Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan 1

Dosen Pengampu:

Arinal Muna, SE, M.Si, Akt

Aditiya Maulana (117040123)

Iroh Rahmawati (117040)

3 E AKUNTANSI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karna atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya dapat menyelesaikan makalah tentang Analisis Laporan Keuangan. Adapun
makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan 1. Kami sebagai
penyusun makalah ini sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.

Semoga makalah Analisis laporan keuangan ini dapat memberikan informasi yang
berguna bagi pembaca serta bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua. Terima kasih kepada yang telah berperan dalam penulisan makalah
ini serta referensi dan sumber-sumber informasi yang kami peroleh.

Cirebon, September 2019

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3 Tujuan ............................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Analisis common size ....................................................................................
2.2 Analisis Trend................................................................................................
2.3 Analisis Duppont. ..........................................................................................
2.4 Analisis Eva ...................................................................................................
2.5 Kelemahan dan Kekurangan Berbagai Analisis Keuangan. ..........................

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Analisis common size.
2. Apa itu Analisis Trend.
3. Apa itu Analisis Duppont.
4. Apa yang dimaksud dengan Analisis Eva.
5. Apa saja Kelemahan dan kekurangan berbagai analisis keuangan.

1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui Analisis Common Size.
2. untuk mengetahui Analisis Trend.
3. untuk mengetahui Analisis Duppont.
4. untuk mengetahui Analisis Eva.
5. untuk mengetahui Kelemahan dan Kekurangan Berbagai Analisis Keuangan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Ukuran-Sama (Common Size)


Analisis Ukuran-sama (Common-size analysis) merupakan analisis persentase laporan
keuangan, yang membagi semua bagian dari laporan posisi keuangan dengan total aset dan
semua bagian laporan laba rugi dengan penjualan neto atau pendapatan. Evaluasi tingkat dan
tren dalam presentase laporan keuangan sepanjang waktu akan memberikan analisis
pandangan atas perbaikan mendasar atau penurunan dalam kondisi keungan dan kinerja
perusahaan. Analisis ini juga berguna untuk membandingkan perusahaan yang datanya
berbeda secara signifikan dari segi ukuran, karena setiap bagian dari laporan laba rugi
diletakan diatas dasar yang relative dan terstandarisasi.
A. Bagian-bagian laporan keuangan sebagai persentase total
Dalam analisis ukuran-sama, kita menyatakan berbagai komponen laporan posisi
keuangan sebagai presentase dari total aset perusahaan. Selain itu, hal ini dapat dilakukan
untuk laporan Laba-rugi, akan tetapi, kini bagian-bagian tersebut berhubungan dengan
penjualan neto margin neto dan bruto. Pernyataan setiap bagian laporan keuangan sebagai
persentase akan membantu analisis mendeteksi tren yang berekaitan dengan tingkat
kepentingan dari berbagai bagian ini sepanjang waktu. Sebagai gambaran, berikut ini
laporan keuangan dan laporan laba rugi ukuran-sama untuk R.B Harvey Electronic
Company dari tahun20X0 hingga 20X2.
Tabel I
R.B. Harvey Electronic
Laporan Posisi Keuangan
Periode 31 Desember

REGULER (dalam ribuan) UKURAN-SAMA(%)


