Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS METODE KAPABILITAS PROSES DAN

DIAGRAM R PADA USAHA KUE DAN KERUPUK EMPAT


BERSAUDARA DI PAYAKUMBUH

Disusun Oleh :
MUHAMMAD HAFIZ AL QARI 1810552035

Dosen Pembimbing :
WINNY ALNA MARLINA, ST, MM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
KAMPUS 2 PAYAKUMBUH
UNIVERSITAS ANDALAS
PAYAKUMBUH
2020

1
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI.......................................................................................................................i
DAFTAR TABEL..............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Profil Usaha........................................................................................................2
1.3 Identifikasi Masalah...........................................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................7
2.1 Kapabilitas Proses..............................................................................................7
2.2 Diagram R........................................................................................................10
BAB III PENGUMPULAN DATA..................................................................................12
3.1 Data Produksi Selama 1 Tahun.........................................................................12
BAB 4 PENGOLAHAN DATA......................................................................................13
4.1 KAPABILITAS PROSES................................................................................13
4.2 Diagram R........................................................................................................16
4.3 Tabel Perbandingan..........................................................................................17
BAB V PENUTUP...........................................................................................................18
5.1 Kesimpulan......................................................................................................18
5.2 Saran................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19

i
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha di Kota Payakumbuh................................2

Tabel 1.2 Peralatan pada proses produksi Kacang Nepo.........................................4

Tabel 3.1 Data Produksi Selama Tahun 2019........................................................11

Tabel 4.1 Produksi selama 7 hari...........................................................................13

Tabel 4.2 Perbandingan Perhitungan Manual dan Software..................................17

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Merek Usaha Kue dan Kerupuk Empat Bersaudara.............................3

Gambar 1.2 Kemasan Kacang Nepo........................................................................3

Gambar 1.3 Proses Produksi....................................................................................5

Gambar 4.1 Input Data kedalam Software.............................................................14

Gambar 4.2 Langkah-langkah Pengolahan Data....................................................15

Gambar 4.3 Atur Data............................................................................................15

Gambar 4.4 Hasil dan Grafik Kapabilitas Proses...................................................15

Gambar 4.5 Input Data ke dalam Software............................................................16

Gambar 4.6 Hasil dan Grafik Diagram R...............................................................17

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat beserta salam semoga
terlimpahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat-
Nya sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas akhir dari mata kuliah Manajemen Operasi yang berjudul “ANALISIS
METODE KAPABILITAS PROSES DAN DIAGRAM R PADA USAHA KUE
DAN KERUPUK EMPAT BERSAUDARA”.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam menyusun makalah ini. Karena
itu, saya sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu selama proses penyusunan makalah ini.

Payakumbuh, 26 April 2020

Penulis

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai orang Indonesia tentu pemandangan dan aktivitas kita sehari-hari
tak lepas dari berbagai layanan dan barang hasil kreasi pelaku UMKM.
Kementerian Koperasi dan UKM RI melaporkan bahwa secara jumlah unit,
UMKM memiliki pangsa sekitar 99,99% (62.9 juta unit) dari total keseluruhan
pelaku usaha di Indonesia (2017), sementara usaha besar hanya sebanyak 0,01%
atau sekitar 5400 unit. Usaha Mikro menyerap sekitar 107,2 juta tenaga kerja
(89,2%), Usaha Kecil 5,7 juta (4,74%), dan Usaha Menengah 3,73 juta (3,11%);
sementara Usaha Besar menyerap sekitar 3,58 juta jiwa. Artinya secara gabungan
UMKM menyerap sekitar 97% tenaga kerja nasional, sementara Usaha Besar
hanya menyerap sekitar 3% dari total tenaga kerja nasional.
Di Indonesia Undang-Undang yang mengatur tentang UMKM adalah UU
No. 20/2008, dalam UU tersebut UMKM dijelaskan sebagai: “Perusahaan kecil
yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil
orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu.”
Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis
yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada
mutu atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan
merupakan faktor yang sangat penting dan merupakan faktor kunci yang
membawa keberhasilan bisnis dan peningkatan posisi bersaing. Kualitas barang
yang di produksi ini tentunya sangat bergantung kepada bagaimana barang
tersebut di produksi. Pelaku usaha biasanya memiliki spesifikasi kerja yang telah
mereka tetapkan sendiri yang tentunya memenuhi standar spesifikasi kerja.
Perhatian penuh terhadap spesifikasi kerja yang telah ditetapkan akan
memberikan dampak langsung kepada perusahaan berupa hasil produksi yang
memuaskan. Industri yang menghasilkan barang dan jasa harus dapat
menghasilkan suatu produk yang dapat memuaskan pembeli atau konsumen.

