhadap surplus hasil usaha
3. Untuk mengetahui tentang pengaruh pinjaman yang diberikan dan modal kerja
terhadap surplus hasil usaha pada KUD Suka Mekar Cibingbin Kabupaten
Kuningan.
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu referensi untuk lebih
memahami dan memperkuat teori tentang surplus hasil usaha khususnya pada
badan usaha KUD Suka Mekar Cibingbin Kabupaten Kuningan yang dipengaruhi
yang diberikan, modal kerja dan surplus hasil usaha yang dapat dijadikan sebagai
penyaluran pinjaman dan modal kerja yang baik untuk dapat menghasilakan
antara teori yang telah diperoleh dari bangku kuliah dengan kenyataan yang
dihadapi di lapangan mengenai pengaruh pinjaman yang diberikan dan modal
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai
referensi bagi para peneliti lain yang akan meneliti pada topik yang sama di masa
LANDASAN TEORI
Kata “koperasi” berasal dari bahasa Inggris “Cooperation” yang terdiri dari
dua kata, yaitu “Co” yang artinya bersama dan “Operation” yang artinya bekerja.
Jadi secara harfiah koperasi berarti bekerja sama. Dalam bahasa Indonesia
untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya secara
bahwa koperasi merupakan organisasi swasta, yang dibentuk secara sukarela oleh
Koperasi berlandaskan pada pancasila dan UUD 1945 berdasarkan atas asas
telah dibuat sebuah undang-undang lagi, yaitu UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang
12 Tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian tidak berlaku lagi. Tidak bisa
dipungkiri bahwa koperasi merupakan bagian penting dalam sistem ekonomi
menengah dan atas. Koperasi dianggap sebagai salah satu ujung tombak ekonomi
dan fungsi yang penting yang secara bersama-sama dengan Badan Usaha Milik
mendefinisikan koperasi lebih sederhana tetapi jelas, padat, dan ada suatu visi dan
jasa kepada kawan berdasarkan “seorang buat semua dan semua buat seorang”
kesejahteraan anggotanya.
nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
anggotanya (Sitio dan Tamba, 2001:19). Pernyataan ini mengandung arti bahwa,
tujuan dan program utama koperasi melalui kegiatan atau usahanya dan pelayanan
tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai dengan tinggi rendahnya pendapatan riil.
pendapatan seseorang yang diukur dalam jumlah satuan uang yang diperoleh.
jumlah barang dan jasa pemenuh kebutuhan yang dapat dibeli, dengan
membelanjakan pendapatan nominalnya (uangnya). Berdasarkan penjelasan di
atas dapat diketahui bahwa koperasi tidak terfokus pada pencarian laba atau Sisa
Hasil Usaha (SHU) semata karena yang menjadi tolak ukur utama adalah
demokrasi ekonomi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi dan peran utama
bersifat hemat dan gemar menabung serta menghindarkan anggotanya dari jeratan
para rentenir.
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) merupakan salah satu badan koperasi yang
para anggotanya serta memberikan pinjaman bagi anggota yang sama (Ropke,
pinjam (KSP) merupakan salah satu usaha berbadan hukum yang bergerak dalam
kerja pencapaian tujuan tersebut harus dapat ditampilkan dalam laporan promosi
ekonomi anggota, oleh karena itu tujuan yang sudah dirumuskan harus dapat
uang(Subagyo, 2014:8).
pendapatan mereka,
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa KSP didirikan oleh
anggotanya yang membutuhan dana sebagai modal usaha maupun keperluan yang
lain.
