Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH RASIO LIQUIDITAS

NURFADILLA 202031007

ANALISA LAPORAN

KEUANGAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKOLAH ILMU


EKONOMI MAKASSAR BONGAYA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang te;ah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah Rasio Liquiditas ini tepat waktu.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah

ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah Rasio Liquiditas ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar penulis dapat memperbaiki makalah Rasio Liquiditas ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah Rasio Liquiditas ini dapat

memberikan manfaat maupun inspirasi bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Makassar, 14 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah..................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan Makalah................................................................................................3
BAB II..........................................................................................................................................4
LANDASAN TEORI....................................................................................................................4
2.1 Rasio Likuiditas..................................................................................................................4
A. Pengertian Rasio Likuiditas...........................................................................................4
B. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas............................................................................4
C. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas..........................................................................................5
2.2 Laporan Keuangan..............................................................................................................6
D. Pengertian Laporan Keuangan.......................................................................................7
E. Tujuan Laporan Keuangan............................................................................................9
F. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan...................................................................9
G. Jenis-Jenis Laporan Keuangan....................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................12

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen keuangan adalah sebuah pengelolaan uang (dana) yang efektif

dan efisien sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan organisasi. (Wikipedia

B. Inggris, 2016). Istilah ini biasanya diterapkan pada strategi keuangan sebuah

organisasi atau perusahaan, sedangkan keuangan pribadi atau manajemen

kehidupan keuangan merujuk pada strategi manajemen individu.

Perkembangan ekonomi yang sangat cepat membuat lebih banyak pihak

yang berkepentingan berusaha begitu cepat membuat masyarakat lebih kritis dalam

berfikir untuk mengikuti perkembangan informasi ekonomi. Salah satu informasi

ekonomi yang digunakan adalah informasi keuangan. Dalam hal ini manajemen

keuangan erat kaitannya dengan informasi keuangan tersebut. Perusahaan adalah

salah satu pihak yang menyediakan informasi keuangan tersebut,yaitu berupa

laporan keuangan yang digunakan bagi perusahaan bersangkutan untuk melaporkan

keadaan dan kondisi keuangannya kepada pihak pihak yang berkepentingan,

terutama bagi pihak investor, kreditur,dan pihak manajemen perusahaan itu sendiri.

Di sisi lain manajemen keuangan erat kaitannya dengan informasi keuangan

tersebut. Pihak perusahaan dituntut untuk menyajikan informasi laporan keuangan

tersebut dengan jelas dan lengkap agar dapat digunakan secara optimal oleh para

pemakainya.

Laporan keuangan menyajikan laporan keuangan perusahaan dan kinerja

perusahaan dalam menghasilkan laba. Posisi keuangan perusahaan ditunjukan

dalam laporan neraca.

Dalam laporan neraca tersebut kita dapat mengetahui kekayaan atau asset

perusahaan yang dimiliki (sisi aktiva),dan di sisi pasiva dapat kita ketahui dari mana

dana-dana untuk membiayai aktiva (dari modal sendiri atau utang) tersebut kita

peroleh sedangkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dapat kita lihat dalam
1
laporan laba rugi yang diterbitkanoleh perusahaan.

Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan memang memberikan

informasi posisi dan kondisi keungan perusahaan akan tetapi laporan tersebut perlu

kita analisis lebih lanjut untuk mendapatkan informasi yang lebih berguna dan lebih

spesifik dalam menjelaskan posisi dan kondisi keuangan perusahaan. Data tersebut

dapat dianalisis melalui analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan sebagainya.

Analisis solvabilitas diperlukan untuk jangka panjang, sedangkan likuiditas untuk

jangka pendek. Masing masing analisis tersebut akan memberikan informasi yang

lebih spesifik untuk menilai kinerja keuangan perusahaan.

Karena melihat pentingnya manfaat dari analisis solvabilitas pada sebuah

perusahaan, baik bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan, maka makalah

ini disusun dengan judul “Solvabilitas Perusahaan”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai rumusan masalah deskriptif sebagai berikut.

1. Apakah yang dimaksud dengan Liquiditas ?

2. Apakah yang dimaksud Rasio Liquiditas ?

3. Bagaimana Perhitungan Rasio Liquiditas?

Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan pengertian Liquiditas


2. Mendeskripsikan rasio Liquiditas

3. Menjelaskan tentang perhitungan rasio Liquiditas

2
Manfaat Penulisan Makalah

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut.

1. Dapat digunakan sebagai referensi mahasiswa dalam Mata Kuliah Manajemen


Keuangan.

