Anda di halaman 1dari 17

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Keuangan


Menurut R.Agus Sartono (2010:1) pengertian dari manajemen keuangan
sebagai berikut :
“ Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik
yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk
investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk
pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien”.

Sedangkan Menurut Sutrisno (2012:3) menerangkan pengertian mengenai


manajemen keuangan sebagai berikut :
“Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai semua aktivitas
perusahaan yang berhubungan dengan usaha- usaha mendapatkan
dana perusahaan dengan biaya murah serta usaha untuk menggunakan
dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien”.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan


yaitu usaha pengelolaan dana secara optimal yang digunakan untuk aktivitas
perusahaan.

2.1.1. Fungsi Manajemen Keuangan


Menurut R. Agus Sartono (2010:6) menyebutkan bahwa fungsi manajemen
keuangan meliputi sebagai berikut :
1. Keputusan Investasi
Secara garis besar keputusan investasi dapat dikelompokkan ke dalam
investasi jangka pendek seperti investasi dalam kas, persediaan, piutang
dan surat berharga maupun invesatasi jangka panjang dalam bentuk
seperti tanah dan bangunan, mesin, peralatan produksi, kendaraan dan
aktiva lainnya. Keputusan investasi akan tercermin pada sisi aktiva dalam
laporan necara perusahaan.
9

2. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan akan menjawab berbagai pertanyaan penting yang
menyangkut pembelanjaan kegiatan perusahaan yang optimal, perolehan
dana untuk investasi yang efisien serta keputusan untuk menarik investor
asing yang akan mengurangi ketergantungan dana dari perbankan melalui
penemuan baru instrumen uang dan modal.
3. Keputusan Dividen
Pada prinsipnya keputusan dividen menyangkut tentang keputusan laba
yang diperoleh perusahaan seharusnya dibagikan kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen kas dan pembelian kembali saham atau laba tersebut
sebaiknnya ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembelanjaan
investasi dimasa datang. Apabila keputusan yang diambil itu membagikan
dividen maka ketergantungan terhadap sumber dana eksternal menjadi
semakin besar.

2.2. Laporan Keuangan


Menurut Brigham Houtson (2010:84) pengertian laporan keuangan adalah:
“Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-
angka yang tertulis diatasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan
aset-aset yang berada dibalik angka tersebut.”
Menurut Brigham Houtson (2010:85) bagi para pemegang saham laporan
tahunan merupakan laporan yang paling penting karena memiliki dua informasi
yang diberikan. Pertama bagian verbal yang sering kali disajikan sebagai surat
dari direktur utama yang menguraikan hasil operasi perusahaan ditahun lalu yang
kemudian membahas perkembangan baru yang akan mempengaruhi operasi
dimasa mendatang. Kedua, empat laporan keuangan yang disajikan secara
bersama-sama (neraca, laba rugi, laba ditahan dan arus kas) akan memberikan
gambaran akuntansi atas operasi dan posisi laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi mengenai
posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Laporan
keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
10

atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan


aktivitas perusahaan.

2.2.1. Jenis-Jenis Laporan Keuangan


Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan terdiri dari
neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca
menunjukkan atau menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan laba rugi
memperlihatkan hasil- hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang
terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan
sumber dan penggunaan atau alasan- alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas
perusahaan.

2.2.2. Analisis Laporan Keuangan


Menurut David, S.K dan Kurnawan Indonanjaya (2010:1)
mengungkapkan bahwa ada dua tipe dasar analisis saham yaitu analisis
fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap
instrumen investasi mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai instriksik yang
dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati–hati terhadap kondisi
pada saat sekarang dan prospeknya dimasa yang akan datang. Analisis teknikal
merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati
perubahan harganya diwaktu yang lalu, volume perdagangan dan indeks harga
saham gabungan.
Menurut Kasmir (2012:66) pengertian analisis laporan keuangan adalah
sebagai berikut :
“Analisis laporan keuangan adalah suatu proses analisis terhadap
laporan keuangan dengan tujuan agar dapat mengetahui posisi
keuangan perusahaan saat ini. Dan hasil analisis laporan keuangan
juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan
yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan ini,
manajemen akan dapat memperbaiki atau menutupi kelemahan
tersebut dan kekuatan yang dimiliki perusahaan harus dipertahankan
atau bahkan ditingkatkan.”
11

Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan


menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang
diharapkan benar dan tepat. Kesalahan dalam memasukan data dan penggunaan
rumus akan berakibat pada ketidak akuratannya hasil yang hendak dicapai.
Kemudian hasil perhitungan tersebut dianalisis dan diinterpretasikan sehingga
diketahui posisi keuangan sesungguhnya.

2.2.3. Kinerja Laporan Keuangan


Ukuran yang sangat lazim dipakai dalam penelitian suatu perusahaan untuk
menilai kinerjanya dinyatakan dala rasio financial. Menurut R.Agus Sartono
(2010:114) rasio financial dibagi ke dalam empat kategori utama, yaitu:
1. Rasio likuiditas, yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban financial yang berjangka pendek tepat pada
waktunya.
2. Rasio aktivitas, menunjukan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam
menggunakan aset untuk memperoleh penjualan.
3. Financial leverage ratio, menunjukan kapasitas perusahaan untuk
memenuhi kewajiaban baik itu untuk jangka pendek maupun jangka
panjang,
4. Rasio profitabilitas, dapat mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan,
aset maupun laba bagi modal sendiri.
Menurut Sutrisno (2012:230) terdapat lima jenis rasio yang dapat
digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu:
1. Rasio likuiditas (liquidity ratio), yaitu rasio yang menunjukkan hubungan
antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi
atau kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio aktivitas (aktivity ratio), yaitu rasio yang mengukur efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya.
12

3. Rasio leverage, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur sampai


seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang.
4. Rasio keuntungan (profitability ratio), yaitu rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari pengguna
modalnya.
5. Rasio penilaian (valuation ratio), yaitu rasio ini untuk mengukur
kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi
biaya modalnya.

2.3. Earning Per Share (EPS)


Menurut Fahmi dan Hadi (2011:77) mendefinisikan earning per share
(EPS) sebagai berikut :
“Earning per share atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk
pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari
setiap lembar saham yang dimiliki.”
Menurut Veithzal Rivai et al (2013:163) rasio saham adalah rasio yang
menunjukkan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada saham. Salah
satu dari rasio saham yaitu earning per share yang dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:

Earning Per Share = Net Earning


Number of Share Outstanding

Rasio ini mengukur laba bersih yang dapat dibagikan bagi tiap pemegang
satu lembar saham. Laba bersih adalah selisih antara pendapatan, harga pokok
penjualan dan beban yang dikeluarkan dalam proses menghasilkan pendapatan.
Saham beredar (outstanding share) adalah saham yang saat ini dipegang oleh
investor, termasuk saham yang dimiliki oleh eksekutif perusahaan dan masyarakat
sebagai investor umum.
Adapun alasan menggunakan Earning Per Share (EPS) menurut Tandelilin
Eduardus (2010:366) menerangkan bahwa Earning Per Share (EPS) diutamakan
dalam perusahaan karena tiga alasan, yaitu :
13

1. Earning Per Share (EPS) biasa dipakai untuk mengestimasi nilai instrinsik
saham.
2. Dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari
earning (laba)
3. Adanya hubungan antara earning (laba) dengan perubahan harga saham.

2.4. Price Earning Ratio (PER)


Price earning ratio merupakan komponen kedua setelah earning per share
(EPS) yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Definisi price earning
ratio menurut Irham Fahmi (2012:97) adalah :
“Price earning ratio (rasio harga terhadap laba) adalah perbandingan
antara market price per share (harga saham perlembar saham) dengan
earning per share (laba perlembar saham).”
Menurut Veithzal Rivai et al (2013:163) untuk menghitung price earning
ratio yaitu sebagai berikut :

