Anda di halaman 1dari 22

TUGAS

Cash Flow Patterns as a Proxy for Firm Life Cycle Pada Perusahaan Go
Public BEI

NAMA KELOMPOK:

Kudus Tambunan (190521124)


Yuma Amalia (190521130)
Winaya Novrizka (190521133)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan YME atas segala rahmat
dan karunia-NYA pada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas yang
berjudul “Cash Flow Patterns as a Proxy for Firm Life Cycle pada
perusahaan go public BEI” Tugas ini ditulis untuk memenuhi mata pelajaran
seminar manajemen keuangan.

Penulis menyadari bahwa tugas ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim dalam
kelompok. Semoga tugas ini dapat memberikan sumbangsih bagi pembaca dan
pendidikan yang selalu menghadapi tantangan seiring dengan tuntutan zaman.

Medan, 06 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1.............................................................................................Latar Belakang
1.2........................................................................................Rumusan Masalah
1.3..........................................................................................................Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1Siklus Hidup Perusahaan.............................................................................
2.2 Manfaat Laporan Arus Kas.........................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi mengenai posisi
keuangan dan hasil operasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan. Informasi
ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, baik
oleh manajemen perusahaan maupun pihak ekstern. Keputusan yang berdasarkan
laporan keuangan dapat berupa keputusan investasi, pemberian pinjaman, maupun
manajemen dalam pengelolaan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas operasinya. Keputusan yang diambil tersebut haruslah tepat karena
akan berpengaruh besar pada perusahaan itu sendiri dan lingkungan ekonomi,
serta agar tidak terjadi kesenjangan diantara keduanya. Berkaitan dengan hal di
atas maka perusahaan harus menyajikan laporan keuangan secara lengkap dan
menggambarkan keberadaan perusahaan yang sebenarnya, akan tetapi laporan
keuangan yang disusun dan disajikan harus dapat dipertanggungjawabkan
keakuratannya oleh manajemen perusahaan. Laporan keuangan yang lengkap
menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang disahkan pada tanggal 15 Desember
2009 terdiri dari, laporan posisi keuangan pada akhir periode (neraca), laporan
laba rugi komprehensif selama periode, laporan perubahan ekuitas selama periode,
laporan arus kas selama periode, catatan atas laporan keuangan yang berisi
ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain, dan laporan
posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebija1 Buletin Ilmiah Keuangan dan Perbankan Volume 6 –
No.1, Mei 2013: 1-22 kan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos
dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan sangat diperlukan untuk
mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu, untuk
mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya dan untuk menilai
kinerja keuangan dari suatu perusahaan. Maka dari itu diperlukan analisa agar
terlihat kelemahan-kelemahan perusahaan serta hasil yang dianggap baik,
kemudian hasil analisa tersebut digunakan untuk membuat perbaikan penyusunan
rencana yang akan dilakukan untuk masa yang akan datang. Adapun rasio yang
digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan yang berupa analisis rasio
arus kas terdiri dari rasio-rasio sebagai berikut: Rasio Arus Kas Operasi (AKO)
digunakan untuk menghitung kemampuan arus kas operasi dalam membayar
kewajiban lancar. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD) digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna membayar
komitmenkomitmennya. Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) digunakan
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang
yang telah ada. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar
berdasarkan arus kas operasi bersih. Rasio Pengeluaran Modal (PM) digunakan
untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang yang ada.
