Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERHITUNGAN RETURN ON ASSET (ROA)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Analisis Laporan Keuangan Syariah

Dosen Pengampu :
Miftakhul Huda, SE.I., M.Sy.

Disusun Oleh Kelompok 6 :

1. Muchammad Bayu Ni’am (126406203219)


2. Muhammad Erlangga (126406203221)
3. A’lal Tohal Arobi (126406203210)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., atas segala
karunia-Nya sehingga penulisan makalah dapat terselesaikan. Shalawat serta salam
semoga senantiasa abadi tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya.
Sehubungan dengan selesainya penulisan makalah ini, maka penulis mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.

2. Bapak Dr. H. Dede Nurohman, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.

3. Ibu Hj. Amalia Nuril Hidayati, S.E., M.Sy. selaku Ketua Jurusan Manajemen
Keuangan Syariah FEBI UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.

4. Bapak Miftakhul Huda, SE.I., M.Sy selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis
Laporan Keuangan Syariah yang telah memberikan pengarahan dalam penulisan
makalah ini.
5. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikannya penulisan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan
dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan
teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku penulis.

Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya

Tulungagung, 02 April 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
A. Pengertian ROA ........................................................................................... 6
B. Fungsi dan Kegunaan ROA Untuk Efisiensi Perusahaan Keuangan ........... 8
C. Faktor Yang Mempengaruhi Return on Assets (ROA) ................................ 9
D. Standart ROA Menurut Bank Indonesia Dan Otoritas Jasa Keuangan ...... 11
E. Cara Menghitung ROA .............................................................................. 12
BAB III ................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................. 15
A. Kesimpulan ................................................................................................ 15
B. Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nilai perusahaan adalah salah satu tujuan dari perusahaan. Nilai


perusahaan memberikan gambaran mengenai keadaan umum perusahaan.
Analisis fundamental merupakan pendekatan yang sering digunakan dalam
memprediksi pergerakan harga saham sebuah perusahaan. Agar nilai
perusahaan dipandang baik oleh investor, suatu perusahaan harus
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan seperti
ROA.
Menurut Tandelilin (2010), ROA adalah suatu rasio yang
menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
semua aset (aktiva) yang dimilikinya untuk menghasilkan laba bersih setelah
pajak.
Return on Asset (ROA) atau tingkat pengembalian aset merupakan indikator
yang mengukur seberapa baik suatu perusahaan dalam memanfaatkan aset yang
dimilikinya untuk menghasilkan laba.
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dapat menjadi tolok
ukur kinerja perusahaan tersebut. Semakin tinggi profitabilitasnya, semakin
baik pula kinerja keuangan perusahaan. Rasio yang biasa digunakan untuk
mengukur kinerja profitabilitas atau rentabilitas adalah Return On Asset (ROA).
ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan income
dari pengelolaan aset yang dimiliki.
Bagus atau buruknya kinerja manajemen suatu perusahaan bisa diukur
dengan melihat ROA dan membandingkannya dengan perusahaan lain.
Biasanya penggunaan ROA berlaku untuk membandingkan perusahaan-
perusahaan berbeda namun menjalankan kegiatan bisnisnya di sub sektor yang
sama.
ROA ini juga erat hubungannya dengan Return on Investment (ROI)
atau imbal hasil investasi dari perusahaan. Hal ini dikarenakan sumber daya
terbesar dari perusahaan adalah aset yang dimilikinya.
Jadi pengukuran terhadap aset tersebut bisa dilihat dari kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba atau profit. Dalam kata lain, itulah hasil
dari investasi perusahaan.

B. Rumusan Masalah

a. Jelaskan Mengenai Pengertian Return on Asset!


b. Jelaskan Fungsi dan Kegunaan Return on Asset!
c. Jelaskan Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Return on Asset!
d. Jelaskan Mengenai Standart Return on Asset!
e. Jelaskan Cara Menghitung Return on Asset!
C. Tujuan Masalah

a. Untuk Mengetahui Pengertian Return on Asset


b. Untuk Mengetahui Fungsi dan Kegunaan Return on Asset
c. Untuk Mengetahui Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Return on Asset
d. Untuk Mengetahui Mengenai Standart Return on Asset
e. Untuk Mengetahui Cara Menghitung Return on Aseet
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ROA

Dalam sebuah bisnis ataupun usaha perlu mengetahui cara menghitung


return on assets yang berguna menghitung tingkat efisiensi perputaran uang
yang dipakai untuk membeli aset yang menjadi laba bersih. Return of assets
(ROA) menjadi sebuah tolak ukur akan untung yang bisa didapat dalam sebuah
bisnis.