Price Earning Ratio = Market price of common stock


Earning per Share

Rasio ini digunakan oleh para pelaku pasar modal untuk menilai suatu
harga saham. Pada dasarnya, PER memberikan indikasi mengenai jangka waktu
yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan
keuntungan perusahaan pada periode tertentu.
Alasan price earning ratio (PER) digunakan dalam penilaian instrinsik
saham adalah :
1. Merupakan suatu pendekatan statistik intuitif yang menghubungkan harga
yang dibayar pada pendapatan sekarang.
2. Sederhana cara menghitungnya, tersedia secara luas, serta dapat dengan
mudah dibandingkan dengan antar saham.
3. Memiliki hubungan ke beberapa karakteristik perusahaan termasuk risiko
dan pertumbuhan.
14

2.5. Book Value (BV)


Nilai buku ekuitas menurut James C. Van Horne, Jhon M. Wachowicz
(2013:86) adalah perbedaan nilai uang antara aset total perusahaan dengan
kewajibannya serta saham preferennya seperti yang tercantum dalam laporan
posisi keuangannya.
Menurut Veithzal Rivai et al (2013:163) rumus untuk rasio book value
adalah sebagai berikut :

Book value = Net Worth


Total share Putstanding

Book value adalah nilai rill suatu saham. Nilai buku suatu perusahaan dapat
diperoleh dengan cara membagi seluruh modal sendiri dengan semua saham yang
dikeluarkan.

2.6. Saham
Menurut Irham Fahmi (2012:94) pengertian saham adalah :
“Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada perusahaan
kertas yang tercantum dengan nilai nominal, nama perusahaan dan
diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap
pemegangnya, persediaan yang siap untuk dijual.

Menurut Tandelilin Eduardus (2010:81) pengertian saham sebagai berikut:


“Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan
yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan,
maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan
kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua
kewajiban perusahaan.”

Dapat disimpulkan bahwa saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu


perusahaan dan pemilik saham berhak atas keuntungan dari perusahaan dan
besarnya keuntungan tersebut tergantung dari besarnya jumlah saham yang
dimiliki. Dengan demikian pemegang saham memiliki hak suara didalam rapat
umum pemegang saham (RUPS) untuk keputusan-keputusan yang memerlukan
15

pemungutan suara seperti pembagian dividen, pengangkatan direksi, komisaris


dan sebagainya.

2.6.1. Jenis-Jenis Saham


Menurut Irham Fahmi (2012:82) mengemukakan bahwa, common stock
memiliki beberapa jenis yaitu :
1. Blue Chip Stock (Saham Unggulan)
Adalah saham dari perusahaan yang dikenal secara nasional dan memilki
sejarah laba, pertumbuhan dan manajemen yang berkualitas.
2. Growth Stock
Adalah saham-saham yang diharapkan memberikan pertumbuhan laba
yang lebih tinggi dari rata-rata saham lain.
3. Defensive Stock (Saham-saham defensif)
Adalah saham yang cenderung lebih stabil dalam masa resesi atau
perekonomian yang tidak menentu berkaitan dengan dividen, pendapatan
dan kinerja pasar.
4. Cylical Stock
Adalah sekuritas yang cenderung naik nilainya secara tepat saat ekonomi
semarak dan jatuh juga secara cepat juga saat ekonomi lesu.
5. Seasonal Stock
Adalah saham perusahaan yang penjualannya bervariasi karena dampak
musiman, misalnya karena cuaca dan liburan.
6. Speculative Stock
Adalah saham yang kondisinya memiliki tingkat spekulasi yang tinggi,
yang memungkinkan tingkat pengembalian hasilnya adalah rendah atau
negatif. Ini biasanya dipakai untuk membeli saham pada perusahaan
pengeboran minyak
16

2.6.2. Harga Saham


Pengertian harga saham menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:102)
adalah
“Harga saham terjadi di bursa pada waktu tertentu. Harga saham bisa
berubah naik ataupun turun dalam hubungan waktu yang begitu cepat.
Harga saham dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat
berubah dalam hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena
tergantung permintaan dan penawaran antara pembeli saham dengan
penjual saham.”

