Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi merupakan salah satu badan usaha atau lembaga keuangan yang
ada di Indonesia. Seperti yang terkandung dalam Undang-Undang No. 17 Tahun
2012, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh perseorangan atau badan
hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal
untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di
bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.
Koperasi juga sekaligus disebut sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas asas kekeluargaan.

Koperasi mulai tumbuh dan berkembang di Inggris pada pertengahan abad


XIX yaitu sekitar tahun 1844 yang dipelopori oleh Charles Howard di Kampong
Rochdale. Setelah berkembang di Inggris, Koperasi menyebar ke berbagai
negara baik di Eropa daratan, Amerika, dan Asia termasuk ke Indonesia.
Koperasi sebenarnya telah masuk ke indonesia sejak akhir abad XIX yaitu
sekitar tahun 1896 yang dipelopori oleh R.A Wiriadmaja. Namun secara resmi
gerakan koperasi Indonesia baru lahir pada tanggal 12 Juli 1947 pada Kongres I
di Tasikmalaya. (Dr. H. Usman Moonti, M.Si, 2016)

Tujuan koperasi itu sendiri menurut Undang-Undang pasal 3 No. 25/1992


yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang adil, makmur berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Keanggotaan koperasi memiliki sifat sukarela tanpa ada pemaksaan untuk
ikut serta didalamnya. Anggota koperasi terdiri dari karyawan aktif dalam
perusahaan dan atau perorangan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga (AD/ART), karena sesuai dengan fungsi dari koperasi yaitu

1
membangun sekaligus mengembangkan potensi dan kemampuan anggotanya
secara khusus dan masyarakat secara umum. Demikian juga untuk mewujudkan
kesejahteraan sosial dan ekonomi rakyat.

Sebagai badan usaha lainnya, koperasi sangat membutuhkan


profesionalisme dalam pengelolaan keuangan koperasi. Peningkatan pengelolaan
koperasi juga sangat perlu, karena seiring perkembangan usaha yang terus
menerus meningkat sehingga pengelolaan profesionalisme yang sangat
dibutuhkan adalah dalam hal pengelolaan keuangan. Sering kita dengar yang
mana muncul kasus dalam bidang penglolaan keuangan koperasi yang tidak
transparan atau penggelapan dana anggota, hingga kasus penggelapan dana
anggota peminjam yang dilakukan oleh oknum petugas koperasi itu sendiri.
Tentunya dari kasus tersebut jelas dapat mencoreng citra dan nama baik koperasi
dimata masyarakat, maka dari itu profesionalime dalam pengelolaan keuangan
koperasi sangat diperlukan. Untuk itu koperasi harus dapat menentukan suatu
kebijakan dan strategi khusus dalam hal pengelolaan keuangan dan usaha. Oleh
sebab itu, para pelaku koperasi secara tidak langsung dituntut untuk melakukan
pelaporan keuangan yang formal dan terstruktur sesuai dengan ketentuan standar
yang berlaku agar dapat dipahami tidak hanya oleh anggota koperasi tetapi juga
oleh pihak lain. Penyusunan laporan keuangan membutuhkan suatu pedoman
agar laporan keuangan dapat disusun sesuai dengan peraturan yang berlaku
sehingga dalam pengelolaan keuangan yang baik koperasi dapat mengetahui
perkembangan usahanya, kendala-kendala apa saja yang dihadapi serta
mempermudah dalam pengambilan keputusan bagi pengelola koperasi.

Sejak tahun 1991 ketika diadakan Seminar National Prinsip Akuntansi


Indonesia, IAI telah memikirkan apakah perlu dibuatkan dua perangkat standar
akuntansi keuangan. Satu perangkat berlaku bagi perusahaan berskala besar dan
menyangkut kepentingan publik dan perangkat lain adalah perusahaan berskala
kecil dan menengah (Usaha Kecil dan Menengah/UKM). Semenjak Indonesia
konvergensi IFRS, maka menjadi makin sulit bagi UKM untuk menyusun
laporan keuangannya berdasarkan SAK yang berkembang semakin kompleks
2
dan komprehensif, padahal banyak SAK yang tidak relevan bagi entitas yang
tidak mengemban akuntabilitas publik. Maka dalam kongres X IAI telah
diputuskan untuk membentuk Komite Standar Akuntansi Keuangan ETAP
dibawah koordinasi DSAK. Pada tahun 2009 telah berbasis disusun SAK ETAP,
yang berlaku efektif 1 Januari 2011. (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2019)

