Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM


PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF UMKM DI PROVINSI DIY
UNTUK MENEMBUS PASAR EKSPOR

Disusun oleh

Nama : Nia Sarinastiti


Nomor Mahasiswa : 143170144
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Jurusan : Ilmu Ekonomi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
KULIAH LAPANGAN

STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM


PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF UMKM DI PROVINSI DIY
UNTUK MENEMBUS PASAR EKSPOR

Laporan Kuliah Lapangan ini disetujui pada tanggal 27 Agustus 2020

Oleh :
Dosen Pembimbing

Asih Sri Winarti,S.E,.M.Si


NIP.2 7409 99 0216 1

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka
saya dapat menyelesaikan laporan kuliah lapangan yang berjudul “STRATEGI DINAS
PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PENGEMBANGAN
INDUSTRI KREATIF UMKM DI PROVINSI DIY UNTUK MENEMBUS PASAR
EKSPOR”.

Penulisan laporan kuliah lapangan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
kuliah lapangan. Laporan kuliah lapangan ini berisi tentang strategi pengembangan
industri kreatif umkm di provinsi DIY untuk menembus pasar ekspor. Laporan kuliah
lapangan ini saya lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan
kondisi eksisting industry kreatif UMKM di Yogyakarta. Pembahasan yang
menjelaskan penjabaran dari permasalahan industry kreatif UMKM dan strateginya,
penutup yang berisi tentang kesimpulan yang menjelaskan isi dari laporan kuliah
lapangan saya. Laporan kuliah lapangan ini juga saya lengkapi dengan daftar pustaka
yang menjelaskan sumber dan referensi bahan dalam penyusunan.

Saya menyadari bahwa laporan kuliah lapangan ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan laporan kuliah lapangan
ini akan saya terima. Semoga laporan kuliah lapangan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.

Klaten, 27 Agustus 2020

Nia Sarinastiti

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................iv

DAFTAR TABEL ..........................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................5

BAB II PERMASALAHAN INDUSTRI KREATIF UMKM DI PROVINSI DIY ...... 6

2.1 Akses pemasaran dan legalitas belum optimal .....................................................6

2.2 Keterbatasan modal ...............................................................................................7

2.3 Pelaku UMKM tidak terlalu paham dalam pengurusan dokumen dan perizinan
ekspor ...........................................................................................................................8

BAB III SOLUSI PERMASALAHAN ...........................................................................9

3.1 Mempermudah akses pemasaran dan meningkatkan pentingnya likuiditas .........9

3.2 Pemberian bantuan berupa manajemen permodalan dan keuangan ................... 10

3.3 Sosialiasi mengenai pengurusan dokumen dan perizinan ekspor .......................11

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................12

4.1 Kesimpulan ..........................................................................................................12

iv
4.2 Saran ....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................13

LAMPIRAN ..................................................................................................................14

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah UMKM di Provinsi DIY tahun 2016-2020 .................................... 2

Tabel 1.2 Jumlah omzet UMKM tahun 2-16-2020 ..................................................... 4

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Persentase UMKM Berdasarkan Jenis Usaha Tahun 2020 ......... 3

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Data Penyerapan Tenaga Kerja UMKM DIY ......................... 15

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dinas Perindustrian dan Perdagangan atau yang lebih dikenal sebagai


Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah suatu instansi pemerintah daerah
yang berada langsung dibawah Kementrian Perdagangan Republik Indonesia,
sesuai dengan namanya Dinas Perindustrian dan Perdagangan membawahi
segala aktifitas terkait perindustrian dan perdagangan yang ada di tingkatan
daerah atau provinsi. Sedangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
adalah roda penggerak perekonomian Indonesia. Ketika bepikir tentang bisnis
dan ekonomi, apalagi tentang dunia usaha terkadang istilah yang muncul dan
sangat berperan terhadap perekonomian yaitu UMKM. Perkembangan UMKM
di Provinsi DIY meningkat pesat, dari data tahun 2016 hingga sekarang selalu
bertambah jumlahnya. Pada tahun 2016 jumlah UMKM di Provinsi DIY
sebanyak 226.211 dan sekarang data sementara jumlahnya adalah 248.499.
Berikut adalah data dari dinas koperasi dan UMKM DIY:

