PERAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN TAX AVOIDANCE DALAM MEMPENGARUHI
GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VALUE CREATION
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL INDIKATOR ITEM SKALA
1 Value Creation (Y) mencakup perspektif yang market value of firm Rasio lebih luas karena berkaitan MV= harga pasar saat dengan penciptaan nilai ini X Jumlah saham perusahaan dalam rangka yang beredar peningkatan kekayaan dan kesejahteraan stakeholder.
book value of firm Rasio
Book Value = Total Ekuitas/ Jumlah lembar saham beredar
2 Corporate Social Adalah usaha yang dilakukan CSR Score Ordinal
Resposibility (X1) oleh perusahaan untuk bertanggung jawab atas keseimbangan serta integrasi antara kepentingan lingkungan dan sosial yang ada di lingkungan bisnisnya, dengan kepentingan ekonomi yang dipunyai oleh perusahaan (Brown & Forster, 2013). 3 Tax Avoidance bagian dari evaluasi sejauh ETR (Effective Tax Rasio (X2) mana pilihan strategi bisnis Rate) perusahaan berdampak pada ETR = Beban pajak kewajiban membayar pajak. penghasilan/laba Implementasi tax avoidance sebelum pajak biasanya memanfaatkan kelemahan-kelemahan (grey area) hukum pajak sehingga tindakannya tidak melanggar hukum 4 good corporate mekanisme yang bertujuan GCG Score Ordinal gopernance (Z) untuk menyeimbangkan antara tindakan dan pilihan manajer dengan kepentingan shareholders (Susanti, 2011). OPTIMALISASI PENERIMAAN DI ERA REFORMASI PAJAK: EKSTENSIFIKASI BERBASIS PENGUASAAN WILAYAH DENGAN PEMODERASI TAX BASE
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL INDIKATOR ITEM SKALA
1 Optimalisasi adalah penerimaan yang jumlah persentase Ordinal Penerimaan Pajak diterima oleh pemerintah realisasi penerimaan di Era Reformasi dari sektor pajak. Tujuan pajak dibandingkan Pajak (Y) yang paling dominan dalam dengan target penerimaan pajak baik aspek penerimaan, rasio domestik maupun pertumbuhan realisasi internasional adalah untuk penerimaan pajak per memenuhi pengeluaran tahun, penambahan pemerintah (Vergina & jumlah wajib pajak Juwita, 2013). bayar (payment compliance), peningkatan jumlah bulan bayar pajak dan kewajarannya (strength of figure) dan efisiensi biaya pemungutan pajak (tax collection expense). 2 Ekstensifikasi adalah kegiatan pengawasan sasaran strategis Ordinal Berbasis yang dilakukan oleh penerimaan pajak yang Penguasaan Direktorat Jenderal Pajak optimal, diantaranya Wilayah (X1) terhadap wajib pajak yang diukur dengan telah memenuhi persyaratan penambahan jumlah subjektif dan objektif, wajib pajak terdaftar, namun belum mendaftarkan peningkatan rasio diri untuk diberikan Nomor pembayar pajak, Pokok Wajib Pajak, sesuai peningkatan jumlah dengan ketentuan peraturan bulan bayar pajak dan perundang-undangan di kewajarannya (strength bidang perpajakan dengan of figure), peningkatan cara menguasai data dan kepatuhan pembayaran informasi mengenai suatu dan pelaporan WP baru wilayah kerja yang terkait (payment compliance), dengan wajib Pajak dan/atau dan peningkatan hasil calon wajib pajak, antara lain tindak lanjut leverage berupa identitas, lokasi, activity Account status, dan/atau aktivitas, Representative yang dalam rangka penggalian dapat berupa alat potensi perpajakan keterangan, SP2DK, STP, (SE-14/PJ/2019 dan dll dari olah data SE-03/PJ/2016) aplikasi berupa penerimaan perpajakan 3 Tax Base( X2) adalah kumpulan data atau Penambahan jumlah Ordinal informasi yang dihimpun WP terdaftar dari semua sumber data baik peningkatan kuantitas internal maupun eksternal dan kualitas basis data baik dalam struktur standar perpajakan dengan maupun dalam bentuk alat penambahan informasi keterangan yang berbentuk dan data wajib pajak, elektronik dan dikelola hasil pemutakhiran melalui sistem informasi basis data perpajakan manajemen terpadu melalui aplikasi, serta sehingga memudahkan peningkatan hasil untuk dianalisis dalam leverage activity AR rangka ekstensifikasi dan yang dapat berupa alat intensifikasi. (Lampiran PER- keterangan, Surat 45/PJ/2009). Permintaan Penjelasan atas Data dan/ atau Keterangan (SP2DK), Surat Tagihan Pajak (STP), dll.
