Anda di halaman 1dari 10

PAJAK MASUKAN

Pengkreditan Pajak Masukan


Konsep Umum
1. PM dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan PK dalam Masa Pajak yang SAMA
2. PK > PM yang dapat dikreditkan, maka selisihnya merupakan PPN yang harus
disetor oleh PKP 🡪 Kurang Bayar
3. PK < PM yang dapat dikreditkan, maka selisihnya merupakan kelebihan yang
dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya 🡪 Lebih Bayar
kelebihan dapat diajukan permohonan pengembalian pada akhir tahun buku,
kecuali (UU PPN ps 9 ayat (4b)
PM dikreditkan pada masa tidak sama
• PM yang dapat dikreditkan, tetapi belum dikreditkan dengan PK pada Masa Pajak
yang sama, dapat dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling lama 3 bulan
setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan sepanjang belum dibebankan
sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan.

• Dalam hal jangka waktu tersebut telah dilampaui, maka pengkreditan PM


tersebut dapat dilakukan melalui mekanisme PEMBETULAN SPT MASA PPN
Dokumen Tertentu yang Dipersamakan dengan Faktur Pajak
• PPN yang terdapat dalam dokumen tertentu merupakan Pajak Masukan
yang dapat dikreditkan sepanjang :
1. Memenuhi ketentuan sebagai dokumen yang dapat dipersamakan dengan Faktur
Pajak (memenuhi persyaratan formal yaitu diisi lengkap, jelas, dan benar); dan
2. Mencantumkan NPWP dan nama pembeli BKP atau penerima JKP atau pihak yang
melakukan impor BKP, atau pihak yang memanfaatkan JKP dan/atau BKP tidak
berwujud.
Dokumen Tertentu yang Dipersamakan dengan Faktur Pajak
1. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah diberikan persetujuan ekspor oleh pejabat
yang berwenang dari DJBC dan dilampiri dengan invoice yang merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dengan PEB tersebut;
2. Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang dibuat/dikeluarkan oleh Bulog/DOLOG
untuk penyaluran tepung terigu;
3. Paktur Nota Bon Penyerahan (PNBP) yang dibuatkan/dikeluarkan oleh PERTAMINA untuk
penyerahan Bahan Bakar Minyak dan/atau bukan Bahan Bakar Minyak;
4. Bukti tagihan atas penyerahan jasa telekomunikasi oleh perusahaan telekomunikasi
5. Tiket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill), atau Delivery Bill, yang dibuat/dikeluarkan
untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri;
6. Nota Penjualan Jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa kepelabuhanan;
7. Tanda pembayaran atau kuitansi listrik;
Dokumen Tertentu yang Dipersamakan dg FP
8. Pemberitahuan Ekspor JKP/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang dilampiri dengan invoice yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
9. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa nama,
alamat, dan NPWP, dan dilampiri dengan SSP, Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak (SSPCP),
dan/atau bukti pungutan pajak oleh DJBC, yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa
nama, alamat, dan NPWP, yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
10. SSP untuk pembayaran PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar daerah Pabean.
11. Bukti tagihan atas penyerahan BKP dan/atau JKP oleh perusahaan air minum
12. Bukti tagihan (trading confirmation) atas penyerahan JKP oleh perusahaan perantara efek
13. Bukti tagihan atas penyerahan JKP oleh perusahaan perbankan
14. SSP untuk pembayaran PPN atas penyerahan BKP melalui juru lelang disertai dengan Risalah
Lelang.
PAJAK MASUKAN YANG TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
1. Sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai PKP
2. Tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha
3. Untuk perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan, jip, station wagon, van dan kombi,
kecuali sebagai barang dagangan atau disewa
4. Faktur Pajak Tidak Lengkap
5. Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan BKP dan/atau perolehan JKP yang atas penyerahannya
dibebaskan
6. Faktur Pajak yang diterbitkan oleh PKP setelah melewati jangka waktu 3 (tiga) bulan

Catatan :
Atas biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar kendaraan sedan atau yang sejenis yang dimiliki
dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya, dapat dibebankan
sebagai biaya perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah biaya perolehan atau pembelian atau
perbaikan besar melalui penyusutan aktiva tetap kelompok II sebagaimana dimaksud dalam Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 520/KMK.03/2000, kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan (PM
dikreditkan 100%)
Terlambat membuat Faktur Pajak?

Terlambat
menerbitkan PPN yang tercantum
dalam faktur pajak
tersebut
dapat
dikreditkan

Atas penerbitan FP tidak tepat waktu, PKP akan bagi PKP pembeli
Pengusaha mendapatkan Surat Tagihan Pajak (penerima faktur
Kena Pajak - wajib menyetor pajak yang terutang, pajak)
- dikenai sanksi administrasi berupa denda
sebesar 2% dari Dasar Pengenaan Pajak

Pasal 14 ayat (4) UU KUP


Pasal 16 ayat (1) PER-24/PJ/2012
Membuat Faktur Pajak setelah 3 bulan?
dianggap tidak
menerbitkan PPN yang tercantum
menerbitkan Faktur Pajak dalam faktur pajak
tersebut
tidak dapat
dikreditkan
setelah melewati
jangka waktu 3 bulan bagi PKP pembeli
setelah saat faktur
Pengusaha (penerima faktur pajak)
pajak seharusnya
Kena Pajak
dibuat

Pasal 16 ayat (2) dan (3) PER-24/PJ/2012


KETENTUAN TERKAIT FP YANG TERBIT LEWAT DARI 3 BULAN:

1. Faktur Pajak yang diterbitkan oleh PKP setelah melewati jangka waktu 3
(tiga) bulan sejak saat Faktur Pajak seharusnya dibuat, tidak diperlakukan
sebagai Faktur Pajak.
2. PKP yang menerbitkan Faktur Pajak setelah melewati jangka waktu 3 (tiga)
bulan sejak saat Faktur Pajak seharusnya dibuat ini dianggap tidak
menerbitkan Faktur Pajak.
3. PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak ini tidak dapat dikreditkan sebagai
Pajak Masukan.

Anda mungkin juga menyukai