dalam bentuk uang tunai atau barang yang dalam waktu singkat dapat diubah
menjadi alat pembayaran disebut harta atau aktiva lancar, sedangkan apabila
berupa barang yang dipergunakan untuk modal jangka panjang, seperti tanah,
Seperti halnya dengan badan usaha lain, berdasarkan Pasal 41 ayat (1) UU
No. 25 Tahun 1992, modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal
pinjaman. Modal sendiri (equity capital), yang terdiri dari simpanan pokok
pinjaman (debt capital) yang bersumber dari anggota, koperasi lainnya, bank atau
lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta
sumber lain yang sah. Selain modal sendiri dan modal pinjaman, sesuai dengan
Pasal 42 ayat (1) modal koperasi juga dapat berasal dari modal penyertaan.
adanya modal yang cukup, maka koperasi mampu bersaing dengan usaha-usaha
termasuk calon anggota melalui simpanan yang bersifat sukarela. Pinjaman modal
dari koperasi lain, pada dasarnya diadakan atas perjanjian kerja sama
yang berhubungan dengan pinjaman modal itu diatur dalam perjanjian tersendiri.
Lampiran tersebut, antara lain terdiri dari besarnya pinjaman yang diperlukan,
Surplus hasil usaha atau defisit hasil usaha yang diperoleh dari hasil usaha
atau pendapatan koperasi dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan
1967 Pasal 34 Ayat (3) menyatakan, bahwa SHU yang berasal dari usaha yang
diselenggarakan untuk anggota dibagi untuk dana sosial. Dengan lain perataan
bahwa dana sosial bisa terjadi jika sisa hasil usaha itu cukup tinggi. Dapat juga
diartikan bahwa dana sosial itu berdasarkan laba yang diperoleh pada tahun buku
tersebut, sebab yang dinamakan laba pada hakikatnya adalah pendapatan koperasi
usaha disisihkan terlebih dahulu untuk dana cadangan dan sisanya digunakan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa SHU koperasi adalah keuntungan atau laba
yang didapat dari hasil operasional koperasi setelah dikurangi dengan total biaya
dalam kurun waktu satu tahun tutup buku. Perolehan SHU koperasi menjadi
dasar hukumnya adalah pasal 5 ayat (1) UU No. 25 Tahun 1992 tentang
dan keadilan”. Menurut Sitio dan Tamba (2001:89), bahwa SHU yang diterima
anggota bersumber dari dua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota
sendiri yaitu:
investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasi
bersangkutan.
pemakai atau pelanggan. Secara umum SHU koperasi dibagi sesuai dengan
Menurut Sitio dan Tamba (2001:91), sesuai yang telah diuraikan pada
teori koperasi bahwa anggota berfungsi ganda, yaitu sebagai pemilik (owner) dan
bersumber dari anggota sendiri. Sedangkan SHU yang bukan berasal dari hasil
2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan
anggota sendiri
SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari
koperasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan proporsi SHU untuk jasa modal dan
jasa transaksi usaha yang dibagi kepada anggota koperasi perlu diperhatikan
untuk tetap menjaga karakter koperasi itu sendiri, di mana partisipasi usaha
Proses perhitungan SHU per anggota dan jumlah SHU yang dibagi
kepada koperasinya.
SHU per anggota harus diberikan secara tunai, karena dengan demikian
koperasi membuktikan bahwa sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota
oleh anggota koperasi dari kegiatan atau usaha yang dilakukannya berdasarkan
partisipasi dari jasa modal dan jasa usaha yang diberikan oleh masing-masing
dari dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dari dalam terdiri dari :
1. Partisipasi anggota,
2. Modal sendiri,
3. Kinerja pengurus,
4. Jumlah unit usaha yang dimiliki,
5. Kinerja manajer,
6. Kinerja karyawan.
kegiatan koperasi karena tanpa adanya peran anggota maka koperasi tidak akan
berjalan lancar. Modal sendiri, SHU anggota yang diperoleh sebagian dari modal
sendiri yaitu dari simpanan wajib, simpanan pokok, dana cadangan, dan hibah.