ASET 20X0 20X1 20X2 20X0 20X1 20X2
Kas 2,507 11,310 19,648 1.0 3.8 5.1
Piutang usaha 70,360 85,147 118,415 29.3 28.9 30.9
Persediaan 77,380 91,378 118,563 32.2 31.0 31.1
Aset lancar lain-lain 6,316 6,082 5,891 2.6 2.1 1.5
Aset lancar 156,563 193,917 262,517 65.1 65.8 68.5
Aset tetap, neto 79,187 94,652 115,461 32.9 32.2 30.1
Aset jangka panjang lain-lain 4,695 5,899 5,491 2.0 2.0 1.4
Total aset 240,445 294,468 383,469 100 100 100
LIABILITAS DAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Utang usaha 35,661.0 37,460.0 62,725.0 14.8 12.7 16.4
Wesel Bayar 20,501.0 14,680.0 17,298.0 8.5 5.0 4.5
Liabilitas jk Pendek lain-lain 11,054.0 8,132.0 15,741.0 4.6 2.8 4.1
Liabilitas jk Pendek 67,216.0 60,272.0 95,764.0 27.9 20.5 25.0
Utang jangka panjang 888.0 1,276.0 4,005.0 0.4 0.4 1.0
Total Liabilitas 68,104.0 61,548.0 99,769.0 28.3 20.9 26.0
Saham biasa 12,650.0 20,750.0 24,150.0 5.3 7.0 6.3
Tambahan modal disetor 37,950.0 70,350.0 87,730.0 15.8 23.9 22.9
Saldo laba 121,741.0 141,820.0 171,820.0 50.6 48.2 44.8
Total ekuitas pemegang saham 172,341.0 232,920.0 211,649.0 71.7 79.1 74.0
Total Liabilitas dan ekuitas pemegang saham 240,445.0 294,468.0 383,469.0 100.0 100.0 100.0

Dari tabel tersebut kita dapat melihat selama tiga tahun, persentase dari aset lancar
meningkat, dan hal ini tampak nyata dalam kas. Selain itu kita dapat melihat bahwa piutang
usaha memperlihatkan peningkatan relative dari tahun 20X0 hingga 20X2. Bai sisi liabillitas
dan ekuitas di laporan posisi keuangan tersebut, total utang perusahaan menurun untuk
wesel bayar. Akan tetapi, besarama dengan besarnya peningkatan aset yang terjadi tahun
20X0 dan 20X2, rasio utang meningkat dari tahun 20X1 hingga 20X2.
Tabel II
Pada laporan laba rugi ukuran-sama yang diperlihatkan dalam tabel II menunjukan
margin laba bruto yang berfluktuasi dari tahun ke tahun. Margin laba bruto yang lebih baik
pada tahun 20x0, bersama dengan pengendalian yang relative lebih baik dalam hal biaya
penjualan, umum, dan administrasi, menyebabkan profitabilitas 20X2 meningkat tajam jika
dibandingkan tahun 20X0 dan 20X1.
B. Bagian-bagian laporan keuangan sebagai indeks relative
Analisis Presentase Laporan Keungan, yang menyatakan semua angka laporan laporan
posisi keuangan dan laporan laba rugi setahun sama dengan 100 (persen), dan laporan
keuangan berikutnya dalam persentase dari nilainya untuk tahun yang dianalisis. Contohnya
dapat kita lihat pada tabel III dibawah ini.

Tabel III

Dalam tabel tersebut memberikan gambaran yang hampir sama dengan laporan laba
rugi ukuran-sama yaitu, perilaku yang berfluktuasi. Peningkatan tajam dalam profitabilitas
perusahaan untuk tahun 20X0 ( labasebelum bunga dan pajak, serta laba setelah pajak) lebih
mudah dibedakan terutama ketika kita membandingkannya dengan perbaikan penjualan
yang lebih kecil persentasenya. Selain itu, laporan laba rugi yang diindekskan member kita
informasi mengenai dimensi perubahan absolute dalam hal laba serta biaya. Dengan laporan
ukuran-sama, kita tidak memiliki informasi mengenai bagaimana jumlah yang absolute
berubah sepanjang waktu.
2.2 Analisis Trend
Analisis trend merupakan suatu metode analisis statistik yang ditunjukan untuk
melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk dapat
melakukan peramalan dengan baik diperlukan informasi (data) yang cukup banyak dan
diamati dalam periode waktu yang relatif cukup panjang, sehingga hasil analisis tersebut
dapat mengetahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang
memengaruhi terhadap perubahan tersebut. Analisis Trend atas rasio memiliki arti yang
sama pentingnya dengan nilai absolute rasio tersebut karena tren memberikan petunjuk
mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan akan membaik atau memburuk. Untuk
melakukan analisis tren, kita hanyaperlu memetakan rasio-rasio yang selama ini diperoleh.
Seperti grafik dibawah ini menunjukan tingkat perputaran ekuitas biasa Allied yang terus
menurun sejak tahun sejak tahun 2002 meskipun rata-rata industry relative stabil. Rasio
lainnya juga dapat dianalisis dengan cara yang sama.
A. Grafik Roe

