Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KOPERASI KONSUMEN

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi UMKM

Disusun Oleh :
1. Furi Danawati
NIM 222036
2. Wijhatun Nukhla
NIM 202012

PRODI S1 AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH
CILACAP
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

B. RUMUSAN MASALAH
Apakah koperasi konsumen yang ada sudah menerapkan SAK ETAP pada laporan
keuangannya?

C. TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan dan Makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan laporan
keuangan koperasi konsumen pada beberapa jurnal yang dijadikan contoh.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KOPERASI
1. Pengertian Koperasi
Kata koperasi diambil dari Bahasa Inggris, yakni cooperation. Jika
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, artinya kerja sama. Menurut UU No 25
tahun 1992, koperasi dapat diartikan sebagai sebuah badan usaha yang
beranggotakan sekumpulan orang yang kegiatannya berlandaskan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berasas kekeluargaan.
Sementara itu, menurut bapak proklamator kita, Mohammad Hatta, yang sekaligus
menjadi bapak Koperasi, koperasi adalah suatu jenis badan usaha bersama yang
menggunakan asas kekeluargaan dan gotong royong.
Dengan demikian, tidak heran jika pengelolaan koperasi mengarah pada
kegiatan tolong-menolong untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan
ekonomi anggotanya. Itulah salah satu sebab mengapa koperasi sangat bermanfaat
untuk banyak orang.

2. Fungsi Koperasi
Didirikannya koperasi tentu memiliki tujuan dan fungsi. Di bawah ini
fungsi dan tujuan dari didirikannya koperasi adalah sebagai berikut ini;
a. Membangun dan mengembangkan
Fungsi pertama dari koperasi, yaitu membangun sekaligus
mengembangkan potensi dan kemampuan anggotanya secara khususnya dan
masyarakat secara umum. Demikian juga, untuk mewujudkan kesejahteraan
sosial dan ekonomi rakyat.
b. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)
Fungsi kedua dari koperasi, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dan masyarakat secara aktif. Kualitas SDM yang semakin meningkat
akan memberikan manfaat bagi perekonomian.
c. Memperkuat ketahanan ekonomi kerakyatan
Fungsi ketiga dari koperasi, yaitu memperkuat ketahanan ekonomi
kerakyatan. Fungsi ini bisa dikatakan sebagai pondasi kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan menjadikan koperasi sebagai sokogurunya.
d. Mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
Fungsi keempat dari koperasi, yaitu mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional dengan menggunakan asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.

3. Tujuan dan Manfaat Koperasi


Berikut ini adalah tujuan dibentuknya koperasi:
a. Meningkatkan kehidupan ekonomi anggota koperasi dan masyarakat di
sekitarnya.
b. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota koperasi dan masyarakat di
sekitarnya.
c. Membantu pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat yang
adil dan makmur
d. Menjadi sokoguru dalam perekonomian nasional.
e. Membantu produsen dengan memberikan penawaran harga yang relatif lebih
tinggi.
f. Membantu konsumen dengan memberikan penawaran harga yang relatif lebih
terjangkau.
g. Memberikan bantuan peminjaman modal kepada unit-unit usaha skala mikro
dan kecil.

4. Prinsip-prinsip Koperasi
Setiap organisasi, badan usaha, bahkan hingga komunitas tentunya memiliki
idealisme dalam menjalankan operasionalnya. Tidak terkecuali koperasi yang juga
memiliki idealisme yang dirangkum dalam prinsip-prinsip koperasi. Dirangkum
dari UU 25 tahun 1992, prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut:
a. Keanggotaan tidak dipaksa. Oleh karenanya harus berdasarkan sukarela dan
terbuka.
b. Dalam pengelolaannya, koperasi harus bersifat demokratis.
c. Pembagian hasil usaha diberikan secara adil sesuai dengan porsi kontribusi
masing-masing anggota terhadap koperasi.
d. Pemberian balas jasa terhadap pemberi modal sesuai dengan jumlah modal
yang diberikan.
e. Mengutamakan kemandirian.
Dalam mengembangkan koperasi, akan diadakan pendidikan perkoperasian dan
kerja sama antar koperasi.

5. Dasar Hukum Koperasi


a. UU Nomor 25 Tahun 1992 Perkoperasian.
b. UU Nomor 17 Than 2012 Perkoperasian
c. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1994 Pembubaran koperasi oleh
pemerintah.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 Pelaksanaan kegiatan usaha simpan
pinjam oleh koperasi.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998 Modal penyertaan pada koperasi.
g. Kepmen Koperasi dan UKM Nomor 98 Tahun 2004 Notaris pembuat akta
koperasi.
h. Permen Koperasi dan UKM Nomor 10 Tahun 2015 Kelembagaan koperasi.
i. Permen Koperasi dan UKM Nomor 15 Tahun 2015 Usaha simpan pinjam oleh
koperasi.
j. Permen Koperasi dan UKM Nomor 9 Tahun 2018 Penyelenggaraan dan
pembinaan perkoperasian.
k. Kepmen Nomor 22 Tahun 2020 Tata cara penyampaian data debitur koperasi
dalam rangka pemberian subsidi Bungan/ subsidi margin untuk
kredit/pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah dalam rangka mendukung
program pemulihan ekonomi nasional.

6. Jenis-jenis Koperasi
Ada beberapa jenis koperasi yang disebutkan di dalam UU Nomor 17 Tahun
2012 Pasal 27 yaitu sebagai berikut ini:
a. Koperasi primer
Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh orang-seorang serta
beranggotakan lebih dari 20 orang.
b. Koperasi sekunder
Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh koperasi yang
beranggotakan koperasi juga.

7. Jenis Koperasi Berdasarkan Jenis Usaha


Bersadarkan jenis usaha yang dijalankan, koperasi terbagi menjadi 4 jenis sesuai
dengan UU No. 17 Tahun 2012 pasal 83 yatu sebagai berikut ini:
a. Koperasi produsen
b. Koperasi konsumen
c. Koperasi jasa
d. Koperasi simpan pinjam