Kinerja pengurus, sangat diperlukan dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh
koperasi, dengan adanya kinerja yang baik dan sesuai dengan persyaratan dalam
anggaran dasar serta UU Perkoperasian maka hasil yang dicapai pun juga akan
baik. Jumlah unit usaha yang dimiliki, setiap koperasi pasti memiliki unit usaha.
Hal ini juga menentukan seberapa besar volume usaha yang dijalankan dalam
yang dilakukan oleh koperasi dan memiliki wewenang atas semua hal-hal yang
bersifat intern. Kinerja karyawan, merupakan kemampuan seorang karyawan
1. Modal pinjaman,
3. Pemerintah.
Modal pinjaman dari luar yaitu modal yang berasal dari luar perusahaan
hutang yang pada saatnya harus dibayar kembali agar tidak menderita kerugian.
Para konsumen dari luar selain anggota koperasi, yaitu masyarakat secara umum
yang merupakan pemberian bantuan kepada pihak koperasi secara sukarela baik
berwujud uang maupun barang yang berasal dari pemerintah dan merupakan
hibah.
terdahulu menjadi dasar dalam penyusunan penelitian yang akan dilakukan, yang
berikutnya.
penelitian tentang pengaruh pinjaman yang diberikan dan modal kerja terhadap
surplus hasil usaha di koperasi unit desa Suka Mekar Cibingbin Kabupaten
yang berjudul "Pengaruh Modal Sendiri dan Modal pinjaman terhadap Sisa Hasil
Usaha Melalui Volume Usaha pada Koperasi". Kesimpulan dari penelitian ini
signifikan terhadap volume usaha. Yang dimana modal sendiri dan modal
Penelitian Sri Wulandari Haidir, Djayani Nurdin. dan Husnah (2016), yang
berjudul “Pengaruh Modal Sendiri dan Modal Pinjaman terhadap Sisa Hasil
Usaha ada Koperasi di Kota Palu". Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa ada
pengaruh positif dan signifikan secara simultan dan parsial pada pengaruh modal
Pinjaman pada KUD Bhinneka Karya Kartasura”, dengan variabel yang diteliti
Ade Dharma Putra, Made Artana, dan Luh Indrayani (2014) yang berjudul
Pegawai Negeri Niaga Artha Sari Singaraja". Kesimpulan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha pada Koperasi
Pegawai Negeri ‘Niaga Artha Sari’ Singaraja adalah faktor partisipasi anggota,
modal sendiri, kinerja pengurus, kinerja karyawan, unit usaha, modal pinjaman,
tersebut modal sendiri tidak berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha,
pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha, dan modal sendiri,
atau manajer untuk meningkatkan volume usaha dan SHU. Pertama, secara
Dari tinjauan pustaka tersebut dapat diketahui bahwa belum pernah ada
penelitian tentang “pengaruh pinjaman yang diberikan dan modal kerja terhadap
surplus hasil usaha pada koperasi unit desa Suka Mekar Cibingbin Kabupaten
Kuningan” dengan demikian penelitian ini tidak menduplikasi terhadap penelitian
perusahaan yang dikelola secara efisien akan memperoleh laba diatas rata-rata
dengan baik akan menghasilkan laba atau SHU yang sesuai dan koperasi yang
modal yang efisien, mengingat keberadaan modal tersebut sangat signifikan bagi
kegiatan dan usaha yang dijalankan koperasi tidak lepas dari pentingnya modal
Menurut pasal 41 ayat (3) UU No. 25/1992, modal pinjaman bersumber dari
penerbitan obligasi dan surat utang lainnya, serta sumber lain yang sah. Dengan
kesuksesan usaha yang dikelola oleh koperasi. Setiap usaha yang dijalankan
koperasi dengan baik akan mendapatkan pendapatan dari setiap unit usahanya.
Gambar 2.1.