1
Tabel 1.1
Jumlah UMKM di Provinsi DIY Tahun 2016-2020
Tahun Satuan
No Sub Elemen
2016 2017 2018 2019 2020
1. Profil UMKM
Usaha Mikro
Jumlah Tenaga Kerja
Laki-laki 50.150,00 51.053,00 53.018,00 53.539,00 53.539,00 Orang
Perempuan 85.135,00 86.667,00 90.004,00 90.888,00 90.888,00 Orang
Tenaga Borongan 15.053,00 15.324,00 15.914,00 16.070,00 16.070,00 Orang
Usaha Kecil
Jumlah Tenaga Kerja
Laki-laki 71.506,00 72.793,00 75.596,00 76.338,00 76.338,00 Orang
Perempuan 89.483,00 91.094,00 94.601,00 95.530,00 95.530,00 Orang
Tenaga Borongan 17.897,00 18.219,00 18.920,00 19.106,00 19.106,00 Orang
Usaha Menengah
Jumlah Tenaga Kerja
Laki-laki 72.062,00 73.359,00 76.183,00 77.931,00 77.931,00 Orang
Perempuan 90.077,00 91.698,00 95.228,00 95.163,00 95.163,00 Orang
Tenaga Borongan 18.015,00 18.339,00 19.045,00 19.232,00 19.232,00 Orang
2. Jumlah UMKM berdasarkan Jenis Usaha 226211,000 235313,000 246083,000 248499,000 248499,000 Unit
Aneka Usaha 49.050,00 51.810,00 53.805,00 54.333,00 54.333,00 Unit
Perdagangan 64.580,00 65.873,00 70.120,00 70.808,00 70.808,00 Unit
Industri Pertanian 61.631,00 61.168,00 63.523,00 64.147,00 64.147,00 Unit
Industri Non Pertanian 50.950,00 56.462,00 58.635,00 59.211,00 59.211,00 Unit
3. Jumlah UMKM berdasarkan Skala Usaha 238619,000 248217,000 259581,000 262130,000 262130,000 Unit
Usaha Mikro 130.525,00 135.799,00 141.991,00 143.385,00 143.385,00 Unit
Usaha Kecil 59.655,00 62.042,00 64.896,00 65.533,00 65.533,00 Unit
Usaha Menengah 36.031,00 37.472,00 39.196,00 39.581,00 39.581,00 Unit
Sangat Sementara

Sumber: (Dinas Koperasi dan UMKM DIY)

2
Dari data diatas jumlah UMKM provinsi DIY sebesar 248.499, diantaranya
sekitar 28,49% mengisi sektor perdagangan. provinsi DIY juga memiliki sekitar
70.808 industri kecil dan menengah yang menopang sektor perdagangan. Dan
pada urutan kedua adalah sektor pertanian sekitar 25,81% atau 64.147 UMKM.

Persentase UMKM Berdasarkan Jenis Usaha Tahun


2020

23,83% 21,87%

25,81% 28,49%

Aneka Usaha Perdagangan Industri Pertanian Industri Non Pertanian

Sumber: (Dinas Koperasi dan UMKM DIY)

Gambar 1.1 Persentase UMKM Berdasarkan Jenis Usaha Tahun 2020

Jumlah pembiayaan yang diperoleh Koperasi dan UMKM yang dibina


sebesar Rp15.780.000.000 pada tahun 2019. Sedangkan omzet yang diperoleh
UMKM dari tahun 2016 hingga 2020 berdasarkan skala usaha adalah sebagai
berikut:

3
Tabel 1.2
Jumlah Omzet UMKM Tahun 2016-2020
No Skala Usaha Tahun Jumlah Omzet Satuan
1. Mikro 2016 7.800.000,00 Rp.Juta
2017 8.100.000,00 Rp.Juta
2018 8.505.000,00 Rp.Juta
2019 8.589.000,00 Rp.Juta
2020 8.589.000,00 Rp.Juta
2. Kecil 2016 28.600.000,00 Rp.Juta
2017 29.500.000,00 Rp.Juta
2018 30.975.000,00 Rp.Juta
2019 31.279.000,00 Rp.Juta
2020 31.279.000,00 Rp.Juta
3. Menengah 2016 108.000.000,00 Rp.Juta
2017 109.000.000,00 Rp.Juta
2018 114.450.000,00 Rp.Juta
2019 115.574.000,00 Rp.Juta
2020 115.574.000,00 Rp.Juta
Sangat Sementara
Sumber: (Dinas Koperasi dan UMKM DIY)