2. Dapat digunakan sebagai pedoman pengajar yang hendak melaksanakan

kegiatan belajar mengajar.

3. Dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang pendidikan yang sedang

berkembang saat ini.

4. Dapat dipergunakan oleh pihak internal perusahaan maupun analis

eksternal untuk menilai kinerja sebuah perusahaan.

3
BAB II
LANDASAN TEORI
Rasio Likuiditas

A. Pengertian Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas dapat didefinisikan sebagai rasio yang menunjukan

kapabilitas perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio

likuiditas dikenal juga sebagai rasio yang dapat digunakan untuk mengukur

sampai seberapa jauh tingkat kapabilitas perusahan dalam melunasi kewajiban

jangka pendeknya yang akan jatuh tempo (Hery, 2016: 149).

Sejalan dengan itu Prastowo, (2011:83) mengatakan bahwa rasio

likuiditas adalah rasio yang mengambarkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek. Rasio

likuiditas atau disebut juga rasio modal kerja bertujuan mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Berdasarkan pengertian diatas maka rasio likuiditas adalah rasio

keuangan yang menunjukan kemampuan finansial perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya tepat waktu kepada kreditor.

B. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas

Melalui rasio likuiditas, pemilik perusahaan dapat menilai kemampuan

manajemen dalam mengelola dana yang telah dipercayakan, termasuk dana

yang dipergunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek.

Investor sangat membutuhkan rasio likuiditas terutama dalam hal pembagian

deviden tunai, sedangkan kreditor membutuhkannya untuk pedoman

pengembalian pinjaman pokok dengan bunganya. Kreditor maupun supplier

lazimnya akan menyerahkan pinjaman/utang kepada perusahaan yang memiliki


4
tingkat likuiditas tinggi.

Berikut adalah tujuan dan manfaat rasio likuiditas secara keseluruhan:

1. Mengukur kekuatan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang

yang akan segera jatuh tempo.

2. Mengetahui kapasitas perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek dengan menggunakan total asset lancar.

3. Mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek dengan menggunakan asset sangat lancar.

4. Menaksir skala uang kas perusahaan dalam membayar utang jangka

pendek.

5. Perencanaan finansial di masa depan terutama yang berhubungan dengan

perencanaan kas dan kewajiban jangka pendek.

6. Mengetahui keadaan dan posisi likuiditas perusahaan masing-masing

periode dengan membandingkannya.

C. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas

Berikut adalah jenis-jenis rasio likuiditas menurut (Hery, 2016:152) yang

lumrah dipakai dalam praktek untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendek:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar digunakan dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo dengan

menggunakan total asset lancar yang ada. Rasio lancar menggambarkan jumlah

ketersediaan asset lancar yang dimiliki dibandingkan dengan total kewajiban


5
lancar.

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio lancar:

Aset Lancar
Rasio Lancar=
Kewajiban
Lancar

2. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)

Skala likuiditas perusahaan yang lebih teliti terdapat pada ratio yang

disebut rasio sangat lancar, dimana persediaan dan persekot biaya dikeluarkan

dari total aktiva lancar, dan hanya menyisakan aktiva lancar yang likuid saja

yang kemudian dibagi dengan kewajiban lancar.

Quick ratio dihitung dengan formula sebagai berikut:

Kas + Surat berharga + piutang


Quick Ratio =
Kewajiban Lancar

3. Rasio Kas (Cash Rasio)

Merupakan perbandingan dari kas yang ada diperusahaan dan di bank

dengan total hutang lancar. Menunjukan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan uang kas dan surat berharga

yang murah diperdangangkan, yang tersedia didalam perusahaan.

Berikut adalah rumus untuk menghitung rasio kas:

Kas dan Setara Kas


Rasio Kas =
Kewajiban Lancar

2.2 Laporan Keuangan

6
D. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah produk akhir dari proses pencatatan dan

pengikhtisaran data transaksi bisnis dan digunakan sebagai alat untuk

mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-

pihak berkepentingan (Hery, 2016:3).

Disisi lain menurut Farid dan Siswanto (2011:22) mengatakan bahwa

laporan keuangan adalah informasi yang diharapkan dapat membantu pihak

berkepentingan untuk membuat kebijakan ekonomi yang bersifat finansial.

Berdasarkan pengertian diatas laporan keuangan adalah hasil akhir dari

serangkaian data transaksi bisnis yang dicatat dan diolah sehingga

menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai alat pengambilan

keputusan finansial perusahaan. Penyusunan laporan keuangannya Syar’e Mart

berpedoman pada SAK EMKM.