Tingkat pengembalian ekuitas biasa, 2001-


2005
Allied Food Product
20

15
ROE (%)

10 ROE
Standar Industri
5

0
1 2 3 4 5

2.3 Analisis Du Pont


AnalisiS Du Pont adalah rasio keuangan yang memecah atau menjabarkan Rasio
Return on asset (ROA) dan Return Equity (ROE) menjadi beberapa komponen penting.
ROA dan ROE dipakai dalam analisis Du Pont karena ROA menggambarkan seberapa besar
perusahaan untuk menghasilkan laba bersih menggunakan aset-aset. Kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan perputaran aset merupakan inti bisnis perusahaan karena
jika perusahaan memiliki aset besar tetapi tidak menghasilkan laba bersih, maka hal ini
dapat mengidentifikasikan bahwa perusahaan tidak memiliki kemampuan menghasilkan
profitabilitas atau keuntungan. Sedangkan ROE digunakan dalam analisis Du Pont, karena
ROE menggambarkan besarnya pengembalian yang di dapatkan pemegang saham, sehingga
dengan menjabarkan komponen perhitungan ROE, kita bisa mengetahui kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan memberi imbal hasil pada para pemegang
saham.
Rumus ROA dalam analisis Du Pont adalah sebagai berikut :

Rumus ROE secara umum sebagai berikut :

Dalam analisis rasio Du pont, ROE menjabarkan atau di breakdown lagi menjadi
beberapa komponen penting yang terdiri dari gabungan Rasio Leverage, Rasio Perputaran
Aset, Dan Margin Laba Bersih. Rumus nya adalah sebagai berikut :
Contoh perhitungan ROE perusahaan PT MAYORA INDAH Tbk yang berakhir 31
desember 2017 dari LK MYOR, didapatkan perhitungan ROE sebagai berikut :

Pada analisis Du Pont ROE selama 2 tahun, tampak bahwa PT MAYOR meningkat
dari 22,16% menjadi 22,18% peningkatan ROE MAYOR sangatlah tipis, atau dapat
dikatakan ROE MAYOR stabil. Agar ROE MAYOR tetap stabil, manajemen berusaha
meningkatkan Margin laba bersih melalui efesiensi biaya, dan mengurangi leverage. Hal ini
terlihat dari marginal laba bersih meningkat dari tahun 2016 ke 2017.

Disisi lain, manajemen menyadari bahwa perputaran aset perusahaan mengalami


penurunan dari 1,42 kali menjadi 1,40 kali, sehingga perusahaan harus meningkatkan margin
laba bersih, dengan cara menekankan biaya-biaya di laba rugi agar margin laba bersih
meningkat dan ROE juga bisa meningkat. Hal ini bisa mengidentifikasikan bahwa
manajemen mayor memang ingin mempertahankan tingkat ROE yang stabil.

Dari rasio tersebut mayor berhasil dalam mengelola biaya biaya nya, sehingga ROE
meningkat. Hal ini berarti mayor adalah perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas
yang baik dan stabil. Mayor juga berusaha menurunkan tingkat leverage dari 2,06 kali
menjadi 2,03 kali.

Metode yang dapat digunakan perusaahan untuk meningkat pengembalian atas hak kekayaan
atau ekuitas

1. Meningatkan penjualan tanpa suatu peningkatan yang tidak sebanding dalam biaya dan
beban pengeluaran.
2. Mengurangi hpp atau beban operasi.
3. Meningkatkan penjualan yang berhubungan dengan basis aktiva baik dengan
peningkatan penjualan aktiva perusahaan atau dengan mengurangi jumlah penanaman
modal aktiva perusahaan.
4. Meningkatkan pengguna hutang yang berhubungan dengan ekuitas, tetapi hanya untuk
tingkat yang tidak terlalu membahayakan posisi keuangan perusahaan.