Hal ini pun bisa dapat dihitung dari dalam rumus ROA. Dengan kita
mengetahui ROA pada sebuah perusahaan, kegiatan perjalanan operasional
yang berjalan bisa dibenahi untuk menambah mendapatkan kembalian
pengembalian investasi.

Seringkali pada sebuah perusahaan terlalu fokus akan margin


keuntungan tanpa mengkalkulasi ROA dengan benar. Padahal ROA sendiri
akan membantu untuk memperkirakan terhadap perkembangan serta
kemampuan pada perusahaan secara menyeluruh.

Kita perlu mengetahui uang yang harus diinvestasikan untuk bisa meraih
target pada penjualan serta margin keuntungannya. Ada seorang pakar bisnis
yang menilai ROA merupakan sebuah uang maupun asset yang mengarah pada
pembelian asset aktiva, modal, dan biaya investasi.

Menurut Prastowo dan Julianty (2008 : 91), Return On Assets adalah


“kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk memperoleh laba”.
Rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh
perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya. Rasio
ini dapat dibandingkan dengan rasio bunga bank yang berlaku.

Pengertian Return On Asset menurut Kasmir (2010:201) adalah: hasil


pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return On Investment
(ROI) atau Return On Total Asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga
merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola
investasinya.

Menurut Sawir (2005:18), adalah: Return On Assets (ROA) merupakan


rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA
suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi
penggunaan asset.

Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas.


Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering dilihat, karena dapat
menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. ROA
mampu mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan pada
masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Assets
atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh
dari modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan
menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup
perusahaan.

Pengukuran kinerja dengan Return On Asset menunjukkan kemampuan


dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk mengahasilkan
laba. ROA adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga berarti suatu ukuran
untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki
perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam keadaan
negatif (rugi) pula. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan secara keseluruhan aktiva belum menghasilkan laba.1

1
Zuliana Zulkarnaen, “PENGARUH DEBT TO ASSETS RATIO TERHADAP RETURN ON ASSET PADA
PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010 – 2015” , Jurnal Warta
Dharmawangsa, No. 56 April 2018
Menurut Brigham dan Houston (2010 : 148) mengatakan bahwa ROA
adalah “rasio laba bersih terhadap total aset mengukur pengembalian atas total
aset”. Menurut Fahmi (2012 : 98) pengertian return on assets yaitu: Return on
assets sering juga disebut sebagai return on investment, karena ROA ini melihat
sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan
pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan investasi
tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau
ditempatkan.

Menurut Hanafi dalam bukunya Manajemen Keuangan (2008 : 42)


pengertian ROA adalah “mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu”. Lukman Syamsuddin (2009,
halaman 53) mengemukakan bahwa “Return on Assets (ROA) merupakan
pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan
keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam
perusahaan”. Sedangkan menurut Riyanto (2009, halaman 336), yang
menyatakan bahwa “Return on assets adalah kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan
neto”.