Menurut Eduardus Tandelilin (2010:133) pengertian harga saham sebagai


berikut :
“Harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap
faktor-faktor earning, aliran kas dan tingkat return yang disyaratkan
investor, yang mana ketiga faktor tersebut juga sangat dipengaruhi
oleh kinerja ekonomi makro.”

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah


harga selembar kertas yang diperjualbelikan di pasar modal, yang mana harga
tersebut dapat berubah kapan saja dan berubah sesuai dengan permintaan dan
penawaran serta kinerja ekonomi mikro dan makro.

2.6.3. Penilaian Harga Saham


Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:102), selembar saham
mempunyai nilai atau harga dan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Harga Nominal
Harga nominal merupakan nilai yang tertera pada lembaran surat saham
yang besarnya ditentukan dalam anggaran dasar perusahaan. Harga
nominal sebagian besar merupakan harga dugaan yang rendah, yang secara
arbitrer dikenakan atas saham perusahaan. Harga ini berguna untuk
menentukan harga saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal
memberikan arti penting saham karena dividen minimal biasanya
ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
17

2. Harga Perdana
Harga ini merupakan harga yang dicatat pada bursa efek. Harga saham ada
pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi dan emiten.
Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan
dijual kepada masyarakat .
3. Harga Pasar
Harga ini merupakan harga yang ditetapkan di bursa efek bagi saham
perusahaan publik atau estimasi harga untuk perusahaan yang tidak
memiliki saham. Dalam bursa saham, angka ini berubah setiap hari
sebagai respon terhadap hasil aktual sebagaimna tercermin dalam indeks
bursa saham. Hal ini juga menunjukkan bahwa tujuan utama manajemen
adalah menjamin harga sebaik mungkin dalam kondisi apapun.
Investor berkepentingan untuk mengetahui nilai tersebut sebagai informasi
penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat. Dari ketiga nilai
tersebut, investor dapat mengetahui apakah saham tersebut tergolong overvalued
atau undervalued sehingga hal ini bisa menjadi pertimbangan investor dalam
menjual, menanamkan atau menjual saham.

2.6.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham


Menurut Irham Fahmi (2012:87) ada beberapa kondisi dalam situasi yang
menentukan suatu usaha saham itu akan mengalami fluktuasi, yaitu :
1. Kondisi mikro dan makro ekonomi.
2. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (peluasan
usaha), seperti membuka kantor cabang (branch office), kantor cabang
pembantu (sub branch office) baik yang dibuka di dalam maupun luar
negeri.
3. Pergantian direksi secara tiba-tiba.
4. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak
pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan.
5. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap
waktunya.
18

6. Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh
dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat.
7. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal
jual beli saham.

2.7. Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham


Kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan earning per share
(EPS) atau pendapatan perlembar saham. Earning per share (EPS) merupakan
indikator yang paling umum digunakan oleh investor, karena rasio ini
mengungkapkan kemungkinan earning yang dapat diperoleh para pemegang
saham. Semakin tinggi EPS, menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan sehingga menarik minat invstor untuk
menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut. Dengan demikian akan
memperngaruhi harga saham perusahaan, sebagaimana yang diungkapkan oleh
Darmadji dan Fakhruddin (2012:154) :
“Semakin tinggi nilai earning per share (EPS) tentu saja akan
menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang
disediakan untuk pemegang saham dan memungkinkan peningkatan jumlah
dividen yang diterima pemegang saham.”

2.8. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham


Price earning ratio (PER) memiliki pengaruh langsung terhadap harga
saham seperti yang dikemukakan oleh Tandelilin (2010:375) adalah :
“Informasi PER mengindikasikan besarnya rupiah yang harus
dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan.
Dengan kata lain, PER menunjukan besarnya satu rupiah earning
perusahaan. Disamping itu, PER juga merupakan ukuran harga relatif dari
sebuah saham perusahaan.”