Rasio Total Hutang (TH) menunjukkan jangka waktu pembayaran hutang oleh
perusahaan dengan asumsi semua arus kas operasi digunakan untuk membayar
hutang. Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB) berguna untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas dimasa mendatang. PT
Indofood Sukses Makmur Tbk, merupakan produsen berbagai jenis makanan dan
minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada
tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma yang pada
tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya
hingga Australia, Asia, dan Eropa. Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk,
laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK 2 (Revisi 2009) dengan
menggunakan metode langsung dimana penerimaan dan pengeluaran kas dan
setara kas diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para pemakai
laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor, kreditor maupun pihak-
pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar untuk menilai kinerja
perusahaan. Hasil kinerja perusahaan sangat berguna bagi pihak yang
berkepentingan dalam pengambilan keputusan, dan berguna untuk bahan evaluasi
dan perbaikan kebijakan perusahaan untuk masa yang akan datang. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menilai kinerja keuangan perusahaan
berdasarkan informasi arus kas dalam bentuk rasio.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, penulis memfokuskan pembahasan mengenai:

1. Bagaimana perkembangan siklus hidup perusahaan PT.Indofood?

2. Apakah manfaat Arus kas terhadap siklus hidup perusahaan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan siklus hidup perusahaan
PT.Indofood
2. Untuk mengetahui manfaat arus kas terhadap siklus hidup perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Siklus Hidup Perusahaan


Teori siklus hidup perusahaan berasal dari literatur ilmu organisasi.
Penrose (1959) memberikan teori umum tentang pertumbuhan perusahaan dan
berpendapat bahwa pertumbuhan perusahaan tergantung pada sumber daya dan
peluang produktif mereka. Siklus hidup perusahaan merupakan perkembangan
perusahaan yang ditandai dengan adanya tahapan-tahapan yang dilalui oleh setiap
perusahaan. Siklus hidup perusahaan dimulai dari tahap pendirian menuju tahap
pendewasaan, hingga perusahaan berada di tahap dimana perusahaan mengalami
penurunan. Menurut Damodaran (2011: 511) model siklus hidup perusahaan dapat
terbagi kedalam empat tahapan diantaranya tahap pengenalan, tahap pertumbuhan,
tahap kematangan atau tahap pendewasaan dan tahap penurunan. Fama dan
French (2001) membagi tahapan daur hidup menjadi dua yakni strong growth
(tahapan growth) dan lowgrowth (tahapan mature). Setiap perusahaan memiliki
tahapan dalam perkembangan atau evolusi, sama halnya dengan siklus hidup
produk (Schori dan Garee: 1998). Pada saat start-up perusahaan digambarkan
seperti anak kecil yang baru belajar berjalan.Pada tahapan growth, perusahaan
digambarkan seperti anak remaja yang belum dewasa. Pada tahap mature,
perusahaan digambarkan seperti orang dewasa. Tahapan terakhir dari siklus hidup
perusahaan adalah tahap decline. Pada tahap ini perusahaan digambarkan sebagai
orang yang lanjut usia.
Cost of Equity Capital
Cost of Equity Capital Menurut Riyanti (1996), biaya modal ekuitas
merupakan bagian yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memberi
kepuasan kepada investornya pada tingkat risiko tertentu. Biaya modal ekuitas
merupakan tingkat hasil minimum yang harus dicapai oleh perusahaan atas dana
yang telah diinvestasikan dalam suatu proyek yang bersumber dari modal sendiri
agar saham perusahaan di pasar saham tidak mengalami perubahan. Biaya modal
ekuitas berkaitan dengan risiko investasi. Efek yang lebih beresiko harus memiliki
tingkat pengembalian yang diharapkan lebih tinggi seperti yang diestimasikan
oleh investor dengan margin pengembalian efek kurang beresiko di dalam pasar
yang di dominasi oleh investor yang menghindari risiko. Semakin tinggi tingkat
risiko atau efek, pengembalian yang diharapkan juga harus makin tinggi untuk
menarik investor agar membeli (memiliki) efek tersebut. Biaya modal ekuitas
merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan investor terhadap investasi
yang telah ditanamkannya pada perusahaan. Konsep biaya modal ini dimaksudkan
untuk dapat menentukan besarnya biaya riil yang harus ditanggung oleh
perusahaan untuk memperoleh dana dari sumber atau penggunaan modal dari
masing-masing sumber dana, untuk kemudian menentukan biaya modal rata-rata
(average cost of capital) dari keseluruhan dana yang digunakan oleh perusahaan
tersebut.