B. Fungsi dan Kegunaan ROA Untuk Efisiensi Perusahaan Keuangan

1. Menentukan Profitabilitas serta Efisiensi ROA akan menunjukkan jumlah


uang yang dimiliki per aset. Sehingga, pada pengembalian nilai aset yang
lebih tinggi akan menunjukkan bahwa bisnis yang telah dijalani akan lebih
menguntungkan serta efisien.
2. Membandingkan Kinerja Antar Perusahaan Perlu dicatat bahwa
pengembalian aset tidak boleh dibandingkan pada seluruh industri.
Perusahaan di dalam industri yang berbeda sangat bervariasi pada
penggunaan aset mereka. Misalnya, seperti beberapa industri yang
mungkin memerlukan pabrik, properti, serta peralatan yang mahal untuk
dapat menghasilkan pendapatan yang dibandingkan dengan perusahaan
pada industri lain. Maka para perusahaan tersebut secara alami dapat
melaporkan pengembalian pada aset yang lebih rendah apabila
dibandingkan dengan perusahaan yang tidak banyak membutuhkan aset
untuk dapat beroperasi. Sehingga dalam pengembalian aset hanya bisa
digunakan untuk membandingkan dengan perusahaan pada sebuah industri
yang sama.
3. Menentukan Intensif Aset Perusahaan, ROA dapat digunakan untuk
mengukur seberapa intensif aset perusahaan. Dengan semakin rendahnya
pengembalian aset, semakin intensif aset perusahaan. Sebagai contoh
perusahaan padat aset adalah perusahaan penerbangan.Dengan semakin
tinggi pengembalian aset, semakin sedikit pula intensif aset perusahaan.
Contohnya dari perusahaan aset-ringan yaitu perusahaan perangkat lunak.
Sebagai bentuk aturan umum, pengembalian pada aset dibawah 5% yang
dianggap sebagai bisnis intensif aset sementara pengembalian aset diatas
20% yang dianggap sebagai sebuah bisnis yang ringan aset.
4. ROA berfungsi mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan yang
berkaitan dengan efisiensi proses produksi maupun penjualan.
5. Sebagai patokan untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas pada
setiap divisi dalam perusahaan. Jadi, ROA dapat menjadi bahan evaluasi
untuk meningkatkan produktivitas serta kinerja tiap divisi.
6. Mengukur tingkat profatibilitas untuk setiap produk yang diproduksi oleh
perusahaan. Jika tingkat profatibilitas menurun, perusahaan dapat
mengetahui penyebabnya dan melakukan evaluasi.
7. Alat untuk menentukan posisi antar perusahaan pada sektor industri yang
sama dalam menghasilkan laba bersih dan cara memanfaatkan aset yang
dimiliki.
8. ROA dapat membantu manajemen dalam hal pengambilan keputusan untuk
mengembangkan bisnis. Semakin tinggi tingkat ROA, semakin tinggi
potensi perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Return on Assets (ROA)


Faktor yang mempengaruhi Return On Asset perusahaan diantaranya
adalah Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt To Equity
Ratio (DER), Debt Ratio (DR), Net Profit Margin (NPM), pertumbuhan
penjualan dan u&uran perusahaan.

Kasmir memiliki pendapat bahwa ROA memiliki hal utama yang bisa
mempengaruhi ROA, yaitu margin laba bersih serta perputaran total aktiva
karena bila ROA rendah bisa juga dikarenakan oleh rendahnya pada margin
laba yang pada akhirnya mengakibatkan rendahnya margin laba bersih yang
serta diakibatkan karena minimnya perputaran total aktiva.

Munawir juga berpendapat bahwa pada besaran ROA juga dipengaruhi


dengan dua faktor. Pertama, terdapat tingkat perputaran aktiva yang
dimanfaatkan dari sebuah untung operasi. Kedua, keuntungan pada margin yang
besarnya dicatat pada presentase serta jumlah penjualan bersih. Profit margin
tersebut akan mengukur tingkat keuntungan yang didapat oleh perusahaan yang
kemudian dihubungkan dengan tingkat penjualan.2

Sementara profitabilitas merupakan sebuah rasio yang bisa menilai


kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba, maka ROA menjadi salah
satu rasio profitabilitas tersebut. Berikut ini faktor lain yang mempengaruhi
ROA, yaitu:

1. Perputaran Kas (Cash Turnover)


Tingkat efisiensi yang didapat dari pihak perusahaan pada usaha hal
mendayagunakan suatu persedian kas yang berguna dalam menerapkan tujuan
perusahaan diketahui dengan menghitung tingkat perputaran kas. Kasmir juga
menjelaskan dalam rasio perputaran kas maupun cash turnover ini berfungsi
untuk mengukur pada tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang
dibutuhkan dalam membayar suatu tagihan serta membiayai proses penjualan

2
Gramedia Blog, “Pengertian Return on Assets (ROA), Rumus, Fungsi, Manfaat, serta Contoh
Perhitungannya” https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-return-on-assets-
roa/#:~:text=ROA%20dapat%20digunakan%20untuk%20mengukur,sedikit%20pula%20intensif%2
0aset%20perusahaan. diakses pada tanggal 01 April 2023 pukul 22.35 Wib.
sebuah perusahaan. Secara mudahnya, rasio ini dimanfaatkan untuk bisa
mengukur tingkat ketersediaan kas sehingga dapat membayar tagihan utang
dan juga biaya lainya yang berhubungan pada penjualan.

2. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Untuk mengukur pada tingkat keberhasilan kebijakan penjualan


kredit dalam sebuah perusahaan, maka bentuk perusahaan tersebut dapat
melihat tingkat perputaran piutangnya. Sawir memaparkan bahwa
Receivable Turnover dapat dipakai untuk menghitung berapa lama suatu
penagihan piutang pada kurun waktu satu periode maupun berapa kali dana
yang mampu ditanam pada dalam piutang tersebut sehingga berputar kurun
waktu satu tahun.

