Anda di halaman 1dari 15

IMPLEMENTASI STRATEGI PERENCANAAN KEUANGAN

KOPERASI MUAMALAT NU
Tugas

Laporan Ini Diajukan Untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategik
Pada Program Studi Manajemen
STIE Sutaatmadja Subang (STIESA)

Disusun Oleh :
Ai Nurhasanah 02112190142
Febriyanti Nurhidayat 02111190031
Indri Kestriani 02111190013
Nuzi Laturrohman 02111190112
Risda Diani Hopsah 02111190022
Shinta Dwi Andini 02111190023

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


TERAKREDITASI BAN PT SK.NO.1717/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/S/III/2020
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SUTAATMADJA
SUBANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Allah SWT. atas ridha dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “IMPLEMENTASI STRATEGI
PERENCANAAN KEUANGAN KOPERASI MUAMALAT NU”
Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tigin Lugiani, SE., MM selaku
dosen pengampu mata kuliah Manajemen Stratejik, serta kami ucapkan terima kasih kepada
Bapak Ujang Sujana dan Ibu Eva Nurjanah yang telah membantu kami dalam proses penyusunan
laporan ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat yang
telah sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam laporan yang
disusun. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalahan tersebut. Kritik dan saran dari
pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis guna meningkatkan kualitas tulisan ke depannya.

Subang, 30 Desember 2022,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
1. Latar Belakang.........................................................................................................................1
2. Landasan Teori.........................................................................................................................3
2.1 Manajemen Keuangan.......................................................................................................3
2.2 Akuntansi Manajemen......................................................................................................4
2.3 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen..........................................................................4
2.4 Penganggaran....................................................................................................................6
2.5 Jenis-Jenis Penganggaran..................................................................................................6
2.6 Pengumpulan Informasi Penganggaran............................................................................7
3. Perencanaan Keuangan............................................................................................................9
3.1 Perencanaan Keuangan Dari Pengembangan Strategi Operasional..................................9
3.2 Perencanaan Keuangan Dari Pengembangan Strategi Pemasaran..................................10
4. Kesimpulan dan Saran........................................................................................................10

ii
1. Latar Belakang
Salah satu instansi yang bergerak di bidang pinjaman dana ialah koperasi. Selain
dalam persoalan peminjaman dana juga sebagai tempat untuk menyimpan dana. Koperasi
merupakan bentuk kerja sama yang dijalankan bersama oleh setiap anggotanya karena
ada kesamaan kebutuhan hidup mereka. Untuk mencapai tujuan diperlukan kerjasama
secara terus menerus, untuk itu diperlukannya dibuat sebuah perkumpulan sebagai
perwujudan dari kerjasama tersebut. Kerjasama melalui koperasi didasarkan pada
kesamaan modal dan usaha. Besarnya modal dalam koperasi sendiri ditentukan oleh para
anggota koperasi sendiri. Kerjasama dalam koperasi bertujuan untuk mensejahterakan
para anggota selain itu memberikan pelayanan kepada masyarakat umum yang
berkualitas baik.
Fungsi koperasi dalam memberi nilai tambah bagi anggotanya dapat senantiasa
diperbesar. Koperasi bisa mengembangkan usahanya menjadi satu kesatuan mulai dari
subsistem hulu hingga hilir. Agar maksud ini tercapai, koperasi harus menguasai akses
kepada modal, pasar, dan teknologi. Jika koperasi bisa memaksimumkan fungsi ini,
koperasi akan memiliki kemampuan meningkatkan usahanya, memperluas jaringan
pemasarannya, serta bermitra dengan badan-badan usaha lainnya
Sudah cukup lama umat Islam Indonesia, khususnya di Kabupaten Subang
menginginkan sistem perekonomian yang berbasis pada nilai-nilai dan prinsip syariah
(Islamic Economic System) untuk dapat diterapkan dalam segala aspek kegiatan bisnis
dan transaksi umat. Keinginan ini didasari oleh suatu kesadaran untuk menerapkan Islam
secara utuh, kewajiban kita sebagai umat Islam, bukan hanya berkewajiban melaksanakan
perintah ibadah yang bersifat ritual saja, tetapi aspek kegiatan ekonomi seperti,
pengelolaan perbankan, koperasi, pasar modal, pembiayaan proyek dan transaksi umat
harus sesuai dengan sistem dan nilai-nilai syariat Islam. Keputusan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor
91/Kep/M.KUKM/IX/2004, tanggal 10 September 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah sebagai payung hukum pengelolaan
lembaga keuangan mikro syariah, seperti koperasi syariah dan BMT, merupakan langkah
solutif dalam menjawab keinginan umat Islam untuk mengelola kegiatan usaha ekonomi