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas (SAK ETAP)


yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) untuk mempermudah
koperasi dalam menyusun laporan keuangan. Pada saat ini standar akuntansi
keuangan yang berlaku di Indonesia antara lain PSAK-IFRS, SAK-ETAP, PSAK
Syariah, SAP, dan SAK EMKM. Standar Akuntansi Keuangan Tanpa
Akuntabilitas (SAK ETAP) diterbitkan IAI pada tanggal 17 Juli 2009 dan telah
disahkan oleh DSAK IAI pada tangga 19 Mei 2009, maka koperasi yang ada di
Indonesia diarahkan untuk menerapkan SAK ETAP dalam penyajian laporan
keuangannya. SAK ETAP adalah standar akuntansi keuangan yang dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan, namun
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi penggunanya.
Berdasarkan SAK ETAP, laporan keuangan lengkap meliputi Neraca,
Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan
Catatan Atas Laporan Keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang
signifikan serta informasi penjelas lainnya.

Penelitian yang dilakukan oleh penulis pada Koperasi Simpan Pinjam atau
sering disebut Credit Union (CU). Credit Union atau biasa disingkat CU adalah
sebuah lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki
dan dikelola oleh anggotanya, dan yang bertujuan untuk mensejahterakan
anggotanya sendiri. Tempat penulis melaksanakan penelitian adalah Credit
Union Sari Intugin yang didirikan pada 10 November 2004 dengan tujuan agar
masyarakat setempat mempunyai tempat untuk menyimpan dan meminjam uang
serta sebagai wadah untuk mengurangi angka kemiskinan.

3
Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan CU sangat dibutuhkan manajemen
yang baik, dengan demikian CU memerlukan manejer yang mampu mengelola
laporan keungan yang disajikan sesuai dengan standar yang berlaku. Laporan
yang disusun sesuai dengan standar akutansi yang berlaku pada akhirnya akan
menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal selain itu juga dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan sebagai pemberi
informasi atas laporan keuangan.

Laporan keuangan yang disusun oleh koperasi biasanya tidak jauh berbeda
dengan laporan keuangan perusahaan pada umumnya. Dalam SAK ETAP
laporan keuangan yang lengkap terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Sebagai
objek tempat penelitian berikut merupakan salah satu penyajian laporan
keuangan neraca atau laporan posisi keuangan yang disusun oleh CU Sari
Intugin.

Tabel 1.1
Data Laporan Posisi Keuangan CU Sari Intugin Pada Tahun 2022

LAPORAN POSISI KEUANGAN


31 DESEMBER 2022
(disajikan dalam Rupiah)

Uraian Catatan Per 31 Desember 2022

ASET
ASET LANCAR
Kas Dan Setara Kas 1 646.664.116
Piutang Anggota 2 6.017.620.100
Pendapatan Yg Masih Harus Diterima 3
Persediaan ATK 4 18.200.000
Beban Dibayar Di Muka 5 37.000.000
Uang Muka Pajak 6 -
JUMLAH ASET LANCAR 6.719.484.216

ASET TIDAK LANCAR


Properti Investasi 7 -
Penyertaan 8 860.867.750
4
Aset Tetap 9
Biaya Perolehan 1.328.755.500
Akumulasi Penyusutan (40.273.000)
Nilai buku aset tetap 1.288.482.500
Aset Lain-Lain 10 1.346.959.200
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 3.496.309.450
Piutang Antar TP 11
TOTAL ASET 10.215.793.666

KEWAJIBAN DAN EKUITAS


KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Simpanan Anggota 12 8.188.700.550
Hutang Pajak 13 -
Titipan Anggota 14 39.188.541
Dana-Dana SHU 15 -
Beban Yang Masih Harus Dibayar 16 -
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 8.227.889.091

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG -


Hutang di BKCU Kalimantan 17 60.000.000
Simpanan Jangka Panjang 18 -
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 60.000.000
Hutang Antar TP 19
JUMLAH KEWAJIBAN 8.287.889.091

