Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

RETURN ON ASSET (ROA)

Penyusun:
Dewanti Koeskadiasih 133413918731
Tri Wahyuning S.W 133413918737
Yanis Puspitarini 133413918789

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan


Dibimbing oleh Bapak Drs Syamsul Bahri,M Si

UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG


FAKULTAS EKONOMI
PROGAM STUDI AKUNTANSI
NOVEMBER 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan gambaran
tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta perubahan dalam posisi keuangan suatu
perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan kesimpulan dari pencatatan transaksi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan adalah media yang paling penting untuk
menilai kondisi ekonomi dan prestasi manajemen. Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK
memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun estimasi akuntansi yang
dapat digunakan. Wardhani (2008) menyatakan fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku
manajer dalam melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan.
Posisi keuangan perusahaan ditunjukkan dalam laporan neraca, dalam laporan neraca kita dapat
mengetahui kekayaan atau assets perusahaan yang dimiliki (sisi aktiva), dan dari sisi pasiva dapat
kita ketahui darimana dana-dana untuk membiayai aktiva tersebut (dari modal sendiri atau hutang),
sedangkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dapat kita lihat dari laporan laba rugi
perusahaan.
Analisis terhadap laporan keuangan sebenarnya banyak sekali, namun pada penelitian ini
penulis menggunakan analisis Return On Asset (ROA) yaitu salah satu bentuk dari rasio
profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan
mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.
Dalam analisis laporan keuangan, rasio Return On Asset (ROA) paling sering disoroti,
karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA mampu
mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian
diproyeksikan di masa yang akan datang. Assets atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan
harta perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah
perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup
perusahaan.
RUMUSAN MASALAH
 Apakah Return On Aseet (ROA)?
 Apakah kelebihan dan kelemahan Return On Aseet (ROA)?

B. TUJUAN PENULISAN
 Mengetahui Return On Aseet (ROA).
 Mengetahui kelebihan dan kelemahan Return On Aseet (ROA).
BAB II
PEMBAHASAN