8. Prinsip Laporan Keuangan Koperasi


Laporan keuangan koperasi adalah laporan keuangan yang disusun untuk
dapat menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas perusahaan
secara keseluruhan (corporate) sebagai pertanggungjawaban pengurus atas
pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan kepada anggota.
Standar laporan keuangan koperasi mengacu pada pedoman umum
akuntansi koperasi sektor rill yang menyatakan bahwa koperasi sektor riil yang
tidak memiliki akuntabilitas publik harus mengacu kepada Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP). Hal ini karena laporan
ini diperuntukkan untuk berbagai kalangan seperti anggota koperasi, pengurus,
pengawas, pemerintah, kreditur maupun pihak lain. Tahun buku koperasi ditutup
yaitu paling lambat 1 bulan sebelum diselenggarakan rapat anggota tahunan.
Berdasarkan ketentuan PSAK No. 27, Laporan Keuangan Koperasi terdiri
dari:
a. Neraca
Neraca adalah jenis laporan keuangan yang berupa ringkasan harta (aset),
kewajiban (liabilities), dan modal sendiri (equity) pada suatu periode tertentu.
Neraca koperasi terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
1) Aktiva
a) Harta lancar yang terdiri dari uang kas dan aktiva lainnya yang dapat
dicairkan atau ditukar menjadi uang tunai. Yang termasuk aktiva lancar
adalah kas, surat berharga yang mudah diperjualbelikan, piutang
dagang, piutang wesel, persediaan barang, dan lain sebagainya.
b) Harta tidak lancar yang mempunyai masa penggunaan relatif panjang,
tidak akan habis pakai dalam suatu siklus operasi perusahaan (1 tahun)
dan tidak dapat segera menjadi kas. Yang termasuk dalam aktiva tidak
lancar adalah investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tidak
berwujud, beban yang tangguhkan, dan aktiva lain-lain
2) Utang
a) Merupakan semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain
yang belum terpenuhi, di mana sumber dana atau modal perusahaan
berasal dari kreditor.
b) Utang dibedakan menjadi utang jangka panjang dan utang jangka
pendek (utang lancar).
3) Modal
Hak atau bagian yang memiliki pemilik perusahaan yang
menunjukan dalam pos modal (saham modal), surplus, laba ditahan, atau
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh
utang-utangnya.

b. Perhitungan Hasil Usaha


1) Laporan perhitungan sisa hasil usaha disusun untuk memberikan gambaran
atas kinerja entitas dalam satu periode akuntansi.
2) Sisa hasil usaha (SHU) koperasi merupakan pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku yang dikurangi dengan biaya penyusutan,
dan kewajiban lainnya termasuk pajak.
3) Setelah dikurangi dana cadangan, SHU kemudian dibagikan kepada
anggota sesuai dengan jasa usaha yang telah dilakukan oleh masing-masing
anggota sesuai dengan keputusan rapat anggota.
4) Adapun keperluan lain dan juga pemupukan cadangan juga ditetapkan pada
saat rapat anggota.
Komponen yang umumnya dipaparkan oleh entitas dalam menyusun laporan
perhitungan sisa hasil usaha yaitu:
1) Pendapatan operasional
2) Beban operasional
3) Pendapatan atau beban non-operasional
4) Sisa hasil usaha
Jika mengacu pada SAK ETAP, pos-pos minimal yang harus dipaparkan oleh
entitas dalam menyusun laporan perhitungan sisa hasil usaha yaitu:
1) Pendapatan
2) Beban keuangan
3) Beban pajak
4) Laba (rugi) dari investasi yang menggunakan metode ekuitas,
5) Laba (rugi) neto
6) Koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi
7) Jumlah tercatat awal dan akhir untuk setiap komponen ekuitas
8) Jumah investasi, dividen, dan distribusi lainnya kepada pemilik ekuitas

c. Laporan Arus Kas


Laporan arus kas pada koperasi merupakan jenis laporan keuangan yang
menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas.
Komponen yang terdapat di dalam laporan ini yaitu aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan selama satu periode penuh.
d. Laporan Perubahan Ekuitas
1) Bagian hak pemilik yang disebut juga dengan ekuitas harus dilaporkan agar
sumber dana yang dipergunakan jelas dan dapat disajikan berdasarkan
peraturan akta pendirian yang berlaku.
2) Komponen ekuitas bagi koperasi dapat dibagi menjadi simpanan pokok,
simpanan lain, pinjaman-pinjaman, dan penyisihan hasil usaha.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan


Berdasarkan SAK-ETAP, catatan atas laporan keuangan koperasi terdiri dari:
1) Informasi umum berisikan mengenai pendirian nama dan tempat
kedudukan, NPWP, SIUP dan TDP, visi dan misi, produk, rincian unit
usaha simpan pinjam dan perdagangan, mekanisme pengelolaan dana,
susunan pengurus dan pengawas, ekuitas, dan rekening koran.
2) Ikhtisar kebijakan akuntansi, yakni dasar penyusunan laporan keuangan,
transaksi dalam mata uang asing, kas dan setara kas, pinjaman yang
diberikan kepada anggota, piutang unit usaha, penyisihan penghapusan
pinjaman tidak tertagih, biaya dibayar dimuka, aset tetap, aset lain-lain,
tabungan koperasi, simpanan berjangka, pengakuan pendapatan dan beban,
dan reklasifikasi akun.
3) Informasi rinci yang mendukung pos-pos laporan keuangan yang telah
disajikan dengan urutan penyajian.
Karakteristik lain dari laporan kuenagan koperasi yaitu sebagai berikut:
1) Manfaat ekonomi yang diberikan koperasi
2) Prestasi dari unit kegiatan koperasi seacra khusus bertugas akan
memberikan pelayanan kepada para anggota koperasi selama satu periode
3) Prestasi dari unit kegiatan koperas yang secara khusus ditujukan dengan
tujuan bisnis dengan non anggota koperasi selama satu periode akuntansi
tertentu.
4) Keadaan keuangan koperasi baik jangka pendek dan jangka panjang

9. Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi


Setiap koperasi tentunya memiliki prosedur yang berbeda-beda dalam
menyusun laporan keuangannya. Namun, biasanya prosedur yang dilakukan
adalah:
a. Mengumpulkan bukti transaksi pinjaman atau angsuran dari para anggota
b. Bukti-bukti tersebut kemudian dicatat ke dalam buku kas.
c. Catatan yang ada dalam buku harian kas, kemudian dibuat rekapan untuk
dicatat dalam buku harian memorial.
d. Hasil ahir dari catatan rekapan tersebut dicatat ke dalam buku besar
e. Penyusunan laporan keuangan koperasi yang terdiri dari neraca, perhitungan
sisa hasil usaha, arus kas, dll

