Penyusun:
Dewanti Koeskadiasih 133413918731
Tri Wahyuning S.W 133413918737
Yanis Puspitarini 133413918789
B. TUJUAN PENULISAN
Mengetahui Return On Aseet (ROA).
Mengetahui kelebihan dan kelemahan Return On Aseet (ROA).
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan meliputi bagian dari
proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang
dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas/laporan arus dana),
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama dari
laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari
unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan
dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen
perusahaan. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan,
membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis
yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna
bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan dan menilai keuangan. Seandainya nilai
uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan
akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi
mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan informasi ini harus
faktual dan dapat diukur secara objektif.
Analisa laporan keuangan adalah proses penafsiran laporan keuangan yang
dikomunikasikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan
informasi mengenai informasi mengenai posisi keuangan dan keberhasilan yang dicapai
perusahaan guna untuk keperluan kegiatan pengambilan kesimpulan terhadap laporan
keuangan. (Handoko, 2004 ;112).
Kemudian Syamsudin (2004 ; 37) mengatakan analisa laporan keuangan perusahaan
pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan
perusahaan dimasa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa depan.
Return on Asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total
aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva)
dikeluarkan dari analisis.
ROA = (Laba rugi bersih setelah pajak tahun berjalan / Total aktiva) disetahunkan
Reurn On Assets (ROA) yang positif menunjukan bahwa dari total aktiva yang
dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan.
Sebaliknya jika ROA negatif menunjukan toal aktiva yang dipergunakan tidak memberikan
keuntungan/rugi.
Return On Assets merupakan bagian dari analisis rasio profitabilitas. Return On
Asset merupakan rasio antara laba bersih yang berbanding terbalik dengan keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan laba. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih yang
diperoleh perusahaan diukur dari nilai aktivanya.
Return On Asset merupakan rasio antar laba bersih yang berbanding terbalik dengan
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. Rasio ini menunjukan berapa besar laba
bersih yang diperoleh perusahaan diukur dari nilai aktivanya. Analisis Return On Assets
atau sering diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai rentabilitas ekonomi mengukur
perkembangan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian
diproyeksikan ke masa mendatang untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan
laba pada masa-masa mendatang
Beberapa ahli mendefinisakan Retutn On Asset sebagai berikut : Menurut Munawir
(2010: 89) Retutrn On Asset adalah sama dengan Return On Investmen dalam analisa
keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan
yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisis ini sudah merupakan teknik analisa
yang lazim di gunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan.
Return On Asset (ROA) menurut Kasmir (2012: 201) adalah rasio yang menunjukan
hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA
memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan
efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
Menurut Harahap (2010: 305) Return On Assets (ROA) menggambarkan perputaran
aktiva diukur dari penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin baik dan hal ini berarti
bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.
ROA atau (Return On Assets) Riyanto (2010: 335) Rasio ini merupakan
perbandingan antara laba bersih dengan total aset. Rasio ini menunjukkan berapa besar laba
bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai asetnya. Menurut Harahap (2010:305),
semakin besar rasionya semakin bagus karena perusahaan dianggap mampu dalam
menggunakan aset yang dimilikinya secara efektif untuk menghasilkan laba.
Menurut Fahmi (2012: 98) Return on asset sering juga disebut sebagai return on
investment, karena ROA ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu
memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan investasi
tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan.
Rasio ROA ini sering dipakai manajemen untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan dan menilai kinerja operasional dalam memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki perusahaan, disamping perlu mempertimbangkan masalah pembiayaan terhadap
aktiva tersebut. Nilai ROA yang semakin mendekati 1, berarti semakin baik profitabilitas
perusahaan karena setiap aktiva yang ada dapat menghasilkan laba. Dengan kata lain
semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan
laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai
seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan.
Dari definisi-definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Return on Asset
merupakan rasio imbalan aktiva dipakai untuk mengevaluasi apakah manajemen telah
mendapat imbalan yang memadai (reasobable return) dari asset yang dikuasainya. Dalam
perhitungan rasio ini, hasil biasanya didefinisakan sebagai sebagai laba bersih (Operating
income). Rasio ini merupakan ukuran yang berfaedah jika seseorang ingin mengevaluasi
seberapa baik perusahaan telah memakai dananya, tanpa memperhatikan besarnya relatif
sumber dana tersebut. Return On Asset sering kali dipakai oleh manajemen puncak untuk
mengevaluasi unit-unit bisnis di dalam suatu perusahaan multidivisional.
Return On Asset (ROA) adalah dimana rasio ini merupakan perbandingan antara
pendapatan bersih (net income) dengan rata-rata aktiva (average asset). Menurut Toto
Prihadi (2008: 68) Return On Asset yaitu (ROA, laba atas asset) mengukur tingkat laba
terhadap asset yang digunakan dalam menghasilkan laba tersebut, dimana persentase rasio
ini dinyatakan oleh rumus sebagai berikut :
Keterangan :
Net Profit After Tax = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Asset = Total Aktiva
INGAT !!
RUMUS :
Keterangan :
Net Profit After Tax = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Asset = Total Aktiva
BAB III
KESIMPULAN
A. Return on Asset merupakan rasio imbalan aktiva dipakai untuk mengevaluasi apakah
manajemen telah mendapat imbalan yang memadai (reasobable return) dari asset yang
dikuasainya.
B. Kelebihan Return On Assets (ROA) adalah 1. sebagai alat kontrol dan berguna untuk
keperluan perencanaan, 2. sebagai alat mengukur profitabilitas, 3. paling prinsip
berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produksi dan efisiensi
penjualan.
C. Kelemahan ROA (Return On Asset) adalah 1.Kesukarannya dalam membandingkan
rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain, 2. dapat dipakai untuk
membandingkan antara dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang
memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA