Disusun oleh
KELOMPOK 1
ANDINI (02220200009)
FITRIANI (02220200149)
JURUSAN MANAJEMEN
MAKASSAR 2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 4
C. Batasan Penelitian ............................................................................................................................. 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 5
A. Konsep Modal Kerja ......................................................................................................................... 5
B. Konsep Modal Kerja W. B. Taylor ................................................................................................... 6
C. Komponen Modal Kerja.................................................................................................................... 8
D. Sumber Modal Kerja ......................................................................................................................... 9
E. Pentingnya Modal Kerja Yang Cukup ............................................................................................ 10
F. Perputaran Modal Kerja .................................................................................................................. 10
G. Penentuan Jumlah Modal Kerja ...................................................................................................... 12
BAB III .......................................................................................................................................................... 13
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam bidang keuangan karena kekeliruan
dalam mengelola modal kerja dapat menyebabkan kegiatan usaha menjadi terhambat. Sehingga
adanya analisis modal kerja perusahaan sangat penting dilakukan untuk mengetahui situasi modal
kerja saat ini dan dihubungkan dengan dengan situsasi keuangan yang akan dihadapi di masa
depan, sehingga dari informasi tersebut dapat ditentukan kebijakan apa yang akan diambil
perusahaan untuk mengatasi permasalahan keuangan perusahaan. Di dalam perusahaan diperlukan
adanya manajemen modal kerja yang tepat karena manajemen modal kerja akan berpengaruh pada
kegiatan operasional perusahaan (Munawir, 2010). Kegiatan operasional ini akan berpengaruh
pada pendapatan yang akan diperoleh perusahaan. Pendapatan tersebut akan dikurangi dengan
beban pokok penjualan dan beban operasional atau beban lainnya sampai diperoleh laba atau rugi.
Pengelolaan modal kerja ini berpengaruh pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan (profitabilitas). Perusahaan yang dikatakan memiliki tingkat profitabilitas tinggi
berarti tinggi pula efisiensi penggunaan modal kerja yang digunakan perusahaan tersebut.
Kenyataan ini menjadikan pentingnya pengelolaan modal kerja dalam upaya peningkatan
profitabilitas perusahaan (Kasmir, 2012).
Setiap perusahaan yang menginginkan agar dapat terus hidup dan berkembang akan selalu
membutuhkan dana baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk
mebiayai investasi jangka panjangnya. Dana yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan
operasional tersebut dinamakan modal kerja (working capital). Modal kerja yang telah dikeluarkan
untuk membiayai kegiatan operasional tersebut diharapkan dapat menghasilkan keuntungan pada
perusahaan dalam jangka waktu dekat melalui hasil penjualan barang/hasil produksinya.
Keberadaan modal kerja sangat penting bagi perusahaan untuk menunjang kegiatan perusahaan.
Pengelolaan modal kerja secara efisien dan efektif maka diharapkan perusahaan dapat
meningkatkan laba usaha/profitabilitas. Hal ini disebabkan karena semakin cepat perputaran
modal kerja maka semakin cepat pula modal kerja tersebut kembali menjadi kas perusahaan.
(Muslich, 2003). Modal kerja menjadi masalah penting yang seringkali dihadapi oleh perusahaan,
karena sebagian besar perhatian manajer keuangan ditujukan untuk mengelola modal kerja dan
aktiva lancar yang merupakan bagian yang cukup besar dari total aktiva perusahaan. Pengelolaan
modal kerja meliputi pengambilan keputusan mengenai jumlah dan komposisi aktiva lancar dan
bagaimana membiayai aktiva ini. Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal
kerja dengan baik maka perusahaan kemungkinan mengalami insolvency (tidak mampu memenuhi
kewajiban jatuh tempo) dan mungkin terpaksa harus dilikuidasi. Pengelolaan modal
Modal kerja merupakan tanggung jawab setiap manajer atau pimpinan perusahaan. Selain
manajer, kreditor jangka pendek juga perlu mengetahui tingkat perputaran modal kerja perusahaan
agar mereka mengetahui kepastian kapan hutang perusahaan akan segera dibayarkan (Munawir,
2010). Elemen modal kerja yang terdiri dari kas, piutang, persediaan harus dimanfaatkan seefisien
mungkin. Besarnya modal kerja harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan, karena baik kelebihan
atau kekurangan modal kerja dapat membawa dampak negatif bagi perusahaan. Pengelolaan modal
kerja perlu diperhatikan tiga elemen utama modal kerja, yaitu kas, piutang dan persediaan. Semua
elemen modal kerja dihitung perputarannya. Semakin cepat tingkat perputaran masing-masing
elemen modal kerja, maka modal kerja dikatakan efisien, tetapi jika perputarannya semakin
lambat, maka penggunaan modal kerja dalam perusahaan kurang efisien (Sutrisno, 2009). Analisis
terhadap elemen modal kerja akan memberikan dampak terhadap upaya perusahaan dalam
pengendalian profitabilitas perusahaan. Kebijakan mengenai elemen modal kerja dalam hal ini
adalah kas akan memberikan dukungan terhadap upaya perusahaan untuk memenuhi kewajiban
lancar yang dimiliki sehingga jaminan likuiditas dapat terwujud dan hal tersebut mendukung
proses pencapaian profit secara maksimal. Elemen modal kerja selanjutnya yaitu mengenai
piutang, melalui pengelolaan piutang secara tepat maka perusahaan dapat terhindar dari terjadinya
kredit macet yang dapat terjadi, dimana hal tersebut dapat menghambat proses pencapaian profit
yang ditargetkan oleh perusahaan. Elemen yang terakhir yaitu mengenai persediaan, dimana
persediaan memberikan dukungan dalam proses kelancaran aktivitas operasional perusahaan,
dimana kelancaran atau ketersediaan persediaan maka aktivitas produksi dapat berjalan sesuai
dengan harapan dan pada akhirnya mendukung proses pencapaian profit yang ditetapkan.
Kenyataan tersebut dapat membuktikan terdapat keterkaitan antara pengelolaan elemen modal
kerja dengan pencapaian profit perusahaan (Riyanto, 2010).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep modal kerja dan sumber modal kerja dalam bidang keuangan?
2. Bagaimana pentingnya modal kerja yang cukup dalam bidang keuangan?
3. Bagaimana menentukan jumlah modal kerja?
C. Batasan Penelitian
Terdapat dua konsep atas analisa sumber dan penggunaan dana, yaitu dana dalam arti kas dan
dana dalam arti sebagai modal kerja. Menghindari pembahasan yang tidak terarah dan
mengakibatkan tidak tepatnya tujuan penelitian, maka pembatasan masalah yang dibahas yaitu
analisis sumber dan penggunaan dana dalam arti modal kerja pada keuangan perusahaan.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis sumber dan penggunaan modal kerja.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Emiten
Dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan keuangan dan juga dapat memberikan
input yang bermanfaat untuk pengelolaan dan pengembangan perusahaan yang ada.
b. Bagi Investor
Dapat memberikan masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil sebuah
keputusan oleh para investor sebelum melakukan investasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Macam-macam modal kerja itu dapat digambarkan seperti nampak di bawah ini.
C. Komponen Modal Kerja
Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar, yang dijelaskan sebagai
berikut:
1. Aktiva Lancar
a. Munawir (2004:14) menyatakan pengertian aktiva lancar sebagai berikut: Aktiva lancar
adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan
menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun
atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Yang termasuk aktiva lancar adalah:
b. Kas (Cash). Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan. Uang tunai dan alat pembayaran itu terdiri dari uang logam, uang kertas,
cek, dan lain-lain. Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa dipergunakan
segera untuk memenuhi kewajiban financial perusahaan, karena sifat likuidnya tersebut kas
memberikan keuntungan yang paling rendah.
c. Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment). Obligasi pemerintah, obligasi perusahaan
indusri, dan surat-surat utang sejenis, dan saham perusahaan lain yang dibeli untuk dijual
kembali dikenal sebagai investasi jangka pendek. Surat-surat berharga yang dibeli sebagai
investasi jangka pendek dari dana-dana yang sementara belum digunakan, dan bila surat-surat
berharga tersebut dapat segera dijual, maka dapat dianggap sebagai aktiva lancar. Surat-surat
berharga tersebut dimiliki untuk jangka pendek dengan maksud untuk diperjualbelikan
(trading securities). Jenis dari investasi jangka pendek ini adalah efek (marketable securities).
d. Wesel Tagih (Notes Receivable). Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan
dalam suatu promes. Promes tagih adalah promes yang ditandatangani untuk membayar
sejumlah uang dalam waktu tertentu yang akan datang kepada seseorang atau suatu
perusahaan yang tercantum dalam surat perjanjian tersebut (nama perusahaan yang
memegang surat tersebut).
e. Piutang Dagang (Accounts Receivable). Piutang dagang meliputi keseluruhan tagihan atas
langganan perseorangan yang timbul karena penjualan barang dagangan atau jasa secara
kredit. Kebijakan penjualan kredit sengaja dilakukan untuk memperluas pasar dan
memperbesar hasil penjualan. Dengan kebijakan penjualan kredit ini juga akan menimbulkan
resiko bagi perusahaan akan tidak dapat ditagihnya sebagian atau bahkan mungkin seluruh
dari piutang tersebut.