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa PER dapat


dipergunakan sebagai indikator kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan
perusahaan.
19

2.9. Pengaruh Book Value (BV) Terhadap Harga Saham


Menurut Jogiyanto (2010:121), mengemukakan bahwa beberapa nilai yang
berhubungan dengan saham yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market
value) dan nilai instrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham
yang terjadi di pasar saham. Beberapa nilai yang berhubungan dengan nilai buku
diantaranya, nilai nominal, agio saham, nilai modal dan laba ditahan. Adapun
tujuan mengetahui nilai buku adalah untuk mengetahui saham-saham mana yang
sedang tumbuh (growth), yang murah (undervalued) dan yang mahal
(overvalued).
Book value yang tinggi akan meningkatkan kualitas kinerja dan kualitas
suatu perusahaan sehingga investor akan tertarik dan meningkatkan permintaan
saham. Dengan meningkatnya permintaan akan saham maka harga saham akan
naik. Dengan demikian book value berpengaruh positif terhadap harga saham.

2.10. Penelitian Terdahulu


Dibawah ini terdapat hasil penelitian terdahulu yang penenliti dapatkan
yaitu sebagai berikut :
1. Artika Rahmi, Muhammad Arfan dan Jalaludin (2013), melakukan
pengujian EPS, PER, BVS, DPR, DER, ROE, ROA, NPM dan Beta
terhadap harga saham. Secara garis besar, penelitian ini menggunakan
metode regresi liniear berganda dengan hasil penelitian baik secara
simultan maupun parsial menyatakan bahwa terdapat pengaruh significant
antara EPS, PER, BVS, DPR, DER, ROE, ROA, NPM dan Beta terhadap
harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2007-2009.
2. Vernande Nirohito (2009), melakukan pengujian EPS, BVS, ROA, PBV,
DPR, DER dan Beta terhadap harga saham. Secara garis besar, penelitian
ini menggunakan metode regresi linear dengan hasil secara simultan
menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara EPS, BVS, ROA, PBV, DPR,
DER dan Beta terhadap harga saham. Secara parsial hanya variabel ROA
yang mempunyai pengaruh terhadap harga saham, sedangkan EPS, BVS,
20

DPR, DER dan Beta tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham pada industri properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia
periode 2004-2008.
3. Nidhi Maholtra & Kamini Tandon (2013), melakukan pengujian nilai
buku, earning per share dan price earning ratio terhadap harga saham.
Secara garis besar, penelitian ini menggunakan metode regresi linear
dengan hasil yang mengindikasikan bahwa nilai buku, earning per share
(EPS) dan price earning ratio (PER) mempunyai pengaruh positif
terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek
periode 2007-2012.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirangkum dalam tabel sebagai
berikut :

Tabel 2.1
Penenlitian Terdahulu Tentang Harga Saham
No. Peneliti Judul Variabel Variabel Metode Hasil
(Tahun) Dependen Independen Analisis
1. Ardi Perubahan Harga Return on Regresi Return on
Gunardi Kinerja Saham Equity, Linier Equity,
(2010) Keuangan Price Price
Terhadap Earning Earning
Perubahan Ratio dan Ratio dan
Harga Saham Earning Per Earning Per
Share Share
berpengaruh
terhadap
harga
saham.
2. Artika Pengaruh Harga EPS, PER, Regresi Baik secara
Rahmi, Faktor- Saham BVS, DPR, linear simultan dan
Muhammad Faktor DER, ROE, Berganda parsial
Arfan dan Fundamental ROA, NPM menyatakan
Jalaludin dan Resiko dan Beta bahwa EPS,
(2013) Sistematik PER, BVS,
Terhadap DPR, DER,
Harga Saham ROE, ROA,
NPM dan
Beta
21

