Anda di halaman 1dari 15

Tugas Kelompok Akuntansi Koperasi

JENIS TRANSAKSI PADA KOPERASI

DISUSUN OLEH:

NURUL RIZKIAENI GANEVIA A1C017119


SALMA ILA SALSABILA A1C017144
SEFTINA FATRIZIA A1C017146
SITI HANDAYANI A1C017151

UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

C. Tujuan ................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Transaksi Antara Koperasi Dengan Anggotanya.................................................. 3

B. Transaksi Antara Koperasi Dengan Non-Anggota................................................ 4

C. Transaksi Khusus Akuntansi Koperasi.................................................................. 5

D. Contoh Kasus ....................................................................................................... 8

BAB III KESIMPULAN

Kesimpulan ............................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan
hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Undang-Undang Dasar 1945 khususnya Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa
perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Selanjutnya penjelasan Pasal 33 antara lain menyatakan bahwa kemakmuran
masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang dan bangun
perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi. Penjelasan Pasal 33 menempatkan
Koperasi baik dalam kedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional maupun
sebagai bagian integral tata perekonomian nasional.
Dengan memperhatikan kedudukan Koperasi seperti tersebut di atas maka peran
Koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi
rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri
demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan. Oleh karena itu, untuk
menyelaraskan dengan perkembangan lingkungan yang dinamis perlu adanya landasan
hukum baru yang mampu mendorong Koperasi agar dapat tumbuh dan berkembang
menjadi lebih kuat dan mandiri.
Salah satu indikator terlaksananya penerapan prinsip keterbukaan tersebut
adalah melalui penyusunan laporan keuangan secara jujur, tertibdan wajar. Oleh
karena koperasi sektor riil memiliki identitas, maka penerapan standar akuntansi dari
transaksinya hingga penyampaian laporan keuangannya juga menunjukkan kekhususan
dibanding dengan standar akuntansi dan laporan keuangan badan usaha lain pada
umumnya.
Dengan adanya identifikasi dan pemahaman terkait mekanisme transaksi
akuntansi pada koperasi diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk memahami
bagaimana aktivitas pada koperasi itu sendiri, sehingga koperasi dapat menjadi organisasi

1
ekonomi yang mantap, demokratis, otonom, partisipatif, dan berwatak social yang
menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama dalam kehidupan ekonomi rakyat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Mekanisme Transaksi Antara Koperasi Dengan Anggota?
2. Bagaimana Mekanisme Transaksi Antara Koperasi Dengan Non-Anggota?
3. Bagaimana Mekanisme Transaksi Khusus Akuntansi Koperasi?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Mekanisme Transaksi Antara Koperasi Dengan Anggotanya
2. Untuk Mengetahui Mekanisme Transaksi Antara Koperasi Dengan Non-Anggota
3. Untuk Mengetahui Mekanisme Transaksi Khusus Akuntansi Koperasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Transaksi Antara Koperasi Dengan Anggotanya


Transaksi koperasi dengan anggotanya dibagi dua, antara lain :
1. Transaksi setoran, dapat berbentuk :
a. Setoran modal yang menentukan kepemilikan (simpananpokok, simpanan
wajib);
b. Setoran lain yang tidak menentukan kepemilikan(misalnya: simpanan
sukarela, tabungan, simpananberjangka dan simpanan lainnya).
2. Transaksi pelayanan, dapat berbentuk:
a. Pelayanan dalam bentuk kegiatan penyaluran danpengadaan barang/jasa
untuk memenuhi kebutuhananggota;
b. Menyediakan dan menyalurkan kebutuhan input bagikegiatan proses produksi
usaha anggota;
c. Pelayanan penyaluran barang/jasa yang dihasilkananggota untuk dipasarkan;
d. Pengelolaan kegiatan simpan pinjam anggota.