1
Di Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat UMKM nya juga berkembang
dengan pesat. Dimana angka pertumbuhannya dari tahun ke tahun terus bergerak
naik, seperti yang dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha di Kota Payakumbuh
Tahun 2014-2018
Jenis Usaha Satuan 2014 2015 2016 2017 2018

Usaha Mikro Unit 14.935 15.084 15.235 15.262 16.714

Usaha Kecil Unit 5.217 5.269 5.322 5.471 2.565

Usaha Menengah- Unit 207 209 211 214 448


Besar

Total UMKM Unit 20.359 20.562 20.678 20.947 19.727

Presentase UKM % 26,64 26,64 26,64 27,14 15,27


terhadap UMKM
Sumber : Dinas Koperasi UKM, 2018

Salah satu jenis UMKM kuliner di payakumbuh adalah Usaha Kue dan
Kerupuk Empat Bersaudara. Setiap usaha yang ada pasti memiliki beberapa
kendala dalam proses produksinya. Begitupun dengan Usaha Kue dan Kerupuk
Empat Bersaudara memiliki kendala seperti proses kerja yang kurang memenuhi
spesifikasi yang telah ditetapkan. Maka saya akan menganalisis spesifikasi kerja
yang ada di UMKM Usaha Kue dan Kerupuk Empat Bersaudara ini dengan
menggunakan metode Kapabilitas Proses dan Diagram R.

1.2 Profil Usaha


Usaha Kue dan Kerupuk Empat Bersaudara merupakan UMKM yang
memproduksi Kacang Nepo, Kacang Nepo adalah makanan yang terbuat dari ubi
yang dipotong-potong kecil berbentuk kotak seperti dadu lalu dicampur dengan
bumbu seperti kunyit, garam, dan lain-lain. Usaha Kue dan Kerupuk Empat
Bersaudara ini dijalankan oleh Ibu Osniati, yang beralamat di Kel. Talang, Kec.
Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat.

2
Sejak didirikan pada tahun 2007 lalu, Usaha Kue dan Kerupuk Empat
Bersaudara ini hanya memproduksi satu jenis makanan, yaitu Kacang Nepo saja.
Usaha ini awalnya hanyalah usaha rumahan yang hanya dikelola oleh keluarga
saja. Tapi seiring berjalannya waktu dan meningkatnya permintaan usaha ini
sekarang sudah menjadi Usaha Mikro Kecil Menengah(UMKM).

Sumber : Usaha Kue dan Kerupuk Empat Bersaudara


Gambar 1.1 Merek Usaha Kue dan Kerupuk Empat Bersaudara

Perkiraan permintaan terhadap Kacang Nepo ini perharinya adalah kurang


lebi 1 ton. Untuk menghadapi permintaan sebanyak itu pemilik usaha
mempekerjakan sekiranya 20 orang pekerja dari masyarakat sekitar.

Sumber : Usaha Kue dan Kerupuk Empat Bersaudara


Gambar 1.2 Kemasan Kacang Nepo
Untuk masalah harga, Kacang Nepo ini dikenal lumayan murah. Harga
dari Kacang Nepo tersebut bervariasi sesuai dengan ukuran kemasannya, mulai
dari :
1. Ukuran kecil dengan harga Rp 500,-/pcs
2. Ukuran sedang dengan harga Rp 1000,-/pcs
3. Ukuran besar dengan berat 5 kg seharga Rp 30.000,-/kg

3
Usaha Kue dan Kerupuk Empat Bersaudara ini memiliki keunggulan
dibandingkan Kacang Nepo yang lain. Seperti pada proses produksinya, Kacang
Nepo ini menggunakan bahan-bahan alami seperti kunyit dan garam, sehingga
didapatlah warna kuning yang alami dan rasa yang lebih enak beserta gurih. Ini
dilakukan untuk mempertahankan cita rasa Kacang Nepo agar tetap terjaga
kualitasnya dan tentunya sehat.
Proses produksi Kacang Nepo itu sendiri masih dilakukan dengan cara
yang tradisional, seperti penggunaan alat manual seperti pisau untuk memotong-
motong ubi sedangkan untuk menggorengnya menggunakan wajan yang
berukuran besar. Untuk bahan bakarnya pun masih menggunakan kayu bakar.
Proses produksi kacang nepo ini terbilang cukup lama, yaitu sekitar 16 jam. Ibu
Osniati dan para karyawannya mulai bekerja dari pukul 08.00-24.00 WIB. Ini
semua sudah termasuk dari proses pemotongan sampai kepada proses
pengemasan.
Tabel 1.2 Peralatan pada proses produksi Kacang Nepo