1
secara berjama’ah melalui lembaga koperasi (syirkah ta’awuniyah) yang berbasis pada
pola layanan sistem syariah.
Kegiatan koperasi terdapat istilah mengenai SHU. Peran SHU dalam koperasi
sangat penting dalam pembagian hasil. Arti SHU dapat disamakan dengan laba bersih
atau dividen pada badan usaha yang pembagian hasilnya dilakukan secara adil. SHU
dibagikan pada akhir penutupan buku dalam satu tahun. Dalam pembagian SHU atau sisa
hasil usaha dilakukan secara adil sesuai dengan besar jasanya masing-masing anggota.
Karena prinsip dasar koperasi berdasarkan asas kekeluargaan. Berikut kondisi keuangan
koperasi yang tergambar dari laporan neraca periode 2020-2021:

Tabel 1. 1 Laporan Neraca Koperasi Muamalat Nahdlatul Ulama


Periode 2020-2021
Nomor Nama Buku Des20 Des21
100 kas 4,982,735,820 22,485,500
120 antarbank aktiva 1,585,636,602 2,490,613,390
130 pembiayaan yang diberikan 2,699,837,300 3,201,920,700
140 PPAP (16,639,200) (9,660,700)
161 aktiva tanah dan gedung 355,000,000 355,000,000
162 akumulasi penyusutan gedung (2,187,501) (10,208,338)
165 inventaris 101,588,000 108,588,000
akumulasi penyusutan
166 inventaris (85,717,033) (95,913,662)
18040 biaya dibayar dimuka 15,472,704 30,026,863
18050 agunan yang diambil alih 27,407,500 13,107,500
18060 penyediaan dana 75,000,000 302,117,400
180901 tagihan 24,325,000 24,325,000
1809003 barang cetakan 8,707,948 6,354,000
1809099 Lain-lain RAA 169,565,500 171,850,000

190 Jumlah Aktiva 4,982,735,820 6,610,850,653

kewajiba-kewajiban yang
200 segera dapat dibayar 1,343,773 3,752,298

2
2101 simpanan pokok 91,186,345 106,218,897
2102 simpanan wajib 145,759,051 199,599,273
2103 simpanan sukarela 604,502,742 632,379,983
2104 simpanan lain-lain 1,513,501,306 1,820,339,568
2105 tabungan hari raya 293,251,124 482,476,353
220 simpanan berjangka 2,093,933,000 3,116,561,000
2709003 cadangan pendidikan 6,175,136 7,519,905
2709005 cadangan tunjangan cuti besar 3,310,000 3,310,000
2709099 RRP lainnya 105,400 172,900
291 cadangan umum 95,826,517 107,050,363
293 cadangan tujuan 46,893,627 37,958,408
307 SHU tahun berjalan 86,947,199 93,266,705

310 Jumlah pasiva 4,982,735,820 6,610,605,653

Dari tabel 1.1 terlihat permasalahan klasik yang dihadapi koperasi Muamalat
Nahdlatul Ulama adalah masalah organisasi dan manajerial, permodalan, dan rendahnya
kualitas sumber daya manusia yang mengelola, sehingga koperasi berjalan kurang
inovatif, efektif, dan efisien. Selain itu, citra koperasi di mata masyarakat adalah rendah
bila dibanding dengan lembaga ekonomi lain. Terlihat pada bagian simpanan jumlahnya
lebih besar di bandingkan dengan jumlah SHU, artinya simpanan yang dikeluarkan
anggota lebih banyak dibandingkan dengan sisa hasil usaha yang didapatkan yang mana
SHU ini dibagikan kepada kurang lebih 400 anggota. Padahal koperasi Muamalat
Nahdlatul Ulama memilki potensi yang sangat besar untuk lebih meningkatakan SHU.

2. Landasan Teori
2.1 Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah upaya perusahaan untuk memperoleh dana yang
dibutuhkan, memanfaatkan atau mengalokasikan dana yang diperoleh, dan
mendistribusikan hasil dari pemanfaatan dana kepada pemilik perusahaan dengan
cara-cara yang rasional dengan tujuan menciptakan dan meningkatkan nilai
perusahaan (Bambang, 2017). Tujuan dari manajemen keuangan yaitu manajer harus
3
menciptakan laba yang maksimal dan tingkat risiko yang minimal, selain itu manajer
juga harus menjaga likuiditas dan profitabilitas perusahaan (Musthafa, 2017). Tugas
manajemen keuangan adalah membuat kebijakan investasi, pendanaan dan
manajemen aset. Manajemen keuangan akan dinilai berkinerja baik jika dapat
mengkombinasikan ketiga kebijakan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat
memaksimumkan nilai perusahaan, oleh karena itu, manajemen keuangan dalam
menentukan kebijakan akan berupaya kebijakan yang dibuat tersebut dapat
memaksimumkan nilai perusahaan (Murtini, 2008). Manajer keuangan dalam
pengambilan keputusan hampir selalu berdasarkan data-data akuntansi. Oleh
karenanya laporan keuangan diperlukan oleh manajer dalam kaitannya dengan
pengambilan keputusan.
2.2 Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen (management accounting) adalah proses mengidentifikasi,
mengukur, mengakumulasi, menyiapkan, menganalisis, menginterpretasikan, dan
mengomunikasikan kejadian ekonomi yang digunakan oleh manajemen untuk
melakukan perencanaan, pengendalian, pengambilan keputusan, dan penilaian kinerja
dalam organisasi. Ada dua esensi utama dalam pengertian akuntansi manajemen yang
diuraikan di atas, yaitu penyediaan informasi dan penggunaan informasi tersebut.
Penyediaan informasi dilakukan oleh akuntan manajemen. Penggunaan informasi
dilakukan oleh manajer tingkat bawah sampai tingkat atas.
2.3 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Sistem informasi akuntansi manajemen (management accounting information
system) adalah sistem informasi yang mentransformasi input dengan menggunakan
proses untuk menghasilkan output yang dibutuhkan untuk mendukung pengambilan
keputusan. Seperti tampak pada Gambar 1 ada tiga kata penting yang terkandung
dalam pengertian sistem informasi akuntansi manajemen, yaitu input, proses, dan
output.
1) Input
Input adalah data yang direkam dari peristiwa ekonomi yang terjadi di
perusahaan. Contoh data yang di-input ke dalam sistem informasi akuntansi

4
manajemen adalah jenis bahan, harga bahan, tarif upah, kerja, jam lembur, jam
mesin, pemakaian listrik, unit produksi, dan harga jual.
2) Proses
Proses adalah pengubahan data menjadi informasi. Contoh proses adalah
mengidentifikasi, mengukur, mengakumulasi, menganalisis, dan melaporkan.
Proses dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan menggunakan
komputer. Proses manual adalah proses mengidentifikasi, mengukur,
mengakumulasi, menganalisis, dan melaporkan data tanpa menggunakan
komputer. Sedangkan proses komputer adalah proses mengidentifikasi,
mengukur, mengakumulasi, menganalisis, dan melaporkan data dengan
menggunakan alat bantu komputer.
3) Output
Output adalah informasi. Informasi dituangkan dalam laporan yang dihasilkan
oleh sistem informasi akuntansi manajemen. Contoh laporan adalah laporan biaya
produk, laporan biaya aktivitas, laporan biaya departemen, laporan pembelian,
laporan pemakaian bahan, laporan jam kerja karyawan, laporan produksi, laporan
gaji dan upah, laporan penjualan, dan laporan kinerja.

Sistem informasi akuntansi manajemen berjalan melalui proses yang


berkelanjutan tanpa henti. Tahap awal dimulai dari input data, memproses data, dan
akhirnya menghasilkan laporan. Manajer mengambil keputusan berdasarkan informasi
yang disajikan dalam laporan. Setelah informasi digunakan untuk pengambilan
keputusan, manajer mendapatkan umpan balik (feedback). Umpan balik adalah informasi
mengenai seberapa baik keputusan yang dijalankan dan apa tindakan korektif yang
dibutuhkan. Umpan balik merupakan informasi yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi atau mengoreksi pelaksanaan. Umpan balik tersebut digunakan untuk
perbaikan tahapan proses pengambilan keputusan selanjutnya.

5
Gambar 1
Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

2.4 Penganggaran
Penganggaran memegang peran penting dalam perencanaan dan pengendalian.
Perencanaan (planning) adalah proses mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang
diperlukan untuk mencapainya. Anggaran (budget) adalah ekspresi kuantitatif suatu
rencana yang dinyatakan dalam satuan fisik atau keuangan atau keduanya. Anggaran
merupakan metode untuk menerjemahkan tujuan dan strategi organisasi ke dalam
bentuk operasional. Pengendalian (control) adalah proses menetapkan standar,
memperoleh umpan balik mengenai kinerja yang sesungguhnya, dan melakukan
koreksi apabila kinerja yang sesungguhnya menyimpang dari rencana. Anggaran
dapat digunakan untuk membandingkan hasil sesungguhnya dengan hasil yang
direncanakan. Jika diperlukan, hasil perbandingan tersebut dapat digunakan untuk
mengarahkan operasi agar kembali seperti yang direncanakan.
2.5 Jenis-Jenis Penganggaran
Anggaran induk (master budget) adalah sebuah rencana keuangan
komprehensif selama satu tahun yang terdiri atas anggaran berbagai departemen dan
aktivitas. Anggaran induk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anggaran operasional
dan anggaran keuangan. Anggaran operasional (operating budget) terdiri atas
anggaran aktivitas-aktivitas dilakukan perusahaan dalam rangka memperoleh
keuntungan, misalnya penjualan produksi, dan persediaan barang jadi. Hasil akhir
anggaran operasional adalah laporan laba rugi dianggarkan atau pro forma. Istilah
"pro forma" merupakan sinonim dari kata "dianggarkan" atau "diestimasi." Laporan
laba rugi pro forma disusun berdasarkan data estimasi, bukan data historis. Anggaran

6
keuangan (financial budget) meliputi anggaran arus kas masuk, arus kas keluar, dan
posisi keuangan. Rencana arus kas masuk dan kas keluar diperinci dalam anggaran
kas. Posisi keuangan yang diperkirakan pada akhir periode disajikan dalam laporan
posisi keuangan (neraca) dianggarkan atau pro forma.
Suatu organisasi biasanya menyiapkan anggaran tahun yang akan datang
sekitar empat atau lima bulan sebelum tahun anggaran dimulai. Perusahaan dapat
menerapkan filosof anggaran berkelanjutan (continuous atau rolling budget).
Dalam anggaran berkelanjutan (bergulir), setelah anggaran satu bulan direalisasi,
anggaran satu bulan di masa ditambahkan sehingga perusahaan selalu memiliki
anggaran dengan cakupan dua belas bulan. Anggaran berkelanjutan menuntut manajer
untuk selalu melakukan perencanaan di muka.
Anggaran yang selalu diperbarui (continuously updated budget) hampir
sama dengan anggaran berkelanjutan. Tujuan anggaran ini bukan agar perusahaan
selalu memiliki anggaran selama dua belas bulan, melainkan untuk memperbarui
anggaran induk setiap bulan saat diperoleh informasi baru. Sebagai contoh, setiap
akhir tahun, sebuah perusahaan menyiapkan anggaran untuk tahun yang akan datang.
Kemudian, setiap akhir bulan dalam tahun anggaran, perusahaan mencatat hasil
realisasi hingga tanggal tersebut dan memperbarui anggaran untuk periode sisanya.
Dengan kata lain, perusahaan memperbarui anggaran secara terus-menerus sepanjang
tahun.