B. KOPERASI KONSUMEN
1. Pengertian Koperasi Konsumen
Menurut UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 34 Koperasi Konsumen
menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan penyediaan barang kebutuhan
Anggota dan non- Anggota.
Koperasi konsumen adalah koperasi yang melaksanakan kegiatan bagi
anggota dalam rangka penyediaan barang atau jasa yang dibutuhkan anggota.
Koperasi konsumen berperan dalam mempertinggi daya beli sehingga pendapatan
riil anggota meningkat. Pada koperasi ini, angggota memiliki identitas sebagai
pemilik (owner) dan sebagai pelanggan (customer). Dalam kedudukan anggota
sebagai konsumen, kegiatan mengkonsumsi (termasuk konsumsi oleh produsen)
adalah penggunaan mengkonsumsi barang/jasa yang disediakan oleh pasar. Adapun
fungsi pokok koperasi konsumen adalah menyelenggarakan :
a. Pembelian atau pengadaan barang/jasa kebutuhan anggota yang dilakukan
secara efisien, seperti membeli dalam jumlah yang lebih besar.
b. Inovasi pengadaan, seperti sumber dana kredit dengan bunga yang lebih
rendah, diantaranya pemanfaatan dana bergulir, pembelian dengan diskon,
pembelian dengan kredit
Koperasi Konsumen adalah perusahaan sosial yang dimiliki dan dikelola
secara demokratis dalam rangka memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumennya
(anggotanya). Koperasi Konsumen dapat bergerak diberbagai sektor menyesuaikan
kebutuhan anggotanya baik dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan, utilitas,
hingga makanan namun yang paling populer bergerak disektor ritel.
Koperasi Konsumen adalah sebagai pemilik dan pengguna jasa
koperasi, anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Keanggotaan
koperasi konsumen atau pendiri koperasi konsumen adalah kelompok masyarakat
misal, Kelompok PKK, Karang Taruna, Pondok Pesantren, Pemuda dan lain-lain
yang membeli barang-barang untuk kebutuhan hidup sehari-hari seperti
sabun, gula pasir, minyak tanah. Di samping itu Koperasi Konsumen membeli
barang-barang konsumen dalam jumlah besar sesuai dengan kebutuhan
anggota koperasi konsumen menyalurkan barang-barang konsumsi kepada
para anggota dengan harga layak, berusaha membuat sendiri barang-barang
konsumsi untuk keperluan anggota dan di samping pelayanan untuk anggota,
Koperasi ini juga boleh melayani umum. Contoh koperasi konsumen yang ada saat
ini:
a. Koperasi sekolah
b. Koperasi pegawai atau karyawan

2. Keuntungan Koperasi Konsumen


Keunggulan koperasi konsumen adalah banyak diminati masyarakat karena
koperasi konsumen banyak menjual barang barang kebutuhan sehari-hari
yang biasanya diminati masyarakat. Selain itu juga dapat;
a. Dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mudah
b. Harga lebih murah atau sama dengan harga pasar
c. Kualitas barang lebih terjamin
d. Sisa hasil usaha yang diperoleh dikembalikan kepada anggota
e. Ongkos-ongkos penjualan maupun ongkos pembelian dapat dihemat

3. Kegiatan Koperasi Konsumen


Kegiatan koperasi konsumen adalah menjembatani antara produsen dan
konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun kegiatan
utama koperasi konsumen adalah membeli barang secara bersama-sama
yang disesuaikan dengan kebutuhan anggotanya. Misalnya koperasi yang
mengelola minimarket atau toko serba ada. Tentunya koperasi jenis ini
biasanya tidak memproduksi barang sendiri. Oleh karena itu dalam aktivitasnya
koperasi harus membeli barang-barang yang akan dijual baik ke anggota
maupun non anggota. Pembelian barang dapat dilakukan melalui agen yang
ditunjuk oleh produsen.

4. Kendala Koperasi Konsumen


Berikut ini adalah kendala yang biasanya dihadapi oleh koperasi konsumen
a. Permodalan
Permodalan sangat penting dalam koperasi konsumen karena kegiatan
koperasi ini membeli barang kepada supplier
b. Keuntungan sedikit
Keuntungan koperasi konsumen mungkin tidak seefisien koperasi produksi
karena koperasi ini membeli barang bukan memproduksi sendiri

C. LAPORAN KEUANGAN KOPERASI KONSUMEN


Untuk laporan keuangan koperasi konsumen yang biasanya di buat adalah sebagai
berikut ini :
1. Neraca
2. Laporan Perhitungan Hasil Usaha
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Modal
5. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang
signifikan dan informasi penjelasan lainnya

D. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI KONSUMEN


Berikut ini adalah beberapa jurnal tentang penerapan SAK ETAP pada koperasi
konsumen:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa laporan pada koperasi konsumen masih ada yang belum menerapkan
SAK ETAP pada pelaporan laporan keuangannya. Hal ini mungkin dikarenakan
kekurangan sumber daya manusia yang memadai juga karena kekurangan modal yang
ada. Oleh karena itu untuk penerapan laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP
masih belum diterapkan sepenuhnya.

B. Saran
Semoga ke depannya koperasi konsumen yang ada di Indonesia bisa
menerapkan SAK ETAP laporan keuangan koperasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-koperasi/#Fungsi_Koperasi
file:///E:/wiji/pdf-makalah-koperasi-konsumen_compress.pdf
https://dinkopukm.slemankab.go.id/wp-content/uploads/2023/06/Jenis-Koperasi.pdf
https://peraturan.bpk.go.id/Details/39094/uu-no-17-tahun-
2012#:~:text=Undang%2Dundang%20(UU)%20ini,25%20Tahun%201992%20tentang%2
0Perkoperasian.
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-prinsip-dan-jenis-laporan-keuangan-koperasi-di-
indonesia/
https://www.warsidi.com/2016/03/contoh-laporan-keuangan.html
Lamp. 1

Neraca sesuai dengan SAK ETAP


Lamp. 2

Laporan Arus Kas sesuai dengan SAK ETAP


Lamp. 3

Laporan Perhitungan Hasil Usaha


Lamp. 4

Laporan Arus Kas sesuai dengan SAK ETAP


ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA
AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA
KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) GELORA PENDIDIKAN KOTA TOMOHON

Renaldy Fernando Rolos1


Jullie J Sondakh2
Robert Lambey3
1,2,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
Universitas Sam Ratulangi Manado

