Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EKONOMI KOPERASI

Sistem Keuangan Koperasi

Dosen Pengampu : Moh. Ali Wafa, S.Ak., M.Ak

Disusun Oleh :
1. Robiatul Adawiyah (20041035)
2. Ismatus Shofiyah (20041037)
3. Erly lifiana wati (20041045)
4. Maghfiroh Durrotun Nafisah (20041104)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan limpahan
rahmat-Nya dan meluangkan waktu kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan makalah
yang berjudul “Sistem Kuangan Koperasi” sesuai dengan waktu yang kami rencanakan.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing khususnya yang
berkaitan dengan tugas ini, yakni Moh. Ali Wafa, S.Ak., M.Ak karena berkat beliaulah kami
dapat mengerti apa itu sitem keuangan koperasi.
Selain itu dukungan dari semua pihak termasuk teman-teman telah mendorong kami agar bissa
menyelesaikan tugas ini. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih. Kami sadar makalah ini
jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kinerja yang lebih baik kedepannya.

Lamongan, 12 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2


A. Nilai modal dari Anggota...................................................................................... 2
B. Surplus/Defesit Koperasi ...................................................................................... 2
C. laba/Rugi koperasi ................................................................................................ 3
D. Pajak Penghasilan Koperasi ................................................................................. 3
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 6
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin majunya perkembangan dunia usaha, persaingan antar koperasi bertahan dalam
dunia bisnis Setiap koperasi harus berhati-hati dalam mengambil keputusan terutama
keputusan dibidang keuangan. Hal ini disebabkan karena kegagalan atau keberhasilan
saha hampir sebagian besar ditentukan oleh kualitas keputusan yang berkaitan dengan
keuangan. Untuk mengambil keputusan yang tepat diperlukan suatu informasi mengenai
laporan keuangan perusahaan yang tersedia tepat waktu, dapat ditelusuri kebenarannya,
jelas, lengkap dan akurat.
Laporan keuangan merupakan suatu alat yang penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh koperasi yang
bersangkutan. manajemen harus dapat mengetahui hal hal mana yang dapat menjatuhkan
kondisi perusahaan, entah itu dari tingkat penjualan, penambahan atau pengurangan
tenaga kerja, bahkan penambahan atau pengurangan modal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Nilai modal dari Anggota?
2. Bagaiamana Surplus/Defesit Koperasi ?
3. Bagaimana laba/Rugi koperasi ?
4. Bagaimana Pajak Penghasilan Koperasi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Nilai modal dari anggota .
2. Untuk mengetahui surplus/defesit koperasi.
3. Untuk mengetahui laba/rugi koperasi .
4. Untuk menegetahui pajak penghasilan koperasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nilai Modal Dari Anggota
Sama seperti badan usaha lainnya, untuk mendirikan koperasi juga diperlukan modal.
Modal koperasi berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman.

Modal sendiri terbagi menjadi:

1. Simpanan pokok.Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang
wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi, pada saat menjadi anggota, di mana
nilai dan mekanismenya diatur dalam anggaran dasar. Simpanan pokok ini tidak dapat
diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
Simpanan wajib.Simpanan wajib merupakan sejumlah uang yang wajib dibayarkan
oleh anggota kepada koperasi, dalam waktu atau kesempatan tertentu yang nilai dan
mekanisme pembayarannya juga diatur dalam anggaran dasar koperasi.
2. Dana cadangan.
Dana cadangan merupakan sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil
usaha. Tujuan adanya dana cadangan ini untuk memupuk modal sendiri dan untuk
menutup kerugian koperasi.
Nilai dan mekanisme penetapan dana cadangan diatur dalam anggaran dasar/anggaran
rumah tangga dan/atau keputusan rapat anggota. Hal menarik dari dana cadangan
adalah dana cadangan merupakan harta kekayaan koperasi yang tidak dapat dibagikan
saat ada anggota koperasi yang keluar.
3. Hibah
Hibah adalah sejumlah uang dan/atau barang modal, yang dapat dinilai dengan uang
yang diterima dari pemerintah, pemerintah provinsi, kabupaten/kota, lembaga
internasional, perseorangan dan pihak-pihak lain, yang bersifat hibah dan tidak
mengikat.
Karena sifatnya yang tidak mengikat, maka hibah dapat digunakan untuk menanggung
kerugian koperasi. Hibah tidak dapat dibagikan kepada anggota koperasi selama
koperasi belum dibubarkan.
Sementara itu modal pinjaman berasal dari anggota, calon anggota, koperasi lain atau
anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat utang
lainnya serta sumber lain yang sah.
B. Surplus/Defisit Koperasi
Hasil usaha Koperasi selama satu tahun dapat bersifat surplus atau defisit, yang
penanganannya diatur sebagai berikut.
1. Surplus Hasil Usaha
Surplus hasil usaha Koperasi dialokasikan sebagai berikut.
3