Manajemen Laba dan Cost of Equity Capital
Manajemen laba akan meningkatkan risiko perusahaan jika tindakan
tersebut dilakukan bertujuan untuk menutupi kinerja perusahaan yang tidak baik.
Manajemen laba dilakukan semata-mata untuk mempengaruhi persepsi investor
atas risiko perusahaan (Stowoly dan Breton, 2000). Risiko tersebut dapat dibagi
kedalam dua komponen, yaitu risiko yang dihubungkan dengan variasi imbal hasil
yang diukur dengan laba per lembar saham (earning per share) dan risiko yang
dihubungkan dengan struktur keuangan perusahaan yang diukur dengan debt
equity ratio, sehingga tujuan manajemen adalah untuk memperbaiki ukuran kedua
risiko tersebut. Semakin tinggi tingkat manajemen laba menunjukkan semakin
tinggi risiko imbal hasil saham dan konsekuensinya investor akan menaikkan rate
biaya modal ekuitas. Dechow et al. (1996) menyatakan bahwa tindakan manajer
melakukan manajemen laba merupakan sinyal yang buruk dimasa depan, karena
pasar bereaksi secara negatif yang artinya manajemen laba ditanggapi buruk oleh
pelaku pasar sehingga menurunkan likuiditas dan harga saham yang akan
berdampak terhadap meningkatnya cost of equity capital. Manajemen laba yang
dilakukan oleh manajemen meyebabkan informasi yang disajikan oleh perusahaan
untuk stakeholder-nya menjadi tidak akurat dan terciptanya ketimpangan
informasi sehingga risiko informasi meningkat. Risiko informasi yang tinggi
menunjukkan informasi yang disajikan perusahaan bersifat bias dan tidak
mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya, sehingga risiko investasi
juga akan meningkat. Hasil penelitian Francis et al. (2004, 2005) dan Utami
(2005) menunjukkan bahwa manajemen laba mempunyai pengaruh positif
terhadap biaya modal ekuitas. Semakin besar praktik manajemen laba yang
dilakukan oleh perusahaan maka semakin besar biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan.Namun berdasarkan penelitian Purwaningtias dan Surifah (2015),
Purwanto (2013) dan Andriani (2013) menunjukkan bahwa manajemen laba tidak
berpengaruh signifikan terhadap biaya modal ekuitas

2.2 Manfaat Arus kas terhadap siklus hidup perusahaan


Laporan keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi mengenai
posisi keuangan dan hasil operasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan.
Informasi ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan, baik oleh manajemen perusahaan maupun pihak ekstern. Keputusan
yang berdasarkan laporan keuangan dapat berupa keputusan investasi, pemberian
pinjaman, maupun manajemen dalam pengelolaan perusa haan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasinya. Ada beberapa pengertian
laporan keuangan menurut pendapat para ahli. Menurut Munawir (2004: 2),
“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan” sedangkan Kieso et.al. (2011: 5) menyebutkan bahwa
“Financial statements are the principal means through which a company
communicates its financial informastion to those outside it.” Menurut Harahap
(2007:105), laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan,
hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan
dalam periode tertentu. Sedangkan definisi laporan keuangan menurut PSAK No.
1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan paragraf 9 (IAI, 2009: 01.5)
adalah Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas.” Menurut Harahap (2007:243) laporan arus
kas adalah suatu laporan yang bertujuan untuk memberikan informasi yang
relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu. Sedangkan laporan arus kas menurut
Kieso (2002:372) adalah Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas,
pembayaran kas, dan perubahan bersih kas dari kegiatan operasi, investasi, serta
pembiayaan perusahaan selama suatu periode, dalam bentuk yang dapat
merekonsiliasi saldo kas awal dan akhir. Kas adalah uang tunai yang paling likuid
sehingga pos ini biasanya ditempatkan pada urutan teratas dari aset. Yang
termasuk dalam kas adalah seluruh alat pembayaran yang dapat digunakan dengan
segera seperti uang kertas, uang logam, dan saldo rekening giro di bank. Kas
dapat dikatakan merupakan satu-satunya pos yang paling penting dalam neraca.
Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian kita, kas terlihat secara
langsung atau tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Hal ini sesuai
dengan sifat-sifat kas yaitu :
1) Kas terlalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan.
2) Kas merupakan harta yang siap dan mudah untuk digunakan dalam
transaksi serta ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan
beragam tanpa tanda pemilik.
3) Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus dijaga
sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak terlalu
sedikit/kurang.
Setara kas adalah investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek, dan yang
dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko
perubahan nilai yang signifikan. Pada umumnya, hanya investasi dengan masa
jatuh tempo tiga bulan atau kurang yang memenuhi syarat sebagai setara kas.
Deposito yang jatuh temponya kurang atau sama dengan tiga bulan dan tidak
diperpanjang terus-menerus (rollover) dapat dikategorikan sebagai setara kas.
Menurut Munawir (2004:242) Kas adalah jumlah uang tunai yang ada di
perusahaan dan rekening giro simpanan-simpanan di bank yang pengambilannya
tidak dibatasi baik dalam waktu maupun jumlahnya, dan investasi jangka pendek
yang secara formal disebut kas dan setara kas. Menurut Soemarso (2004:365)
yang dimaksud dengan kas adalah sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan)
yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban
pada nilai nominalnya. Termasuk sebagai kas adalah rekening giro di bank dan
uang kas yang ada di perusahaan. Diterima pada nilai nominal sewaktu diuangkan
merupakan petunjuk untuk menentukan apakah suatu surat berharga dapat
dianggap sebagai kas”.
Manajemen Laba, Siklus Hidup Perusahaan dan Cost of Equity Capital
Scott (2000) menyatakan bahwa pada tahap start-up, manajemen
melakukan pengenalan kepada pihak eksternal (publik). Aliran arus kas yang
dimiliki perusahaan pada tahap ini cenderung masih rendah sehingga perusahaan
melakukan praktik manajemen laba. Faktor lain yang menjadi faktor bagi
perusahaan untuk melakukan praktik manajemen laba adalah struktur
pengendalian yang relatif rendah. Struktur pengendalian yang rendah dikarenakan
pada tahap ini perusahaan belum memiliki sumber daya yang profesional dan
belum ahli. Perusahaan yang berada pada tahap pertumbuhan mempunyai sistem
pengendalian yang relatif rendah dan lemah, sehingga kesempatan manajemen
untuk melakukan praktik manajemen laba semakin besar. Praktik manajemen laba
yang dilakukan oleh manajemen pada tahap ini disebabkan karena perusahaan
masih berada pada tahap harus meningkatkan pertumbuhan penjualan dan
mempertahankan nilai pasar sahamnya. Perusahaan cenderung melakukan
manajemen laba lebih tinggi dengan menaikkan laba pada tahun berjalan agar
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin meningkat karena pada tahap ini
kondisi keuangan perusahaan cenderung masih belum stabil (Hastuti, 2011).
Perusahaan yang berada pada tahap dewasa memiliki umur atau keberadaan yang
lebih lama di pasar sehingga diikuti oleh analis dan investor, serta di ketahui oleh
masyarakat. Perusahaan tahap dewasa mempunyai lebih sedikit ketimpangan
informasi dan kurang berisiko. Studi sebelumnya (Gebhardt et al. 2001)
menunjukkan bahwa kematangan perusahaan terkait dengan penurunan risiko
sistematis. Perusahaan yang berada pada tahap dewasa memiliki sistem
pengendalian yang relatif ketat dan canggih dibandingkan dengan tahap
pertumbuhan, sehingga kesempatan manajemen untuk melakukan manajemen
laba jadi lebih rendah dibandingkan dengan tahap pertumbuhan.