Tinggi maupun rendahnya sebuah perputaran piutang tersebut


bergantung pada besar maupun kecilnya modal yang diinvestasikan dalam
piutang. Perputaran modal yang cepat menandakan kembali pada modal
yang kembali dengan cepat.

3. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)


Persediaan merupakan sebuah unsur dari sebuah aktiva lancar yang
tergolong unsur aktif pada sebuah kegiatan perusahaan yang didapatkan
secara berkelanjutan, diubah lalu dijual pada konsumen. Dibutuhkan dengan
adanya perputaran persediaan yang baik untuk bisa mempercepat
pengembalian kas dengan penjualan.

Kasmir juga menjelaskan, dalam sebuah perputaran persediaan yang


dimanfaatkan mengenali berapa banyaknya uang telah disetorkan pada
persediaan yang berputar pada jangka waktu satu tahun. Pada dasarnya,
perputaran persediaan akan memperlancar maupun memudahkan operasi
perusahaan yang perlu dilakukan berturut-turut untuk bisa menciptakan
barang serta menyalurkannya kembali kepada para pelanggan.

D. Standart ROA Menurut Bank Indonesia Dan Otoritas Jasa Keuangan


Rasio Return on Assets ini berguna untuk mengukur seberapa
efisiensinya suatu perusahaan untuk dapat mengubah uang yang digunakan
untuk membeli aset menjadi laba bersih. Rasio yang lebih tinggi menunjukan
bahwa perusahaan tersebut lebih efektif dalam mengelola asetnya untuk
menghasilkan jumlah laba bersih yang lebih besar. ROA akan sangat
bermanfaat apabila dibandingkan dengan perusahaan yang bergerak di industri
yang sama, karena industri yang berbeda akan menggunakan aset yang berbeda
dalam menjalankan operasionalnya. Misalnya, perusahaan pertambangan harus
menggunakan peralatan yang besar dan mahal, sementara perusahaan perangkat
lunak (software house) hanya mengunakan komputer dan server dalam
menjalankan bisnisnya.
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011, standar
terbaik Return On Assets (ROA) adalah lebih dari 1,5%. Artinya jika suatu
perusahaan memiliki nilai ROA di bawah 1,5% dapat di pastikan bahwa tingkat
keuntungan yang di capai akan semakin kecil dan semakin buruk posisi
perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Sebaliknya, jika nilai ROA
lebih dari 1,5%, maka dapat dipastikan bahwa tingkat keuntungan yang dicapai
akan semakin besar dan semakin baik posisi perusahaan tersebut dilihat dari
segi penggunaan asset.3

E. Cara Menghitung ROA

Berikut merupakan formasi dalam menghitung ROA berdasarkan


Surat Edaran Bank Indonesia NO. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 :

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐴 = Total Aset

1) Untuk perhitungan laba atau rugi sebelum pajak menggunakan perhitungan


yang disetahunkan. Sebagai contoh untuk posisi laporan bulan Maret maka

3
Rani Kurniasari, “Analisis Return On Assets (ROA) dan Return On Equity Terhadap Rasio
Permodalan (Capital Adequacy Ratio) Pada PT Bank Sinarmas Tbk”, Jurnal Moneter, Vol. IV No. 2,
hlm. 151
cara perhitungannya adalah sebagai berikut: (laba atau rugi sebelum pajak
per posisi Maret/3) x 12.
2) Laba atau rugi sebelum pajak per posisi bulan pelaporan dihitung
berdasarkan jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban sebelum dikurangi
taksiran pajak penghasilan.
3) Untuk perhitungan total aset menggunakan rata-rata aset sepanjang tahun.
Sebagai contoh untuk posisi laporan bulan Maret maka cara
perhitungannya adalah sebagai berikut: (Penjumlahan total aset dari Januari
s.d. Maret)/3.4

Contoh Soal ROA :

Berdasarkan laporan keuangan per tanggal 31-12-2018, Laba bersih atau


Net Income PT. Suka Maju adalah Rp. 1,847 triliun sedangkan Total
Asetnya ialah sebanyak Rp. 57,434 triliun.

Berapakah jumlah ROA atau Return on Assets (Tingkat pengembalian aset)


PT. Waskita Karya Persero Tbk ?

Jawab :

ROA = 3,21%

4
https://www.ojk.go.id/id/regulasi/otoritas-jasa-
keuangan/rancanganregulasi/Documents/RSEOJK%20TKS%20PP_Lampiran%203.pdf ,
diakses pada hari jum’at, pukul 19.00 WIB
Maka ROA PT. Suka Maju dengan kode emiten WSKT ini ialah sebesar
3,21%.
BAB III
PENUTUP
F. Kesimpulan

Berdasarkan proses analisis pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya,


maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam
analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering dilihat, karena dapat
menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan
pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan
datang.
2. Menentukan Profitabilitas serta Efisiensi ROA akan menunjukkan jumlah
uang yang dimiliki per aset. Sehingga, pada pengembalian nilai aset yang
lebih tinggi akan menunjukkan bahwa bisnis yang telah dijalani akan lebih
menguntungkan serta efisien.
3. Faktor yang mempengaruhi Return On Asset perusahaan diantaranya adalah
Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt To Equity Ratio
(DER), Debt Ratio (DR), Net Profit Margin (NPM), pertumbuhan penjualan
dan u&uran perusahaan.
4. Standar terbaik Return On Assets (ROA) adalah lebih dari 1,5%. Artinya
jika suatu perusahaan memiliki nilai ROA di bawah 1,5% dapat di pastikan
bahwa tingkat keuntungan yang di capai akan semakin kecil dan semakin
buruk posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Sebaliknya,
jika nilai ROA lebih dari 1,5%, maka dapat dipastikan bahwa tingkat
keuntungan yang dicapai akan semakin besar.

A. Saran

Dari uraian di atas diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan

mengenai penjelasan tentang Return of Asset. Adapun saran yang dapat penulis

berikan adalah perlu adanya literasi lebih lanjut dari sumber terpercaya agar
pembaca dapat memahami materi yang telah kami sampaikan lebih mendalam dan

lebih jauh tentang Return of Asset. Serta perlu adanya bahan yang dipelajari agar

dalam memahami pembahasan tentang Return of Asset mempunyai rujukan yang

tepat dan sesuai.


DAFTAR PUSTAKA

Kurniasari, R. (2017). Return On Assets (ROA) dan Return On Equity Terhadap


Rasio Permodalan (Capital Adequacy Ratio) Pada PT Bank Sinarmas Tbk.
Jurnal Moneter, 151.
Zulkarnaen, Z. (2018). PENGARUH DEBT TO ASSETS RATIO TERHADAP
RETURN ON ASSET PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010 – 2015 . Jurnal Warta
Dharmawangsa.
Wijaya, Rafi. 2021. Pengertian Return on Assets (ROA), Rumus, Fungsi, Manfaat,
serta Contoh Perhitungannya. Gramedia Blog. Diakses pada 01 April
2023 melalui https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-return-on-
assetsroa/#:~:text=ROA%20dapat%20digunakan%20untuk%20mengukur,
sedikit%20pula%20intensif%20aset%20perusahaan
Nama : A’lal Tohal Arobi

NIM : 126406203210

Kelas : MKS 6E

Revisi

Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang


digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan total yang dimilikinya. Berdasarkan ketentuan
Bank Indonesia, maka standar ROA yang baik adalah sekitar 1,5%. Semakin besar
ROA menunjukkan kinerja perusahaan. semakin baik, karena return semakin besar.

Perhitungan ROA terdiri dari :

1. Menghitung Earning Before Tax (EBT) laba perusahaan (bank) sebelum


dikurangi pajak.

2. Menghitung keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh bank yang terdiri dari aktiva
lancar dan aktiva tetap.

Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐴 = Total Aset

Tujuan analisis profitabilitas sebuah bank adalah untuk mengukur tingkat


efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Kinerja
keuangan perusahaan dari sisi manajemen, mengharapkan laba bersih sebelum
pajak (earning before tax) yang tinggi karena semakin tinggi laba perusahaan
semakin flexible perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan.
Sehingga EBT perusahaan akan meningkat bila kinerja keuangan perusahaan
meningkat. Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional
sebelum pajak. Sedangkan rata-rata total aset merupakan rata-rata volume usaha
atau aktiva.

Ukuran sebuah perusahaan bank biasanya diukur dengan menggunakan


total aktiva, penjualan atau modal. Bank yang memiliki total aktiva besar
menunjukkan baha bank tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam
tahap ini arus kas pada perusahaan sudah positif dan dianggap sudah memilikin
prospek yang baik dalam jangka waktu yang relative lama, selain itu juga
mencerminkan bahwa bank relative stabil dan lebih mampu menghasilkan laba
dibandingkan bank yang memiliki total asset yang kecil.5

ROA dapat digunakan untuk mengukur seberapa intensif aset perusahaan.