f. Penghasilan Yang Akan Masih Diterima (Account Receivable). Penghasilan yang sudah
menjadi hak perusahaan karena telah memberikan jasa-jasanya kepada pihak lain, tetapi
pembayarannya belum diterima sehingga merupakan tagihan.
g. Persediaan Barang (Inventories). Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali, yang
masih ada di tangan pada saat penyusunan neraca. Untuk perusahaan industri yang mengolah
bahan dasar menjadi barang jadi, mempunyai tiga persediaan yakni persediaan bahan dasar
atau bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
h. Biaya Yang dibayar dimuka ( Prepaid Expense). Pengeluaran untuk memperoleh jasa dari
pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari pihak lain yang
belum dinikmati oleh perusahaan pada periode yang sedang berjalan. Contohnya yaitu biaya
sewa yang dibayar di muka dan biaya iklan yang dibayar di muka.
2. Hutang Lancar
a. Munawir (2004:18) mengemukakan pengertian hutang lancar sebagai berikut: Hutang lancar
atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau
pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar merupakan
kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu kurang dari
satu tahun, atau utang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan.
Yang termasuk hutang lancar adalah sebagai berikut:
b. Wesel Bayar (Notes Payable) Wesel bayar adalah promes tertulis dari perusahaan untuk
membayar sejumlah uang atau perintah pihak lain pada tanggal tertentu yang akan datang
yang ditetapkan (utang wesel). Promes dapat diberikan kepada bank ketika perusahaan
meminjam uang atau kepada kreditur untuk pembelian barang dagangan secara kredit.
c. Hutang Dagang (Account Payable) Hutang Dagang Adalah semua pinjaman yang timbul
karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa secara kredit. Pinjaman tersebut akan
dikembalikan dalam waktu satu tahun atau kurang (jangka waktu operasi perusahaan yang
normal).
d. Penghasilan Yang Ditangguhkan (Differed Revenue) Penghasilan yang diterima terlebih
dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya yang belum menjadi hak perusahaan. Pihak
lain telah menyerahkan uang terlebih dahulu kepada perusahaan sebelum perusahaan
menyerahkan barang atau jasanya (perusahaan berkewajiban untuk memenuhinya).
Penghasilan baru direalisasi bila jasa-jasa telah dipenuhi atau transaksi penjualan telah
selesai.
e. Hutang Dividen (Divident Payable) Hutang dividen merupakan bagian laba perusahaan yang
diberikan sebagai deviden kapada pemegang saham, tetapi belum dibayarkan ketika neraca
disusun. Hutang Pajak (Tax Payable) Beban pajak perseroan yang belum dibayarkan pada
waktu neraca disusun.Kewajiban Yang Masih Harus Dipenuhi (Accrual
Payables) Kewajiban yang timbul karena jasa-jasa yang diberikan kepada perusahaan selama
jangka waktu tertentu, tetapi pembayarannya belum dilakukan.Misalnya: upah, bunga, sewa,
pensiun dan lain-lain.
a. Hasil Operasi Perusahaan adalah jumlah net income yang tampak dalam laporan perhitungan
rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi. Jumlah ini menunjukkan jumlah modal
kerja yang berasal dari operasi perusahaan.
b. Keuntungan Dari Penjualan Surat-Surat Berharga (Investasi Jangka Pendek). Surat berharga
yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek adalah salah satu elemen aktiva lancar yang
segera dapat dijual dan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya penjualan
surat-surat berharga ini mengakibatkan perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk
surat berharga menjadi uang kas.
c. Penjualan Aktiva Tidak Lancar.Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil
dari penjualan aktiva tetap. Investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang
tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang
menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar jumlah penjualan tersebut.
d. Penjualan Saham Atau Obligasi. Untuk menambah dana atau modal kerja yang diperlukan,
perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik
perusahan untuk menambah modalnya, disamping itu perusahaan juga dapat mengeluarkan
obligasi atau bentuk utang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal
kerjanya. Penjualan obligasi ini mempunyai konsekuensi bahwa perusahaan harus membayar
bunga tetap, oleh karena itu dalam mengeluarkan utang dalam bentuk obligasi harus
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, seperti adanya
kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.
2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada
waktunya.
3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat
mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.
4. Menjamin perusahaan memiliki kredit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat
diduga seperti kebakaran, pencurian dan sebagainya.
5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani
permintaan konsumennya.
6. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada
pelanggan.
7. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi denan lebih efisien karena tidak ada kesulitan
dalam memperoleh bahan baku biasa dan supply yang dibutuhkan.
8. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam posisi resesi atau depresi.
Contoh 1.
Artinya, perputaran modal kerja tahun 2007 sebanyak 4,5 kali di mana penggunaan setiap Rp.
1,00 modal kerja dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp. 4,5.