2.4 Analisis EVA


Analisi EVA merupakan suatu alat analisis finansial untuk menilai profitabilitas yang
realistis dari operasi perusahaan dan EVA mempergunakan biaya modal dalam
perhitungannya. Selain itu EVA juga mempertimbangkan dengan adil harapan para
penyandang dana, melalui perhitungan biaya modal tertimbang dari struktur modal
perusahaan. Konsep EVA merupakan suatu konsep baru yang berangkat dari konsep lama
yaitu biaya modal (cost of capital). Konsep ini merupakan suatu konsep yang digunakan
untuk mengetahui berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebagai akibat dari
penggunaan dana untuk pembelian barang dan modal ataupun modal kerja.
Menurut Martin dan Keown (1993:299) faktor-faktor yang menentukan biaya modal adalah:
1. Keadaan- keadaan umum perekonomian
Faktor ini menentukan permintaan dan penawaran modal dalam perekonomian seperti
halnya tingkat inflasi, variabel perekonomian tercermin pada tingkat hasil bebas resiko.
Tingkat ini menggambarkan tingkat hasil atas suatu investasi bebas resiko seperti suku
bungan surat berharga jangka pendek.
2. Keadaan-keadaan pasar Jika para investor meningkatkan tingkat hasil minimumnya,
Ini akan menyebabkan biaya modal serempak meningkat. Jika surat berharga tldak
dipasarkan saat para investor ingin menjualnya atau bahkan jika permintaan yang
berkesinambungan untuk surat ini ada, namun harga berubah secara signifikan, investor
akan memerlukan tingkat hasil yang relatif lebih tinggi. Di lain pihak, biula suatu surat
berharga mudah dipasarkan dan harganya relatif stabil para investor akan menghendaki
tingkat hasil yang lebih rendah dan biaya modal perusahaan akan rendah.
3. Keputusan operasi dan pembiayaan perusahaan
Resiko atau tingkat perubahan hasil juga diakibatkan oleh keputusan-keputusan yang
diambil dalam perusahaan. Resiko yang diakibatkan oleh keputusan ini secara umum
dibagi menjadi dua jenis yaitu : Pertama, resiko keuangan adalah meningkatnya
variabilitas hasil untuk pemegang saham umum. Tingkat hasil minimum para investor
(dan juga biaya modal) akan bergerak dalam arah yang sama. Kedua, resiko bisnis adalah
tingkat variasi hasil dari aktiva-aktiva dan disebabkan oleh keputusan investasi
perusahaan itu.
4. Besarnya pembiayaan.
Bila keperluan pembiayaan suatu perusahaan membesar, bobot biaya modalnya akan
meningkat dengan berbagai alasan. Sebagai umpamanya, bila semakin banyak surat
berharga yang diterbitkan, biaya pendirian (floation cost) perusahaan akan mempengaruhi
prosentase biaya dari modal untuk perusahaan. Biaya modal merupakan konsep yang
dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan
,sebagai akibat penggunaan dananya.
A. Langkah-Langkah Pengukuran EVA
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mendapatkan ukuran EVA menurut
Widayanto (1994:223) adalah sebagai berikut :
1. Menghitung atau menaksir biaya modul utang (cost of debt)
Biaya utang (cost of debt) merupakan rate yang harus dibayar oleh perusahaan di
dalam pasar sekarang untuk mendapatkan utang jangka panjang yang baru. Yang
dimaksudkan disini adalah utang obligasi. Perhitungannya dapat dilakukan dengan
menghitung biaya utang sebelum pajak, dimana besarnya biaya modal adalah sama
dengan tingkat couponya, yaitu tingkat bunga yang dibayarkan untuk tiap lembar
obligasi. Perhitungan yang lain adalah dengan cara menghitung biaya utang setelah
pajak, dengan mengalikan suku bunga utang (1-t), dimana t adalah tarif pajak
perusahaan yang bersangkutan.
2. Menaksir biaya modal saham (cost of equity)
Perhitungan biaya modal (cost of equity) dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa pendekatan, antara lain CAPM yang melihat cost of equity sebagai
penjumlahan dari tingkat bunga tanpa resiko dan selisih tingkat pengembalian yang
diharapkan dari portofolio pasar dengan tingkat bungan tanpa resiko dikalikan dengan
resiko yang sistematis perusahaan (nilai beta perusahaan). Pendekatan deviden yang
melihat cost of equity sebagai nilai deviden per harga saham ditambah dengan
prosentase pertumbuhan dari deviden tersebut atau dengan pendekatan price earning
yang melihat cost of equity sebagai nilai dari laga per saham dibagi dengan harga
saham sekarang.
3. Menghitung struktur permodalan (dari neraca)
Modal atau capital merupakan jumlah dana yang tersedia bagi perusahaan untuk
membiayai perusahaannya yang merupakan penjumlahan dari total utang dan modal
Saham.
4. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital-
WACC)
WACC merupakan rata-rata tertimbang biaya utang dan modal sendiri,
menggambarkan tingkat pengembalian investasi minimum untuk mendapatkan tingkat
pengembalian yang diharapkan oleh investor . Dengan demikian perhitungannya akan
mencakup perhitungan masing-masing komponennya, yaitu biaya utang (cost of debt),
biaya modal saham (cost of equity), serta proporsi masing- masing di dalam struktur
modal perusahaan.
5. Menghitung EVA
Dilakukan dengan mengurangi laba operasional setelah pajak dengan biaya modal
yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Untuk melihat apakah dalam perusahaan telah
terjadi EVA atau tidak, dapat ditentukan dengan kriteria yang dikemukakan oleh
Widayanto(1994) sebagai berikut:
a. EVA > 0, maka telah tejadi nilai tambah ekonomis (NITAMI) dalam perusahaan,