Email: 1aldy_fernando13@yahoo.com
2
aldyjuventini13@gmail.com

ABSTRACT
Financial report are a formal report of the financial activities of an entity including a cooperative and prepared
as a responsibility of management to internal and eksternal parties. The existing Generally Accepted
Accounting Standards are yet a diffifult to be implemented by a cooperative because the existing standards
more devoted to a large entities and have a public accountability . IAI has issued financial Accounting
Standards of an entity without Public Accountability or know as SAK ETAP. SAK ETAP is intended to
accommodate needs of an entity, wich significantly does not have any accountability, to operate as such Small
and Medium Enteprises (SMEs) and a cooperative. This research is aimed to evaluate SAK ETAP implementing
in Financial statement of KPRI “Gelora Pendidikan” Kota Tomohon. KPRI “Gelora Pendidikan” Kota
Tomohon is a cooperative in savings and loans bussiness. Research method are descriptive comparative by
comparing primary and secondary data. It is found that a cooperation’s financial report as of 2015 not yet
complied with SAK ETAP priciples and a few report have not presented like Cash flow statement and Statement
of changes in equity. It is cause by limitied of accounting skills gained by its human resources.
Keywords :SAK ETAP, Finacial Statement.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan yang dilaksanakan bangsa Indonesia merupakan wujud dari usaha untuk mencapai tujuan
nasional. Tujuan nasional bangsa Indonesia sendiri tercermin dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Dan
khususnya tujuan bangsa dalam bidang ekonomi tertuang dalam pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa
“perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Dalam penjelasan Undang-
Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa usaha yang sesuai dengan pasal tersebut adalah koperasi.
(Mulyani,2013). Koperasi adalah milik semua anggota yang telah memberikan dananya untuk dipakai sebagai
modal dalam kegiatan operasional koperasi tersebut. Dalam menjalankan kegiatan usahanya kekuasaan tertinggi
ada pada rapat anggota, baik itu rapat bulanan maupun Rapat Anggota Tahunan (RAT) (Sitorus, 2011).
Koperasi yang diharapkan dapat menjadi tonggak utama perekonomian Indonesia mengalami berbagai
hambatan dalam pelaksanaan kegiatannya misalnya kekurangan dana untuk operasional koperasi. Kurangnya
kemampuan pelaku koperasi dalam bidang pengelolaan usaha juga termasuk kendala yang dihadapi koperasi,
selain itu rendahnya pendidikan serta kurangnya pengalaman dalam bidang akuntansi menjadi kendala yang
harus dihadapi oleh koperasi. Sebagai sebuah lembaga ekonomi, yang nantinya akan menghasilkan sebuah
laporan keuangan, koperasi sudah dipastikan akan berhubungan dengan berbagai pihak yang memiliki
kepentingan terhadap hasil kinerja mereka (Khafid 2012). Oleh karena itu, agar koperasi bisa berkembang dan
menjadi seperti yang diharapkan, koperasi harus berpedoman pada suatu standar yang dibuat untuk mengatur
pengelolaan koperasi itu sendiri, sehingga dalam pengelolaannya, manajemen koperasi memiliki tuntunan agar
dapat mejadikan koperasi tersebut menjadi lebih baik.
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) untuk mempermudah perusahaan dan menengah dalam menyusun laporan
keuangannya. Seiring dengan dihapus-kannya PSAK No. 27 tentang Perkoperasian dan diberlakukannya SAK
ETAP, maka koperasi-koperasi yang ada di Indonesia diarahkan untuk menerapkan SAK ETAP dalam
penyajian laporan keuangannya. SAK ETAP adalah standar yang mengatur tentang perlakuan akuntansi

53
terhadap UMKM dan koperasi yang ada di Indonesia, tetapi semua kegiatan koperasi juga berpedoman pada
undang-undang dan peraturan pemerintah terbaru yang dikeluarkan oleh menteri terkait dalam hal ini Peraturan
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM) Republik Indonesia No 12 Tahun 2015, tentang
Pedoman Umum Akuntansi Koperasi.
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) adalah salah satu jenis koperasi yang ada di Indonesia.
Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri yang berada disuatu instansi pemerintahan atau para pegawai-
pegawai negeri di suatu kota atau kabupaten. KPRI adalah salah satu jenis koperasi yang keberadaannya cukup
banyak di Indonesia ini dan tersebar di setiap kabupaten dan kota, sehingga penulis tertarik untuk menjadikan
KPRI sebagai objek penelitian skripsi penulis.

Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuian penyajian Laporan
Keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “Gelora Pendidikan dengan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP) dan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Republik Indonesia No 12 Tahun 2015, tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi.

TINJAUAN PUSTAKA
Akuntansi
Akuntansi adalah proses mengenal, mengukur, dan menemukan hubungan berbagai informasi ekonomi
agar pengguna informasi dapat menentukan pertimbangan dan keputusan yang tepat. Secara konkret proses
tersebut berupa tindakan mencatat, mengklasifikasi, menganalisis, dan melaporkan berbagai transaksi sehingga
dapat dipahami oleh para pengguna informasi. Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu
perusahaan atau organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan suatu perusahaan beserta
perubahan yang terjadi di dalamnya. Tujuan akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu
kesatuan ekonomi atau perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, baik pihak di dalam perusahaan
maupun pihak di luar perusahaan. (Kieso et al 2010 : 2)

Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan (financial accounting) adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan
laporan keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak internal
maupun pihak eksternal (Shok, 2013). Keluaran utama akuntansi keuangan adalah laporan keuangan. JM Jastra
(2011) menyatakan bahwa akuntansi keuangan akan menghasilkan sebuah laporan keuangan yang
menggambarkan keadaan finansial sebuah entitas. Akuntansi keuangan berorientasi pada pelaporan kepada
pihak eksternal. Untuk itu diperlukan standar akuntansi yang dijadikan pedoman baik oleh penyusun maupun
pembaca laporan keuangan.

Koperasi
Istilah koperasi sebenarnya berasal dari bahasa asing yaitu Co-Operation; dimana Co berarti bersama
dan Operation berarti usaha. Secara harafiah koperasi dapat diartikan sebagai usaha bersama. Dalam UU Nomor
25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, koperasi diartikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-orang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Adapun prinsip-prinsip dalam koperasi antara lain:
a. Bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengawasan oleh anggota secara demokratis
c. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi
d. Otonomi dan kemandirian
e. Pendidikan, pelatihan dan informasi
f. Kerjasama antar koperasi
g. Kepedulian terhadap masyarakat
Dalam koperasi dimensi kekuasaan tertinggi dalam menentukan kebijaksanaan usaha berada pada para
anggota, melalui alat kelengkapan koperasi yang sebut “Rapat Anggota Tahunan”. Sedangkan dalam badan
usaha non koperasi kekuasan tertinggi berada pada para pemegang saham. Karakteristik utama koperasi yang
membedakannya dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual

54
identify of the member), yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi (user own
oriented firm).

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau SAK ETAP merupakan standar
akuntansi keuangan yang diperuntukkan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik.SAK ETAP disahkan oleh 18
orang anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 19 Mei 2009 di Jakarta. SAK ETAP terdiri
atas 30 bab dan dilengkapi dengan daftar istilah di bagian akhir. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (PSAK ETAP) akan dinyatakan efektif berlaku untuk entitas yang tidak
memiliki akuntabiltas publik, yaitu entitas yang memiliki 2 kriteria, yaitu: Tidak memiliki akuntabilitas publik
secara signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Kriteria
ETAP tersebut, bisa dibedakan dengan entitas yang memiliki akuntabilitas publik, yaitu jika:
1. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK) atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di
pasar modal;
2. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank,
entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana, dan bank investasi.

Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor
12/Per/M.KUKM/Ix/2015, Tentang “Pedoman Umum Akuntansi Koperasi”
Berdasarkan pada Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Men-engah Republik Indonesia
Nomor 12/Per/M.Kukm/Ix/2015,Tentang “Pedoman Umum Akuntansi Koperasi” pasal 3, maka setiap koperasi
yang tidak memiliki akuntabilitas publik, maka dipersyaratkan laporan keuangannya mengacu kepada Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP). Laporan keuangan koperasi menyajikan
informasi yang menyangkut kondisi, kinerja dan perubahan posisi keuangan koperasi, yang bermanfaat bagi
pengambilan keputusan strategis untuk pengembangan koperasi tersebut. Koperasi harus menyajikan laporan
keuangan secara lengkap dan disertai dengan lembar pernyataan tanggung jawab pengurus yang ditanda tangani
diatas materai cukup oleh pengurus. Mengingat pemakai laporan keuangan koperasi adalah anggota koperasi,
pengurus, pengawas serta stakeholder lain (pemerintah, kreditur dan pihak lain yang berkepentingan) maka
laporan keuangan harus memenuhi ketentuan dalam penyajian kualitatif laporan keuangan, antara lain :
1. Kelangsungan Usaha (Going Concern)
Laporan keuangan harus disusun atas dasar kelangsungan usaha dan asumsi menurut seorang pembaca
laporan keuangan, bahwa koperasi akan meneruskan operasionalnya dimasa depan kecuali apabila laporan
keuangannya disusun untuk tujuan tertentu, seperti rencana pembubaran, penggabungan, peleburan dan
pemisahan, maka harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
2. Komponen laporan keuangan koperasi
Koperasi harus menyajikan laporan pertanggung jawaban keuangan koperasi dalam bentuk laporan
keuangan yang sekurang-kurangnya diterbitkan sebanyak 1 (satu) bulan sebelum kegiatan rapat anggota
tahunan (RAT) diselenggarakan, berupa :
a. Neraca
b. Perhitungan Sisa Hasil Usaha
c. Laporan Perubahan Ekuitas.
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan Atas Laporan Keuangan;
Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan Koperasi
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur aset,
kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan keuangan. Proses ini termasuk pemilihan dasar
pengukuran tertentu. Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar
Dasar Akrual
Entitas harus menyusun laporan keuangan, dengan menggunakan dasar akrual, kecuali laporan arus
kas. Dalam dasar akrual, pos-pos diakui sebagai aset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban (unsur-
unsur laporan keuangan) ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut.
Konsistensi Penyajian

55
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan harus tetap sama (konsisten) dari periode
ke periode berikutnya. Perubahan di dalam penyajian hanya diperbolehkan bilamana :
a. Standar mengharuskan perubahan dalam penyajian.
b. Terjadi perubahan yang signifikan dalam sifat operasi dari entitas, atau suatu kajian terhadap
laporan keuangannya yang mengharuskan penggunaan penyajian, atau klasifikasi lainnya yang
dianggap lebih memadai.

Penyajian Laporan Keuangan menurut SAK-ETAP dan Peraturan Menteri K-UKM No 12 Tahun 2015
Neraca
Neraca minimal mencakup pos-pos berikut:
(a) kas dan setara kas;
(b) piutang usaha dan piutang lainnya;
(c) persediaan;
(d) properti investasi;
(e) aset tetap;
(f) aset tidak berwujud;
(g) utang usaha dan utang lainnya;
(h) aset dan kewajiban pajak;
(i) kewajiban diestimasi;
(j) ekuitas.

Perhitungan Hasil Usaha


Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dan dikenal
dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, imbalan, bunga, royalty dan pendapatan sewa.
1. Pendapatan dari Pelayanan Anggota
2. Pendapatan dari Pelayanan Non-Anggota
3. Harga Pokok Penjualan
4. Sisa Hasil Usaha Kotor
5. Beban Operasional
a. Beban Administrasi dan Umum,
b. Beban Perkoperasian
c. Beban Usaha,
6. Pendapatan dan atau Beban Lainnya.
7. Beban Pajak Badan
8. Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak

Laporan Arus Kas


Laporan arus kas adalah laporan tentang arus masuk dan arus keluar uang tunai atau setara tunai. Laporan arus
kas menyediakan informasi tentang perubahan uang tunai dan setara tunai dalam satu entitas untuk periode yang
dilaporkan dalam komponen yang terpisah. Laporan arus kas terdiri dari :
a. Aktivitas Operasi, arus kas yang berasal dari aktivitas utama koperasi. Arus kas tersebut pada umumnya
berasal dari transaksi dan peristiwa serta kondisi lain yang mempengaruhi besaran SHU
b. Aktivitas Investasi , arus kas penerimaan dan pengeluaran sehubungan dari sumber daya yang digunakan
untuk tujuan menghasilkan pendapatan masa depan
c. Aktivitas Pendanaan, arus kas penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan sumber pendanaan
untuk tujuan menghasilkan pendapatan masa depan.

Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan perubahan ekuitas bertujuan menyajikan laba/rugi koperasi untuk suatu periode, pos
pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut. Informasi yang disajikan di laporan
perubahan ekuitas meliputi:
a. Sisa hasil usaha untuk periode;
b. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;

56
c. Pengaruh perubahan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui, sesuai kebijakan akuntansi, estimasi,
dan kesalahan untuk setiap komponen ekuitas;
d. Rekonsiliasi antara jumlah yang tercatat pada awal dan akhir periode untuk setiap komponen ekuitas,
yang menunjukkan perubahan secara terpisah dari:
1. Sisa hasil usaha;
2. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;
3. Jumlah SHU yang dibagikan dan distribusi lain untuk anggota, yang menunjukkan secara terpisah
komponen simpanan anggota.
Adapun komponen-komponen Laporan Perubahan Ekuitas akan menunjukkan perubahan dari simpanan
pokok, simpanan wajib, hibah, cadangan, sisa hasil usaha yang tidak dibagikan pada periode akuntansi.

Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan atas laporan keuangan koperasi harus memuat pengungkapan kebijakan koperasi yang
mengakibatkan perubahan perlakuan akuntansi dan pengungkapan informasi lainnya. Perlakuan akuntansi yang
harus diungkapkan atau diinformasikan antara lain :
c. Gambaran Umum Koperasi
d. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan
e. Kebijakan akuntansi tentang pengakuan, pengukuran dan perlakuan : transaksi dalam mata uang asing, kas
dan setara kas, piutang, penilaian persediaan, biaya dibayar dimuka, aset tetap, pajak penghasilan, dan
sebagainya, diantaranya :
1. Pengakuan, perlakuan dan kebijakan akuntansi mengenai aset tetap
2. Kebijakan akuntansi tentang persediaan
3. Kebijakan akuntansi mengenai piutang
f. Penjelasan yang mendukung pos-pos dan perhitungan sisa hasil usaha yang nilainya material (berdasarkan
ketentuan pada masing-masing koperasi) sesuai dengan urutan penyajian setiap komponen laporan
keuangan dan urutan penyajian pos-pos tersebut.
g. Catatan atas laporan keuangan koperasi harus jelas dan nyata, memuat informasi lain seperti :
1. Kegiatan usaha utama koperasi
2. Kegiatan pelayanan koperasi kepada anggota
3. Kegiatan bisnis koperasi dengan non anggota yang ditargetkan dan yang sudah dilaksanakan.
4. Informasi mengenai kegiatan bisnis koperasi dengan non anggota yang ditargetkan dan yang sudah
dilaksanakan.
5. Aktivitas koperasi untuk mempromosikan ekonomi dan pengembangan kemampuan sumberdaya
anggota melalui pendidikan dan pelatihan.