EKUITAS
Simpanan Pokok 20 759.335.000
Simpanan Wajib 21 1.080.976.600
Donasi 22 -
Dana Gedung 23 12.816.300
Cadangan Umum 24 1.398.999
Cadangan Resiko 25 165.821.669
SHU Tahun Lalu 26 (95.730.712)
SHU Tahun Berjalan 27 3.286.719
JUMLAH EKUITAS 1.927.904.575

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 10.215.793.666


Sumber : CU Sari Intugin (2021)

5
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP, maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. CU Sari Intugin sebagai
objek penelitian ini yang menerapkan SAK ETAP dalam penyajian laporan
keuangannya. Dengan ditetapkannya standar tersebut koperasi diharapkan
mampu menerapkan dan menyesuaikan apa yang telah diatur didalamnya,
sehingga penerapan standar akuntansi keuangan yang tepat dapat mencerminkan
kinerja operasi perusahaan dimasa kini, masa lampau dan masa akan datang.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian dengan judul “Penerapan SAK ETAP Pada Koperasi Dalam Penyajian
Laporan Keuangan (Studi Kasus Pada Koperasi CU Sari Intugin)”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu
bagaimana penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) dalam penyajian laporan keuangan pada koperasi CU Sari
Intugin.

1.3 Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis


penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) yang dilakukan CU Sari Intugin dalam penyajian laporan keuangannya.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian ini yaitu :

1. Bagi Penulis

Penelitian ini menjadi kesempatan pengimplementasian ilmu yang


diperoleh selama perkuliahan. Penelitian ini juga menambah pengetahuan dan

6
wawasan mengenai pelaporan keuangan serta salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana.

2. Bagi Credit Union Sari Intugin

Penelitian ini memberikan atau menyajikan informasi kepada pihak


manajemen Credit Union Sari Intugin tentang bagaimana menerapkan standar
laporan keuangan yang telah ditetapkan (SAK ETAP) dalam menyusun
laporan keuangan sehingga dapat mengambil keputusan dan langkah-langkah
yang handal untuk kebaikan koperasi di masa sekarang dan yang akan datang.

3. Bagi Politeknik Negeri Sambas

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi tambahan


untuk mahasiswa yang ingin melakukan penelitian selanjutnya khususnya
penelitian di koperasi dan bagaimana menganalisis laporan keuangan yang
sesuai dengan SAK ETAP.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.5 Landasan Teori

A. Koperasi

Menurut UU RI No. 25 Tahun 1992, Koperasi adalah badan ekonomi


yang sosial dan beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Menurut Muhammad Hatta (1994) Koperasi didirikan sebagai


persekutuan kaum untuk membela keperluan hidupnya. Keperluan hidupnya
dengan ongkos semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi
didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan.

Menurut Masjfuk Zuhdi yang dikutip dalam buku Hendi Suhendi,


kopersi adalah suatu perkumpulan atau organisasi yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum yang bekerja sama dengan penuh kesadaran
untuk meningkatkan kesejahteraan anggota atas dasar sukarela secara
kekeluargaan.

Menurut H.E. Erdman, dalam bukunya Passing Monopoly As An Aim


Of Cooperative Koperasi ialah usaha bersama, merupakan badan hukum,
anggota ialah pemilik yang menggunakan jasanya dan mengembalikan
semua penerimaan diatas gayanya kepada anggota sesuai dengan transaksi
yang mereka jalankan dengan koperasi.

Berdasarkan definisi diatas, maka beberapa pokok pemikiran yang


dapat ditarik kesimpulan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang
didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas

8
yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan keejahteraan ekonomi
anggotanya.

1. Tujuan koperasi

Tujuan koperasi sebagaimana dikemukakan dalam pasal 3 UU No.