Contoh Transaksi antara koperasi dengan anggotanyaadalah : Setoran modal


(dalam bentuk simpanan) oleh anggota, dicatat dalam jurnal dan juga buku besar serta
buku tambahan yang akan merinci saldo perkiraan modal menurut nama masing-masing
anggotanya. Untuk menggambarkan hal ini anggaplah bahwa;

 Yanto pada tanggal 7 desember 2018 diterima menjadi suatu anggota koperasi
dan juga akan menyediakan pupuk dan sarana produksi pertanian lain yang akan
diperlukan.
 Simpanan pokok yang harus dibayar ialah Rp.5.000,00 dan untuk juga setiap
hasil panen yang dijual kepada koperasi, para anggota dipotong sebesar 10% dari
harga jual, untuk simpanan wajib.
Sehingga ayat jurnal yang dibuat untuk mencatatan simpanan pokok yanto ialah
sebagai berikut:

3
Kas (debet) Rp. 5000,00

Simpanan (kredit) Pokok/yanto Rp.5.000,00

a. Pada Tanggal 7 desember 2018, yanto akan membeli bibit, pupuk dan juga
alat semprot seharga Rp.10.000,00. Ayat jurnal yang akan dibuat untuk
mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut :

Kas (debet) Rp. 10.000,00

Penjualan Kepada Anggota / yanto (kredit) Rp.10.000,00

Perhatikan bahwa penjualan diatas, juga akan dicatat di buku


tambahan. Dalam hal ini koperasi akan juga menyelenggarakan suatu buku
tambahan untuk penjualan yang akan dilakukan kepada anggota dirinci
menurut namanya.

b. Pada Tanggal 12 Desember 2018, koperasi membeli kendaraan untuk


penyaluran barang/jasa yang dihasilkan anggota untuk dipasarkan senilai
Rp 85.000.000,- secara tunai. Ayat jurnal yang akan dibuat untuk mencatat
transaksi ini adalah sebagai berikut :

Kendaraan (debet) Rp 85.000.000,00

Kas (kredit) Rp 85.000.000,00

B. Transaksi Antara Koperasi Dengan Non-Anggota


Transaksi antara koperasi dengan non-anggota dapat berbentuk:
1. Penjualan barang/jasa kepada non-anggota atau masyarakat umum/perusahaan.
Penjualan kepada non-anggota harus dicatat dalam catatan tersendiri dan
tidak perlu dibuatkan buku tambahan. Sebagai contoh, pada tanggal 12 Januari
2020 terjadi penjualan secara tunai kepada Bapak Anto yang bukan anggota
koperasi sebesar Rp1.200.000. Ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:

12 Januari 2020
Kas Rp1.200.000
Penjualan kepada Bukan Anggota Rp1.200.000

4
2. Pembelian barang/jasa dari non-anggota
Seperti halnya penjualan, pembelian dari bukan anggota dicatat dalam
catatan tersendiri dan tidak perlu dibuatkan buku tambahan. Sebagai contoh, pada
tanggal 10 Januari 2020 terjadi pembelian secara tunai dari Bapak Ahmad yang
bukan anggota koperasi sebesar Rp1.000.000. Ayat jurnal yang dibuat adalah
sebagai berikut:

10 Januari 2020
Pembelian dari Bukan Anggota Rp1.200.000
Kas Rp1.200.000
Transaksi antara koperasi dengan non-anggota inilah yang nantinya akan
menghasilkan pendapatan dari non-anggota. Pendapatan dari non-anggota adalah
penjualan barang/jasa kepada anggota. Pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi
dengan non-anggota diakui sebagai pendapatan (penjualan) yang dilaporkan terpisah dari
partisipasi anggota dalam laporan perhitungan hasil usaha sebesar nilai transaksi. Selisih
antara pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non-anggota diakui sebagai laba
atau rugi kotor dengan non-anggota.

C. Transaksi Khusus Akuntansi Koperasi


1. Penerimaan dan pengembalian modal penyertaan untuk kegiatan usaha/proyek
dari anggota atau pihak lain.
Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat
dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh Pemodal untuk menambah dan 1
memperkuat struktur permodalan koperasi dalam meningkatkan kegiatan
usahanya. Pemodal turut menanggung resiko dan bertanggung jawab terhadap
kerugian usaha yang dibiayai modal penyertaan sebatas nilai modal penyertaan
yang ditanamkannya dalam koperasi. Hal ini tidak berlaku apabila pemodal turut
serta dalam pengelolaan usaha yang dibiayai modal penyertaan dan atau turut
menyebabkan terjadinya kerugian usaha yang dibiayai modal penyertaan tersebut.
Adapun syarat melakukan pemupukan modal melalui modal penyertaan
adalah sebagai berikut :
a. telah memperoleh status sebagai badan hukum