Penelitian Terdahulu
Nurdita (2012), dengan judul Analisis penerapan SAK ETAP pada Koperasi yang ada di Kota Dumai,
tujuannya untuk mengetahui bagaimana penerapan SAK ETAP pada Koperasi-koperasi yang ada di Kota
Dumai.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif.Hasil dari penelitian diketahui
Sebagian besar koperasiyang ada di kota Dumai sudah melakukan pelaporan keuangan sederhana namun hanya
sebagian kecil yang sudah benar-benar menerapkan SAK ETAP ke dalam laporan keuangannya.Terdapat
persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan.Persamaannya yaitu metode penelitian
deskriptif.Perbedaanya pada objek penelitian.
Putra (2012), dengan judul Evaluasi Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) Pada PT. TDMN Kudus, tujuannya untuk mengevaluasi penerapan SAK ETAP pada PT.
TDMN Kudus.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif. Hasil penelitian yang
ditemukan PT. TDMN telah menyajikan Laporan Keuangan sesuai dengan kaidah SAK ETAP.Terdapat
persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan. Persamaannya adalah sama-sama menggunakan
metode analisis deskriptif komparatif.Perbedaannya pada objek penelitian.

57
METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif komparatif, untuk mengetahui penerapan SAK ETAP dalam
penyajian laporan keuangan KPRI Gelora Pendidikan Kota Tomohon.

Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan pada KPRI Gelora Pendidikan Kota Tomohon pada bulan Maret 2016. Jenis

Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dua jenis yaitu :
a. Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka (non-numerik). Data
kualitatif diperoleh melalui berbagai teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen,
diskusi terfokus, atau observasi.
b. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan (numerik).

Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yakni berupa laporan keuangan KPRI Gelora Pendidikan
Kota Tomohon tahun 2015.

Prosedur Penelitian
Prosedur atau langkah–langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan rumusan masalah;
b. Mengumpulkan teori–teori yang berhubungan dengan kajian yang berhubungan dengan SAK ETAP;
c. Mengumpulkan informasi mengenai gambaran umum Koperasi dan mengenai laporan keuangan pada KPRI
Gelora Pendidikan Kota Tomohon;
d. Mencari data yang akan digunakan dalam penelitian;
e. Memberikan kesimpulan dan saran sehingga dapat menjadi masukan bagi pihak Koperasi

Metode Analisis
1. Deskriptif, Metode dimana data dikumpulkan, disusun, diinterpretasikan dan dianalisis sehingga
memberikan keterangan yang lengkap bagi masalah yang dihadapi.
2. Komparatif, Metode analisis yang dilakukan dengan membandingkan teori-teori dan standar yang
berlaku yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dan
Peraturan Menteri K-UKM No 15 Tahun 2016 dengan praktik yang terjadi di dalam KPRI Gelora
Pendidikan Kota Tomohon, kemudian mengambil kesimpulan dari hasil perbandingan tersebut.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “Gelora Pendidikan” Kota Tomohon, adalah sebuah
koperasi yang sudah lama berdiri di Kota Tomohon. KPRI Gelora Pendidikan didirikan pada tahun 1988.
KPRI “Gelora Pendidikan” Kota Tomohon sudah melaksanakan RAT ke-27 untuk tutup buku tahun 2015.
Pelaksanaan RAT yang konsisten adalah menjadi ciri bahwa KPRI “Gelora Pendidikan” Kota Tomohon
dalam keadaan sehat. Keanggotaan koperasi ini sampai pada akhir tahun 2015 adalah 539 anggota yang
kebanyakan anggotanya berasal dar latar belakang Pegawai Negeri Sipil, yaitu para guru-guru SD.
KPRI “Gelora Pendidikan” Kota Tomohon, mempunyai beberapa bidang usaha yang digeluti sebagai alat
perputaran modal. Adapun bidang-bidang usaha yang digeluti oleh KPRI “Gelora Pendidikan” Kota
Tomohon adalah sebagai berikut.
1. Jasa Simpan Pinjam (yang menjadi usaha dominan koperasi)
2. Waserda Non-Stok (penjulan beras dalam bentuk pinjaman)
3. Penjualan Gas Elpiji
4. Penyewaan penginapan (rumah kost)

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang dilakukan oleh koperasi antara lain adalah sebagi berikut.

58
1. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27
“Akuntansi Koperasi” yang diterbitkan oleh ikatan Akuntan Indonesia. Laporan keuangan berdasarkan
harga perolehan.
2. Penyisihan Piutang
Manajemen Koperasi melakukan Penyisihan Piutang Secukupnya
3. Persediaan
Pencatatan Persediaan menggunakan sistim fisik dan penilaian Persediaan menggunakan metote FIFO
4. Aktiva Tetap dan Penyusutan
Aktiva tetap dicatat berdasarkan nilai perolehan dan disusutkan berdasarkan metode prosentase tetap
5. Pendapatan Dan biaya
Pengakuan Pendapatan dan biaya menggunakan metode Acrual Basis.
Laporan keuangan diterbitkan KPRI “Gelora Pendidikan” Kota Tomohon terdiri dari laporan keuangan
bulanan dan laporan keuangan tahunan, yang terbagi atas Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Catatan
Atas Laporan Keuangan.

Neraca
Neraca pada KPRI Gelora Pendidikan Kota Tomohon dari aktiva, kewajiban dan ekuitas .

Perhitungan Sisa Hasil Usaha


Laporan Perhitungan Hasil Usaha yang disusun oleh KPRI “Gelora Pendidikan” Kota Tomohon terdiri dari
tiga bagian, yaitu bagian A berisi Perhitungan Pendapatan-pendapatan, bagian B berisi Perhitungan Harga
Pokok Penjualan dan bagian C berisi Perhitungan Beban-beban koperasi. Kemudian disusun dengan format A
– (B + C)

Catatan Atas Laporan Keuangan


CALK yang diterbitkan oleh KPRI “Gelora Pendidikan” Kota Tomohon berisi tentang penjelasan-penjelasan
mengenai laporan keuangan yang dihasilkan. Adapun bagian-bagian dari CALK yang di terbitkan oleh koperasi
ini terdiri dari
a. Informasi umum tentang Koperasi
b. Kebijakan Akuntansi
1) Dasar akuntansi dalam penyajian laporan keuangan
2) Metode Penyisihan Piutang
3) Metode Pencatatan Persediaan
4) Metode Pencatatan Aktiva Tetap beserta metode penyusutannya
5) Metode Pengakuan Pendapatan dan Beban
c. Penjelasan tentang Pos-Pos yang ada dalam Neraca.

Pembahasan
SAK ETAP diterbitkan oleh IAI dikhususkan untuk entitas-entitas kecil dan menengah serta koperasi.
Tetapi ternyata dalam prakteknya SAK ETAP masih belum digunakan oleh secara utuh oleh UMKM dan
Koperasi. Pada KPRI “Gelora Pendidikan” Kota TomohonDalam penyusunan laporan keuangannyapun masih
berpatokan pada PSAK 27 tentang Akuntansi Koperasi yang sebenarnya sudah dihapus oleh IAI pada tahun
2010.Selain itu juga pemerintah lewat Kementrian Koperasi dan UMKM Republik Indonesia telah
mengeluarkan Peraturan Menteri No. 12 Tahun 2015 Tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi yang
bertujuan membuat suatu pedoman bagi koperasi-koperasi yang ada dalam menyusun laporan keuangannya
yang aturan-aturan dan standar-standarnya didasarkan pada SAK ETAP yang disusun oleh IAI.