25/1992 bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan
makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

2. Fungsi koperasi

Menurut Dr. H. Usman Moonti, M.Si, (2016) pada dasarnya usaha


koperasi memiliki dua fungsi penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lain, yaitu fungsi bidang ekonomi dan fungsi bidang sosial

Fungsi dalam bidang ekonomi

a. Menumbuhkan motif berusaha yang lebih berperikemanusiaan


b. Mengembangkan metode pembagian sisa hasil usaha yang lebih adil
c. Memerangi monopoli dan bentuk-bentuk konsentrasi permodalan
lainnya
d. Menawarkan barang barang dan jasa dengan harga yang lebih murah
e. Meningkatkan penghasilan anggota
f. Menyederhanakan dan mengefisiensikan tataniaga
g. Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan
perusahaan
h. Menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran, antara
kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan
i. Melatih masyarakat untuk menggunakan pendapatnya secara aktif

Fungsi dalam bidang sosial

9
a. Mendidik para anggotanya untuk memiliki semangat bekerja sama,
baik dalam menyelesaikan masalah mereka, mampu dalam
membangun tatanan sosial masyarakat yang lebih baik
b. Mendidik para anggotanya untuk memiliki semangat berkorban
sesuai dengan kelompoknya masing-masing demi terwujudnya
tatanan sosial dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju adil
dan beradap
c. Mendorong terwujudnya suatu tatanan sosial yang bersifat
demokratis, menjamin dan melindungi hak dan kewajiban setiap
orang
d. Mendorong terwujudnya suatu kehidupan masyarakat yang tentram
dan damai

3. Credit Union

Credit Union (CU) adalah lembaga yang dimiliki oleh sekumpulan


orang yang saling percaya dalam ikatan pemersatu, yang bersepakat untuk
menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama guna
dipinjamkan di antara sesama mereka dengan bunga yang layak untuk
tujuan produktif dan kesejahteraan.

B. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi


keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuannya untuk memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam
pengambilan keputuan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggung-jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2019)

10
Kieso (2011) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan sarana
utama untuk menyampaikan informasi keungan kepada pihak luar
perusahaan. Laporan keuangan menggambarkan sejarah perusahaan yang
dikuantifikasi dalam satuan uang. Laporan keuangan (financial statements)
yang paling sering disajikan adalah laporan posisi keuangan, laporan laba
rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas. Pengungkapan
catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari setiap laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban


pengurus selama satu periode akuntansi, yang dapat dipakai sebagai bahan
untuk menilai hasil kerja pengelolaan koperasi (Peraturan Menteri Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015
tentang pedoman umum akuntansi koperasi sektor riil).

C. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Dr. Wastam Wahyu Hidayat,SE.,MM (2018) tujuan laporan


keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang
membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka
dalam satuan moneter. Tujuan laporan keuangan secara garis besar adalah:

a. Screening (sarana informasi), analisa hanya dilakukan


berdasarkan laporan keuangannya, dengan demikian seorang
analis tidak perlu turun langsung ke lapangan untuk mengetahui
situasi serta kondisi perusahaan yang dianalisa.
b. Understanding (pemahaman), analisa dilakukan dengan cara
memahami perusahaan, kondisi keuangannya dan bidang
usahanya serta hasil dari usahanya.
c. Forecasting (peramalan), analisa dapat digunakan juga untuk
meramalkan kondisi perusahaan pada masa yang akan datang.

11
d. Diagnose (diagnosis), analisa memungkinkan untuk dapat
melihat kemungkinan terdapatnya masalah baik 5 di dalam
manajemen ataupun masalah yang lain dalam perusahaan.
e. Evaluation (evaluasi), analisa digunakan untuk menilai serta
mengevaluasi kinerja perusahaan termasuk manajemen dalam
meningkatkan tujuan perusahaan secara efisien.
D. Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi merupakan suatu proses akuntansi sistematis dan


bertahap yang dilakukan dengan tujuan untuk memproses berbagai bukti
transaksi keuangan dan mengolahnya menjadi sebuah laporan atau
informasi akuntansi pada sebuah entitas dalam suatu periode waktu tertentu.

Menurut Rahman Pura (2013) menjelaskan bahwa siklus akuntansi


adalah rangkaian kegiatan dan tahapan akuntansi yang dilakukan secara
sistematis mulai dari pencatatan akuntansi hingga penutupan pembukuan.

Menurut Hantono & Rahmi (2018), terdapat tiga tahapan dalam siklu
akuntansi yaitu tahapan pencatatan, tahapan pengikhtisaran dan tahapan
pelaporan. Tahapan siklus akuntansi dapat dijelaskan antara lain :

1. Identifikasi terhadap transaksi

Tahap awal siklus akuntansi adalah melakukan identifikasi terhadap


transaksi usaha yang telah terjadi. Setiap transaksi dalam usaha tersebut
dilakukan klarifikasi berdasarkan jenisnya, baik itu transaksi penjualan,
pembelian, maupun transaksi beban lainnya.