Kerangka Pemikiran Teoritik
2.7. Hipotesis
atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kuningan
METODOLOGI PENELITIAN
dependen.
untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel maupun lebih tanpa
2005:11)
kerja terhadap Surplus Hasil Usaha pada KUD Suka Mekar Cibingbin
karakteristik adalah ciri tertentu pada objek yang kita teliti yang dapat
membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bias berbeda pada berbagai
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, variabel ini menjadi
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel (Y) adalah Surplus Hasil
Usaha. Indikator yang dapat menunjukan nilai Surplus Hasil Usaha adalah
skala rasio.
independen atau variabel bebas atau variabel eksogenus adalah variabel yang
untuk melunasi dalam jangka waktu tertentu dan membayar jasa. (UU
Koperasi No 17 Tahun 2012 Pasal 1 ayat 14). Indikator yang dapat menujukan
2. Modal Kerja ( X 2 )
Modal Kerja yang diteliti pengaruhnya terhadap Surplus Hasil Usaha dalam
penelitian ini adalah Modal Kerja Bersih. Modal kerja adalah jumlah kelebihan
aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek/Modal Kerja Bersih dan modal
Indikator yang dapat menunjukan Modal Kerja Bersih adalah aktiva lancar
Skala
No Variabel Definisi Indikator
Pengukuran
1. Surplus Selisih antara Pendapatan – Rasio
Hasil Usaha penghasilan yang Beban
(Y) diterima dengan beban
yang menjadi
tanggung jawab
koperasi selama
periode akuntansi
sebelum dialokasikan
ke dalam berbagai
dana
Sumber : Adenk
Sudarwanto,
(2013:240).
2. Pinjaman Penyediaan uang oleh Jumlah Pinjaman Rasio
yang Koperasi Simpan yang diberikan
diberikan Pinjam kepada
( X 1) anggota sebagai
peminjam berdasarkan
perjanjian, yang
mewajibkan peminjam
untuk melunasi dalam
jangka waktu tertentu
dan membayar jasa.
Sumber : UU
Koperasi No 17 Tahun
2012 Pasal 1 ayat 14.
3. Modal Modal kerja bersih Aktiva Lancar – Rasio
Kerja adalah jumlah Hutang Jangka
(X 2) kelebihan aktiva Pendek
lancar terhadap hutang
jangka pendek
Sumber : Djarwanto,
(1996:86).
3.3. Data
Data adalah segala fakta atau keterangan tentang sesuatu yang dapat
dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi (Sambas Ali Muhidin & Maman
Abduraman, 2007:14)
angka atau atribut-atribut yang bersifat kuantitas, yang berasal dari hasil
adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yang diperoleh dalam penelitian ini
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari tempat penelitian /
data internal.
2. Laporan Neraca
keterangan, dan fakta yang akurat mengenai suatu kejadian atau kondisi tertentu
dari data yang diolah perlu dipilih suatu teknik pengumpulan data yang tepat,
yang sesuai dengan karakteristik dari satuan pengamatan yang akan diketahui.
menjelaskan bahwa “teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan
yang diteliti, baik dalam situasi buatan yang secara khusus diadakan
Cara yang digunakan dalam teknik observasi tersebut adalah dengan studi
3.4.1. Populasi
kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi”.
keseluruhan unsur–unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik
Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Neraca dan laporan Realisasi Pinjaman KUD
Suka Mekar Cibingbin Kuningan dari sejak berdirinya KUD Suka Mekar
3.4.2. Sampel
populasi, bagian yang diobservasi yang digunakan bagi tujuan penelitian populasi
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah data laporan bulanan
Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Neraca, dan Laporan Realisasi Pinjaman dari
sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami
atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk
menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian (Sambas Ali
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
diantaranya :
Uji asumsi klasik yang dilakukan setelah menganalisis data dengan analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji data variabel bebas dan data
penelitian ini melalui proses SPSS adalah dengan cara Grafik Normal
Probability Plots. Data menunjukan berdistribusi normal jika garis data riil
b. Uji Multikolinearitas
terdiri atas dua atau lebih variabel bebas atau variabel independen. Dalam
VIF.
hitung < nilai (α) dan nilai VIF ( variance inflation factor ) hitung >
(α) hitung > nilai (α) dan nilai VIF ( variance inflation factor ) hitung
c. Uji Autokorelasi
berikut :
d. Uji Heteroskedastisitas
Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau
tidak varian residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain.
terjadi heteroskedastisitas.
titik origin ( angka 0 ) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang
teratur.
maupun bergelombang.