5
b. membuat rencana kegiatan dari usaha yang akan dibiayai modal `
penyertaan
c. mendapat persetujuan Rapat Anggota.
d. Pemodal berhak memperoleh bagian keuntungan dari usaha yang
dibiayai modal penyertaan.
Contoh modal penyertaan :
Koperasi “Suka maju” mempunyai dana senilai Rp. 100.000.000 yang
berasal dari simpanan pokok serta simpanan wajib anggotanya. Koperasi
menyediakan perhitungan laba rugi pada tanggal 23 mei 2018 sebagai berikut:
Jasa lain-lain : 10%
Jasa Modal : 10%
Jasa Anggota : 40%
Dana Cadangan : 40%
SHU yang diperoleh tersebut akan dialokasikan ke berbagai Dana dan Cadangan
dengan komposisi seperti terlihat di atas. Oleh karena itu jurnalnya sebagai
berikut :
Sisa Hasil Usaha Rp30.000.000
Jasa Lain-lain Rp3.000.000,-
Jasa Modal Rp3.000.000,-
Jasa Anggota Rp12.000.000,-
Dana Cadangan Rp12.000.000,-
(Bagian sisa hasil usaha (SHU) untuk jasa modal = Total modal) x 100% =
(Rp 3.000.000,- : Rp 100.000.000,-) x 100% = 3%.
Adapun modal Tn. Budi adalah Rp1.500.000,- sehingga bagian Tn Budi
yang merupakan non anggota adalah = (Bagian sisa hasil usaha (SHU) untuk jasa
modal : Total modal) x Modal Tuan Budi = (Rp 3.000.000,- : Rp 100.000.000,-) x
Rp1.500.000,- = Rp45.000,-
2. Penerimaan modal sumbangan (hibah/donasi) dari anggota atau pihak lain
Hibah/Modal Sumbangan Adalah sejumlah uang atau barang modal yang
mempunyai nilai yang dapat diukur dalam unit moneter, yang diterima dari pihak
lain berupa hibah yang mengikat dan yang tidak mengikat, baik berupa aset tetap

6
atau aset lainnya. Hibah/modal sumbangan tidak dapat dibagikan kepada anggota.
Adapun pengakuan dan pengukuran (Perlakuan) Modal sumbangan diakui
sebagai ekuitas dan dicatat sebesar nilai nominalnya. Contohnya adalah :
Pada tanggal 11 maret 2020, Koperasi Sukamaju menerima dana hibah
sebesar Rp. 10.000.000,- ,Maka jurnal umumnya sebagai berikut :
Kas Rp10.000.000,-
Modal Dana Hibah Rp10.000.000,-
3. Pengalokasian “beban perkoperasian”
Beban Perkoperasian adalah beban sehubungan dengan gerakan
perkoperasian dan tidak berhubungan dengan kegiatan usaha, di antaranya :
a. Beban rapat organisasi
b. Beban pendidikan dan latihan anggota koperasi
c. Beban rapat anggota
d. Beban perkoperasian
Contohnya :
Pada tanggal 11 maret 2020, Koperasi Sejahtera Mandiri mengadakan pendidikan
dan pelatihan untuk para anggota nya dan mengeluarkan biaya sebesar Rp.
5.000.000,-
Maka jurnal umumnya sebagai berikut :
Beban Pendidikan dan Pelatihan Rp5.000.000,-
Kas Rp5.000.000,-
4. Pembentukan cadangan
Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha yang disisihkan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar dan anggaran rumah tanggal atau ketetapan
rapat anggota, Merupakan ekuitas koperasi yang tidak dapat dibagikan kepada
Anggota, Pembentukannya ditujukan untuk pengembangan usaha koperasi dan
untuk menutup kerugian apabila diperlukan, Penggunaan cadangan untuk tujuan
pemupukan modal dan tujuan resiko diatur dalam ketentuan anggaran dasar
koperasi dengan mempertimbangkan kepentingan pengembangan usaha koperasi.
a. Pengakuan dan Pengukuran (Perlakuan). Cadangan koperasi diakui
sebagai ekuitas dan dicatat sebesar nilai nominalnya.

7
b. Penyajian. Disajikan pada pos kelompok ekuitas.
c. Pengungkapan. Hal yang perlu diungkapkan adalah tujuan dan
penggunaan cadangan.
Adapun contoh transaski pembentukan dana cadangan sebagai beikut :
Dalam AD/ART Koperasi Sejahtera Selalu, ditentukan bahwa SHU yang
diperoleh koperasi selama suatu periode harus sebesar Rp30.000.000,-
dialokasikan ke berbagai dana dan cadanagn dengan komposisi sebagai berikut:
Dana Sosial : 10%
Dana Pengurus : 10%
Dana Anggota : 40%
Dana Cadangan : 40%
SHU yang diperoleh tersebut akan dialokasikan ke berbagai Dana dan Cadangan
dengan komposisi seperti terlihat di atas. Oleh karena itu jurnalnya sebagai
berikut :
Sisa Hasil Usaha Rp30.000.000
Dana Sosial Rp3.000.000,-
Dana Pengurus Rp3.000.000,-
Dana Anggota Rp12.000.000,-
Dana Cadangan Rp12.000.000,-
D. Contoh Kasus
Pada awal tahun 2010, karyawan PT. Duta Niaga yang berlokasi di suatu kawasan
industri di Jakarta, ingin mendirikan koperasi koperasi. Koperasi ini direncanakan
akan bergerak dibidang usaha jasa simpan pinjam. Koperasi ini akan berfungsi
sebagai wadah untuk menyimpan dana anggota yang ingin menyimpan uangnya dan
memberikan pinjaman kepada anggota yang membutuhkannya. Akhirnya didirikanlah
koperasi oleh 200 orang karyawan perusahaan tersebut dan diberi nama Koperasi
“Sejahtera Mandiri”. Untuk aktivitas harian, koperasi ini akan menggunakan salah
satu ruangan di perusahaan sebagai kantor.
1. Pada tanggal 2 April 2010, 200 orang karyawan PT. Duta Niaga, pendiri
koperasi, menyerahkan uang sebesar Rp500.000 per orang sebagai simpanan
pokok anggota koperasi.

8
2. Empat hari kemudian, yaitu tanggal 6 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri
membeli peralatan kantor, seperti kursi, meja,vlemari arsip, komputer, printer,
dan sebagainya, seharga Rp22.000.000. Pembelian peralatan kantor ini sebagian
dibayar secara tunai dan sebagian lagi secara kredit dari Toko ABC, salah satu
supplier PT. Duta Niaga. Dari jumlah itu sebanyak Rp7.000.000 telah dibayar
tunai dan sisanya akan dibayar dalam waktu 4 bulan.
3. Keesokan harinya, yaitu tanggal 7 April 2010, Koperasi SejahteraMandiri juga
membeli perlengkapan kantor, seperti kertas, pensil, pulpen, rautan pensil,
penggaris, buku, dan sebagainya seharga Rp2.000.000. Pembelian ini dilakukan
secara tunai dengan menggunakan uang koperasi “Sejahtera Mandiri”.
4. Pada tanggal 2 Mei 2010, setiap anggota koperasi menyetorkan uang sebesar
Rp25.000 per orang sebagai simpanan wajib anggota.
5. Pada tanggal 5 Mei 2010, koperasi “Sejahtera Mandiri” memperoleh kredit
usaha dari Bank Mandiri sebesar Rp60.000.000.
6. Pada tanggal 6 Mei 2010, sejumlah anggota koperasi menyimpan uangnya
sebesar Rp12.000.000 di koperasi “Sejahtera Mandiri”.
7. Pada tanggal 10 Mei 2010, koperasi “Sejahtera Mandiri” memberikan pinjaman
uang kepada 24 orang anggotanya sebesar 5.000.000 per orang. Dengan nilai
total pinjaman sebesar Rp120.000.000 pada suku bungan 3% per bulan.
8. Pada tanggal 29 Mei 2010, anggota koperasi yang meminjam uang pada
koperasi membayar angsuran pokok, bunga pinjaman, dan jasa provisi sebesar
Rp18.000.000. Dari jumlah itu sebesar Rp12.000.000 merupakan angsuran
pokok pinjaman, sebesar Rp3.600.000 merupakan pembayaran bungan pinjaman,
dan sebesar Rp2.400.000 merupakan jasa provisi.
9. Pada tanggal 30 Mei 2010, dibayar gaji 2 orang karyawan koperasi sebesar
600.000 per orang. Kedua karyawan itu mulai bekerja tanggal 1 Mei 2010. Pada
saat yang sama, koperasi membayar beban bunga pinjaman ke Bank Mandiri
sebesar Rp900.000.
10. Pada tanggal 31 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri membayar sebagian
utangnya kepada Toko ABC sebesar Rp9.000.000.

9
Sehingga Berdasarkan transaksi yang terdiri selama 2 bulan terebut, antara awal
bulan April hingga akhir bulan Mei 2010, kita dapat mencatat transaksi itu dalam buku
jurnal koperasi sebagai berikut:

2 April Kas 100.000.000


2010
Simpanan Pokok 100.000.000

6 April Peralatan kantor 22.000.000


2010
Kas 7.000.000
Utang usaha 15.000.000

7 April Perlengkapan kantor 2.000.000


2010
Kas 2.000.000

2 Mei Kas 5.000.000


2010
Simpanan Wajib 5.000.000

5 Mei Kas 60.000.000


2010
Utang Bank 60.000.000
6 Mei Kas 12.000.000
2010
Simpanan Sukarela 12.000.000

10 Mei Piutang Anggota 120.000.000


2010
Kas 120.000.000

29 Mei Kas 18.000.000


2010
Piutang Anggota 12.000.000
Partisipasi jasa 3.600.000
Pinjaman
Partisipasi Jasa 2.400.000
Provisi

10
30 Mei Gaji 1.200.000
2010
Beban Bunga 900.000
Kas 2.100.000

31 Mei Utang Usaha 9.000.000


2010
Kas 9.000.000

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012 dinyatakan bahwa
Akuntansi Koperasi memiliki tiga jenis transaksi pada koperasi yaitu transaksi antara
koperasi dengan anggotanya, transaksi antara koperasi dengan non-anggota dan transaksi
khusus pada koperasi.

Transaksi koperasi dengan anggotanya dibagi dua, antara lain transaksi setoran
yang dapat berbentuk setoran modal dan setoran lain, serta transaksi pelayanan yang
dapat berbentuk pelayanan dalam bentuk kegiatan penyaluran danpengadaan barang/jasa
untuk memenuhi kebutuhananggota; penyediaan dan penyaluran kebutuhan input bagi
kegiatan proses produksi usaha anggota; pelayanan penyaluran barang/jasa yang
dihasilkananggota untuk dipasarkan; dan pengelolaan kegiatan simpan pinjam anggota.

Adapun transaksi antara koperasi dengan non-anggota dapat berbentuk penjualan


barang/jasa kepada non-anggota atau masyarakat umum/perusahaan ataupun pembelian
barang/jasa kepada non-anggota atau masyarakat umum/perusahaan. Transaksi antara
koperasi dengan non-anggota inilah yang nantinya akan menghasilkan pendapatan dari
non-anggota.

Transaksi Khusus Akuntansi Koperasi dapat berupa penerimaan dan


pengembalian modal penyertaan untuk kegiatan usaha/proyek dari anggota atau pihak
lain; Penerimaan modal sumbangan (hibah/donasi) dari anggota atau pihak lain;
Pengalokasian “beban perkoperasian”; dan pembentukan dana cadangan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkop RI. 2015. Lampiran Permen Kemenkop RI Nomor 12/PER/M.KUKM/IX/2015


Tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Sektor Riil.
Kemenkop RI. 2012. Lampiran Permen Kemenkop RI Nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012.
____. 2016. Transaksi dengan Anggota Koperasi.
https://matematikaakuntansi.blogspot.com/2016/08/transaksi-dengan-anggota-
koperasi.html [diakses pada 10 Maret 2020].
____. ____. Akuntansi untuk Koperasi.
https://www.academia.edu/22672909/Akuntansi_koperasi [diakses pada 10 Maret
2020].
____. 2015. Akuntansi Keuangan Koperasi.
https://www.slideshare.net/gunawankusumo/akuntansi-koperasi [diakses pada 10 Maret
2020].

Anda mungkin juga menyukai