2.2 Manfaat Arus kas terhadap siklus hidup perusahaan
Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi
historis mengenai perubahan kas dari suatu perusahaan, dengan mengklasi
fikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama
periode tertentu. Dengan demikian, tujuan utama laporan arus kas adalah untuk
memberikan kepada para pengguna informasi tentang mengapa posisi kas
perusahaan berubah selama periode tertentu. Laporan arus kas ini akan sangat
berguna untuk menentukan kebijakankebijakan perusahaan dalam menja lankan
kegiatan operasinya. Sedangkan bagi pihak ekstern akan berguna sebagai salah
satu alternatif analisa dalam pengalokasian modal mereka. Peman tauan dalam
penggunaan dana khususnya arus kas perusahaan semakin menjadi perhatian
utama para manajer dan para kreditor. Hal tersebut dimaksudkan agar perusahaan
tetap terjaga tingkat likui ditasnya. Kinerja keuangan dapat dikatakan sebagai
hasil yang dicapai oleh perusahaan atas berbagai aktivitas yang dilakukan dalam
mendayagunakan sumber keuangan yang tersedia. Kinerja keuangan dapat dilihat
dari análisis laporan keuangan atau análisis rasio keuangan. Menurut Habib
(2008 : 91) bahwa Kinerja keuangan diukur dengan banyak indikator, salah
satunya adalah análisis rasio keuangan. Untuk melakukan análisis rasio keuangan
tersebut diperlukan perhitungan rasio rasio keuangan yang mencerminkan aspek
aspek tertentu. Rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan dua atau
lebih data keuangan. Munawir (2004:31) menyatakan bahwa tujuan dari
pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah mengetahui tingkat likuiditas,
mengetahui tingkat solvabilitas, mengetahui tingkat renta bilitas, mengetahui
tingkat stabilitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja
keuangan memberikan penilaian atas pengelolaan aset perusahaan oleh
manajemen dan manajemen perusahaan dituntut untuk melakukan evaluasi dan
tindakan perbaikan atas kinerja keuangan perusahaan yang tidak sehat. Menurut
Darsono dan Ashari (2005), alat analisis rasio laporan arus kas yang diperlukan
untuk menilai kinerja keuangan perusahaan antara lain:
1) Rasio Arus Kas Operasi (AKO) Rasio Arus Kas Operasi menghitung
kemampuan arus kas operasi dalam membayar kewajiban lancar. Rasio ini
diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan kewajiban lancar. AKO=
Jumlah Arus KasOperasi Kewajiban Lancar Rasio arus kas operasi berada
dibawah 1 yang berarti terdapat kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar
kewajiban lancar, tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain
2) Rasio Cakupan Arus Dana (CAD) Rasio ini digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna membayar
komitmenkomitmennya (bunga, pajak, dan dividen preferen). CAD=EBIT
/(Bunga+Hutang Pajak+Deviden Preferen) Rasio yang besar menunjukkan bahwa
kemampuan yang lebih baik dari laba sebelum pajak dalam menutup
komitmenkomitmen yang jatuh tempo dalam satu tahun.
3) Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) Rasio ini digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusa haan dalam membayar bunga atas hutang yang
telah ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi tambah pembayaran
bunga dan pembayaran pajak dibagi pembayaran bunga. CKB=( Arus
KasOperasi+Bunga+Pajak)/(Bunga) Dengan rasio yang besar menunjukkan
bahwa arus kas operasi mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam menutup
biaya bunga sehingga kemung kinan perusahaan tidak mampu membayar bunga
sangat kecil.
4) Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas
operasi bersih. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi ditambah dividen kas
dibagi dengan hutang lancar. CKHL=(Arus KasOperasi+Deviden Kas)/(Hutang
Lancar) Rasio yang rendah menunjukkan kemampuan yang rendah dari arus kas
operasi dalam menutup hutang lancar.
