UNIVERSITAS MULAWARMAN
Dosen Pengajar :
Hj. Nurita Affan, S.E.,M.M.,Ak.,CA
Disusun Oleh :
Universitas Mulawarman
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Akuntansi
2022/2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................4
LANDASAN TEORI................................................................................................................4
2.1 Rasio Likuiditas................................................................................................................4
Rasio Kas................................................................................................................ 4
Rasio Lancar........................................................................................................... 4
Rasio Cepat............................................................................................................. 4
2.2 Rasio Profitabilitas...........................................................................................................4
Rasio Pendapatan Operasional dengan Biaya Operasional (POBO)...................... 4
Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)...................4
Debt Service Ratio).................................................................................................4
Return On Equity Ratio...........................................................................................4
Employee Expenditure Ratio.................................................................................. 5
2.3 Rasio Aktivitas.................................................................................................................5
Rasio Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover Ratio)................................. 5
Return on Asset.......................................................................................................5
BAB III......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
3.1 Analisis Rasio Likuiditas..................................................................................................6
3.2 Analisis Rasio Profitabilitas.............................................................................................7
3.3 Analisis Rasio Keuangan Blu Aspek Pengembangan Dana.............................................9
3.4 Analisis Rasio Aktivitas...................................................................................................9
BAB IV....................................................................................................................................11
PENUTUP...............................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Ratio
Rasio Kas 310.64% 60.23% 103.29% 120.03%
Rasio Lancar 342.57% 71.16% 118.49% 132.90%
Rasio Cepat 328.21% 66.48% 109.77% 125.26%
Periode Penagihan Piutang
(Hari) 5.01 4.45 3.07 2.80
INTERPRETASI
Rasio kas cenderung tidak stabil dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017 cash ratio sebesar 310,64%,
namun pada tahun 2018 mengalami penurunan yang signifikan, dengan cash ratio hanya sebesar
60,23%. Penurunan rasio kas ini tidak dibarengi dengan penurunan liabilitas jangka pendek.
Kemudian pada tahun 2020 dan 2021, rasio kas meningkat sebesar 103,29% dan 120,03% yang
menunjukkan kelebihan likuiditas dalam membayar kewajiban jangka pendeknya
Rasio lancar pada tahun 2021 sebesar 132,90%. Artinya, untuk setiap kewajiban jangka pendek
sebesar Rp 1, dicadangkan oleh aktiva lancar sebesar Rp 132,90. Mirip dengan rasio kas, rasio
lancar menurun pada tahun 2018 dan meningkat pada tahun 2020 dan 2021
Rasio cepat pada tahun 2021 adalah 125,26%. Seperti rasio lancar dan rasio kas, rasio cepat
menurun pada tahun 2018 dan meningkat pada tahun 2020 dan 2021. Hal ini menunjukkan bahwa
aset likuid dalam aset lancar mampu melunasi liabilitas jangka pendek
Jangka waktu penagihan piutang tahun 2021 adalah 2,80 hari. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
Unmul dapat menerima pembayaran atas layanannya dengan cepat. Waktu
pengumpulan cenderung lebih cepat dari tahun ke tahun
Pobo Ratio Pendapatan Operasional Pendapatan Operasional Pendapatan Operasional Pendapatan Operasional
Biaya Operasional Biaya Operasional Biaya Operasional Biaya Operasional
= Rp393,889,800,561 Rp401,036,734,161 Rp561,844,587,844 Rp512,426,236,557
Rp426,352,771,825 Rp511,274,605,628 Rp412,506,521,923 Rp466,920,987,073
= 0.92 0.78 1.36 1.10
Bopo Ratio Biaya Operasional Biaya Operasional Biaya Operasional Biaya Operasional
Pendapatan Operasional Pendapatan Operasional Pendapatan Operasional Pendapatan Operasional
= Rp426,352,771,825 Rp511,274,605,628 Rp412,506,521,923 Rp466,920,987,073
Rp393,889,800,561 Rp401,036,734,161 Rp561,844,587,844 Rp512,426,236,557
= 1.08 1.27 0.73 0.91
Employee Expenditure
Ratio Biaya Karyawan Biaya Karyawan Biaya Karyawan Biaya Karyawan
Pendapatan Operasional Pendapatan Operasional Pendapatan Operasional Pendapatan Operasional
= Rp252,044,277,045 Rp310,039,789,036 Rp261,800,330,082 Rp268,139,980,851
Rp393,889,800,561 Rp401,036,734,161 Rp561,844,587,844 Rp512,426,236,557
= 63.99% 77.31% 46.60% 52.33%
INTERPRETASI
Rasio POBO pada tahun 2017-2020 mengalami tren peningkatan dengan nilai tertinggi pada tahun 2020 sebesar
1,36. Peningkatan rasio ini menunjukkan bahwa kinerja BLU semakin baik dalam memperoleh pendapatan
operasional, khususnya PNBP. Namun pada tahun 2021, rasio POBO akan menurun sebesar 0,26 menjadi 1,10
dari tahun 2020. Penurunan ini disebabkan adanya kenaikan beban usaha BLU pada tahun 2021 dan
menandakan kinerja BLU kurang baik dalam memperoleh pendapatan usaha khususnya PNBP. Rasio POBO
yang dihasilkan BLU tahun 2017-2021 sudah di atas 0,70 yang menandakan tingkat kemandirian BLU cukup
tinggi. BLU masih perlu mengintensifkan pendapatan layanan operasional dan mengoptimalkan pengelolaan
aset agar dapat menghasilkan pendapatan. Dapat juga disimpulkan bahwa BLU tidak terlalu membutuhkan
alokasi dana dari Rupiah Murni.