sehingga semakin besar EVA yang dihasilkan maka harapan para penyandang dana
dapat terpenuhi dengan baik, yaitu mendapatkan pengembalian investasi yang sama
atau lebih dari yang diinvestasikan dan kreditur mendapatkan bungan. Keadaan ini
menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai (create value) bagi
pemilik modal sehingga menandakan bahwa kinerja keuangannya telah baik.
b. EVA < 0, maka menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah ekonomis
(NITAMI) bagi perusahaan, karena laba yang tersedia tidak bisa memenuhi harapan
para penyandang dana terutama pemegang saham yaitu tidak mendapatkan
pengembalian yang setimpal dengan investasi yang ditanamkan dan kreditur tetap
mendapatkan bungan. Sehingga dengan tidak ada nilai tambahnya mengindikasikan
kinerja keuangan perusahaan kurang baik.
c. EVA = 0, maka menunjukkan posisi impas karena semua laba yang telah digunakan
untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur dan pemegang
saham.
B. Kelebihan EVA
Menurut Mirza (1997:299) mengungkapkan kelebihan lain dari EVA adalah : EVA
memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan bebanbiaya modal
sebagai konsekuensi investasi. perhitungan Eva dapat dipergunakan secara mandiri tanpa
memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai
konsep penilaian dengan menggunakan analisis ratio. Konsep EVA adalah alat pengukur
karyawan perusahaan yang melihat segi ekonomis dalam pengukurannya yaitu dengan
memperhatikan harapan para penyandang dana secara adil, dimana derajat keadilan
dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan pedoman pada nilai
pasar dan bukan pada nilai buku.
Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus pada
karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA lebih, pada perusahaan yang
mempunyai struktur terdiri dari beberapa divisi suatu profit center, sehingga dapat dikatakan
bahwa EVA merupakan tolak ukur yang tepat untuk menjalankan Stakeholders Satisfaction
Concepts yaitu memperhatikan karyawan, pelanggan, dan pemodal. Pengaplikasian EVA
yang mudah menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran yang praktis, mudah
dihitung dan mudah digunakan, sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam
mempercepat pengambilan keputusan bisnis.
C. Kelemahan EVA
Kelemahan-kelemahan yang diungkapkan Mirza (1997:197-198) sebagai berikut :
1. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas
penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.
3 EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan
pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau
membeli saham tertentu, padahal faktor-faktor lain terkadang justruk lebih dominan.
4 Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA secara
akurat.
Walaupun terdapat beberapa kelemahan, EVA tetap berguna untuk dijadikan
acuan, mengingat EVA memberikan pertimbangan atas harapan investor terhadap investasi
mereka. Pengembalian dari suatu investasi, baru akan berarti apabila besarnya pengembalian
tersebut melebihi biaya modal yang dikeluarkan untuk mewujudkan investasi tersebut.
D. Manfaat EVA
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari EVA menurut Siddharta (1997:176-177) adalah
1. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian
manajemen sesuai dengan keputusan pemegang saham.
2. Dengan EVA para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang
saham yaitu memilih investasi yang memaksimalkan tingkat pengembalian dan
meminimalkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.
3. EVA membuat manajer memfokuskan perhatian pada kegiatan yang menciptakan nilai
dan mengevaluasi kinerja berdasar kriteria memaksimumkan nilai perusahaan.
4. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikansikan kegiatan atau praktek yang
memberikan pengembalian yang lebih tinggi dari pada biaya modal.
5. EVA akan menyebabkan perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijakan struktur
modal.
Metode EVA ini juga menyoalkan agar para manager bertindak dari titik pandang
pemilik perusahaan karena berdasarkan suatu penelitian tentang EVA oleh Kenneth Lehn
dan Anill K Makhija sebagai berikut (Lehn, Makhija, 1996 :34-38):
1. EVA berkorelasi positif dengan tingkat pengembalian investasi dalam saham.
Dengan demikian para pemegang saham akan memperoleh penghasilan yang lebih besar
bila EVA perusahaan milik mereka meningkat.
2. EVA berkorelasi negatif dengan tingkat perputaran pimpinan eksekutif perusahaan. Data-
data menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki EVA di bawah median
industri memiliki tingkat perputaran sebesar 19,3% sedangkan perusahaan-perusahaan
yang memiliki EVA diatas median industri hanya memiliki tingkat perputaran sebesar
9%, sehingga layaklah jika para pimpinan eksekutif perusahaan berlomba-lomba
meningkatkan EVA untuk menyelamatkan posisi mereka yang umumnya disertai
dengan gaji yang menggiurkan.
3. EVA membantu para manajemen puncak perusahaan untuk memfokuskan kegiatan usaha
mereka, yaitu memperoleh EVA setinggi mungkin agar para pemegang saham
mendapatkan penghasilan yang maksimal. Fokus ini sangat membantu mengurangi
konflik yang umum terjadi antara pihak manajemen dan pemilik perusahaan.
BAB III
PENUTUP