5) Rasio Pengeluaran Modal (PM) Rasio ini digunakan untuk mengu kur modal
tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang yang ada. Rasio ini diperoleh
dengan arus kas operasi dibagi dengan pengeluaran modal. PM= Arus KasOperasi
Pengeluaran Modal Rasio yang tinggi menunjukkan kemampuan yang tinggi dari
arus kas dalam membiayai pengeluaran modal.
6) Rasio Total Hutang (TH) Rasio ini diperoleh dari arus kas operasi dibagi
dengan total hutang. dengan rasio ini bisa diketahui berapa lama perusahaan akan
mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari
aktivitas operasi. TH= Arus KasOperasi Total Hutang Rasio yang cukup rendah
menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang kurang baik dalam
membayar semua kewajibannya dari arus kas yang berasal dari aktivitas normal
operasi perusahaan.
7) Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB) Rasio ini berguna untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas dimasa mendatang.
Dalam analisis laporan arus kas ini objek penelitian yang digunakan
adalah laporan arus kas PT. Indofood Sukses Makmur selama jangka waktu 5
(lima) tahun yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Berikut ini adalah
laporan arus kas PT. Indofood Sukses Makmur dalam kurun waktu selama 5
(lima) tahun yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. PT Indofood Sukses
Makmur Tbk, merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang
bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh
Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994
menjadi Indofood. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga
Australia, Asia, dan Eropa. Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, laporan arus
kas disajikan sesuai dengan PSAK 2 (Revisi 2009) dengan menggunakan metode
langsung dimana penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas diklasifikasikan
sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Informasi yang disajikan
dalam laporan arus kas berguna bagi para pemakai laporan keuangan, baik bagi
pihak manajemen, investor, kreditor maupun pihak-pihak yang berkepentingan
lainnya, sebagai dasar untuk menilai kinerja perusahaan
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa laporan arus kas PT. Indofood
Sukses Makmur, Tbk menyajikan penerimaan dan pembayaran dari kas yang
diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang
disajikan dengan metode langsung. Selama 5 (lima) tahun berturut turut saldo kas
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk mengalami surplus serta pening-katan yang
signifikan khususnya pada tahun 2010. Pada tahun 2007 – 2009 saldo kas akhir
tahun berada pada kisaran yang sama, namun terjadi peningkatan lebih dari 100%
pada tahun 2010 dan 2011. Pada tahun 2007 kas dari aktivitas operasi berjumlah
3.891.831 dan naik sebesesar 29% pada tahun 2008 menjadi 5.031.968. pada
tahun 2009 jumlah kas operasi adalah sebesar 5.748.000 atau naik sebesar 14%
dari tahun 2008. Kenaikan yang tinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 72%
atau sebesar 9.908.502 dan jika dibandingkan dengan tahun 2011 menurun
sebesar 37% menjadi 7.239.637. Analisis Rasio Arus Kas PT. Indofood Sukses
Makmur, Tbk Rasio Arus Kas Operasi (AKO) Rasio ini digunakan untuk
menghitung kecukupan arus kas operasi dalam membayar kewajiban jangka
pendek, untuk mencari rasio arus kas operasi dapat dihitung melalui rumus berikut
: AKO= Jumlah Arus KasOperasi Kewajiban Lancar Jika rasio arus kas operasi
berada dibawah 1 berarti terdapat kemungkinan perusahaan tidak mampu
membayar kewajiban lancarnya, tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain.
Dari hasil perhitungan pada terlihat bahwa rasio arus kas operasi cendrung
fluktuatif, untuk tahun 2007 persentase dari rasio arus kas operasi adalah sebesar
0,20 yang berarti untuk setiap seratus rupiah kewajiban lancar dijamin dengan
20,0 rupiah arus kas operasi. Pada tahun 2008 terjadi penurunan sebesar 3%
menjadi 0,17 yang berarti kemampuan perusahaan dalam membayar setiap seratus
rupiah kewajiban lancarnya melalui arus kas operasi turun menjadi 17,0 rupiah,
dan rasio ini merupakan rasio terkecil sepanjang lima tahun tersebut. Pada tahun
2009 rasio arus kas operasi mengalami peningkatan dari tahun 2008 sebesar 7%
menjadi 0,24 yang berarti terjadi peningkatan kemampuan perusahaan dalam
membayar setiap seratus rupiah kewajiban lancarnya menjadi 24,0 rupiah.