Neraca
Dalam penyusunan laporan Neraca KPRI “Gelora Pendidikan” Kota Tomohon ternyata belum
sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP dan Peraturan Menteri K-UMKM No. 12 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Umum Akuntansi Koperasi. Hal ini dikarenakan ada beberapa pos-pos yang belum di jelaskan dalam laporan
keuangan yang diterbitkan seperti, Simpanan Anggota dan Utang Pajak. Yang semestinya harus dicantumkan

59
dalam neraca. Ada juga pos-pos yang tidak dicantumkan karena memang tidak berhubungan langsung dengan
kegiatan koperasi seperti Biaya Dibayar Dimuka, Properti Investasi dan Hibah.
Koperasi menyajikan Akun Aset Tetap dalam Neraca dengan perhitungan Harga Perolehan, dimana
koperasi juga membuat Daftar Invetaris Aset Tetap lengkap dengan perhitungan Penyusutannya yang dimuat
dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Adapun beberapa pos-pos dalam neraca yang lebih diperjelas
oleh koperasi contohnya akun Cadangan, koperasi membagi akun cadangan ini kedalam beberapa akun, yaitu
Cadangan Pemupukan Modal, Cadangan Resiko, dan Cadangan Dari SHU

Perhitungan Sisa Hasil Usaha


Koperasi menyajikan laporan Perhitungan Hasil usahanya dengan format total pendapatan Koperasi
kemudian ditambah Harga Pokok Penjualan dan dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan koperasi. Sedangkan
sesuai dengan SAK ETAP laporan harus menyertakan Pendapatan Anggota, Pendapatan Non-Anggota,
sehingga menghasilkan Sisa hasil Usaha Kotor, kemudian dikurangi Beban-beban Kemudian dikurangi Pajak
penghasilan dan menghasilkan Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak.

Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan Atas Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh koperasi adalah laporan yang berisi tentang
gambaran umum koperasi, struktur kepengurusan, pengawas, jenis-jenis usaha yang dijalankan, kebijakan-
kebijakan akuntansi yang diterapkan penjelasan pos-pos neraca, penjelasan perhitungan sisa hasil usaha,
pembagian shu dan informasi-informasi tentang koperasi lainnya. Catatan Atas Laporan Keuangan yang
diterbitkan oleh KPRI “Gelora Pendidikan” Kota Tomohon jika dibandingkan dengan SAK ETAP dan
Peraturan Menteri No. 12 Tahun 2015, masih belum lengkap karena ada beberapa item yang belum dijelaskan
oleh koperasi dalam laporan CALK. Koperasi tidak mencantumkan sejarah koperasi, penjelasan tentang dasar
penentuan penyisihan piutang tak tertagih, penjelasan tentang perhitungan sisa hasil usaha, dan penjelasan
tentang pembagian sisa hasil usaha. Oleh karena itu peneliti beranggapan bahwa penerbitan catatan atas laporan
keuangan oleh KPRI ”Gelora Pendidikan” Kota Tomohon belum sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP dan
Peraturan Menteri No. 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya Pratiwi (2014) yang menyimpulkan bahwa
laporan keuangan PT. Nichindo tidak sesuai dengan SAK ETAP dikarenakan penyebab tidak diterapkannya
SAK ETAP pada pelaporan keuangan UMKM adalah karena kurangnya pengetahuan akan SAK ETAP oleh
pelaku usaha. Dan hasil penelitian oleh Singal (2016) yaitu dalam penyusunan laporan laba rugi dan neraca pada
PT. Karunia Multi Guna Abadi,bahwa masih terdapat beberapa ketidaksesuaian dengan kaidah peyajian laporan
keuangan menurut SAK ETAP (2009). Serta penelitian oleh Sari (2014) yaitu PR. Trubus Alami belum
meyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP. Laporan laba rugi dan neraca yang disajikan
masih belum sesuai dengan SAK ETAP.

PENUTUP
Kesimpulan
Hasil analisis dan penelusuran terhadap KPRI Gelora Pendidikan Kota Tomohon mengenai penyajian
laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP (2009) diperoleh kesimpulan bahwa: Dalam penyajian laporan
keuangannya pada KPRI Gelora Pendidikan Kota Tomohon masih terdapat beberapa ketidaksesuaian dengan
kaidah penyajian laporan keuangan menurut SAK ETAP (2009). Adapun hal-hal yang membuat koperasi ini
memiliki kekurangan dalam penyusunan laporan keuangannya, sesuai dengan pernyataan pihak manajer
koperasi yaitu dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain; kurangnya tenaga kerja yang terampil dan ahli
dalam akuntansi, kurangnya sosialisasi dari pemerintah dan pihak-pihak terkait tentang penerapan SAK ETAP
(2009), dan kurangnya pengetahuan dalam laporan keuangan yang termasuk dalam SAK ETAP 2009.

Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini adalah saran atau rekomendasi yang diberikan
oleh penulis :
1. Bagi Koperasi yakni KPRI “Gelora Pendidikan” Kota Tomohon
a. Dalam menyusun laporan keuangannya koperasi sebaiknya berpedoman pada SAK ETAP dan
Peraturan Menteri K-UMKM No. 12 Tahun 2015 dan tidak lagi berpedoman pada PSAK No. 27.