Dengan semakin rendahnya pengembalian aset, semakin intensif aset perusahaan.
Sebagai contoh perusahaan padat aset adalah perusahaan penerbangan.Dengan
semakin tinggi pengembalian aset, semakin sedikit pula intensif aset perusahaan.
Contohnya dari perusahaan aset-ringan yaitu perusahaan perangkat lunak. Sebagai
bentuk aturan umum, pengembalian pada aset dibawah 5% yang dianggap sebagai
bisnis intensif aset sementara pengembalian aset diatas 20% yang dianggap sebagai
sebuah bisnis yang ringan aset.

Profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen


berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank dapat bersumber dari
berbagai kinerja profitabilitas yang ditunjukkan beberapa indikator. Rasio
profitabilitas yang penting bagi bank adalah Return On Asset (ROA). ROA penting
bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA
merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total asset. Semakin besar ROA
menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat kembalian (return)

5
Nur Khamisah, ddk., “Pengaruh Non Performing Loan (NPL), BOPO dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Return On Asset (ROA) Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI)”, Jurnal Technobiz, Vol 3, No. 2, Hal 20
semakin besar. Rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi ROA adalah CAR, NPF,
BOPO, dan FDR.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, mengindikasikan adanya research


gap dari keempat variabel independen yang mempengaruhi ROA perusahaan,
keempat variabel tersebut adalah Capital Adequacy Ratio (CAR) mencerminkan
modal sendiri perusahaan. Semakin besar CAR maka semakin besar ROA, karena
dengan modal yang besar, manajemen bank sangat leluasa dalam menempatkan
dananya kedalam aktivitas investasi yang menguntungkan. Dalam penelitian
Mabruroh (2004) menunjukkan tidak adanya pengaruh yang negatif signifikan
antara CAR terhadap ROA. Hasil penelitian Mabruroh (2004) bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Gelos (2006) dan Astohar (2009) yang
menunjukkan adanya pengaruh yang positif signifikan antara CAR dengan ROA.
Dengan adanya research gap dari penelitian Mabruroh(2004), Gelos (2006) dan
Astohar (2009), maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pengaruh kecukupan
modal bank terhadap ROA.

Variabel kedua adalah Non Performing Financing (NPF). Semakin tinggi


NPF, maka semakin kecil ROA karena pendapatan laba perusahaan kecil. Dalam
penelitian Mabruroh (2004) menunjukkan bahwa NPF berpengaruh positif
signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian Mabruroh (2004) bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Heriyanto dan Bayu Edhi (2009) yang menunjukkan
adanya pengaruh yang negatif signifikan antara NPF terhadap ROA. Dengan
adanya research gap dari penelitian Mabruroh (2004), Heriyanto dan Bayu Edhi
(2009), maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pengaruh NPF terhadap ROA.

Variabel ketiga adalah Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)


yang merupakan perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan
operasional. Semakin besar BOPO maka semakin kecil ROA bank, karena laba
yang diperoleh bank kecil. Dalam penelitian Bactiar Usman (2003) menunjukkan
adanya pengaruh positif signifikan antara BOPO terhadap ROA. Hasil penelitian
Bactiar Usman (2003) bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Heriyanto dan Bayu Edhi (2009) yang menunjukkan adanya pengaruh yang negatif
signifikan antara BOPO terhadap ROA. Dengan adanya research gap dari penelitian
Bahtiar Usman (2003), Heriyanto dan Bayu Edhi (2009) maka perlu dilakukan
penelitian lanjutan.

Variabel keempat adalah Financing to Deposit Ratio (FDR). Semakin tinggi


FDR maka semakin tinggi dana yang disalurkan ke dana pihak ketiga. Dengan
penyaluran dana pihak ketiga yang besar maka semakin besar ROA bank. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Gelos (2006) dan Astohar (2009)
menunjukkanadanya pengaruh positif signifikan antara FDR terhadap ROA. Hasil
penelitian Gelos (2006) dan Astohar (2009) bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Bactiar Usman (2003) yang menunjukkan adanya pengaruh negatif
signifikan antara FDR dengan ROA. Dengan adanya research gap dari penelitian
Gelos (2006), Astohar (2009), dan Bactiar Usman (2003), maka perlu dilakukan
penelitian lanjutan pengaruh FDR terhadap ROA.6

6
Lyla Rahma Adyani dan Joko Samudro, “Analisis-Analisis yang Mempengaruhi Profitabilitas
(ROA)”, Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan, Vol 7, No. 11, Hal 4-5

Anda mungkin juga menyukai