Kemudian pada tahun 2010 rasio arus kas operasi meningkat tajam menjadi 0,71
atau naik sebesar 50% dari tahun 2009, hal ini dikarenakan tingginya arus kas
operasi pada tahun tersebut dan dibarengi dengan menurunnya jumlah kewajiban
lancar, sehingga setiap seratus rupiah kewajiban lancar mampu dijamin oleh arus
kas operasi sebesar 71,0 rupiah. Dan pada tahun 2011 rasio arus kas operasi
kembali mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar 32% menjadi 0,39,
sehingga setiap seratus rupiah kewajiban lancar perusahaan hanya mampu dijamin
oleh 39,0 rupiah arus kas operasi. Dari data PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
tahun 2007 sampai dengan 2011 rasio arus kas operasi cendrung fluktuatif, dan
rasio tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,71. Namun walaupun
terjadi peningkatan rasio pada tahun 2010, nilai rasio yang dihasilkan selama lima
tahun tersebut kurang dari 1 (satu) sehingga kemungkinan besar perusahaan tidak
mampu membayar kewajiban lancarnya melalui arus kas dari aktivitas operasi
saja. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD) Rasio ini menunjukkan bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna membayar komitmen-
komitmennya (bunga, pajak dan dividen preferen). Rasio ini diperoleh dari :
CAD= EBIT Bunga+Hutang Pajak+Deviden Preferen Rasio yang besar
menunjukkan bahwa kemampuan yang lebih baik dari laba sebelum pajak dalam
menutup komitmen-komitmen yang jatuh tempo dalam satu tahun. Berikut penulis
lampirkan hasil perhitungan rasio

Dar
i hasil perhitungan pada tabel 3 di atas terlihat bahwa rasio cakupan arus dana
untuk tahun 2007 adalah sebesar 1,65 yang berarti bahwa kemampuan laba dalam
menutup komitmen-komitmen yang akan jatuh tempo adalah 1 kali, atau jumlah
laba pada tahun 2007 hanya mampu menutupi satu kali jumlah komitmen
komitmen yang akan jatuh tempo pada tahun tersebut. Sedangkan untuk tahun
2008 rasio cakupan arus dana adalah sebesar 1,57 yang berarti laba tahun 2008
juga hanya mampu menutupi satu kali jumlah komitmen komitmen yang akan
jatuh tempo pada tahun tersebut. Pada tahun 2009 terjadi sedikit kenaikan yaitu
sebesar 0,28% menjadi 1,85 dimana laba mampu menutupi hampir dua kali lipat
dari komitmen komitmen yang akan jatuh tempo pada tahun tersebut. Pada tahun
2010 rasio cakupan arus dana naik sebesar 1,45% dari tahun 2009 menjadi 3,30
hal ini terjadi karena meningkatnya laba operasi perusahaan serta turunnya jumlah
pembayaran bunga, sehingga kemampuan perusahaan dalam membayar komitmen
komitmen yang akan jatuh tempo pada tahun 2010 melalui laba perusahaan
meningkat menjadi 3 kali lipat. Dan pada tahun 2011 kembali mengalami
peningkatan sebesar 1,61% menjadi 4,91 sehingga laba perusahaan mampu
menutupi hampir lima kali dari jumlah komitmen komitmen yang akan jatuh
tempo, dan hal ini juga karena tingginya kenaikan laba dan tingginya penurunan
jumlah pembayaran bunga. Dari 5 tahun berturut turut (2007 – 2011) terlihat
bahwa terjadi perbaikan dan peningkatan rasio cakupan dana khususnya pada
tahun 2010 dan tahun 2011, yang berarti laba sebelum pajak PT. Indofood Sukses
Makmur mengalami peningkatan yang cukup baik dan dibarengi dengan tingginya
jumlah penurunan pembayaran bunga. Namun, dari nilai nilai rasio yang
dihasilkan pada tahun 2007 – 2009 masih cukup rendah dan mengalami sedikit
perbaikan pada tahun 2010 dan tahun 2011.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Hasil analisa arus kas periode tahun 2007 – 2011, dengan menggunakan
rasio arus kas operasi menunjukkan rasio yang rendah yaitu 0,20 - 0,17 -
0,24 – 0,71 dan 0,39 dan tidak ada yang melebihi dari 1 sehingga
disimpulkan kemungkinan PT. Indofood Sukses Makmur tidak mampu
membayar kewajiban lancarnya melalui arus kas dari aktivitas operasi
saja.