Pisau untuk Memotong Ubi Alat Pengupas Kulit Ubi (Peeler)

Alat Perekat Kemasan Plastik untuk Kemasan Produk

4
Sumber : Usaha Kue dan Kerupuk Empat Bersaudara
Permintaan terhadap Kacang Nepo ini tidak hanya berasal dari dalam
daerah Sumatera Barat saja, melainkan juga ada yang berasal dari luar daerah
Sumatera Barat seperti Jambi, Pekanbaru, Depok, dan lainnya.
Membahas soal lokasi usaha Kue dan Kerupuk Empat Saudara ini terletak
di dekat pemukiman yang ramai, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan
bagi warga sekitar dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Proses produksi Kacang Nepo ini masih dilakukan secara sederhana atau
manual tanpa menggunakan teknologi yang canggih. Adapun alur proses
produksinya, yaitu :

Sumber : Usaha Kue dan Kerupuk Empat Bersaudara


Gambar 1.3 Proses Produksi

Berikut merupakan beberapa penjelasan singkat mengenai proses-proses


tersebut, antara lain:
1. Persediaan bahan baku, terdiri dari ubi yang didapat dan dibeli dari petani
ubi di Payakumbuh yang sudah bekerja sama dengan Usaha Kue dan
Kerupuk Empat Bersaudara serta bumbu seperti kunyit, garam dan
lainnya.
2. Pengupasan kulit ubi dilakukan menggunakan peeler.
3. Pemotongan ubi berbentuk seperti dadu dengan menggunakan pisau biasa.

5
4. Pencucian ubi dilakukan menggunakan air bersih.
5. Perebusan ubi dengan bahan-bahan lainnya seperti kunyit, garam dan yang
lainnya. Perebusan menggunakan tungku kayu selama beberapa jam.
6. Penggorengan ubi juga dilakukan menggunakan tungku kayu serta minyak
panas agar matang dengan merata dan sempurna.
7. Ubi ditiriskan terlebih dahulu sebelum dikemas kedalam kemasan.
8. Selanjutnya pengemasan dilakukan menggunakan plastik bening dan api
sebagai perekatnya.
9. Produk yang sudah dikemas siap untuk dipasarkan.

1.3 Identifikasi Masalah


Sebagai rumusan masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana proses produksi yang sedang berjalan di Usaha Kue dan
Kerupuk Empat Bersaudara sudah menghasilkan produk yang sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan?
2. Bagaimana perubahan dalam hal penyebaran dan tingkat
keakurasian/ketepatan proses yang sedang diukur?

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui apakah proses kerja yang sedang dilakukan berjalan
memenuhi spesifikasi yang sudah ditetapkan.
2. Mengetahui tingkat keakurasian/ketepatan proses yang diukur dengan
mencari range dari sampel yang diambil.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kapabilitas Proses


Kendali proses statistik berarti menjaga agar suatu proses tetap berada
dalam kendali. Ini berarti variasi alami dari suatu proses harus stabil. Namun,
proses yang berada dalam kendali statistik bisa saja menghasilkan barang atau jasa
yang tidak memenuhi spesifikasi rancangan (toleransi). Kemampuan suatu proses
untuk memenuhi spesifikasi rancangan yang ditetapkan oleh rancangan teknik
atau keinginan pelanggan dinamakan kapabilitas proses. Meskipun proses berada
dalam kendali (stabil), keluaran dari proses tersebut bisa berada diluar spesifikasi.
Kapabilitas proses merupakan suatu analisis variabilitas relatif terhadap
persyaratan atau spesifikasi produk serta untuk membantu pengembangan
produksi dalam menghilangkan atau mengurangi banyak variabilitas yang terjadi.
Kapabilitas proses ini merupakan suatu ukuran kinerja kritis yang menunjukkan
proses mampu menghasilkan sesuai dengan spesifikasi produk yang diterapkan
oleh manajemen berdasarkan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan (Gaspersz,
2002).
Ada dua cara memikirkan variabilitas ini :
1. Variabilitas yang menjadi sifat atau alami pada waktu tertentu yakni
variabilitas seketika.
2. Variabilitas meliputi waktu.
Diantara penggunaan data yang utama dari analisis kemampuan proses adalah
sebagai berikut :
a. Memperkirakan seberapa baik proses akan memenuhi toleransi.
b. Membantu pengembang atau perancang produk dalam memilih atau
mengubah proses.
c. Membantu dalam pembentukan interval untuk pengendalian interval antara
pengambilan sampel.
d. Menetapkan persyaratan penampilan bagi alat baru.
e. Memilih diantara penjual yang bersaing.

7
f. Mengurangi variabilitas dalam proses produksi.
Suatu proses dikatakan memiliki kemampuan yang baik jika penyebaran
variasi alami sesuai dengan penyebaran batas yang ditentukan. Jadi, bila rasio
kisaran yang ditentukan dengan batas kontrol lebih besar dari satu. Dengan kata
lain, rasio berikut harus lebih besar dari 1 :

Dimana :
USL : Upper Specification Limit.
LSL : Lower Spesification Limit.
S : Standar deviasi proses = R / d2.

Nilai Cp = 1, jika batas standar yang ditentukan sama dengan batas variasi
alami proses (batas kontrol), dalam hal ini proses dikatakan tidak mampu; itu
memiliki potensi untuk hanya menghasilkan produk yang tidak rusak jika
prosesnya dipusatkan pada target yang ditentukan.
Nilai Cp> 1 jika standar batas yang ditentukan lebih besar dari batas
kendali, dalam hal proses ini berpotensi mampu dan (mungkin) menghasilkan
produk yang memenuhi atau melampaui persyaratan pelanggan. Nilai Cp< 1 jika
batas yang ditentukan standar lebih kecil dari batas kontrol. Prosesnya dikatakan
tidak mampu.
Kemampuan Proses Aktual, Cpk: Alasan mengapa Cp> 1 tidak berarti
bahwa prosesnya tidak menghasilkan cacat, ini adalah kisaran batas kontrol yang
mungkin lebih kecil dari batas standar yang ditentukan, namun jika prosesnya
tidak terpusat pada target yang ditentukan, maka satu sisi batas kontrol mungkin
melebihi batas yang ditentukan.
Jika prosesnya tidak berpusat pada target yang ditentukan, Cp tidak akan
terlalu informatif karena hanya akan membedakan antara dua rentang (batas
kontrol proses dan batasan standar yang ditentukan) lebih luas, namun tidak dapat

8
menginformasikan apakah prosesnya menghasilkan cacat atau tidak. Dalam hal
ini, indeks kemampuan lain digunakan untuk menentukan kemampuan proses
untuk merespon kebutuhan pelanggan dan itu adalah Cpk.
Cpk mengukur berapa banyak proses produksi yang benar-benar sesuai
dengan spesifikasi standar. K di Cpk disebut faktor k; Ini mengukur tingkat
penyimpangan proses dari target yang ditentukan.

Dalam metode analisis untuk peningkatan kualitas, biasanya dipergunakan


kriteria kapabilitas proses untuk nilai Cp dan Cpk sebagai berikut :
1. Nilai Cp = Cpk, menunjukkan bahwa proses tersebut berada ditengah-
tengah.
2. Spesifikasinya.
3. Nilai Cp > 1.33 , maka kapabilitas proses sangat baik.
4. Nilai Cp < 1.00 , mengidentifikasi bahwa proses tersebut menghasilkan
produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan tidak capable.
5. Nilai Cpk negatif menunjukkan ratarata proses berada di luar batas
spesifikasi.
6. Nilai Cpk = 1.0 menunjukkan satu variasi proses berada pada salah satu
batas spesifikasi.
7. Nilai Cpk < 1.0 menunjukkan bahwa proses menghasilkan produk yang
tidak sesuai dengan spesifikasi.
8. Nilai Cpk = 0 menunjukkan raat-rata, nilai Cpk sama dengan 1 berarti
sama dengan batas spesifikasi.