Tren Rasio BOPO tahun 2017-2020 mengalami penurunan. Namun kembali meningkat pada tahun 2021
menjadi 0,91 atau meningkat sebesar 0,18 dari tahun 2020. Hasil perhitungan rasio BLU masih di atas 1 dalam 2
tahun pertama, menunjukkan bahwa tingkat kemandirian dari BLU masih tinggi dan pengelolaan surplus
pendapatan di investasi berisiko rendah. Penurunan rasio dari tahun 2017-2021 menunjukkan bahwa manajemen
BLU mampu meningkatkan efisiensi dalam mengelola biaya operasional layanannya dan menunjukkan bahwa
BLU semakin efisien dalam melayani masyarakat. Namun, peningkatan rasio pada tahun 2021 justru
menunjukkan manajemen BLU tidak efisien dalam mengelola biaya operasional layanannya. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya beban operasional BLU di tahun 2021.
Rasio Iuran Jasa Satker BLU tahun 2017-2021 menunjukkan rasio minus pada 2 tahun pertama dan surplus
pada tahun berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan operasional BLU telah mampu menghasilkan
surplus dan kinerja operasional BLU dinilai mampu menghasilkan kinerja yang baik. Kondisi ini disebabkan
karena BLU memiliki beban usaha yang lebih besar dari pendapatan usaha sehingga terjadi defisit selama 2
tahun berturut- turut dan surplus pada 2 tahun berikutnya. Dikarenakan nilai rasio yang minus tersebut, maka
perlu bagi BLU untuk mengintensifkan pendapatan operasional dan mencari sumber non pendapatan
operasional agar pendapatan yang dihasilkan dapat menutup biaya operasional yang dikeluarkan, dan terbukti
dalam 2 tahun berikutnya BLU memiliki surplus selama 2 tahun berturut- turut Rasio Pengembalian Ekuitas
Satker BLU tahun 2021 minus 1,07%.
Nilai rasio ini menunjukkan bahwa kegiatan operasional satuan kerja BLU telah mampu menghasilkan surplus.
Hal ini menunjukkan bahwa manajemen mengelola kinerja BLU berdasarkan permodalan yang dimilikinya
dengan cukup baik. Kondisi ini relatif sama dengan tahun sebelumnya dimana rasio return on equity selalu plus,
namun pada 2 tahun pertama nilai rasionya minus, menandakan saat itu BLU belum mampu mengelola
permodalan dengan baik. Rasio ini berfluktuasi dari tahun 2017 ke tahun 2021. Rasio tersebut meningkat dari
tahun 2017 ke tahun 2020 kemudian menurun di tahun 2021. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan defisit
LO.
BLU perlu mengoptimalkan kinerja keuangan terutama dalam hal efisiensi pendapatan dan biaya operasional
Rasio belanja satker BLU pada tahun 2021 sebesar 52,33%. Nilai rasio ini menunjukkan bahwa 52,33 persen
dari pendapatan operasional BLU digunakan untuk membiayai belanja pegawai. Kondisi tersebut mengalami
penurunan sejak tahun 2017. Diketahui pendapatan operasional BLU cenderung meningkat hingga tahun 2021,
namun dibarengi dengan belanja pegawai yang juga meningkat BLU perlu melakukan efisiensi belanja pegawai
mengingat jumlah belanja pegawai yang selalu meningkat sejak tahun 2017, dengan mengkaji data penambahan
jumlah pegawai dan data kenaikan gaji
FIXED ASSETS
TURNOVER RATIO 0.100 0.074 - 0.127 0.114
FIXED ASSETS
RETURN RATIO (0.008) (0.021) - 0.034 0.010
ASSETS OPTIMIZATION
RATIO 0.0062% 0.0000% - 0.0000% 0.0004%
INTERPRETASI
PENUTUP