1) Digunakan terlebih dahulu untuk Dana Cadangan Koperasi yang nilainya


diharapkan dapat memenuhi 20% dari total nilai Sertifikat Modal Koperasi yang
diterbitkan.
2) Digunakan sebagai balas jasa Pengurus sebesar 10% dari surplus hasil usaha.
3) Sisanya dapat disepakati alokasinya dalam Rapat Anggota untuk:
 Dana pengembangan usaha
 Pembagian Selisih Hasil Usaha (SHU) kepada Anggota sesuai dengan besar
kontribusi Sertifikat Modal Koperasi dari masing-masing Anggota.

2. Defist Koperasi
1) Dalam hal terdapat defisit hasil usaha, Koperasi dapat menggunakan Dana
Cadangan untuk menutup defisit yang terjadi.
2) Dalam hal Dana Cadangan yang ada tidak cukup untuk menutup defisit hasil
usaha, maka defisit tersebut diakumulasikan dan dibebankan pada anggaran
Koperasi pada tahun berikutnya.

C. Laba/Rugi Koperasi
Terdiri atas Penerimaan dan Pengeluaran (beban) yang dikeluarkan koperais pada suatu
periode laporan keuangan.
1. Penerimaan, berkaitan dengan kegiatan usaha koperasi, alternative bentuknya antara
lain :
1) Penjualan, bila koperasi menjual produk/barang, missal koperasi konsumsi
2) Hasil jasa, bila koperasi menjual jasa, missal koperasi audit, koperasi transportasi,
dsb
3) Hasil sewa, bila koperasi menyewakan barang-barangnya
2. Pengeluaran (beban), adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk
memperoleh barang atau jasa.
Contohnya: biaya produksi (upah, bahan baku, BBM, dsb); biaya pemasaran, biaya
administrasi. Biaya ini sering disebut sebagai Harga Pokok Penjualan (HPP).

D. Pajak Penghasilan Koperasi


Pajak penghasilan atau yang biasanya disebut dengan PPh merupakan salah satu pajak
koperasi yang wajib dibayarkannya sebagai wajib pajak. Pajak penghasilan sendiri
merupakan pajak yang dalam pelaksanaannya dikenakan kepada subjek atau badan atau
pribadi yang berhubungan dengan jumlah penghasilan yang diterima suatu badan dalam
kurun waktu tahun pajak. Terdapat beberapa sub bagian pajak penghasilan yang wajib
dibayarkan oleh koperasi sebagai pajak koperasi untuk memenuhi kewajibannya sebagai
wajib pajak. Berikut ini penjelasannya:
1. Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak penghasilan yang dimaksudkan pada poin ini adalah sejumlah pajak yang harus
dibayarkan dengan mempertimbangkan jumlah penghasilan yang diterima dari suatu
pekerjaan, atau bisa dari jasa yang ditawarkan ataupun dari usaha kegiatan yang sudah
dilakukan di koperasi. Hal ini termasuk pajak koperasi yang wajib dibayarkan.
4

