Anda di halaman 1dari 10

PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN

Jafar Shodiq, S.Akt., M.Ak


PENGHITUNGAN PPN

Pajak Masukan adalah


PPN yang dibayar oleh
Pajak Keluaran Pajak Masukan
PKP karena perolehan
adalah PPN yang dalam suatu masa
BKP dan/ atau
dipungut oleh pajak dikreditkan
penerimaan JKP dan/
PKP karena dengan pajak
atau pemanfaatan BKP
penyerahan BKP keluaran dalam
tidak berwujud dari luar
atau penyerahan masa pajak yang
daerah pabean dan/
JKP. sama
atau pemanfaatan JKP
dari luar daerah pabean
dan/ atau impor BKP
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
Pajak Masukan yang:

dapat dikreditkan
1 tapi belum
dikreditkan
2 dapat dikreditkan
pada masa pajak
3
dengan PK pada
berikutnya
masa pajak
yang sama

4
paling lama 3 masa sepanjang
belum
5 atau belum
ditambahkan
(dikapitalisasi)
6 serta
memenuhi
ketentuan
7
pajak setelah
berakhirnya masa dibebankan dalam harga pengkreditan
pajak saat faktur sebagai biaya perolehan BKP sesuai dengan
pajak dibuat atau JKP UU PPN

Selanjutnya.......
Pajak Masukan yang dikreditkan harus menggunakan faktur pajak yang memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam UU pasal 13 ayat (5) dan ayat (9) UU PPN.

Pasal 13 ayat (5): dalam faktur pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan BKP
dan/ atau penyerahan JKP yang paling sedikit memuat:
a. nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan BKP atau JKP;
b. identitas pembeli BKP atau penerima JKP yang meliputi:
1. nama, alamat, dan NPWP atau nomor induk kependudukan (NIK) atau nomor
paspor bagi subjek pajak luar negeri orang pribadi; atau
2. nama, dan alamat, dalam hal pembeli BKP atau penerima JKP merupakan subjek
pajak luar negeri badan atau bukan merupakan subjek pajak sebagaimana dimaksud
dalam pasal 3 UU PPh
c. jenis barang atau jasa, jumlah harga jual, atau nilai penggantian, potongan harga
d. ppn yang dipungut;
e. PPNBM yang dipungut
f. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan faktur pajak; dan
g. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani faktur pajak.

Pasal 13 ayat (9): Pajak Masukan harus memenuhi persyaratan formal dan material.

Selanjutnya......
Bagi PKP yang belum melakukan penyerahan dan/atau ekspor, PM dapat dikreditkan sepanjang
memenuhi ketentuan pengkreditan sesuai dengan Undang-Undang PPN.

Apabila sampai dengan jangka waktu 3 tahun sejak masa pajak pengkreditan pertama kali PM, dan
kemudian PKP belum melakukan penyerahan dan/atau ekspor, PM yang telah dikreditkan dalam jangka
waktu 3 tahun tersebut menjadi tidak dapat dikreditkan. ketentuan ini juga berlaku bagi PKP yang
melakukan pembubaran (pengakhiran) usaha dan melakukan pencabutan PKP dalam jangka waktu 3
tahun sejak masa pajak pengkreditan pertama kali PM.

Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan karena jangka waktu 3 tahun tersebut dan telah
dimintakan pengembalian, wajib dibayar kembali ke kas negara akhir bulan berikutnya setelah tanggal
berakhirnya jangka waktu 3 tahun atau setelah tanggal pembubaran (pengakhiran) usaha atau
pencabutan PKP.

PM yang telah dikreditkan dan belum dimintakan pengembalian, dapat dikreditkan dalam hal BKP/
JKP digunakan untuk kegiatan usaha yang baru.

Selanjutnya....
Kriteria PKP belum melakukan penyerahan dan/atau ekspor yaitu:

Penyerahan dan/ atau ekspor BKP


1. Perdagangan Selama 3 tahun
2. Jasa sejak masa pengkreditan pertama Penyerahan dan/ atau ekspor JKP

3. Menghasilkan BKP tidak melakukan kegiatan: Penyerahan dan/ atau ekspor BKP
yang dihasilkan sendiri

Tidak termasuk dalam kriteria belum melakukan penyerahan:


1. pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma BKP dan/atau JKP;
2. penyerahan dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/ atau penyerahan antar cabang;
3. penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan; dan/atau
4. penyerahan BKP dan/atau JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan
kegiatan usaha utama PKP.

Selanjutnya.......
PM sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai PKP, dapat dikreditkan oleh PKP dengan menggunakan
pedoman pengkreditan Pajak Masukan sebesar 80% dari PK yang seharusnya dipungut.

PM yang tidak dilaporkan dalam SPT Masa PPN yang diberitahukan dan/ atau ditemukan pada
waktu dilakukan pemeriksaan dapat dikreditkan oleh PKP sepanjang memenuhi ketentuan
pengkreditan sesuai dengan Undang- Undang PPN, dan SPHP belum disampaikan ke PKP.

PM yang ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak dapat dikreditkan oleh PKP sebesar jumlah
pokok PPN yang tercantum dalam ketetapan pajak dengan ketentuan ketetapan pajak dimaksud
telah dilakukan pelunasan dan tidak dilakukan upaya hukum serta memenuhi ketentuan
pengkreditan sesuai dengan Undang- Undang PPN.

Selanjutnya....
Jika dalam suatu masa pajak, PM yang dikreditkan lebih besar dari PK, selisihnya
adalah kelebihan pajak yang dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya.

PKP dapat mengajukan permohonan pengembalian atas kelebihan PPN pada


akhir tahun buku.

Khusus untuk pengusaha kena pajak yang melakukan transaksi tertentu dapat
mengajukan permohonan pengembalian pada setiap masa (tanpa menunggu
akhir tahun buku) yaitu:
a) PKP yang melakukan ekspor BKP berwujud, BKP tidak berwujud, dan ekspor
JKP
b) PKP yang melakukan penyerahan BKP dan/ atau JKP kepada pemungut PPN
c) PKP yang melakukan penyerahan BKP dan/ atau JKP yang PPN nya mendapat
fasilitas tidak dipungut.
PAJAK MASUKAN YANG TIDAK DAPAT DIKREDITKAN

Pengkreditan PM tidak dapat diberlakukan bagi pengeluaran untuk:

1. perolehan BKP atau JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan
kegiatan usaha.
2. pembelian atau perolehan dengan faktur pajak tidak lengkap dan/ atau yang
dianggap tidak dibuat

TIDAK LENGKAP DIANGGAP TIDAK DIBUAT

Faktur Pajak dibuat setelah melewati jangka


 e-Faktur tidak mencantumkan keterangan cfm. Pasal 5 PER atau
waktu 3 bulan sejak saat Faktur Pajak
Faktur Pajak PKP pedagang eceran tidak mencantumkan
seharusnya dibuat.
keterangan cfm. Pasal 26 ayat (2) PER-03 Tahun 2022.
 Mencantumkan keterangan yang tidak sebenarnya
atau sesungguhnya.
 Berisi keterangan yang tidak sesuai dengan ketentuan pengisian
keterangan cfm. PER.
PAJAK MASUKAN YANG TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
(SESUAI PERATURAN MENTERI KEUANGAN)

Pajak Masukan terkait penyerahan:

1. yang PPN (Pajak Keluaran)-nya dipungut dan disetorkan dengan Besaran Tertentu;

2. emas perhiasan dan/ atau jasa yang terkait dengan emas perhiasan oleh pengusaha emas
(PMK-30 tahun 2014);

tidak dapat dikreditkan.

Anda mungkin juga menyukai