Penulisan makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas semester 6 Mata kuliah Manajemen
Agribisnis dan Analisa usaha perikanan yang diampu oleh :
Disusun oleh :
Windarti (200102013)
2023
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Analisa usaha warung
sembilang Manyar Gresik ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah tugas dari ibu Qiki Rifqiyyah, S.P., M.P pada mata kuliah Manajemen Agribisnis dan
Analisa usaha perikanan yang Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah atau
memperluas wawasan mengenai Analisa UMKM bagi para pembaca dan penulis. Saya
mengucapkan terimakasih kepada ibu Qiki Rifqiyyah, S.P., M.P yang telah memberikan tugas
ini kepada kami sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kami. Saya juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membagi sebagian pengetahuannya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran. yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran penting dan strategis
dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja, UMKM juga berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil
pembangunan. UMKM juga telah terbukti tidak terpengaruh terhadap krisis. Ketika krisis
menerpa pada periode tahun 1997 – 1998, hanya UMKM yang mampu tetap berdiri kokoh.
Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan, pasca krisis ekonomi tahun 1997-1998 jumlah
UMKM tidak berkurang, justru meningkat terus, bahkan mampu menyerap 85 juta hingga
107 juta tenaga kerja sampai tahun 2012. Pada tahun itu, jumlah pengusaha di Indonesia
sebanyak 56.539.560 unit. Dari jumlah tersebut, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
sebanyak 56.534.592 unit atau 99.99%. Sisanya, sekitar 0,01% atau 4.968 unit adalah usaha
besar. Data tersebut membuktikan, UMKM merupakan pasar yang sangat potensial bagi
industri jasa keuangan, terutama bank untuk menyalurkan pembiayaan. Karena sekitar 60 -
70% pelaku UMKM belum memiliki akses pembiayaan perbankan. Pengalaman tersebut
telah menyadarkan banyak pihak, untuk memberikan porsi lebih besar terhadap bisnis skala
mikro, kecil, dan menengah. Pemerintah dan legislatif membuktikan perhatiannya terhadap
UMKM dengan meluncurkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dengan adanya
peraturan yang menjadi payung hukum, gerak UMKM menjadi semakin leluasa. Persoalan
klasik seperti akses permodalan kepada lembaga keuangan pun mulai bisa teratasi. Karena di
dalam peraturan itu tercantum mengenai perluasan pendanaan dan fasilitasi oleh perbankan
dan lembaga jasa keuangan non-bank.
Dalam proses pemulihan ekonomi Indonesia, sektor UMKM memiliki peranan yang
sangat stategis dan penting yang dapat ditinjau dari berbagai aspek. Pertama, jumlah
industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik (BPS) 2002, jumlah UMKM tercatat 41,36 juta unit atau 99,9% dari total unit
usaha. Kedua, potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit investasi
pada sektor UMKMdapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan
denganinvestasi yang sama pada usaha besar. Sektor UMKM menyerap 76,55 juta tenaga
kerja atau 99,5% dari total angkatan kerja yang bekerja. Ketiga, kontribusi UMKM dalam
pembentukan PDB cukup signifikan yakni sebesar 55,3%dari total PDB. Salah satu upaya
peningkatan dan pengembangan UMKM dalam perekonomian nasional dilakukan dengan
mendorong pemberian kredit modal usaha kepada UMKM. Dari sudut perbankan, pemberian
kredit kepada UMKM menguntungkan bagi bank yang bersangkutan. Pertama, tingkat
kemacetannya relatif kecil. Hal ini terutama disebabkan oleh tingkat kepatuhan
nasabahusahakecil yang lebih tinggi dibandingkan nasabah usaha besar. Kedua,
pemberiankredit kepada UMKM mendorong penyebaran risiko, karena penyaluran kredit
kepada usaha kecil dengan nilai nominal kredit yang kecil memungkinkanbankuntuk
memperbanyak jumlah nasabahnya, sehingga pemberian kredit tidakterkonsentrasi pada satu
kelompok atau sektor usaha tertentu. Ketiga, kredit UMKM dengan jumlah nasabah yang
relatif lebih banyak akan dapat mendiversifikasi portofolio kredit dan menyebarkan risiko
penyalurankredit. Keempat, suku bunga kredit pada tingkat bunga pasar bagi usaha kecil
bukan merupakan masalah utama, sehingga memungkinkan lembaga pemberi kredit
memperoleh pendapatan bunga yang memadai. Pengalaman selamaini menunjukkan bahwa
ketersediaan dana pada saat yang tepat, dalamjumlahyangtepat, sasaran yang tepat dan
dengan prosedur yang sederhana lebih pentingdari pada bunga murah maupun subsidi.
Namun dari beberapa hal yang melatar belakangi seperti tersebut di atas, masih belum cukup
menjadi landasan keyakinan bahwa pelaku UMKM akan mendapatkan kemudahan dalam hal
pengajuan fasilitas kredit modal usahakelembaga-lembaga pemberi kredit baik perbankan
maupun nonperbankan. Hingga saat ini masih banyak pelaku UMKM yang mengalami
permasalahan dalam hal pengajuan kredit usaha.
Untuk mengetahui pengaruh pengalaman usaha terhadap pendapatan Usaha Mikro Kecil
Menengah tas di Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Untuk mengetahui pengaruh
produktivitas terhadap pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah tas di Kecamatan Gresik
Kabupaten Gresik. Untuk mengetahui pengaruh kreativitas terhadap pendapatan Usaha
Mikro Kecil Menengah tas di Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PERALATAN/
INVESTASI
B. BIAYA VARIABEL
C. BIAYA TETAP
R/C Ratio
Total Penerimaan / biaya total
PENUTUP
3.1 kesimpulan