MASUKAN
Pengkreditan Pajak Masukan
Pasal 9 UU PPN
Ketentuan umum
Ayat 2
PM dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan PK dalam Masa Pajak
yang sama
Ayat 2a
Bagi PKP yg belum berproduksi sehingga blm melakukan penyerahan
yg terutang pajak, PM atas perolehan dan/atau impor brg modal dapat
dikreditkan
Ayat 2b
PM yg dikreditkan harus menggunakan FP yg memenuhi
persyaratan formal dan material
Ayat 3
Apabila dalam suatu Masa Pajak, PK > PM, selisihnya
merupakan PPN yang harus disetor oleh PKP
Ayat 4
Apabila dlm suatu Masa Pajak, PM yg dpt dikreditkan > PK, selisihnya
merupakan kelebihan pajak yg dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya
Ayat 4a
Atas kelebihan PM sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat diajukan
permohonan pengembalian pada akhir tahun buku
PAJAK MASUKAN YANG DAPAT DIKREDITKAN
Syarat Formal Syarat Materiil
Pasal 13 ayat 5 UU PPN Pasal 9 ayat 9 UU PPN
Produksi
Distribusi
Manajemen
Pemasaran
Pengkreditan Pajak Masukan
Bagi PKP yang belum Berproduksi
Ps 9 ayat 2 a UU PPN
a. saat investasi seluruhnya (100%)
Saat Mulai dipenuhi sesuai ketentuan BKPM, &
Berproduksi b. saat penjualan hasil produksi ke-
pasaran dilakukan.
(6e) Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan pada ayat (6a):
a.wajib dibayar kembali ke kas negara oleh Pengusaha Kena Pajak, dalam
Pembuatan
FP Standar FP 2/3/20 FP 2/3/20
diterima diterima
pembeli pembeli
Cacat:
Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan
Andaikata ketika pada tgl 28 Desember 2002 dilakukan pemeriksaan thd SPT
Masa Pajak September 2002 ditemukan FP tanggal 30/9/2002 yg baru
diterima pada tgl 22 Desember 2002, dan belum dilaporkan dalam SPT Masa
PPN September, Oktober, atau November, namun perolehannya sudah dicatat
dalam pembukuan, maka PM dan FP tertanggal 30/9/2002 tersebut tetap
dapat dikreditkan dalam Masa PPN Masa Desember 2002.
Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan
PPN atas
5
Penyerahan
Jasa
Kena
Pajak
Tertentu
www.pajak.go.id
Latar Belakang PMK 2
1 Kemudahan Keadilan
bagi Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan Jasa Kena Pajak (JKP) tertentu.
Kepastian
hukum
2
Penyesuaian terhadap ketentuan yang diatur dalam:
a. PMK No. 75/PMK.03/2010 Tentang Nilai Lain Sebagai Dasar Pengenaan Pajak sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan PMK No. 121/PMK.03/2015;
b. Pasal 8 PMK No. 92/PMK.02/2020 tentang Kriteria dan/atau Rincian Jasa Keagamaan yang Tidak Dikenai Pajak
Pertambahan Nilai (PMK-92/2020); dan
c. Pasal 13 ayat (5) huruf b dan Pasal 16 ayat (4) huruf b PMK No. 6/PMK.03/2021 tentang Penghitungan dan Pemungutan
Pajak Pertambahan Nilai serta Pajak Penghasilan atas Penyerahan/Penghasilan sehubungan dengan Penjualan Pulsa,
Kartu Perdana, Token, dan Voucer (PMK-6/2021)
www.pajak.go.id
Dasar 3
Hukum
Pasal 16G huruf i Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan
www.pajak.go.id
4
Besaran
Tertentu
Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan 5 Jasa Kena Pajak
tertentu wajib memungut dan menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai yang
terutang dengan besaran tertentu.
www.pajak.go.id
DPP Nilai Lain VS Besaran Tertentu
5
Maka: Maka:
DPP: 10% x Rp1.000.000=Rp100.000 DPP: Rp1.000.000
PPN: 11% x Rp100.000=Rp11.000 PPN: 1,1% x Rp1.000.000=Rp11.000
www.pajak.go.id
6
Jasa
pengiriman
paket pos
dari jumlah yang
1,1 ditagih atau yang
seharusnya ditagih
%
www.pajak.go.id
7
% www.pajak.go.id
8
Jasa pengurusan
transportasi (freight
forwarding)
yang di dalam tagihan jasa pengurusan transportasi
tersebut terdapat biaya transportasi (freight charges)*.
%
* Freight charges dapat berupa biaya transportasi dengan
menggunakan moda angkutan berupa pesawat, kapal, kereta api,
dan/atau angkutan di jalan.
www.pajak.go.id
Jasa pemasaran dengan media voucer, jasa 9
% www.pajak.go.id
Jasa perjalanan ke tempat 10
% % www.pajak.go.id
Jika Tarif PPN 12% Berlaku
11
Tarif Pajak Pertambahan Nilai yaitu sebesar 12% (dua belas persen) yang mulai berlaku paling lambat pada
tanggal 1 Januari 2025 (Pasal 7 ayat (1) huruf b UU HPP)
Ringkasan Besaran Tertentu Efektif mulai 1 Januari 2025
Jasa pengiriman paket pos 1,1% 1,2% Jasa perjalanan ke tempat lain 1,1% 1,2%
Jasa biro perjalanan wisata 1,1% 1,2% dalam perjalanan ibadah
dan/atau jasa agen perjalanan keagamaan dengan tagihan
wisata dirinci
Jasa pengurusan transportasi 1,1% 1,2% Jasa perjalanan ke tempat lain 0,55%0.6%
(freight forwarding) dalam perjalanan ibadah
Jasa pemasaran dengan media 1,1% 1,2% keagamaan dengan tagihan yang
voucer, jasa penyelenggaraan tidak dirinci
layanan transaksi pembayaran
terkait dengan distribusi voucer,
jasa penyelenggaraan program
loyalitas dan penghargaan
pelanggan (consumer
loyalty/reward program)
www.pajak.go.id