9
2.2 Diagram R
Diagram kendali yang menelusuri “jangkauan” (range=R) dalam suatu
sampel, grafik ini menunjukkan peningkatan atau penurunan dalam keseragaman
yg telah terjadi dalam seberan dari suatu proses produksi.
Perubahan-perubahan yg terjadi berupa ausnya bantalan proses, peralatan
yang longgar, aliran pelumas yang tidak teratur ke dalam mesin, atau kecerobahan
operator mesin.
R kependekan dari Range, mengukur beda nilai terendah dan tertinggi
sampel produk yang diobservasi, dan memberi gambaran mengenai variabilitas
proses. 
Peta kendali Diagram R dapat digunakan untuk :
1. Memantau perubahan dalam hal spread-nya (penyebarannya).
2. Memantau tingkat keakurasian/ketepatan proses yang diukur dengan
mencari range dari sampel yang diambil.
Langkah dalam pembuatan Peta kendali Diagram R :
1. Tentukan ukuran subgroup atau subgroup size atau sampel pada subgroup
atau jumlah produk yang diobservasi setiap kali melakukan observasi (n)
antara 2 sampai 10.
2. Tentukan banyaknya subgroup (k atau N).
3. Hitung nilai selisih data terbesar dengan data terkecil dari setiap subgroup,
yaitu Range ( R ).

4. Hitung nilai rata-rata dari seluruh R, yaitu R yang merupakan center line
dari peta kendali R.

10
5. Hitung batas kendali untuk peta kendali R

11
BAB III
PENGUMPULAN DATA

3.1 Data Produksi Selama 1 Tahun


Tabel 3.1 Data Produksi Kacang Nepo Tahun 2019
Rata-
R
Bulan X1 X2 X3 X4 rata

1 6.1 6.7 6 7 6.45 0.9

2 6 5.9 7 6.3 6.3 1.1

3 7 6.1 7.25 6 6.58 1.25

4 6.5 7 6 7.5 6.75 1.5

5 7 8 8.5 7.5 7.75 1.5

6 7.5 8.5 8.3 8.7 8.25 1.2

7 8 7.5 8.5 7 7.75 1.5

8 7.25 7 7.5 7.7 7.36 0.7

9 6.4 6.35 6.1 6.65 6.37 0.55

10 7 6 6.7 8.2 6.97 2.2

11 5.5 6.5 5 7 6 2

12 7 8.5 8 7.5 7.75 1.5


Sumber : Usaha Kue dan Kerupuk Empat Bersaudara(2019).
Keterangan :
Data diatas (X1-X4) dibuat dalam satuan ton.
X1 = Minggu pertama
X2 = Minggu kedua
X3 = Minggu ketiga
X4 = Minggu keempat
R = Jangkauan rata-rata dari sampel

12
BAB 4
PENGOLAHAN DATA

4.1 KAPABILITAS PROSES


1. Pembahasan Secara Manual
Pada pembahasan kali ini saya akan membahas tentang masalah batas
kendali atas, batas kendali bawah, dan rata rata sesuai dengan data yang sudah
saya olah berdasarkan hasil survei yang saya lakukan. Berdasarkan hasil survei
yang saya lakukan di UMKM Usaha Kue dan Kerupuk Empat Bersaudara
memiliki rata rata produksi Kacang Nepo selama tahun 2019 yaitu 336.900 kg.
Rata-rata satu hari UMKM Usaha Kue dan Kerupuk Empat Bersaudara
memproduksi 923 kg Kacang Nepo. Maka pada pembahasan kali ini saya akan
mencari batas kendali selama satu minggu dengan data. Dengan jumlah n
sebanyak 7 dan memiliki standar deviasi atau z sebesar 3. Dengan berat rata
sampel pertama menggunakan 30 data.
Tabel 4.1 Produksi selama 7 Hari
No/Hari Produksi selama 7 hari dalam kg
1. 923
2. 924
3. 921
4. 919
5. 917
6. 935
7. 923
Sumber : Usaha Kue dan Kerupuk Empat Bersaudara.