berpengaruh
terhadap
harga
saham.
3. Vernande Analisis Harga EPS, BVS, Regresi Secara
Nirohito Pengaruh Saham ROA, PBV, Linier simultan
(2009) Faktor- DPR, DER EPS, BVS,
Faktor dan Beta ROA, PBV,
Fundamental DPR, DER
dan Resiko dan Beta
Sistematik berpengaruh
Terhadap terhadap
Harga Saham harga
saham.
Secara
parsial
hanya ROA
yang
memiliki
pengaruh
terhadap
harga
saham.
4. Kiran Equity Share Market Return on Multiple The results
Challa & Price Price Net Worth, Regresion confirm the
G.V Determinant Stock Book Value, significance
Chalam An Empirical Size of the of book
(2015) Analysis Firm value and
return on net
worth as
determinants
of market
share price.
5. Nidhi Determinants Stock Book Value, Linear Book value,
Maholtra & of Stock Price earning per Regression earning per
Kamini Price : share,Price Model share and
Tandon Empirical Earning price
(2013) Evidence earning
from NSE ratio are
100 having a
Companies significant
positive
association
with stock
price
6. Placido Impact of Share Earning per Correlation, Earning per
22

M.Menaje Selected Price share, Multiple share and


(2012) Financial Return on Regression return on
Variables on asset assets have
Share Price significant
of Publicly influence on
Listed Firm share price.
in The
Philippines
Sumber : diolah penulis 2015

2.11. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis


Keputusan investasi oleh pihak investor ditentukan oleh pengharapan masa
yang akan datang untuk mendapatkan keuntungan dalam menanamkan dananya
disuatu perusahaan. Informasi mengenai perusahaan merupakan unsur yang
penting bagi investor untuk membuat keputusan dalam berinvestasi, karena
informasi tersebut memberikan gambaran suatu perusahaan baik mengenai
kondisi, performa dan prospek dimasa yang akan datang. Oleh karena itu untuk
menilai kinerja perusahaan diperlukan analisis laporan keuangan yang dapat
dilakukan dengan cara analisis fundamental dan analisis teknikal.
Adapun faktor-faktor yang mendapat perhatian investor adalah earning per
share (EPS). price earning ratio (PER) dan book value (BV). Earning per share
dan price earning ratio diperoleh dari laporan laba rugi sedangkan book value
diperoleh dari laporan neraca perusahaan, Menurut Darmadji dan Fakhruddin
(2012:154), earning per share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan bagian
laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang
tergambar pada setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja akan
menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan
untuk pemegang saham dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang
diterima pemegang saham. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya, maka hal itu akan
mempengaruhi harga saham perusahaan.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:156), PER menggambarkan
apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Jika
PER tinggi, berarti harga saham itu terlalu mahal atau sebaliknya. Dengan
23

demikian dari kepentingan pembeli saham akan lebih menguntungkan untuk


membeli saham yang PER-nya rendah, karena akan mengalami kenaikan harga
saham sebaliknya jika PER-nya tinggi maka saatnya investor untuk menjual
saham yang dimilikinya.
Selain EPS dan PER pendekatan yang digunakan untuk menganalisis harga
saham yaitu book value (BV). Investor menggunakan nilai buku untuk
mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba perlembar saham
dimasa mendatang. Sehingga investor menggunakan informasi tersebut untuk
menentukan keputusan investasi, pokok informasi nilai buku yang dimiliki oleh
suatu perusahaan akan mempengaruhi harga pasar saham perusahaan tersebut di
pasar modal.
Harga saham dalam penelitian ini merupakan harga pasar dalam pengertian
harga saham yang berada di pasar sekunder. Pasar sekunder adalah pasar untuk
memperdagangkan saham yang telah beredar. Harga saham di pasar sekunder
ditentukan oleh para investor yang melakukan penawaran dan pemintaan atas
saham-saham tersebut. Harga pasar saham memiliki nilai yang berbeda-beda
untuk setiap waktu, hal ini terjadi dikarenakan indikator kinerja perusahaan
tersebut yang tercermin dari kemampuan perusahaan menghasilkan laba, semakin
sering dan besar perusahaan menghasilkan laba maka akan semakin tinggi juga
harga sahamnya.
Kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, dapat digambarkan dalam
bagan sebagai berikut :
24

Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran

Saham

Analisis Analisis Teknikal


Fundamental

Laba Rugi Neraca Harga


Saham

EPS PER BV

Investor

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis mengambil suatu


dugaan atau hipotesis bahwa: “Terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Book Value
(BV) terhadap harga saham Pada Indeks LQ45 Periode 2010-2014.”

Anda mungkin juga menyukai