2. Pajak Penghasilan Pasal 23


Pada poin ini pajak penghasilan yang menjadi bagian kewajiban yang termasuk dalam
pajak koperasi adalah segala bentuk penghasilan yang didapatkan dari sewa, bunga,
pembayaran jasa yang diperoleh dan juga dapat dari penghasilan royalti dan juga
dividen. Pada implementasinya untuk jenis pajak koperasi dari pajak penghasilan pasal
23 ini akan dikenakan pada jenis koperasi simpan pinjam yang mana dalam
pelaksanaannya mendapatkan suatu bunga dari pinjaman yang diberikan.
3. Pajak Penghasilan Masa Pasal 25
Pajak koperasi disini merupakan suatu pajak atau kewajiban yang akan dibayarkan
setiap bulan sebagai bentuk kredit pajak koperasi. Namun untuk pajak penghasilan
yang satu ini hanya dapat dikenakan kepada badan usaha koperasi simpan pinjam yang
memiliki omzet dengan jumlah lebih dari Rp. 4,8 Milyar.
Jumlah yang akan dihitung untuk dibayarkan pada pajak penghasilan jenis ini
diperoleh dari perhitungan jumlah PPh Terutang Akhir Tahun atas pajak tahun
sebelumnya yang kemudian akan dibagi dengan 25. Hasil dari perhitungan itu yang
nantinya akan dipergunakan sebagai jumlah pembayaran pajak penghasilan masa pasal
25.
4. Pajak Penghasilan Pasal 29
Jenis pajak penghasilan selanjutnya yang termasuk kedalam pajak koperasi yang wajib
dibayarkan selanjutnya adalah pajak penghasilan pasal 29. Dalam pelaksanaanya pajak
ini sebenarnya harus dilaporkan oleh koperasi sebagai wajib pajak dalam kurun waktu
empat bulan setelah tahun pajak berakhir dan termasuk dalam Surat pemberitahuan
Tahunan atau juga biasa disebut dengan SPT PPh koperasi. Untuk proses
perhitungannya, pajak penghasilan pasal 29 ini dihitung dengan menyesuaikan dengan
banyaknya jumlah penghasilan yang didapat oleh koperasi secara keseluruhan.
5. Pajak Penghasilan Final
Selanjutnya untuk jenis pajak penghasilan final dapat dilakukan dalam tiap masa
pajak, dan dapat dibayarkan di tanggal 10 pada bulan selanjutnya terhitung setelah
berakhirnya masa pajak. Pajak ini memiliki sifat final yang akan dikenakan pada
koperasi dengan beberapa dasar dan subyek yang telah ditentukan yaitu :
1) Banyaknya jenis transaksi yang dilakukan seperti kegiatan sewa bangunan
ataupun sewa tanah.
2) Banyaknya jumlah transaksi jual beli saham yang dilakukan oleh koperasi sebagai
badan usaha terkait.
3) Banyaknya jumlah pemberian bunga deposito yang didapatkan oleh koperasi dan
lain sebagainya.
Pajak final akan berkaitan pula dengan jumlah penghasilan yang didapatkan oleh
koperasi, berikut ini beberapa jumlah penghasilan yang menjadi patokan:
 Penghasilan koperasi di bawah Rp. 4,8 Miliar. Oleh karenanya dalam hal ini jika
suatu koperasi memiliki penghasilan dibawah Rp. 4,8 Milyar di tahun pajak yang
sebelumnya akan secara otomatis terhitung nihil pada SPT Tahunan PPh koperasi.
5

Hal ini dikarenakan pajak final sudah dikenakan dan masuk kedalam perhitungan
PPh pasal 4 ayat 2 dengan jumlah sebesar 1 persen.
 Penghasilan koperasi di atas Rp. 4,8 Miliar. Untuk koperasi yang memiliki jumlah
penghasilan lebih dari Rp. 4,8 Miliar dari tahun pajak sebelumnya maka koperasi
memiliki kewajiban untuk menghitung jumlah Sisa Hasil Usaha atau SHU yang
mana hal ini sebagai implementasi dari pajak penghasilan Pasal 29. Dan untuk
banyaknya jumlah yang harus dibayarkan nantinya berdasarkan pasal 17 ayat 1
Pasal 31E pada nomor 7/1983/sttd tertera pada UU Nomor 36 Tahun 2008. Dan
lagi badan usaha koperasi terkait hendaklah melakukan perhitungan Pajak
penghasilan pasal 25 , PPh final atas SHU yang sebelumnya telah dikurangi
dengan PPh Pasal 29.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem keuangan koperasi adalah aktivitas pencarian dana dengan cara yang paling
menguntungkan dan aktivitas penggunaan dana dengan cara efektif dan efisien dengan
memperhatikan prinsip ekonomi dan prinsip-prinsip Koperasi. Tujuan adanya keuangan
koperasi adalah menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan informasi
yang bermanfaat bagi pengelola, anggota koperasi dan pengguna lainnya dalam
pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
https://proconsult.id/pajak/pajak-koperasi/
https://wiss.co.id/read-20-asal-modal-suatu-koperasi.html
https://dinkopukm.slemankab.go.id/wp-content/uploads/2018/07/Mengenal-Keuangan-Modal-
Koperasi.pdf

Anda mungkin juga menyukai