2. Penjurnalan

Setelah mengidentifikasi seluruh transaksi berdasarkan jenisnya, tahap


selanjutnya adalah mencatatnya kedalam jurnal umum, yang merupakan
fungsi kesatuan dalam pencatatan aktual kejadian sesuai tanggal
kejadiannya.

12
3. Pemindahan buku

Tahap selanjutnya adalah pemindahanbukuan dari jurnal umum ke buku


besar. Tahap tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengelompokkan
rekening sejenis. Dari buku besar terebut kita dapat mengetahui saldo setiap
akun. Disamping itu, buku besar merupakan dasar seorang akuntan untuk
membuat neraca dan laporan laba rugi.

4. Penyusunan neraca saldo

Tahap berikutnya adalah guna pembuatan neraca saldo, yang


merupakan pengelompokkan saldo akhir setiap akun pada buku besar
menjadi sisi debit dan sisi kredit sesuai dengan keberlakuan buku besar.
Melalui buku besar, saldo akhir dari setiap akun dipindahkan ke neraca
saldo. Sisi debit dan sisi kredit dalam laporan tersebut harus menunjukkan
keseimbangan. Jika terjadi ketidak seimbangan, maka dapat dibuktikan
bahwa terdapat kesalahan pencatatan di jurnal umum maupun buku besar.

5. Penyusunan jurnal penyesuaian

Tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi akan pada saat setiap


berakhirnya periode dengan tujuan adanya penyesuaian terhadap keadaan
yang sebenarnya sebelum penyajian laporan keuangan.

6. Penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian

Tahap selanjutnya adalah pembuatan neraca saldo setelah tahap


penyesuaian. Dalam tahap tersebut akan dilakukan penyusunan kembali
terhadap neraca saldo. Saldo dari penyusunan kembali neraca saldo tersebut
merupakan angka akhir setelah dilakukannya tahap sebelumnya.

7. Penyusunan laporan keuangan

Tahap selanjutnya yaitu melakukan penyusunan laporan keuangan,


yang merupakan tahap guna mengetahui sistematis dan dasar kerja suatu
usaha. Dari laporan keuangan, pihak berkepentingan ataupun investor dapat
13
mengetahui kinerja perusahaan tersebut. Penyusunan laporan keuangan
diakui kepentingannya didalam siklus tersebut yang terdiri atas laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan, laporan arus kas
dan catatan atas laporan keuangan.

8. Penyusunan jurnal penutup

Tahap siklus setelahnya adalah dilakukannya penyusunan suatu jurnal


penutup, dengan tujuan melakukan pemindahan atau pengosongan
sementara saldo beberapa akun sehingga diketahuinya laba dan/atau
keuntungan, serta kerugian atas usaha sesuai periode berjalan.

9. Penyusunan neraca saldo setelah penutupan

Tahap siklus selanjutnya ini dilakukan untuk memastikan bahwa


terdapat keseimbangan antara akun sisi debit dan sisi kredit sebelum
memulai pencatatan pada periode berikutnya. Jika terjadi
ketidakseimbangan, maka bisa dipastikan bahwa terdapat kesalahan
pencatatan sehingga harus melakukan pengecekan kembali.

10. Penyusunan jurnal pembalik

Penyusunan jurnal pembalik menjadi tahap terakhir siklus tersebut.


Namun penyusunan tersebt bersifat opsional, yaitu kita bisa memilih untuk
menyusunnya maupun tidak. Penyusunan dibuat pada awal masa berjalan,
guna untuk mengembalikan ayat jurnal penyesuaian dengan tujuan
menghindari pengakuan ganda.