Sesuai dengan definisi dari SAK EMKM, pengertian serta kriteria

EMKM berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,

setidaktidaknya selama dua tahun berturut-turut. Berikut definisi UMKM yang

telah ditetapkan oleh Undang-undang No. 20 tahun 2008.

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak

Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
7
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha

Besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil

penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha

Besar dengan jumlah kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh

milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki

hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh

milyar rupiah).

Secara umum ciri-ciri UMKM adalah : Manajemen berdiri sendiri,

Modal disediakan sendiri, Daerah pemasarannya lokal, Aset perusahaannya

kecil, dan Jumlah karyawan yang dipekerjakan terbatas. Asas pelaksanaan

UMKM adalah kebersamaan, ekonomi yang demokratis, kemandirian,

keseimbangan kemajuan, berkelanjutan, efesiensi keadilan, serta kesatuan

ekonomi nasional.

8
E. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan keseluruhan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi

yang berguna bagi para investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan

untuk investasi dan pemberian kredit. Tujuan khusus laporan keuangan adalah

menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan

lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum. Sedangkan tujuan umumnya adalah:

1. Memberikan informasi terpercaya mengenai sumber ekonomi dan

kewajiban perusahaan dengan tujuan untuk menilai kekuatan dan

kelemahan perusahaan, menunjukan posisi keuangan dan investasi

perusahaan, menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutangnya

dan kemampuan perusahaan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk

perkembangan perusahaan.

2. Menyediakan sumber informasi bermutu mengenai sumber kekayaan

bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba.

3. Memberikan informasi penting lainnya tentang perubahaan aset dan

kewajiban.

4. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan oleh para

pemakai laporan keuangan

F. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik laporan keuangan merupakan informasi dalam laporan

keuangan yang berguna bagi para pemakai dalam mengambil keputusan.

Adapun karakteristik laporan keuangan menurut IAI adalah sebagai berikut:

9
1. Dapat dipahami.

Informasi akan dianggap berkualitas jika informasi tersebut dapat dipahami

oleh para pemakai. Dalam hal ini, para pemakai diasumsikan memiliki

pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis. Sesuai

dengan tujuan laporan keuangan, yaitu di antaranya menyediakan informasi

yang berguna bagi para pemakai untuk membuat keputusan investasi maupun

kredit.

2. Relevan.

Informasi dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi pengambilan

keputusan atau dapat membuat beda hasil dari berbagai alternativ keputusan

yang ada. maka Informasi yang memiliki kualitas relevan dapat mempengaruhi

keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa

masa lalu, masa kini atau masa depan. Karakteristik informasi yang relevan

adalah memiliki nilai umpan balik, prediktif, dan ketepatan waktu.

3. Keandalan.

Informasi mempunyai kualitas andal jika bebas dari pengertian yang

menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya, disajikan

dengan cermat, relatif bebas dari kesalahan, dan menggambarkan kondisi yang

sebenarnya sehingga harus netral (tidak berpihak).

4. Dapat dibandingkan.

Para pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingnkan laporan

keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi posisi keuangan dan

kinerja perusahaan. Komparabilitas memungkinkan pemakai informasi

10
mengenali persamaan dan perbedaan sesungguhnya dalam peristiwa ekonomi

antar perusahaan dengan demikian dapat terbentuk sebuah patokan atau standar

yang menjadi acuan.

G. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada umumnya dimaksudkan untuk memberikan

informasi yang berhubungan dengan laporan laba rugi, neraca, laporan

perubahan posisi keuangan serta laporan lain berupa informasi tambahan yang

berkaitan dengan laporan keuangan. Neraca dan laporan laba rugi akan

dijelaskan sebagai berikut :

1. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai

posisi keuangan (aktiva, kewajiban dan ekuitas) perusahaan pada periode

tertentu.

2. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi merupakan informasi keuangan mengenai kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu. Neraca dan

laporan laba rugi merupakan dua dokumen yang terpisah namun keduanya

mempunyai hubungan, serta neraca dan laporan laba rugi sering dihubungkan

dengan satu laporan yang disebut laporan perubahan modal, yang memberikan

informasi perubahan modal selama periode tertentu. Laporan keuangan yang

dibutuhkan dalam perhitungan rasio likuiditas adalah neraca maka hanya satu

jenis laporan yang dibutuhkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/16448/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=6&isAllowed=y

12

Anda mungkin juga menyukai