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan meliputi bagian dari
proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang
dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas/laporan arus dana),
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama dari
laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari
unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan
dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen
perusahaan. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan,
membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis
yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna
bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan dan menilai keuangan. Seandainya nilai
uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan
akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi
mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan informasi ini harus
faktual dan dapat diukur secara objektif.
Analisa laporan keuangan adalah proses penafsiran laporan keuangan yang
dikomunikasikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan
informasi mengenai informasi mengenai posisi keuangan dan keberhasilan yang dicapai
perusahaan guna untuk keperluan kegiatan pengambilan kesimpulan terhadap laporan
keuangan. (Handoko, 2004 ;112).
Kemudian Syamsudin (2004 ; 37) mengatakan analisa laporan keuangan perusahaan
pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan
perusahaan dimasa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa depan.
Return on Asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total
aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva)
dikeluarkan dari analisis.
ROA = (Laba rugi bersih setelah pajak tahun berjalan / Total aktiva) disetahunkan
Reurn On Assets (ROA) yang positif menunjukan bahwa dari total aktiva yang
dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan.
Sebaliknya jika ROA negatif menunjukan toal aktiva yang dipergunakan tidak memberikan
keuntungan/rugi.
Return On Assets merupakan bagian dari analisis rasio profitabilitas. Return On
Asset merupakan rasio antara laba bersih yang berbanding terbalik dengan keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan laba. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih yang
diperoleh perusahaan diukur dari nilai aktivanya.
Return On Asset merupakan rasio antar laba bersih yang berbanding terbalik dengan
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. Rasio ini menunjukan berapa besar laba
bersih yang diperoleh perusahaan diukur dari nilai aktivanya. Analisis Return On Assets
atau sering diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai rentabilitas ekonomi mengukur
perkembangan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian
diproyeksikan ke masa mendatang untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan
laba pada masa-masa mendatang
Beberapa ahli mendefinisakan Retutn On Asset sebagai berikut : Menurut Munawir
(2010: 89) Retutrn On Asset adalah sama dengan Return On Investmen dalam analisa
keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan
yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisis ini sudah merupakan teknik analisa
yang lazim di gunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan.
Return On Asset (ROA) menurut Kasmir (2012: 201) adalah rasio yang menunjukan
hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA
memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan
efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
Menurut Harahap (2010: 305) Return On Assets (ROA) menggambarkan perputaran
aktiva diukur dari penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin baik dan hal ini berarti
bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.
ROA atau (Return On Assets) Riyanto (2010: 335) Rasio ini merupakan
perbandingan antara laba bersih dengan total aset. Rasio ini menunjukkan berapa besar laba
bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai asetnya. Menurut Harahap (2010:305),
semakin besar rasionya semakin bagus karena perusahaan dianggap mampu dalam
menggunakan aset yang dimilikinya secara efektif untuk menghasilkan laba.
Menurut Fahmi (2012: 98) Return on asset sering juga disebut sebagai return on
investment, karena ROA ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu
memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan investasi
tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan.
Rasio ROA ini sering dipakai manajemen untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan dan menilai kinerja operasional dalam memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki perusahaan, disamping perlu mempertimbangkan masalah pembiayaan terhadap
aktiva tersebut. Nilai ROA yang semakin mendekati 1, berarti semakin baik profitabilitas
perusahaan karena setiap aktiva yang ada dapat menghasilkan laba. Dengan kata lain
semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan
laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai
seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan.
Dari definisi-definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Return on Asset
merupakan rasio imbalan aktiva dipakai untuk mengevaluasi apakah manajemen telah
mendapat imbalan yang memadai (reasobable return) dari asset yang dikuasainya. Dalam
perhitungan rasio ini, hasil biasanya didefinisakan sebagai sebagai laba bersih (Operating
income). Rasio ini merupakan ukuran yang berfaedah jika seseorang ingin mengevaluasi
seberapa baik perusahaan telah memakai dananya, tanpa memperhatikan besarnya relatif
sumber dana tersebut. Return On Asset sering kali dipakai oleh manajemen puncak untuk
mengevaluasi unit-unit bisnis di dalam suatu perusahaan multidivisional.
Return On Asset (ROA) adalah dimana rasio ini merupakan perbandingan antara
pendapatan bersih (net income) dengan rata-rata aktiva (average asset). Menurut Toto
Prihadi (2008: 68) Return On Asset yaitu (ROA, laba atas asset) mengukur tingkat laba
terhadap asset yang digunakan dalam menghasilkan laba tersebut, dimana persentase rasio
ini dinyatakan oleh rumus sebagai berikut :

ROA = Net Profit After Tax


x 100%
Total Asset

Keterangan :
Net Profit After Tax = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Asset = Total Aktiva

Salah satu rasio yang umumnya digunakan sebagai pengukur kinerja


keuangan perusahaan adalah Return On Assets (ROA). Return On Assets (ROA),
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi, Mardiyanto (2009: 196). ROA
digunakan untuk melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu
memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan berdasarkan
aset yang dimiliki, Irham (2012:98).
Menurut Munawir (2010: 91), keunggulan dari Return On Asset, yaitu:
a. Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipiil ialah sifatnya yang menyeluruh.
Apabila perusahaan sudah menjalankan praktek akuntanasi yang baik maka
managemet dengan menggunakan teknik analisa ROI dapat mengukur efisiensi
penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi dan efisiensi bagian penjualan.
b. Apabila perusahaan dapat mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh ratio
industry, maka dengan analisa ROI ini dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal
pada perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui
apakah perusahaannya berada di bawah, sama atau di atas rata-ratanya. Dengan
demikian akan dapat diketahui di mana kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada
perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
c. Analisa ini pun dapat digunakan untuk mengukuur efisiensi tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh divisi/bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke
dalam bagian yang bersangkutan.
d. Analisa ini juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dair masing-masing
produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menggunakan product cost system
yang baik, modal dan biaya dapat dialokasikan kepada berbagai produk yang
dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga dengan demikian akan dapat
dihitung profitabilitas dari masing-masing produk.
e. ROI/ ROA selain berguna untuk keperluan control, juga berguna untuk keperluan
perencanaan. Misalnnya ROI dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan kalau perusahaan akan mengadakan expansi.
Kelebihan atau keunggulan Return On Assets (ROA) menurut Lukman Syamsuddin
(2004;58) yaitu :
a. Selain ROA berguna sebagai alat kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan.
Misalnya ROA dapat dipergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila
perusahaan akan melakukan ekspansi. Perusahaan dapat mengistimasikan ROA yang
harus melalui investasi pada aktiva tetap.
b. ROA dipergunakan sebagai alat mengukur profitabilitas dari masing-masing poduk
yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan system biaya produksi yang
baik, maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam berbagai produk yang
dihasilkan oleh perusahaan, sehingga dapat dihitung profitabilitas masing-masing
produk.
c. Kegunaan ROA yang paling prinsip berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal,
efisiensi produksi dan efisiensi penjualan. Hal ini dapat dicapai apabila perusahaan
telah melaksanakan praktek Akuntansi secara benar dalam artian.

