Disusun oleh :
Ayu Adristi Cahyadewi
XII IPS 2 / 10
Segala puji dan syukur serta nikmat pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
yang melimpah, karena atas berkah rahmat dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir yang berjudul “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT MAYORA INDAH
TAHUN 2015-2017” ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata pelajaran Ekonomi yang
diajarkan oleh Ibu Farida. Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan arahan kepada
penulis. Ucapan terima kasih tersebut khususnya disampaikan kepada Ibu Farida, selaku
guru bidang studi Ekonomi yang telah memberikan bimbingan dan ilmu sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas ini, serta teman-teman SMA Negeri 99 Jakarta yang telah
memberikan semangat dan saran serta kritik kepada penulis.
Dalam makalah ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan dalam makalah ini, maka dari itu saya selaku penulis menerima dengan
baik saran dan kritik yang diberikan. Semoga makalah yang saya buat ini dapat dinilai
dengan baik dan dihargai oleh pembaca, dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Tabel 1.1
PT MAYORA INDAH
Laporan Neraca
Per 31 Desember 2015 s/d 2017
KEWAJIBAN/LIALIBITIES
Kewajiban Lancar /Short Term Liabilities
Utang Usaha 1.103.562.728 747.857.439 5.831.321.683
Utang Kontraktor 3.302.077.699 6.905.447.378 4.437.550.165
Utang Pajak 1.242.569.489 243.294.357 2.161.142.520
Utang Lainnya 224.400.148 563.843.686 534.903.397
Beban Masih Harus dibayar 6.399.767.602 3.267.678.192 12.701.637.077
Imbalan Kerja J.Pendek 3.695.854.128 8.934.165.316 110.854.967
Utang Lembaga Bukan Bank 0 0 0
Provisi Biaya Pelapisan Jalan Tol 8.290.081.955 16.242.726.301 10.735.202.627
Jumlah Kewajiban Lancar/Short Term 24.258.313.752 36.905.003.673 36.512.612.438
Liabilities
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa aset (assets) perusahaan terdiri dari aset lancar
dan aset tidak lancar. Aset lancar perusahaan terdiri dari kas, piutang usaha dan pajak
dibayar dimuka. Sementara aset tidak lancar terdiri dari aset pajak tangguhan, aset
tetap kepemilikan langsung. Dilihat dari nilai aset lancar setiap tahun perusahaan
memiliki persediaan aset lancar yang meningkat setiap tahunnya. Sedangkan untuk
aset tidak lancar juga mengalami kenaikan setiap tahun pada aset tidak lancarnya.
lancar dan kewajiban tidak lancar. Kewajiban lancar terdiri dari utang usaha,
kontraktor, pajak, beban masih harus dibayar, imbalan kerja jangka pendek, utang
lembaga bukan bank dan provisi biaya pepisan jalan tol. Sedangkan kewajiban tidak
lancar terdiri dari pendapatan diterima dimuka, pajak tangguhan dan provisi pelapisan
ualang. Untuk kewajiban lancar nilai nya tidak stabil. Dimana pada tahun 2015
penilaian, saldo laba tahun sebelumnya, saldo laba tahun berjalan dan cadangan
perusahaan. Untuk nilai equity perusahaan mengalami kenaikan dan turun yang tidak
terlalu signifikan. Dimana ditahun 2015 ke tahun 2016 mengalami kenaikan, tetapi
pada tahun 2017 mengalami penurunan, namun penurunannya tidak terlalu jauh dari
tahun sebelumnya.
Tabel 1.2
PT MAYORA INDAH
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2015 s/d 2017
BEBAN/EXPENSES
Beban SDM 42.466.975.733 47.153.579.197 40.546.494.897
Beban Pengumpulan Tol 6.385.502.557 7.987.125.535 8.175.757.430
Beban Pelayanan Jalan Tol 5.007.947.255 6.374.477.554 5.879.263.352
Beban Pemeliharaan Jalan Tol 18.005.160.925 30.136.070.116 22.641.915.318
Beban Pajak Bumi dan Bangunan 8.954.200.153 9.372.171.028 9.776.004.172
Beban Penyusutan dan Amortisasi 17.294.717.100 21.053.239.049 22.544.101.100
Beban Umum dan Administrasi 3.887.787.189 4.223.184.666 4.586.891.864
Dari tabel 1.2 diatas dapat dilihat laporan laba rugi yang menunjukkan
perusahaan mengalami rugi atau untung. Dari tabel tersebut terdapat pendapatan,
beban, laba usaha yang rugi ataupun untung untuk setiap tahunnya selama tiga tahun
perusahaan dapat melihat trend perusahaan dari tahun ke tahun apakah meningkat
ataupun menurun.