E. Pengguna Laporan Keuangan

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2009:7) menjelaskan manajemen yang


bertanggungjawab atas penyajian dan penyusunan laporan keuangan.
Kelompok pengguna laporan keuangan itu adalah sebagai berikut :

14
1. Pemilik Perusahaan
Bagi pemilik perusahaan, laporan keuangan dimaksudkan untuk:
 Menilai prestasi kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran
mengenai posisi atau keadaan finansial suatu perusahaan, yang
mencerminkan nilai aktiva, utang, dan modal sendiri serta
mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode
tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun. Dengan melakukan
analisa laporan finansial dari suatu perusahaan, akan dapat
diketahui keadaan dan perkembangan finansial dari perusahaan
tersebut dan akan dapat diketahui hasil-hasil finansial yang telah
dicapai di waktu yang lalu dan waktu yang sedang berjalan.

Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan


Menengah Nomor 10/Per/M.UMKM/XII/2009 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Nomor20/Per/M.UKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan
Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi, kinerja
koperasi adalah kondisi kesehatan koperasi yang diukur menggunakan
rasio-rasio dengan menilai aspek permodalan, kualitas aktiva produktif,
manajemen, efesiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, serta aspek
jatidiri koperasi.

1.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
mengkaji penelitian yang dilakukan. Penelitian terdahulu penulis gunakan sebagai
tolak ukur dan acuan untuk menyelesaikan, penelitian terdahulu memudahkan
penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan
penelitian dari segi teori maupun konsep. Berikut di bawah ini adalah uraian

15
mengenai penelitian terdahulu bersama persamaan dan perbedaan yang
mendukung penelitian ini.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
N Peneliti Tahu Judul Hasil
o n

1 Dinda 2017 Analisis Laporan Hasil penelitian


Sagita Keuangan Untuk menunjukkan bahwa
Mengukur Kiberja kinerja keuangan Vens
Keuangan Pada Vens Beauty yang
Beauty di Surabaya berdasarkan analisis
rasio likuiditas
menunjukkan bahwa
perusahaan dalam
kondisi baik dan dari
rasio solvabilitas
perusahaan dalam
kondisi baik untuk
menjamin utangnya.
Namun Dari rasio
aktivitas perusahaan
kurang efisien.
Sedangkan dari rasio
profitabilitas perusahaan
berada pada posisi yang
baik (efisien).

2 Ade 2018 Analisis Kinerja Koperasi Simpan


Indriani Keuangan Koperasi Pinjam Berkat Capem
Simpan Pinjam Berkat Minasa Upa untuk hasil

16
Cabang Pembantu rasio likuiditas berada
Minasa Upa pada kriteria kurang
efektif, rasio
aktivitasnya berada
dalam kategori sehat,
rasio solvabilitas berada
dalam kategori tidak
sehat dan rasio
profitabilitas dinilai
sangat sehat.

3 Yuli 2019 Analisis Laporan Dari Rasio likuiditas


Anriani Keuangan Untuk dilihat dari rasio lancar
Menilai Kinerja dan rasio tetap,
KeuanganPerusahaan perusahaan dalam
Pada PT. Makasar Inti keadaan yang baik, dari
Motor (Dealer Resmi rasio solvabilitas
Honda) Jl. A.P perusahaan dalam
Pettarani Kota kondisi sehat, dari rasio
Makassar profitabilitas,
perusahaan dalam
kondisi baik dalam
memperoleh
keuntungan, dan dari
rasio aktivitas
perusahaan dalam
kondisi yang kurang
baik

4 Anita 2019 Analisis Kinerja Secara umum kinerja


Herawati Keuangan pada PT. keuangan perusahaan
dan Semen Indonesia berdasarkan analisis
17
Supriyanto (Persero), Tbk yang profitabilitasnya belum
Terdaftar di Bursa Efek efisien. Kinerja belum
Indonesia efisien disebabkan
penurunan masing-
masing dalam tiga tahun
pada Gross Profit
Margin, Net Profit
Margin, Return on
Asset, dan Return on
Equity

5 Abd. Gaffar 2020 Analisis Kinerja Kinerja likuiditas KSP


Keuangan Koperasi Berkat dinilai kurang
Simpan Pinjam Berkat baik berdasarkan
Cab. Enrekang perhitungan rasio
likuiditas. Nilai
solvabilitas KSP Berkat
2016-2018.dalam
menjamin hutang
dengan modal sendiri
adalah sangat baik.
Rentabilitas KSP Berkat
tahun 2016
menunjukkan nilai yang
baik.