60
b. Koperasi sebaiknya menerbitkan laporan keuangan sesuai dengan dengan SAK ETAP dan Peraturan
Menteri K-UMKM No. 12 Tahun 2015 secara lengkap (Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan
Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan).
c. Sebaiknya koperasi mempekerjakan staf khusus yang paham dan memiliki keahlian dalam bidang
akuntansi.
2. Bagi Koperasi Jasa Audit (KJA) “Pembina” Sulawesi Utara, selaku auditor yang mengaudit Koperasi ini,
seharusnya melakukan audit kepada koperasi-koperasi sesuai dengan SAK ETAP dan Peraturan Menteri K-
UKM No 12 Tahun 2015 dan mengarahkan kepada koperasi-koperasi untuk menyusun laporan
keuangannya sesuai dengan SAK ETAP dan Peraturan Menteri K-UKM No 12 Tahun 2015.
3. Bagi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Kementerian Koperasi dan UMKM Republik Indonesia.
Sebaiknya memberikan sosialisasi terbuka mengenai penyusunan laporan keuangan koperasi yang
berdasarkan pada SAK ETAP dan Peraturan Menteri K-UMKM No. 12 Tahun 2015 bagi koperasi-koperasi
yang ada diseluruh Indonesia.
4. Bagi Perguruan Tinggi
Sebaiknya dapat ikut melakukan sosialisasi, penyuluhan dan pelatihan mengenai penerapan SAK ETAP
dan Peraturan Menteri K-UMKM No. 12 Tahun 2015 bagi koperasi sebagai bentuk Tri Dharma Perguruan
Tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Abrory Agnesti. 2010. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) (Studi Kasus
pada UKM Marmer / Onix di Kabupaten Tulungagung Jawa Timur.
Bataineh, Ibrahem Mohamed Al. 2012. The implementation of Financial Accounting Standard for Small and
Medium Enterprises in Jordan. Interdisciplinary Journal of Contempory Research in Bussiness.
Herman Adhi Putra. 2012. Evaluasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Pada PT.
TDMN.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan. 182 hlm.
JM. Jastra. 2011. Determinants Of Business Success Of Small and Medium Enterprices. Vol.2 No.20; November
2011. Iraq University Islamabad, Pakistan.
Khafid. 2012. Akuntansi Koperasi Berbasis SAK ETAP Pada Koperasi Petani Karet Karya Harapan
(KOPTAN-KKH) Rokan Hulu. Universitas Pasir Pengaraian.
Kieso, Donald E., Weygandt, Jery J., Warfield. 2010. Akuntansi Intermediate. Terjemahan Emil Salim. Jilid I.
Edisi Kesepuluh. Erlangga. Jakarta.
Martani, Dwi., Veronica NPS, Sylvia., Wardhani, Ratna.,Farahmita, Aria., Tanujaya, Edward. 2012. Akuntansi
Keuangan Menengah. Berbasis PSAK. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Mulyani. (2013). Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada Koperasi KUD Tri Karsa Jaya Kec. KUD Tri Karsa Jaya Kec. Bangsalsari Kab. Jember KUD Tri
Karsa Jaya Kec. Bangsalsari Kab. Jember.
Nurdita. 2012. Analisis Penerapan Standar Akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada
Koperasi yang ada di Kota Dumai.
Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor
12/Per/M.Kukm/IX/2015 Tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi dan Koperasi Sektor Riil.
Indonesia.
Pratiwi. 2014. Analisis Penerapan SAK ETAP pada penyajian laporan keuangan PT. Nichindo Manado Suisan.
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Reeve, James M., Warren, Carl S., Duchac, Jonathan E., Wahyuni, Ersa Tri., Soepriyanto, Gatot., Jusuf, Amir
Abadi., Djakman, Chaerul D. 2009. Priciples of Accounting – Indonesia Adaption. Buku Pertama.
Penerbit Salemba Empat.
Sangadji, Etta Mamang, Sopiah. 2011. Metodelogi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogjakarta.
Sitorus, 2011. Evaluasi Penerapan SAK ETAP dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada KUD Jaya Pelita
Medan. Universitas Sumatera Utara.
Shok, Irina Akhmedovna. 2013. International Financial Reporting Standard and Russian Accounting Standard
and Effects of Those Differences on Finance Result of Western European Company Operating in

61
Russia. Middle-East Journal of Scientific Research.Belgorod State National Research University,
Belgorod, Russia.
Suhayati, Ely., Anggadini, Sri Dewi. 2009. Akuntansi Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Supardi, 2013.Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Smart. Jakarta
Turban, (2012). Penerapan SAK ETAP Pada Laporan Keuangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Studi
Pada Usaha Sari Apel Kotabatu).
Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian. Indonesia
Yahya, Uthman. 2014. Financial Accounting Standard for Small and Medium Enterprises. Mediterranean
Journal of Social Sciences Northwest University. Vol.6.

LAMPIRAN

Tabel 1. Checklist Kelengkapan Neraca


Pos-Pos Akun dalam Neraca
No. Ada Tidak Ada
SAK ETAP Permen K-UMKM
Kas
1 Kas dan Setara Kas Bank √
Surat Berharga
2 Piutang Usaha dan Piutang Lainnya Piutang Usaha √
3 Persediaan Persediaan √
Biaya dibayar dimuka √
4
Pendapatan √
Properti Investasi √
5
Akumulasi Penyusutan Properti Investasi √
Tanah
Bangunan

6 Aset Tetap Mesin dll
Inventaris Kantor
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap √
Aset Tidak Berwujud
7 Aset Tidak Berwujud √
Akumulasi Amortisasi AsetTidak Berwujud
Utang Usaha √
Simpanan Anggota √
Dana SHU √
8 Utang Usaha dan Utang Lainnya Utang Bank √
Utang Jangka Pendek Lainnya √
Beban YMH dibayar √
Pendapatan dibayar dimuka √
9 Kewajiban Pajak Utang Pajak √
10 Kewajiban diestimasi √
Simpanan Pokok √
Simpanan Wajib √
11 Ekuitas Hibah √
Cadangan √
SHU √
Sumber : Hasil Olahan Data

62
Format Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha Format Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha
KPRI Gelora Pendidikan Kota Tomohon Menurut SAK ETAP dan PERMEN No. 12 Tahun 2015
KPRI "GELORA PENDIDIKAN" KOTA TOMOHON KPRI "GELORA PENDIDIKAN" KOTA TOMOHON
PERHITUNGAN SISA HASIL USAHA PERHITUNGAN SISA HASIL USAHA
PER 31 DESEMBER 2015 PER 31 DESEMBER 2015
PENDAPATAN PENDAPATAN
Partisipasi Jasa Pinjaman xxx Pendapatan Anggota xxx
Partisipasi Jasa Profisi xxx HPP Anggota xxx
Penjualan Beras xxx Pendapatan Neto Anggota xxx
Penjualan Gas Elpiji xxx PENDAPATAN NON-ANGGOTA
Sewa Wisma Kost xxx Pendapatan dan Penjualan xxx
Lain-lain xxx HPP Non-Anggota xxx
Jumlah (A) xxx Laba (Rugi) Kotor Non Anggota xxx
HARGA POKOK PENJUALAN SISA HASIL USAHA KOTOR xxx
HPP Beras xxx BEBAN OPERASIONAL
HPP Gas Elpiji xxx Beban Usaha xxx
Jumlah (B) xxx Beban Perkoperasian xxx
BEBAN BIAYA Beban Administrasi dan Umum xxx
Bunga Bank dan Deposito xxx Total Beban Operasional xxx
Gaji dan Honor xxx SHU Operasional xxx
Beban Transportasi xxx PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN-LAIN
Beban Kantor xxx -Pendapatan Lain-lain xxx
Beban Operasional xxx -Beban lain-lain xxx
Penyisihan Piutang xxx SHU sebelum bunga dan pajak xxx
Penyusutan Aktiva Tetap xxx Beban Bunga xxx
Biaya RAT xxx SHU Sebelum Pajak xxx
Biaya Audit xxx Pajak Penghasilan xxx
THR xxx
SHU SETELAH PAJAK xxx
Beban Umum dan Lain-lain xxx
Jumlah (C) xxx
SISA HASIL USAHA xxx

63

Anda mungkin juga menyukai