Dengan perkembangan zaman yang ada, seperti era digital maka


UMKM harus mampu menyesuaikan keadaan yang terus berubah. Apalagi
seperti sekarang adanya pandemi covid-19, UMKM harus merubah cara
berdagang karena adanya pembatasan dan tidak adanya wisatawan, jadi semua
serba online. Namun pasti juga ditemui permasalahan yang dihadapi industri
kreatif UMKM dalam pengembangan usahanya. Dengan itu saya memilih judul
“STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

4
DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF UMKM DI
PROVINSI DIY UNTUK MENEMBUS PASAR EKSPOR”.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah diatas maka dapat diperoleh permasalahan
sebagai berikut : Apa saja permasalahan yang dihadapi Dinas Perindustrian dan
Perdagangan dalam pengembangan industri kreatif UMKM di Provinsi DIY
dalam menembus pasar ekspor?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dari


laporan ini adalah untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi Dinas
Perindustrian dan Perdagangan dalam pengembangan industri kreatif UMKM
di Provinsi DIY dalam menembus pasar ekspor.

5
BAB II
PERMASALAHAN INDUSTRI KREATIF UMKM DI
PROVINSI DIY

2.1. Akses Pemasaran dan Legalitas Belum Optimal


Masalah yang dihadapi dan sekaligus menjadi kelemahan UMKM
adalah kurangnya akses informasi, khususnya informasi pasar (Febrianti, 2018).
Hal tersebut menjadi kendala dalam memasarkan produk, karena dengan
terbatasnya akses informasi pasar yang mengakibatkan rendahnya orientasi
pasar dan lemahnya daya saing di tingkat global. Miskinnya informasi mengenai
pasar tersebut, menjadikan UMKM tidak dapat mengarahkan pengembangan
usahanya secara jelas dan fokus, sehingga perkembangannya mengalami
stagnasi.
Pemasaran sering kali diibaratkan sebagai jantung kehidupan sebuah
usaha. Maka para pelaku UMKM harus jeli dan teliti dalam menciptakan
strategi pemasaran yang tahan banting di tengah ketatnya persaingan pasar.
Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada
pembeli.
Program pelatihan marketing dan mem-branding UMKM menjadi salah
satu poin vital. Banyak UMKM di Yogya mem-branding produknya secara
unik, tapi belum tentu sinambung. Karenanya, konsep branding yang baik,
sustainable, dan menggiring loyalitas konsumen, perlu dibekalkan ke pelaku
UMKM.

6
Rendro Prasetyo, Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan Ahli
Pertama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta juga menyebut
pasar bebas ASEAN bisa menjadi peluang bagi negara yang siap. Oleh karena
itu, terus melakukan pemberdayaan kepada IKM yang sudah ada bisa diberikan
bantuan agar lebih berkembang, misal pelatihan dan pendampingan serta
perlindungan, seperti permasalahan legal yang masih kurang diperhatikan,
HAKI, hak paten, merek, dan lain sebagainya. (Agung, 2019)
2.2. Keterbatasan Modal
Belum optimalnya permodalan merupakan faktor utama yang
diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha dan ketersediaan bahan
baku yang melimpah namun pada penyerapannya tidak maksimal. Agar menjadi
kompetitif, persoalan dasar UMKM perlu segera diselesaikan. Kesulitan akses
pembiayaan UMKM kepada lembaga keuangan harus segera dicari solusi.
Pembiayaan harus dibuka lebar dan dipercepat proses financing-nya. Peran
Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB), program pinjaman lunak, dan
program corporate social responsibility (CSR) korporasi di daerah perlu
diselaraskan dalam satu bingkai paket regulasi.
Pembiayaan UMKM perbankan memang belum optimal. Kondisi ini
dipersulit dengan tingkat bankable yang masih rendah. Salah satu kendala kredit
perbankan belum optimal adalah adanya keterbatasan agunan. Banyaknya aset
UMKM yang belum bersertifikat dan kurang jelas kepemilikannya
mempengaruhi keyakinan perbankan dalam memberikan kredit. Untuk itu,
pembentukan Tim Penguatan UMKM lintas lembaga di DIY diyakini mampu
mengakselerasi masalah permodalan dan mempermudah akses keuangan
UMKM agar lebih bankable. (Aditya, 2017)