Perputaran modal kerja tahun 2008 sebanyak 5,2 kali artinya setiap Rp. 1,00 modal kerja dapat
menghasilkan Rp. 5,2,00 penjualan.
Dari penilaian terhadap kedua rasio ini terlihat bahwa ada kenaikan rasio perputaran modal
kerja dari tahun 2007 ke tahun 2008, hal ini dapat diartikan atau menunjukkan ada kemajuan yang
diperoleh manajemen. Namun untuk data pembanding apakah manajemen telah berhasil atau
sebaliknya, maka kita menggunakan rata-rata industri. Apabila rata-rata industri untuk perputaran
modal kerja adalah 5 kali maka keadaan perusahaan kurang baik untuk tahun 2007, namun tahun
2008 baik karena di atas rata-rata industri.
(1) Besar kecilnya operasi pokok/penjualan, artinya makin besar operasi pokok atau penjualan,
maka kebutuhan modal juga makin besar, demikian pula sebaliknya apabila operasi pokok
kecil, maka modal kerja juga besar.
(2) Kecepatan perputaran modal kerja, artinya makin cepat berputar modal kerja maka
kebutuhan modal kerja juga relatif besar, demikian pula sebaliknya makin lambat perputaran
modal kerja maka kebutuhan modal kerja juga relatif kecil.
Untuk mengetahui besarnya kebutuhan modal kerja menurut Kasmir (2013: 226-228), dapat
dihitung dengan beberapa cara atau metode. Penggunaan metode mana yang akan digunakan
tergantung dari pimpinan perusahaan. Berikut ini metode yang digunakan untuk menghitung
kebutuhan modal kerja dapat digunakan dengan dua cara, yaitu:
Sedangkan metode unsur-unsur biaya merupakan metode yang menggunakan unsur- unsur
biaya yang dibutuhkan dalam suatu periode tertentu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Modal Kerja merupakan sebuah strategi dalam akuntansi yang berfokus pada
pemeliharaan keseimbangan current asset dan liabilities pada perusahaan yang bertujuan
mengelola aset lancar dan utang lancar, jadi bisa mendapatkan modal kerja neto yang bagus dan
bisa menjamin tingkat likuiditas bisnis. Modal Kerja mempunyai komponen yang terdiri dari
Aktiva Lancar dan Hutang Lancar. Umumnya, jumlah kebutuhan modal kerja suatu bisnis
tergantung dari dua hal, yaitu: Jumlah operasi pokok atau penjualan dan Perputaran modal
kerja. Jumlah operasi pokok atau penjualan, artinya semakin besar operasi pokok atau
penjualan, maka kebutuhan modal bisnisnya juga makin besar, demikian pula sebaliknya
sedangkan Perputaran modal kerja, artinya modal kerja yang berputar semakin cepat maka modal
kerja yang dibutuhkan juga relatif besar. Sebaliknya, kalau perputaran modalnya lambat,
modalnya pun akan sedikit. Besar kecilnya kebutuhan modal kerja tergantung kepada Periode
perputaran atau terikatnya modal kerja dan pengeluaran kas rata-rata setiap harinya. Dengan
jumlah pengeluaran setiap hari yang tetap, tetapi dengan makin lamanya perputarannya, maka
jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin besar. Modal Kerja juga bisa mengalami
perubahan yang disebabkan oleh salah satunya yaitu adanya kenaikan sektor modal baik yang
berasal dari laba maupun adanya pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari
pemilik perusahaan dimana modal kerja akan bertambah.
B. Saran
Dengan adanya penyusunan makalah ini yang membahas tentang Manajemen Modal
Kerja semoga memberikan manfaat, edukasi serta bertambahnya ilmu pengetahuan bagi para
pembaca dan kami sebagai penulis sangat mengharapkan para pembaca dapat memahami isi dari
makalah yang kami susun serta mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para
pembaca, guna penulisan makalah berikutnya lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Riris Eka. 2020. Manajemen Modal Kerja (Working Capital Manajemen).UM Sida diakses pada
tanggal 4
November 2022 melalui,
http://eprints.umsida.ac.id/6767/1/Riris%20Eka%20Widayanti_Working%20Capital%20Manage
ment.pdf
Tika Ulfianinda. 2022. Manajemen Modal Kerja: Tujuan, Konsep dan Cara
Menghitungnya.Jakarta Utara
diakses pada tanggal 4 November 2022 melalui,
https://www.mas-software.com/blog/manajemen-modal-kerja
Lina Ismaw. 2012. Manajemen Modal Kerja.E-library.Bandung diakses pada tanggal 4
November 2022
melalui,
https://elib.unikom.ac.id/download.php?id=50979
Nurchayati. Modal Kerja. Udinus. Semarang diakses pada 4 November 2022 melalui,
http://eprints.dinus.ac.id/7224/1/MODAL_KERJA.pdf