PENGARUH VOLATILITAS PENJUALAN, VOLATILITAS ARUS KAS OPERASI, DAN HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL INDIKATOR ITEM SKALA
1 Presistensi adalah laba yang EIT =β 0+ β 1 Eit−1+εit Rasio Laba (Y) tidak mengalami fluktuasi yang signifikan setiap periode, sehingga mudah diprediksi dimasa depan. Volitilitas Volatilitas penjualan σ ( penjualan selama 10 tahun) Rasio Penjualan (X1) adalah pergerakan VP= Total Asset 2 naik atau turunnya jumlah penjualan pada satu periode ke periode lainnya. Volitilitas Arus Volatilitas arus kas σ (CFO) Rasio 3 kas Operasi operasi adalah VAKO= Total Asset (X2) Perubahan yang terjadi pada nilai arus kas operasi setiap periode. 4 Hutang (X3) Hutang merupakan Total Hutang Rasio DAR= dana untuk aktivitas Total Asset operasional maupun investasi yang dipinjamkan pihak kreditor. DETERMINAN INTENSI WHISTLEBLOWING DENGAN INSENTIF WHISTLEBLOWING SEBAGAI VARIABEL
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL INDIKATOR ITEM SKALA
1 Komitmen Suatu sikap yang Komitmen afektif Ordinal Organisasi (X1)merefleksasikan tingkat loyalitas Komitmen berkelanjutan anggota organisasi terhadap Komitmen normatif organisasinya. (Abdullah, 2017) 2 Saluran Saluran pelaporan Penilaian terhadap saluran Ordinal Pelaporan yang menjaga pelaporan anonim untuk Anonim (X2) kerahasiaan identitas melaporkan kecurangan yang pelapor. dilakukan dalam organisasi 3 Personal Cost Persepsi karyawan Penyalahgunaan aset Korupsi Fraud Ordinal (X3) tentang risiko laporan keuangan Pelanggaran pembalasan/balas kode etik dendam/sanksi dari anggota lembaga yang dapat mencegah karyawan melaporkannya. 4 Keseriusan Pengungkapan oleh Penilaian terhadap tingkat Ordinal Pelanggaran anggota organisasi keseriusan pelanggaran untuk (X4) (sebelumnya atau melaporkan kecurangan yang saat ini) praktik dilakukan dalam organisasi illegal, tidak bermoral atau tidak sah dibawah kendali atasan mereka, kepda orang atau organisasi yang mungkin dapat melakukan tindakan. (Near dan Miceli,1985) 5 Insentif Mengacu pada Perlingdungan Hukum Ordinal Whistleblowing sejauh mana (Y) konsekuensi dari Intensi Whistleblowing tindakan illegal, tidak bermoral atau tidak sah menghasilkan potensi bahaya bagi mereka yang terkena dampak tindakan dari tersebut. (Laten et al. 2019) DETERMINANTS OF ASSET MANAGEMENT EFFECTIVENESS AND ITS IMPACT ON THE FAIRNESS OF THE ASSET PRESENTATION
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL INDIKATOR ITEM SKALA
Kinerja Kegiatan yang terkait Komitmen organisasi, komitmen Manajemen dengan manajemen karyawan, sistem pengendalian Aset (Y) aset termasuk internal dan penggunaan teknologi mengidentifikasi aset informasi, diperlukan, yang memperoleh aset, menyediakan logistik, memelihara, dan membuang aset (Hastings 2010). Kewajaran Manajemen yang Asset milik Negara atau daerah baik Penyajian Aset terkandung dalam memiliki peran langsung dalam di Laporan komponen keuangan meningkatkan pertumbuhan Keuangan (Z) meliputi keterjadian, ekonomi pemerintah yang kelengkapan, berdampak pada kesejahteraan pengungkapan masyarakat (park et al). penyajian, dan penilaian (Arrens 2006). Komitmen Pemimpin yang Salah satu factor penting dalam Kepemimpinan efektif adalah menjalankan organisasi yang baik (X1) seseorang yang adalah komitmen kepemimpinan memperhatikan (acar, 2012). struktur tugas dan memperhatikan kepentingan organisasi (Hersey dan Balnchard 2008) Kompetensi Komponen yang Manajemen asset membutuhkan Pegawai membentuk tenaga kompetensi sesuai tugas, termasuk Manajemen kerja meliputi pengetahuan, ketrampilan, Barang (X2) kompetensi pengalaman, perilaku, sikap, dan pengetahuan, sifat yang seusai (hastings, 2010) keterampilan. Pengendalian Pengendalian Berdasarkan Peraturan Pemerintah Intern (X3 internal adalah suatu Republik Indonesia Nomor 60 Tahun proses yang 2008, sistem pengendalian dirancang untuk dilakukan sebagai tindakan untuk memberikan jaminan menjamin tercapainya tujuan yang memadai