7
2.3. Pelaku UMKM tidak terlalu paham dalam pengurusan dokumen dan
Perizinan Ekspor
Banyak eksportir atau pelaku UMKM melakukan semua proses hulu ke
hilir produknya secara sendiri dan tak sedikit pula yang masih belum paham
betul pengurusan dokumen dan perizinan ekspor. Maka harus adanya sosialisasi
cara pengurusan dokumen dan perizinan. Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kota Yogyakarta mencatat belum semua pelaku usaha kecil
mikro di kota tersebut mengantongi izin usaha mikro. Padahal izin tersebut saat
ini bisa diakses secara mudah melalui aplikasi perizinan berusaha terintegrasi
secara elektronik (online single submission /OSS).
“Mengacu pada data tahun 2016, jumlah IUM baru sekitar seperempat
dari total usaha kecil mikro (UKM) yang ada di Yogyakarta atau sekitar 6.000
izin usaha mikro (IUM)” kata Kepala Bidang Usaha Kecil Mikro Dinas
Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Rihari
Wulandari di Yogyakarta, Rabu. (Rusqiyati, 2019). Menurut Rihari, masih
banyak pelaku usaha kecil mikro yang belum mengetahui cara atau tahapan
untuk memperoleh izin usaha mikro sehingga sosialisasi kepada pelaku usaha.

8
BAB III
SOLUSI PERMASALAHAN

3.1. Mempermudah Akses Pemasaran dan Meningkatkan Pentingnya Legalitas


Dinas Perindustrian dan Perdagangan, selanjutnya disebut Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DI Yogyakarta, telah berupaya
berperan dalam mempromosikan produk UMKM yang ada di wilayah
Yogyakarta supaya dapat menjalankan usahanya untuk memperoleh kesuksesan
dan kemajuan UMKM tersebut. Dinas Perindustrian dan Perdagangan berupaya
memberikan fasilitas UMKM melalui kegiatan di berbagai kota dengan tujuan
agar produk UMKM di wilayah kota Yogyakarta dapat dikenal oleh masyarakat
sekitar dan di luar kota hingga luar negeri.
Dalam rangka menciptakan daya saing bagi UMKM, hal yang penting
untuk dipikirkan adalah memberikan wadah bagi pengembangan merek dagang
UMKM sebagai brand image yang melekat pada produk UMKM tersebut.
Pengembangan merek dagang tersebut dilakukan agar memudahkan produk
UMKM lokal dalam rangka menembus pasar ekspor. Produk dengan merek
yang direncanakan dengan baik, didesain secara menarik, dan dikomunikasikan
secara tepat, akan lebih mudah masuk di pasar mancanegara dan bersaing
dengan produk-produkdari negara lain. Penggunaan merek dagang oleh UMKM
lokal diharapkan dapat meningkatkan minat beli dan harga jual produk mereka.
Adanya merek dagang akan memudahkan konsumen untuk mengenali produk
tersebut, sehingga mereka bisa lebih cepat untuk mencari dan menemukan
produk yang sama ke depannya. Peningkatan daya saing produk ekspor
Indonesia melalui pengembangan merek merupakan langkah strategis yang
mempunyai manfaat besar, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Sayangnya, hingga saat ini masih banyak pelaku usaha, khususnya UMKM,
yang belum menyadari peran merek dalam peningkatan daya saing ekspor.

9
Pemerintah DI Yogyakarta melalui Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Propinsi DI Yogyakarta UPT Balai Bisnis, saat ini berencana
mengembangkan penggunaan co-branding Jogja Mark untuk produk industri
kreatif di DI Yogyakarta. (Asri, 2018) Produk dari DI Yogyakarta akan dilabeli
Jogja Mark untuk menjamin perlindungan dan daya saing, meningkatkan
loyalitas dan kepercayaan konsumen, serta perlindungan hukum dan mencegah
praktik persaingan tidak sehat. Penggunaan co-branding berbasis Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan salah satu upaya melindungi aspek
kekayaan intelektual produk UMKM DI Yogyakarta.