2.6 Pengumpulan Informasi Penganggaran


Pada awal proses penganggaran induk, manajer anggaran menginformasikan
kepada semua bagian untuk mengumpulkan data anggaran. Data yang digunakan
untuk menyusun anggaran berasal dari banyak sumber. Salah satunya adalah data
historis. Sebagai contoh, harga bahan pada tahun terakhir dapat memberikan
informasi kepada manajer produksi mengenai kemungkinan harga bahan pada tahun
yang akan datang. Namun demikian, data historis saja tidak cukup untuk membuat
perkiraan di masa datang.
1) Perkiraan Penjualan. Dasar yang digunakan untuk menyusun anggaran
penjualan dan anggaran lain dalam anggaran induk adalah perkiraan

7
penjualan. Apabila perkiraan penjualan ditentukan secara cermat dan akurat,
maka tahap berikutnya dalam proses penganggaran juga akan dapat lebih
diandalkan. Sebagai contoh, perkiraan penjualan memberikan data untuk
menyusun anggaran produksi, anggaran pembelian, dan anggaran biaya
pemasaran dan administrasi. Apabila perkiraan penjualan salah, maka
anggaran lain yang terkait menjadi tidak dapat diandalkan.
Penyusunan perkiraan penjualan dimulai dengan pembuatan estimasi
penjualan oleh setiap tenaga penjual. Estimasi penjualan kemudian diberikan
kepada manajer wilayah. Manajer wilayah akan me-review estimasi penjualan
dan melakukan penyesuaian berdasarkan pengalaman dan informasi tambahan
yang dimilikinya. Estimasi yang diterima dari semua tenaga penjual oleh
manajer wilayah akan digabung dan diserahkan kepada manajer pemasaran
untuk di-review dan disetujui.
Sebelum proses tersebut dimulai, informasi internal dan eksternal yang
relevan dikumpulkan terlebih dahulu oleh departemen pemasaran atau
departemen riset pasar yang dibentuk tersendiri oleh perusahaan. Informasi
tersebut disediakan untuk manajer wilayah dan tenaga penjual guna
membantu mereka dalam mengembangkan perkiraan penjualan. Informasi
eksternal yang biasanya dikumpulkan meliputi perkiraan kondisi umum
perekonomian, penjualan dan laba industri, kondisi pasokan, dan kondisi
persaingan. Informasi internal juga perlu disediakan, misalnya mengenai
penjualan dan laba perusahaan di masa lalu berdasarkan produk, tenaga
penjual, wilayah, dan saluran distribusinya. Beberapa produk mungkin
memiliki trend musiman dengan pola yang berbeda dari produk lain. Trend
tersebut harus diperhitungkan ketika perusahaan menyusun perkiraan
penjualan tahunan dan perinciannya ke dalam kuartalan dan bulanan.
Perusahaan dapat melengkapi departemen pemasaran dengan pendekatan yang
lebih formal untuk membuat perkiraan penjualan, misalnya dengan analisis
runtut waktu. analisis korelasi, pemodelan ekonometrik, dan analisis industri.
2) Perkiraan Variabel Lainnya. Perkiraan penjualan bukan satu-satunya yang
diperlukan dalam penganggaran. Perkiraan mengenai biaya dan kas yang