Kelemahan ROA (Return On Asset)


Menurut Munawir (2010: 92), kelemahan-kelemahan dari ROA atau ROI , yaitu :
a. Kesukarannya dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan
perusahaan lain yang sejenis mengingat bahwa kadang-kadang praktek akuntansi yang
digunakan oleh masing-masing perusahaan tersebut adalah berbeda-beda. Perbedaan
metode dalam penilaian berbagai aktiva antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain, perbandignan tersebut akan dapat member gambaran yangs
salah. Ada berbagai metode penilaian inventory (FIFO, LIFO, Average, The Lower
Cost Market Valuation) yang digunakan akan berpengaruh terhadap besarnya nilai
inventory, dan yangs elanjutnya akan berpengaruh terhadap jumlah aktiva. Demikian
pula adanya berbagai metode depresiasi akan berpengaruh terhadap jumlah aktivanya.
b. Kelemahan lain dari teknik analisa ini adalah terletak pada adanya fluktuasi nilai dari
uang (daya belinya).suatu mesin atau perlengkapan tertentu yang dibeli dalam keadaan
inflasi nilanya berbeda dengan kalau dibeli pada waktu tidak ada inflasi, dan hal ini
akan berpengaruh dalam menghitung investment turnover dan profit margin.
c. Dengan mengguunakan analisa rate of return atau return on investment saja tidak akan
dapat digunakan untuk megadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih
dengan mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.

Disamping kegunaan dari analisa ROA, menurut Lukman Syamsudin (2004:59)


mengenai kelemahan Return On Assets (ROA), sebagai berikut :
a. Sulit membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain,
karena perbedaan praktek akuntansi antar perusahaan.
b. Analisa Return OnAssets (ROA) saja tidak dapat dipakai untuk membandingkan
antara dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan.
CONTOH KASUS
Tingkat Pengembalian Aset (Return On Assets)

INGAT !!
RUMUS :

ROA = Net Profit After Tax


x 100%
Total Asset

Keterangan :
Net Profit After Tax = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Asset = Total Aktiva
BAB III
KESIMPULAN

A. Return on Asset merupakan rasio imbalan aktiva dipakai untuk mengevaluasi apakah
manajemen telah mendapat imbalan yang memadai (reasobable return) dari asset yang
dikuasainya.
B. Kelebihan Return On Assets (ROA) adalah 1. sebagai alat kontrol dan berguna untuk
keperluan perencanaan, 2. sebagai alat mengukur profitabilitas, 3. paling prinsip
berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produksi dan efisiensi
penjualan.
C. Kelemahan ROA (Return On Asset) adalah 1.Kesukarannya dalam membandingkan
rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain, 2. dapat dipakai untuk
membandingkan antara dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang
memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. Hani. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE.


Syamsudin, Lukman.2004.Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi Dalam
Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan). Jakarta:PT.Raja Grafindo
Persada
Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 4, Liberty, Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Raja Grafindo Persada :
Jakarta.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, EdisiKeempat, Cetakan
ke sepuluh,Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Fahmi, Irham . 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Prihadi, Toto. 2008. 7 Analisis Rasio Keuangan, PPM Manajemen, Jakarta
Irham Fahmi 2010. Manajemen Risiko: Teori, Kasus, dan Solusi. Alfabeta, Bandung.
Handono Mardiyanto. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia (GRASINDO).

Anda mungkin juga menyukai