Sumber.Data Diolah (2021)

Perbedaan dengan penelitian terdahulu:

18
Jurnal Dinda Sagita (2017) yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan
Untuk Mengukur Kiberja Keuangan Pada Vens Beauty di Surabaya” memiliki
perbedaan pada subjek penelitian. Subjek penelitian yang dilakukan oleh Dinda
Sagita (2017) adalah perusahaan dagang, sehingga terdapat perbedaan pada
penggunaan rasio dan standar pengukuran rasio.

Skripsi Ade Indriani (2018) yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan


Koperasi Simpan Pinjam Berkat Cabang Pembantu Minasa Upa” memiliki
perbedaan pada objek penelitian. Perbedaan juga terdapat pada beberapa rasio
yang digunakan.

Skripsi Yuli Anriani (2019) yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan


Untuk Menilai Kinerja KeuanganPerusahaan Pada PT. Makasar Inti Motor
(Dealer Resmi Honda) Jl. A.P Pettarani Kota Makassar” memiliki perbedaan pada
subjek penelitian. Subjek penelitian Yuli Anriani (2019) adalah perusahaan
dagang dan jasa, sehingga terdapat perbedaan pada rasio yang digunakan.

Jurnal Anita Herawati dan Supriyanto (2019) yang berjudul “Analisis


Kinerja Keuangan pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia” memiliki perbedaan pada subjek dan objek penelitian.
Subjek penelitian Jurnal Anita Herawati dan Supriyanto (2019) adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitiannya hanya
terfokus pada satu rasio yaitu rasio profitabilitas,

Skripi Abd, Gaffar (2020) yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan


Koperasi Simpan Pinjam Berkat Cab. Enrekang” memiliki perbedaan yaitu pada
objek penelitian. Penelitian yang dilakukan Abd. Gaffar menggunakan 3 Rasio,
yaitu Likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas, sedangkan penelitian yang
dilakukan penulis menggunakan 4 rasio yaitu raasio aktivitas sebagai tambahan.

19
1.7 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Sumber: Data diolah (2021)

Kinerja koperasi dapat dilihat dari laporan keuangan yang berupa laporan
posisi keuangan dan laporan sisa hasil usaha. Analisis laporan ini menggunakan
analisis rasio berupa rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas. Dari
hasil analisis tersebut, dapat diketahui kinerja koperasi dalam kondisi yang baik
atau tidak.

20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1.8 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode Penelitian yang penulis gunakan adalah analisis deskriftif dengan


perhitungan data-data kuantitatif yang berupa laporan keuangan. Menurut Dr.
Sandu Siyoto, SKM., M.Kes & M. Ali Sodik, M.A (2015:17) metode penelitian
kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan
desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Penelitian
deskriftif merupakan kegiatan mengumpulkan, mengelola dan kemudian
menyajikan data observasi agar pihak lain dapat dengan mudah memperoleh
gambaran mengenai sifat (karakteristik) objek dari data penelitian.

1.9 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Koperasi Kredit CU Sari Intugin yang


terletak di Desa Putting Beliung Dusun Pusaka Kecamatan Tebas, dan tempat
pelayanan CU Sari Intugin di Desa Dalam Kaum, Kecamatan Sambas,
Kabupaten Sambas.

2. Waktu Penelitian

Waktu penyelesaian penelitian ini diperkirakan sekitar enam bulan,


dihitung dari awal Januari..

21
1.10 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,
berupa analisis laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi atau sisa hasil
usaha. Sumber data yang penulis gunakan yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber datanya. Data primer dalam penelitian ini berupa data profil
CU Sari Intugin dan data laporan keuangan yang penulis dapatkan langsung dari
pihak CU Sari Intugin. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan
kedua). Sumber data sekunder dalam penelitian ini seperti jurnal, karya tulis
ilmiah,buku, dan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
koperasi.

1.11 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah
observasi. Menurut Sugiyono (2013: 145) Observasi sebagai teknik pengumpulan
data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain,
yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pad a orang, tetapi
juga obyek-obyek alam yang lain. Dalam penelitian ini, penulis melakukan
observasi yaitu dengan meneliti laporan keuangan selama 5 tahun terakhir.

1.12 Teknik Pengolahan Data

Menurut Hasan (2006:24) pengolahan data adalah suatu proses dalam


memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara atau
rumus-rumus tertentu. Pengolahan data bertujuan mengubah data mentah dari
hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk
pengkajian lebih lanjut.

22
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini yaitu

1. Editing, yaitu pemeriksaan kembali data-data tentang laporan keuangan


terutama dari kelengkapan, dan kejelasan data
2. Organizing, yaitu menyusun dan mensistematika data laporan keuangan
yang diperoleh dalam kerangka iuraian yang telah direncanakan
3. Analizing, yaitu tahapan analisis data tentang keuangan menggunakan
analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio
profitabilitas dalam proses penyederhanaan kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan dimengerti.

1.13 Metode Analisis

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Analisis Rasio
a. Rasio Likuiditas
1) Curent Ratio

Aktiva Lancar
Current Ratio= × 100 %
Utang Lancar

b. Rasio Solvabilitas
1) Debt to Asset Ratio

Total Kewajiban
DAR= ×100 %
Total Aktiva

2) Debt to Equity Ratio

Total Utang
DER= × 100 %
Total Ekuitas

23
c. Rasio Aktivitas
1) Total Asset Turnover

Penjualan
Total Asset Turnover=
Total Aktiva

d. Rasio Profitabilitas
1) Net Profit Margin

Laba Bersih Setelah Pajak


Net Profit Margin= × 100 %
Pendapatan

2) Return on Equity

Laba Bersih Setelah pajak


ROE= × 100 %
Modal

3) Return on Asset

Laba Bersih Setelah Pajak


ROA= × 100 %
Total Aktiva

2. Standar Penilaian Kinerja Koperasi

Standar Penilaian Kinerja Keuangan Dengan Rasio Keuangan Berdasarkan


Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia No. 06/Per/M.KUKM/V/2006 Tentang Pedoman Penilaian Koperasi
Berprestasi/ Koperasi Award tahun 2006 yaitu

Tabel 3.1
Standar Penilaian Koperasi
N
o Komponen Nilai Rasio Kriteria
1 Rasio Likuiditas
a. Current Ratio 1 200% s/d 250% Sangat Baik
.

24
2
Baik
. 175% s/d <200% atau >250% s/d 275%
3 150% s/d < 175% atau > 275% s/d
Cukup
. 300%
4 125% s/d < 150% atau > 300% s/d
Kurang
. 325%
5
Sangat Kurang
. < 125% atau > 325%

2 Rasio Solvabilitas
Debt to Asset 1
Sangat Baik
a. Ratio . ≤40%
2
Baik
. > 40% s/d 50%
3
Cukup
. > 50% s/d 60%
4
Kurang
. > 60% s/d 80%
5
Sangat Kurang
. > 80%

Debt to Equity 1
Sangat Baik
b. Ratio . ≤70%
2
Baik
. > 70% s/d 100%
3
Cukup
. > 100% s/d 150%
4
Kurang
. > 150% s/d 200%
5
Sangat Kurang
. > 200%

25
3 Rasio Aktivitas
Total Assets 1
Sangat Baik
a. Turn Over . ≥3,5 kali
2
Baik
. 2,5 kali s/d < 3,5 kali
3
Cukup
. 1,5 kali s/d < 2,5 kali
4
Kurang
. 1 kali s/d < 1,5 kali
5
Sangat Kurang
. < 1 kali

Rasio
4
Profitabilitas
Net Profit 1
Sangat Baik
a. Margin . ≥15%
2
Baik
. > 10% s/d < 15%
3
Cukup
. > 5% s/d < 10%
4
Kurang
. > 1% s/d < 5%
5
Sangat Kurang
. ≤1%

Return on 1
Sangat Baik
b. Equity . ≥21%
2
Baik
. 15% s/d < 21%
3
Cukup
. 9% s/d < 15%
4 3% s/d < 9% Kurang
26
.
5
Sangat Kurang
. <3%

Return on 1
Sangat Baik
c. Assets . ≥10%
2
Baik
. 7% s/d < 10%
3
Cukup
. 3% s/d < 7%
4
Kurang
. 1% s/d < 3%
5
Sangat Kurang
. < 1%
Sumber. Peraturan Menteri Koperasi dan UMKM Republik Indonesia No.
06/Per/M.KUKM/V/2006

27

Anda mungkin juga menyukai