Jumlah : 6462 kg/minggu


6462
Rata-rata/hari : = 923
7
Selanjutnya untuk mencari batas kendali atas dan batas kendali bawah digunakan
rumus :

13
UCLx̅ = x̅ + zσx̅ (batas atas)
UCLx̅ = 923 + 3¿) = 925,29 atau 925
LCLx̅ = x̅ - zσx̅ (batas bawah)
LCLx̅ = 923 - 3¿) = 916,93 atau 917
Selanjutnya saya akan membahas mengenai Rasio Kapabilitas Proses dari
UMKM Usaha Kue dan Kerupuk Empat Bersaudara untuk mengetahui apakah
suatu proses memenuhi spesifikasi rancangan, rasio antara spesifikasi terhadap
variasi proses. Dengan x = 923kg, spesifikasi atas = 935kg, dan spesifikasi bawah
= 917kg dengan standar deviasi σ adalah 5,78.
Rumus rasio kapabilitas proses (Cp) :
Spesifikasi atas−spesifikasibawah
Cp =

935−917
Cp = = 0,51
6 (5,78)
(Cp < 1 maka, ini mengidentifikasikan bahwa proses tersebut
menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan tidak
capable)

2. Pembahasan Menggunakan Software

Gambar 4.1 Input Data kedalam Software

14
Gambar 4.2 Langkah-langkah Pengolahan Data

Gambar 4.3 Atur Data

Gambar 4.4 Hasil dan Grafik Kapabilitas Proses

Dari hasil analisis dengan menggunakan software MINITAB didapatkan


hasil Cp sebesar 0,95. Dari hasil tersebut nilai Cp < 1 maka, ini mengidentifikasi

15
bahwa proses tersebut menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi
dan tidak capable.
Nilai Cpk < 1 menunjukkan bahwa proses menghasilkan produk yang
tidak sesuai dengan spesifikasi.

4.2 Diagram R
1. Pembahasan Dengan Cara Manual

84,28
X ni = =¿7,023
12

R = Xi maks – Xi min = 1,32

2. Pembahasan Dengan Software

Gambar 4.5 Input Data ke dalam Software

16
Gambar 4.6 Hasil dan Grafik Diagram R

Dapat dilihat pada grafik Xbar-R Chart di atas bahwasanya ada dua data
yang out of control. Yaitu data nomor 6 dan data nomor 11.

4.3 Tabel Perbandingan


Tabel 4.2 Perbandingan Perhitungan secara Manual dengan Perhitungan
Menggunakan Software
Perbandingan
Metode Manual Software

Kapabilitas Proses
a . Cp 0,51 0,95

Diagram R
a . Xbar 7,023 7,025
b. R chart 1,32 1,289

17
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan sebelumnya
mengenai analisis kapabilitas proses pada proses produksi Usaha Kue Dan
Kerupuk Empat Bersaudara, antara lain :
1. Nilai Cp UMKM Usaha Kue dan Kerupuk Empat Bersaudara lebih kecil
dari 1, hal ini menunjukkan bahwa proses produksi di UMKM Usaha Kue
dan Kerupuk Empat Bersaudara tidak memenuhi spesifikasi dan tidak
capable.
2. Interval variasi data sudah terkendali dan akurasi data tinggi karena nilai
Cpk < 1.

5.2 Saran
Saran yang hendak penulis berikan kepada UMKM Usaha Kue dan
Kerupuk Empat Bersaudara adalah sebagai berikut :

1. Supaya UMKM Usaha Kue dan Kerupuk Empat Bersaudara bisa untuk
meningkatkan lagi kualitas produknya dengan mencapai atau memenuhi
spesifikasi yang telah ditetapkan.
2. Diharapkan untuk kedepannya Usaha Kue dan Kerupuk Empat Bersaudara
supaya lebih memperhatikan proses produksi Kacang Nepo nya sehingga
kualitasnya bagus dan spesifikasinya terpenuhi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Gaspersz, V. (2002). Pedoman Implementasi Program Six Sigma. Jakarta:


Gramedia.

Heizer, J. (2009). Manajemen Operasi. Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat.

Novitasari, D. A. (2015). Analisis Kapabilitas Proses Untuk Pengendalian


Kualitas Produk Pembatas Buku Industri Rumahan . J u r n a l E K B I S /
V o l . X IV/ N o . 2 / e d i s i S e p t e m b e r 2015 .

Permadi, T. F. ((2015)). Analisis Kapabilitas Proses. Produksi Minuman Di Pt X


Tbk Berdasarkan Distribusi Beta Binomial Sebagai Alternatif Kapabilitas
Proses Distribusi Binomial.

Pratama, Y. d. (2018). Kapabilitas Proses Mesin Pengemas Produk Pangan


Bubuk: Studi Kasus pada Produk Tepung Terigu . Jurnal Aplikasi
Teknologi Pangan 7 (1) 2018 .

Rimantho, D. d. (2018). ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK


PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH DI INDUSTRI
FARMASI . Jurnal Teknologi.

19

Anda mungkin juga menyukai