penurunan yang jauh ataupun signidikan dari dua tahun sebelumnya menjadi sebesar
Rp 3.679.277.823. Dengan ini dapat dikatakan laba bersih PT Mayora Indah tidak
stabil dengan mengalami naik dan turun yang signifikan pada tahun tertentu.
c. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan
Tabel 2.1
PT MAYORA INDAH
Standar Rasio Keuangan
Standar
No Keterangan Rasio Yang Industri Keterangan
Digunakan Rasio
keuangan
1 Rasio Current Ratio 200 % Baik jika diatas
Likuiditas standar rasio
Cash Ratio 100 % Baik jika diatas
standar rasio
2 Rasio Debt Ratio 35 % Baik jika dibawah
Leverage
Debt To Equity 90 % Baik jika dibawah
Ratio
3 Rasio Return On 30% Baik jika diatas
Profitabilitas Invesment standar rasio
4 Rasio Total asset 2 kali Baik jika diatas
Aktivitas Turnover standar rasio
Fixed asset 5 kali Baik jika diatas
Turnover standar rasio
1) Rasio Likuiditas
menjamin setiap hutang lancar dengan 17,56% aktiva lancar. Pada tahun 2016,
perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 12,08% aktiva lancar. Dan
Pada tahun 2017, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 27,63%
aktiva lancar. Dari tahun 2015 sampai 2016 rasio perusahaan mengalami
penurunan sebesar 5,48%. Sedangkan pada tahun 2016 sampai 2017 rasio perubahan
200%, dimana suatu perusahaan dikatakan likuid jika rasio perusahaan tersebut diatas
standar tersebut. Namun dapat dilihat dari analisis diatas bahwa perusahaan hanya
mampu menghasilkan 17,56% tahun 2015, 12,08% tahun 2016 dan 27,63% pada tahun
2017. Dengan kata lain PT Mayora Indah belum mampu memenuhi standar rasio
Berdasarkan rasio kas, pada tahun 2015 perusahaan hanya mampu menjamin
setiap hutang lancar sebesar 13,76%. Pada tahun 2016 kemampuan perusahaan
menjamin setiap hutang lancar menurun menjadi 10,02. Dan pada 2017 kemampuan
perusahaan dalam menjamin setiap hutang lancar naik kembali menjadi 11,17. Dari
tahun 2015 sampai 2016 rasio perusahaan mengalami penurunan sebesar 3,74%.
Sedangkan pada tahun 2016 sampai 2017 rasio perusahaan mengalami kenaikan
sebesar 1,15%. Hal ini berarti perusahaan tidak begitu baik dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan kas, karena rasio kas yang baik yaitu 100%, maka
dari itu sebaiknya perusahaan menghindari hutang lancar yang berlebihan agar
Menurut Kasmir Standar Rasio Keuangan untuk Cash Ratio adalah 100%,
dimana suatu perusahaan dikatakan likuid jika rasio perusahaan tersebut diatas standar
tersebut. Namun dapat dilihat dari analisis diatas bahwa perusahaan hanya mampu
menghasilkan 13,76% tahun 2015, 10,02% tahun 2016 dan11,17% pada tahun 2017.
Dengan kata lain PT Mayora Indah belum mampu memenuhi standar rasio keuangan
yang ditetapkan.