Analisis Ukuran-sama (Common-size analysis) merupakan analisis persentase laporan


keuangan, yang membagi semua bagian dari laporan posisi keuangan dengan total aset dan
semua bagian laporan laba rugi dengan penjualan neto atau pendapatan.
Analisis trend merupakan suatu metode analisis statistik yang ditunjukan untuk
melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk dapat melakukan
peramalan dengan baik diperlukan informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam
periode waktu yang relatif cukup panjang, sehingga hasil analisis tersebut dapat mengetahui
sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi terhadap
perubahan tersebut.
AnalisiS Du Pont adalah rasio keuangan yang memecah atau menjabarkan Rasio Return
on asset (ROA) dan Return Equity (ROE) menjadi beberapa komponen penting. ROA dan ROE
dipakai dalam analisis Du Pont karena ROA menggambarkan seberapa besar perusahaan untuk
menghasilkan laba bersih menggunakan aset-aset.
Analisi EVA merupakan suatu alat analisis finansial untuk menilai profitabilitas yang
realistis dari operasi perusahaan dan EVA mempergunakan biaya modal dalam perhitungannya.
Selain itu EVA juga mempertimbangkan dengan adil harapan para penyandang dana, melalui
perhitungan biaya modal tertimbang dari struktur modal perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/economic-value-added-eva-sebagai-konsep_28.html

Anda mungkin juga menyukai