Metode statistika
Kelompok 6
01
Nur Nisrina Zakiya
2210118220036
02
Siti Julia Noor Halizah
2210118120006
UJI KORELASI
Secara umum uji korelasi bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan
antar variable yang diteliti( yakni variable X dengan variable Y). korelasi
atau hubungan yang terbentuk antar variable ini dapat bersifat hubungan
positif ataupun hubungan negatif. Hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai
koefisien korelasi dari hasil analisis apakah bernilai plus(+) atau minus(-).
Jika plus(+) maka hubungan yang terbentuk antar variable bersifat positif,
dan sebaliknya. Hubungan positif bermakna bahwa jika variable X
mengalami peningkatan maka variable Y juga mengalami peningkatan.
Sementara hubungan negative bermakana bahwa jika variable X
mengalami penurunan maka variable Y akan mengalami peningkatan
DERAJAT KEERATAN
HUBUNGAN DALAM UJI
KORELASI
1. Nilai koefisien korelasi 0,00 – 0,19 berarti hubungan sangat rendah /
sangat lemah
2. Nilai koefisien korelasi 0,20 – 0,39 berarti hubungan rendah / lemah
3. Nilai koefisien korelasi 0,40 – 0,59 berarti hubungan sedang
4. Nilai koefisien korelasi 0,60 – 0,79 berarti hubungan tinggi / kuat
5. Nilai koefisien korelasi 0,80 – 1,00 berarti hubungan sangat tinggi /
sangat kuat
MACAM-MACAM UJI
KORELASI
Dari tabel output tersebut di atas dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi antara
Pelayanan Kepada Konsumen (x) dengan Rata-rata suhu ruangan (y) adalah sebesar (r) =
0,962 disertai signifikansi 0,000. Berdasarkan kriteria keputusan di atas maka dapat
simpulkan bahwa korelasi dari kedua variabel tersebut adalah signifikan, oleh karena
signifikasi yang menyertainya lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Maka H0 ditolak dan Ha
diterima.
Korelasi yang terjadi bersifat positif, artinya apabila variabel bebas (independent)
meningkat, maka akan disertai oleh meningkatnya variabel terikat (dependent), korelasi
yang terjadi berada dalam kategori sangat kuat.
02
Uji Korelasi
Parsial
Kasus uji korelasi parsial
1. Langkah pertama buka lembar kerja baru SPSS, lalu klik Variable View, selanjutnya cukup
isi pada kolom Name, Decimals, Label, dan Measure, sementara untuk pilihan yang lain
biarkan tetap default.
2. Jika sudah, langkah berikutnya klik Data view, lalu masukkan data IQ ,IPK dan
Motivasi ke-12 orang responden tersebut sesuai dengan judul kolom yang ada di layer
SPSS.
Melakukan Uji Normalitas data penelitian
dengan SPSS
Karena persyaratan atau asumsi dasar yang harus terpenuhi dalam penggunaan uji
korelasi parsial ini adalah data berdistribusi normal, maka terlebih dahulu kita akan
melakukan Uji Normalitas untuk Variabel IQ,IPK, dan Motivasi. Dengan cara
sebagai berikut.
1. Dari menu utama SPSS klik menu Analyze >> Descriptive Statistics >>Explore…
2. Maka muncul kotak Dialog “Explore” selanjutnya masukkan semua variable
peneitian ke kotak Dependent List : kemudian pada bagian “Display” pilih Both,
setelah itu klik Plots…
3. Maka muncul kotak dialog “ Explore Plots” lalu beri tanda centang pada
Normality plots with tests, selanjutnya klik continue, kemudian klik OK.
4. Maka akan muncul output SPSS, kita cukup perhatikan pada
table output “ Test of Normality”.
Pembahasan Uji Normalitas untuk uji korelasi parsial dengan SPSS
1. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka variable tidak berdistribusi normal
Berdasarkan table output SPSS “Tests of Normality” di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi
dalam Uji normalitas Shapiro-Wilk adalah sebagai berikut.
Karena nilai signifikansi untuk semua variable penelitian di atas > 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa variable motivasi, minat dan prestasi adalah berdistribusi normal. Dengan demikian asumsi
dasar atau persyaratan dalam uji korelasi parsial sudah terpenuhi.
Melakukan Uji Korelasi Parsial dengan
SPSS
1. Selanjutnya kita akan melakukan uji korelasi parsial dengan SPSS,
csrsnys klik menu Analyze >> Correlate >> Partial..
2. Muncul kotak dialog “Partial Correlations” selanjutnya, masukkan variable IQ dn IPK ke kotak
Variables: kemudian masukkan variable motivasi ke kotak Controlling for, pada bagian “Test if
Significance” pilih Two- tailed dan beri tanda centang untuk Display actual significance level, lalu
klik Options..
3. Muncul kotak dialog “Partial Correlations: Options”, kemudian pada
bagian “ Statistics” berikan tanda centang untuk Means and standard
deviations dan Zero-order correlations. Selanjutnya pada bagian “Missing
Values” aktifkan pilihan Exlude cases pairwise, lalu klik continue.
3. Jika nilai Significance (2-tailed) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
4. Jika nilai Significance (2-tailed) < 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak.
Pembahasan Output uji korelasi parsial dengan SPSS