3.2. Pemberian Bantuan Berupa Manajemen Permodalan dan Keuangan


Pemberian bantuan yang diberikan oleh pemerintah yaitu antara lain
dengan memberikan modal kepada pelaku usaha baik yang ingin memulai
ataupun yang ingin mengembangkan usahanya. Keterbatasan modal yang
dialami oleh para pelaku usaha merupakan masalah yang sering dihadapi.
Kemudian hal ini membuat Dinas Perindustrian dan Perdagangan perlu
membantu untuk memudahkan dalam memperoleh modal. Masalah permodalan
merupakan masalah yang mendasar bagi pengusaha kecil dalam
mengembangkan usahanya. Dalam pendidikan dan pelatihan dijelaskan terkait
bagaimana cara mendapatkan pinjaman modal dan bagaimana prosedur yang
harus dilakukan. Ada skim khusus untuk UMKM juga misalnya KUR.
Pernyataan yang diungkapkan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan menunjukkan bahwa pelaku usaha yang tersebar di pelosok desa
memberikan informasi bagaimana cara mengakses permodalan sehingga Dinas
Perindustrian dan Perdagangan hanya mampu memberikan cara untuk
menambah permodalan tersebut dengan pengajuan kredit ke dinas, bank
ataupun lembaga lainnya yang sekiranya dapat memberikan akses permodalan
dengan prosedur yang lebih mudah dan tidak memberatkan para pelaku usaha.

10
(UMY, 2016)

3.3. Sosialisasi Mengenai Pengurusan Dokumen dan Perizinan Ekspor


Salah satu aspek utama adalah perizinan usaha, yang dimaksud disini
adalah penetapan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan aspek
perizinan usaha, hal ini dimaksudkan untuk tujuan-tujuan antara lain, untuk
menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan dengan mengupayakan sistem
pelayanan satu atap. Serta memberikan kemudahan persyaratan untuk
memperoleh perizinan. (Pradana, Tjahjanulin Domai, & Suwondo, 2014) Hal
ini secara nyata terbukti bahwa ada penambahan wirausaha.
Dan juga harus digencarkan sosialisasi kepada pelaku usaha agar seluruh
pelaku usaha kecil mikro di Kota Yogyakarta nantinya akan mengantongi IUM.
Selain untuk mendukung legalitas usaha, pelaku usaha yang memiliki IUM juga
akan memperoleh banyak keuntungan, di antaranya bisa mengikuti beragam
pelatihan dan mendapatkan dukungan fasilitasi pemasaran dari Pemerintah Kota
Yogyakarta. Selain itu, tanpa memiliki IUMK, pelaku usaha mikro akan
kesulitan mengakses permodalan baik dari perbankan atau pemerintah.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dengan banyaknya UMKM yang terus bertambah dan proporsi terhadap


PDB yang banyak maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY terus
melakukan pengawasan dan pendampingan. Dalam pelaksanaanya pasti ada
masalah yang timbul, dari permasalahan tersebut dapat disimpulkan ada 3
strategi Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam pengembangan industri
kreatif umkm di provinsi diy untuk menembus pasar ekspor. Pertama
mempermudah akses pemasaran dan meningkatkan pentingnya likuiditas, yang
kedua pemberian bantuan berupa manajemen permodalan dan keuangan. Dan
ketiga sosialisasi mengenai pengurusan dokumen dan perizinan ekspor.

4.2. Saran

Strategi-strategi Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY tersebut


harus dilakukan secara maksimal dan berlanjut agar UMKM dapat berjalan
dengan baik dan permasalahan yang ada dapat diatasi. Seperti mengenai
sosialisasi perizinan dan pengurusan dokumen.