Secara umum ada dua macam hubungan antara dua variabel atau lebih,
menelaah hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri
pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna, atau untuk
dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat ( untuk
kerja ( X 2 ) terhadap Surplus Hasil Usaha (Y) dalam penelitian ini digunakan
Y =a+b1 X 1 +b 2 X 2
dimana :
(∑ X 22 ) (∑ X 1 Y ) −( ∑ X 1 X 2 )(∑ X 2 Y )
b 1=
(∑ X 21)( ∑ X 22 )−( ∑ X 1 X 2) ²
(∑ X 21 ) (∑ X 2 Y ) −( ∑ X 1 X 2 )(∑ X 1 Y )
b 2=
(∑ X 21 )( ∑ X 22 )−( ∑ X 1 X 2 ) ²
a=
∑ Y −b ∑ X 1
n 1 [ ] [∑ ]
n
−b 2
n
X2
(∑ X 1 ) ²
∑ X 12 = ∑ X 1 2− n
(∑ Y ) ²
∑ Y 2=∑ Y 2− n
∑ X1∑ Y
∑ X 1 Y =∑ X 1 Y − n
∑ X 1∑ X1
∑ X 1 X 1= ∑ X 1 X 1− n
berikut :
KD = R² x 100%
dimana :
KD : Koefisien Determinasi
4. Uji Keberartian
4.1. Uji F
F JK( Reg)
k
hitung=¿ ¿
JK( Res)
n−k−1
dimana :
JK( Reg)=b1 ∑ X 1 Y +b 2 ∑ X 2 Y
JK( Res)= [ ∑ Y2
(∑ Y ) ²
n ] −JK ( Reg)
SHU (Y).
Kriteria :
- Jika nilai uji F hitung ≥ nilai F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
- Jika nilai uji F hitung ≥ nilai F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Daerah
Penolakan Ho
Daerah
Penerimaan Ho
F tabel F hitung
Uji 1 Pihak
Gambar 3.1
Daerah Penolakan Hipotesis nol
- Jika nilai uji F hitung ≤ nilai F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Daerah
Penerimaan Ho
Daerah Penolakan
Ho
F hitung F tabel
Uji 1 Pihak
Gambar 3.2
Daerah Penerimaan Hipotesis nol
4.2. Uji t
masing-masing variabel secara satu persatu atau parsial, yaitu pengaruh variabel
Usaha (Y), dan pengaruh variabel bebas Modal Kerja ( X 2 ) terhadap variabel
terikat Surplus Hasil Usaha (Y). Model uji t nya (Sugiyono, 2007:184) sebagai
berikut :
r √ N −2
t=
√1−r ²
dimana :
t : Nilai t
r : Nilai koefien korelasi
N-2 : Derajat kebebasan
Hipotesis :
- Ho = b 1 = 0, artinya pinjaman yang diberikan ( X 1 ) tidak berpengaruh positif
Kriteria :
- Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya pinjaman yang
- Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya pinjaman yang
- Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya pinjaman yang
Daerah penerimaan Ho
Daerah
penolakan Ho
t hitung t tabel
Uji 1 Pihak
Gambar 3.3
Daerah Penerimaan Hipotesis Nol
- Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya pinjaman yang
Daerah
Penolakan Ho
Daerah
Penerimaan Ho
t tabel t hitung
Uji 1 Pihak
Gambar 3.4
Daerah penolakan Hipotesis nol