Tabel 2.2
PT MAYORA INDAH
Perhitungan Rasio Likuiditas
2015 s/d 2017
Dari Tabel 3.4 Pada tahun 2016, rasio lancar perusahaan mengalami penurunan
sebesar 5,48% dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2015. Hal ini disebabkan hutang
lancar perusahaan yang naik dan didukung dengan naiknya aktiva lancar perusahaan
pada tahun tersebut. Pada tahun 2017 rasio perusahan mengalami kenaikan sebesar
15,55%% dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2016. Hal ini disebabkan hutang lancar
Pada tahun 2016 rasio kas perusahaan mengalami penurunan sebesar 3,74%
dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2015. Hal ini disebabkan oleh naiknya jumlah
kas dan kenaikan pada kewajiban lancar yang tidak sesuai sehingga perusahaan tidak
likuid. Dan pada tahun 2017 rasio kas perusahaan mengalami peningkatan sebesar
1,15% dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh peningkatan
pada jumlah kas dan penungkatan pada kewajiban lancar yang sesuai sehingga
perusahaan likuid.
bahwa hutang lancar yang dimiliki perusahaan sangatlah besar. Dimana jumlah hutang
lancar yang dmiliki perusahaan pada tahun 2015 sebesar Rp24.258.313.752, tahun
2016 sebesar Rp36.905.003.763 dan pada tahun 2017 sebesar Rp36.512.612.438. Hal
inilah yang menyebabkan rasio lancar perusahaan memiliki persentase yang sangat
jauh dari standar rasio yang ditetapkan. Dimana untuk rasio lancar ditetapkan sebesar
200%.
27,63%. Hal ini disebabkan tingginya hutang lancar yang dimiliki perusahaan yang
harus dibayarkan menggunakan aktiva lancar perusahaan. Hal inilah jugalah yang
menyebabkan rasio kas perusahaan memiliki persentase yang sangat jauh dari standar
rasio yang ditetapkan. Dimana untuk rasio lancar ditetapkan sebesar 100%. Namun
perusahaan hanya mampu memenuhi sebesar 13,76%, 10,02%, 11,17%. Hal ini
disebabkan tingginya hutang lancar yang dimiliki perusahaan yang harus dibayarkan
Indah dilihat dari rasio likuiditasnya masih harus ditingkatkan karena dalam keadaan
kurang baik. PT Mayora Indah juga berada dibawah standar industri yang diterapkan
jangka pendeknya mengunakan aktiva baik aktiva lancar maupun semua total
aktivanya.
2) Rasio Solvabilitas / Leverage
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
a. Debt ratio
Berdasarkan perhitungan rasio solvabilitas pada tahun 2015 49,20% dari total
aktiva perusahaan dibiayai dengan pinjaman (hutang). Pada tahun 2016 sebesar
45,33% dari total aktiva perusahaan di biayai dengan modal pinjaman (hutang)
sedangkan perhitungan rasio solvabilitas pada tahun 2017sebesar 49,07% dari total
Menurut Kasmir, Standar Rasio Keuangan untuk Debt Ratio adalah 35%,
dimana suatu perusahaan dikatakan jika baik rasio perusahaan tersebut dibawah
standar tersebut. Namun dapat dilihat dari analisis diatas bahwa perusahaan hanya
mampu menghasilkan 49,20% tahun 2015, 45,33% tahun 2016 dan 49,07% pada tahun
2016. Yang berarti hasil yang didapat dari perbandingan hasil analisisnya berada jauh
dari standar yang telah ditapkan. Dengan kata lain PT Mayora Indah belum mampu
dari total equitas perusahaan dibiayai dengan pinjaman modal pinjaman (hutang). Pada
tahun 2016 sebesar 35,06% dari total equitas perusahaan dibiayai dengan modal
pinjaman (hutang), sedangkan perhitungan rasio solvabilitas pada tahun 2017 sebesar
Menurut Kasmir, Standar Rasio Keuangan untuk Debt to Ratio adalah 90%,
dimana suatu perusahaan dikatakan baik jika rasio perusahaan tersebut dibawah
standar tersebut. Dilihat dari analisis diatas bahwa perusahaan hanya menghasilkan
32,97% tahun 2015, 35,06% tahun 2016 dan 32,97% pada tahun 2017. Dengan kata
lain PT. Jasa Marga (Persero) Tbk mampu memenuhi standar rasio keuangan yang
antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan perusahaan. Dari
hasil analisis, pada tahun 2015 nilai Long Term Debt to Equity Ratio adalah sebesar
15,95% , artinya bahwa Rp.100 pendanaan perusahaan, Rp. 15.95 dibiayai dengan
hutang dan Rp. 84.05 disediakan oleh pemegang saham, pada tahun 2016 sebesar
11,62%, artinya bahwa Rp.100 pendanaan perusahaan, Rp. 11.62 dibiayai dengan
hutang dan Rp. 88.38 disediakan oleh pemegang saham. Pada tahun 2017 sebesar
9,22%, artinya bahwa Rp.100 pendanaan perusahaan, Rp. 9.22 dibiayai dengan hutang
dan Rp. 90.78 disediakan oleh pemegang saham. Namun dari hasil analisis diatas dapat
dikatakan bahwa perusahaan mampu menjamin hutang jangka panjang nya dengan
Tabel 2.3
PT MAYORA INDAH
Perhitungan Rasio Leverage
2015 s/d 2017
Dari Tabel 2.3 pada tahun 2015, 2016 dan 2017 debt ratio perusahaan
mengalami naik turun setiap tahunnya. Hal ini disebabkan tidak stabilnya total aset
perusahaan dan total utang perusahaan setiap tahunnya. Pada tahun 2015, 2016 dan
2017 debt to equity ratio juga mengalami naik turun setiap tahunnya. Hal ini
disebabkan oleh tidak stabilnya total hutang dan total ekuitas setiap tahunnya. Setelah
melakukan analisis untuk rasio leverage, maka dapat disimpulkan bahwa total aktiva
yang dimiliki perusahaan sangatlah besar. Dimana jumlah total aktiva yang dmiliki
perusahaan pada tahun 2015 sebesar Rp 95.477.273.822, tahun 2016 sebesar Rp
102.203.587.122 dan pada tahun 2017 sebesar Rp 103.347.812.133. Hal inilah yang
menyebabkan debt ratio perusahan memiliki persentase yang sangat jauh dari standar
rasio yang ditetapkan. Dimana untuk debt ratio ditetapkan sebesar 35%. Namun
perusahaan mampu memenuhi sebesar 49,20%, 45,33%, 49,07%. Hal ini disebabkan
tingginya total akiva yang dimiliki perusahaan yang harus dibayarkan menggunakan
Hal inilah jugalah yang menyebabkan debt to equity ratio perusahaan memiliki
persentase yang sangat baik sesuai dengan standar rasio yang ditetapkan. Dimana
untuk debt to equity ratio ditetapkan sebesar 90% (baik jika dibawah standar rasio
nya). Dan perusahaan mampu memenuhi sebesar 32,97%, 35,06%, 32,91%. Hal ini
disebabkan oleh kemampuan totoal hutang yang dimiliki perusahaan untuk membiayai
Indah pada tahun 2015, 2016 dan 2017 dilihat dari rasio leverage masih dalam
keadaan baik . Hal ini berarti meskipun setiap tahunnya rasio mengalami naik dan
4.1 Kesimpulan
yang sesuai dengan penelitian pada perusahan PT Mayora Indah sebagai berikut :
1. Jika dilihat dari rasio likuiditas, dimana dilihat dari rasio lancar dan rasio kas nya
maka dapat disimpulkan bahwa kondisi perusahaan tidak dalam keadaan likuid
pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dilihat pada rasio lancar di
tahun 2015 hingga 2017. Karena sesuai dengan Standar Akuntansi pada rasio
keuangan sebesar 200% dan 100%, sehingga rasio perusahaan belum mencukupi
dalam kondisi yang tidak stabil atau belum sepenuhnya mampu membayar utang
jangka pendek/lancar.
2. Jika dilihat dari rasio laverage, dimana ada debt ratio, debt to equity ratio dan
long term to debt equity ratio dapat dilihat bahwa kondisi perusahaan yang kurang
baik dalam melunasi hutang. Karena sesuai dengan Standar Akuntansi pada rasio
keuangan sebesar 35% dan 90%, sehingga rasio perusahaan belum mencukupi
dalam kondisi yang tidak stabil atau belum sepenuhnya mampu mengelola utang
3. Jika dilihat dari rasio Aktivitas diperlukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui
menghasilkan laba/keuntungan naik dan turun pada dua tahun yakni 2015 dan
2016. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan masih kurang baik dalam
kondisi yang tidak stabil atau belum mampu mengelola keuangannya untuk