2) Kemampuan laba sebelum pajak dalam menutup komitmenkomitmen
perusahaan yang akan jatuh tempo periode tahun 2007 – 2011 masing-
masingnya adalah sebagai berikut : 1 kali, 1 kali, 1 kali, 3 kali dan 4 kali.
Dari rasio rasio yang dihasilkan pada tahun 2007 – 2009 masih cukup
rendah dan mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2010 dan tahun
2011.
3) Kemampuan arus kas operasi dalam menutup biaya bunga perusahaan
periode tahun 2007 – 2011 masing masingnya sebagai berikut : 5 kali, 4
kali, 3 kali, dan tahun 2010 dan 2011 masing masingnya 8 kali. Rasio
diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada tahun 2010 dan 2011
yang berarti kemampuan arus kas operasi dalam menutup biaya bunga
perusahaan mengalami peningkatan khususnya pada tahun tahun terakhir
yaitu tahun 2010 dan tahun.
4) Kemampuan arus kas operasi dalam membayar hutang lancar perusahaan
periode tahun 2007 – 2011 masing masingnya sebagai berikut : 0,20 – 0,17
– 0,24 – 0,71 dan 0,39 sehingga terlihat bahwa kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang lancarnya melalui arus kas dari aktivitas operasi
sangat kecil dan kemungkinan perusahaan akan mengalami kesulitan
dalam menutupi hutang lancarnya.
5) Rasio Pengeluaran Modal untuk tahun 2007 – 2011 adalah 2,23 - 1,15 -
0,91 – 2,72 dan 1,71 yang berarti kemampuan perusahaan dalam
membiayai pengeluaran modalnya dari arus kas aktivitas operasi sangat
rendah sehingga diperlukan alternatif pembiayaan dari sumber lainnya.
6) Total hutang perusahaan yang dijamin dengan arus kas operasi bersih
adalah sebesar 14% pada tahun 2007 sedangkan untuk tahun 2008 – 2011
masing-masingnya sebesar 10%, 11%, 31% dan 23%. perusahaan
memiliki kemampuan yang rendah dalam membayar total hutangnya
melalui arus kas operasi bersih perusahaan, sehingga perusahaan harus
memiliki sumber arus kas selain arus kas normal perusahaan untuk
menutupi total hutangnya
DAFTAR PUSTAKA
Caecilia Antari Pratista dan Drs.YB Sigit Hutomo, M.BAcc.Akt. 2012.
“Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas Melalui
Pengungkapan Corporate Social And Environmental Responsibility
Sebagai Variabel Intervening”.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Câmara, A., San-Lin, C., Yaw-Huei, W. 2009.
“Option implied cost of equity and its properties”. Journal Futures
Markets. Vol 29 (7) : 599-629.
Dickinson, V. 2007. “Cash flow patterns as a proxy for firm life cycle”.
Accounting Review. Vol 86 (6) : 1964-1994.

Anda mungkin juga menyukai