8
terkait juga diperlukan. Banyak faktor yang dipertimbangkan dalam
pembuatan perkiraan penjualan juga dipertimbangkan dalam pembuatan
perkiraan biaya. Untuk membuat perkiraan biaya, data jumlah biaya historis
sangat bermanfaat. Manajer dapat menyesuaikan jumlah masa lalu berdasar
pengetahuannya mengenai peristiwa di masa datang. Sebagai contoh, kontrak
kerja karyawan tiga tahun memiliki sedikit ketidakpastian untuk memprediksi
upah (apabila kontrak sudah habis, maka akan timbul ketidakpastian). Agen
pembelian yang cermat akan memiliki pengetahuan mengenai kemungkinan
perubahan harga bahan. Dalam praktik, perusahaan besar seperti Nestle dan
Coca-Cola memiliki departemen tersendiri yang bertugas untuk
memperkirakan harga dan pasokan komoditas. Mereka berinvestasi dalam
kontrak berjangka (future) komoditas untuk menstabilkan fluktuasi harga, di
mana ini merupakan suatu tindakan yang sangat bermanfaat dalam
penganggaran. Anggaran overhead perlu diperinci menurut komponen
biayanya dan dapat diperkirakan menggunakan data masa lalu dan data inflasi
yang relevan.
Anggaran kas merupakan bagian penting dari anggaran induk yang
beberapa komponennya, terutama penerimaan pembayaran dari piutang usaha
yang juga memerlukan perkiraan. Hal itu akan dibahas lebih terperinci dalam
bagian penganggaran kas.
3. Perencanaan Keuangan
3.1 Perencanaan Keuangan Dari Pengembangan Strategi Operasional
Rekomendasi Suplier Sembako & Frozen:
 PT. Rosebrand (beras)
 PT. Sentral Agromina (telur)
 PT. Pertamina (gas LPG)
 PT. Andalan Prima Indonesia (minyak)

Tabel 3.1 Perbandingan Harga Telur


No Produk Satuan Suplier Harga
1 Telur 15 kg Pagaden Rp. 395.000

9
2 Telur 15 kg Pasarigi Rp. 404.0000

3.2 Perencanaan Keuangan Dari Pengembangan Strategi Pemasaran

Tabel 3.2 Pengembangan Anggaran Pemasaran


No. Keterangan Harga Satuan Volume Jumlah
Kantong plastik +
1 Sablon Rp 500 500 Rp 250,000
2 Totebag + Sablon Rp 1,500 500 Rp 750,000
4 Brosur Rp 1,200 100 Rp 120,000
5 Banner Rp 50,000 1 Rp 50,000
TOTAL Rp 1,170,000

4. Kesimpulan dan Saran


4.1 Kesimpulan
Koperasi merupakan bentuk kerja sama yang dijalankan bersama oleh setiap
anggotanya karena ada kesamaan kebutuhan hidup mereka. Kerja sama melalui
koperasi didasarkan pada kesamaan modal dan usaha. Besarnya modal dalam
koperasi sendiri ditentukan oleh para anggota koperasi sendiri. Kerja sama dalam
koperasi bertujuan untuk mensejahterakan para anggota selain itu memberikan
pelayanan kepada masyarakat umum yang berkualitas baik. Pada koperasi M. NU
tidak hanya memberikan pelayanan simpan pinjam saja tetapi menyediakan jual beli
sembako untuk memberikan kemudahan bagi para anggota dalam memenuhi
kebutuhan pokok. Namun, anggaran keuangan pada koperasi M. NU ini belum
dibuat secara jelas dan terperinci, sehingga para anggota koperasi M. NU kesulitan
dalam menentukan profit yang didapat guna melakukan pengembangan terhadap
koperasi M. NU.

10
4.2 Saran

Dalam melakukan penyusunan anggaran sebaiknya dilakukan dengan membentuk


tim agar tidak terjadi perbedaan terlalu besar antara rencana anggaran dengan realisasi di
lapangan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Siregar., B. Suripto., B. Hapsoro., D. Widodo., E. & Biyanto., F. (2017). Akuntansi Manajemen.


Jakarta: Salemba Empat. Cetakan Ketiga.

12

Anda mungkin juga menyukai