organisasi termasuk tercapainya mengenai pengamanan kekayaan negara. pencapaian tujuan yang terdiri dari komponen lingkungan pengendalian, manajemen risiko, aktivitas pengendalian, informasi pemantauan dan komunikasi, (PP No serta 60 Tahun 2008). Sistem Faktor-faktor yang Sistem informasi yang mengambil Informasi Aset mengukur kualitas data internal dari sistem dan Daerah (X4) dalam Sistem merangkumnya menjadi bentuk Informasi yang bermakna dan berguna Manajemen meliputi sebagai laporan manajemen untuk kualitas sistem, digunakan dalam pengambilan kualitas informasi, keputusan manajerial dan aktivitas manfaat yang manajemen (Al-Mamary et.al., dirasakan, dan 2013). kepuasan pengguna. 5 PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCE TERHADAP RELEVANSI NILAI INFORMASI LABA
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL INDIKATOR ITEM SKALA
1 book-tax terjadi karena pre−tax income−taxable income Rasio BDT = differences adanya perbedaan Total Aset (BTD) antara Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan peraturan perpajakan. 2 Relevansi dikatakan memiliki Nilai Pasar Equitas Rasio MVE= relevansi nilai laba Total Aset Nilai yang baik jika Informasi informasi akuntansi Laba tersebut dapat dijadikan dasar untuk memprediksi nilai pasar perusahaan, dengan kata lain relevansi laba dapat dikatakan baik jika nilai labanya dapat mempengaruhi harga saham perusahaan
PERKEMBANGAN TEORI DAN PENELITIAN AKUNTANSI
DETERMINANTS OF TRANSFER PRICING AGGRESSIVENESS AND THE MEDIATION ROLE OF TAX BURDENS: EVIDENCE FROM INDONESIA
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL INDIKATOR ITEM SKALA
Transfer Transfer pricing diukur dengan metode skor Ordinal pricing (Y) merupakan topik yang total dari delapan indikator sensitif dalam bisnis dan yang diambil dari informasi ekonomi global karena dalam catatan laporan aktivitas ada peluang untuk keuangan (Richardson et al., meneliti faktor beban 2013). pajak pada transfer pricing. Peran dari Indonesia sebagai pemegang polis dapat mengambil langkah- langkah untuk mengantisipasi perilaku agresif transfer masalah. Pemegang saham akan menilai manajemen dalam hal kemampuannya untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal pendapatan pajak dengan memanfaatkan kesenjangan peraturan dan memindahkan pendapatan ke negara-negara dengan pajak yang lebih rendah penetapan harga di perusahaan multinasional. beban pajak dalam penelitian lain menunjukkan bahwa perusahaan multinasional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pajak keuntungan sehingga bonus yang didapat juga besar. Akibatnya, segala cara akan diambil oleh tarif Kompleksitas i diukur dengan ordinal Operasi multinasionalitas Bisnis (X1) pendekatan dengan membagi penjualan pihak berelasi asing dengan total penjualan (Liana et al., 2020), Investasi Sebuah studi dari Choi et diukur dengan rasio asing al. (2017) menyimpulkan pengeluaran investasi bruto langsung bahwa perusahaan sebesar aset berwujud (X2) multinasional cenderung dibandingkan dengan nilai melakukan praktik transfer awal aset berwujud (de pricing dengan langkah Mooij & Liu, 2020). awal melalui serangkaian penanaman modal asing langsung di tanpa melanggar aturan perpajakan (Hope et al., 2013; Lanis & Richardson, 2013; Sugeng, Berdasarkan teori keagenan, manajer sebagai agen memiliki kepentingan yang berbeda dengan multinasionalitas terkait dengan agresivitas harga transfer. Selain itu, Dinca & Fitriana Negara Tujuan. Pemanfaata Merupakan julukan untuk diukur dengan (dikotomi) Ordinal n Surga menjadi lokasi dummy dalam penelitian ini Pajak (X3) persembunyian bagi WP. (Ramadhan & Kustiani, 2017), yang artinya jika perusahaan melakukan transaksi dengan pihak terkait pihak yang berdomisili di negara surga pajak, nilainya satu, dan nilainya nol jika sebaliknya. Beban pajak Beban Pajakdiproksikan Tarif pajak Efektif Rasio (Z) dengan tarif pajak = total beban pajak penghasilan dan nilai tukar. Total laba sebelum pajak