12
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). From
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/21762/H.%20BAB%
20IV.pdf?sequence=8&isAllowed=y
Aditya, I. (2017, Desember 22). Mengistimewakan UMKM di DIY. Retrieved Agustus
22, 2020 from krjogja.com:
https://www.krjogja.com/angkringan/opini/mengistimewakan-umkm-di-diy/
Agung. (2019, September 18). DIY Miliki Potensi Besar Kembangkan Industri Kreatif.
Retrieved Agustus 20, 2020 from UNIVERSITAS GADJAH MADA:
https://ugm.ac.id/id/berita/18459-diy-miliki-potensi-besar-kembangkan-
industri-kreatif
Asri, D. P. (2018). PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF UMKM ASAL
YOGYAKARTA. From
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/KOSMIK/article/view/3448/2160
Dinas Koperasi dan UMKM DIY. (n.d.). From dataku:
http://bappeda.jogjaprov.go.id/dataku/data_dasar?id_skpd=18
Pradana, C. A., Tjahjanulin Domai, & Suwondo. (n.d.). PERAN DINAS
PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. Jurnal Administrasi Publik
(JAP), Vol . 2, No. 1, Hal. 95-101.
Rusqiyati, E. A. (2019, November 20). Belum semua pelaku UKM di Yogyakarta miliki
izin usaha mikro. Retrieved Agustus 22, 2020 from ANTARAYOGYA:
https://jogja.antaranews.com/berita/402423/belum-semua-pelaku-ukm-di-
yogyakarta-miliki-izin-usaha-mikro
Sudaryanto, Ragimun, & Rahma Rina Wijayanti. (n.d.). Strategi Pemberdayaan
UMKM Menghadapi Pasar Bebas Asean. From
https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/strategi%20pemberdayaan%20
umkm.pdf

13
LAMPIRAN

14
Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja UMKM DIY
Tahun Satuan Pengentri
Sub Elemen 2016 2017 2018 2019 2020
Penyerapan Tenaga Kerja UMKM 509380,000 637187,000 661717,000 668214,000 668214,000 Orang -
Aneka Usaha 152.813,00 191.156,00 145.578,00 147.008,00 147.008,00 Orang Dinas Koperasi dan UKM DIY
Laki-laki 64.231,00 81.898,00 43.673,00 44.102,00 44.102,00 Orang Dinas Koperasi dan UKM DIY
Perempuan 88.582,00 109.259,00 101.905,00 102.905,00 102.905,00 Orang Dinas Koperasi dan UKM DIY
Perdagangan 203.752,00 254.875,00 185.281,00 187.100,00 187.100,00 Orang Dinas Koperasi dan UKM DIY
Laki-laki 85.642,00 109.197,00 55.584,00 56.130,00 56.130,00 Orang Dinas Koperasi dan UKM DIY
Perempuan 118.110,00 145.678,00 129.697,00 130.970,00 130.970,00 Orang Dinas Koperasi dan UKM DIY
Industri Pertanian 86.595,00 108.322,00 172.046,00 173.735,00 173.735,00 Orang Dinas Koperasi dan UKM DIY
Laki-laki 36.398,00 46.409,00 51.614,00 52.120,00 52.120,00 Orang Dinas Koperasi dan UKM DIY
Perempuan 50.197,00 61.913,00 120.432,00 121.614,00 121.614,00 Orang Dinas Koperasi dan UKM DIY
Industri Non Pertanian 66.220,00 82.834,00 158.812,00 160.371,00 160.371,00 Orang Dinas Koperasi dan UKM DIY
Laki-laki 27.834,00 35.489,00 47.644,00 48.111,00 48.111,00 Orang Dinas Koperasi dan UKM DIY
Perempuan 38.386,00 47.345,00 111.168,00 112.259,00 112.259,00 Orang Dinas Koperasi dan UKM DIY
Jumlah UKM Anggota Koperasi 71585,000 74449,000 77315,000 78074,000 78074,000 Unit -
Aneka Usaha 14.317,00 14.890,00 15.462,00 15.614,00 15.614,00 Unit Dinas Koperasi dan UKM DIY
Perdagangan 28.634,00 29.780,00 30.927,00 31.231,00 31.231,00 Unit Dinas Koperasi dan UKM DIY
Industri Pertanian 17.896,00 18.612,00 19.329,00 19.518,00 19.518,00 Unit Dinas Koperasi dan UKM DIY
Industri Non Pertanian 10.738,00 11.167,00 11.597,00 11.711,00 11.711,00 Unit Dinas Koperasi dan UKM DIY
Sangat Sementara

15

Anda mungkin juga menyukai