Dosen Pembimbing:
Muh. Haris Zubaidillah, SQ., M.Pd
NIDN: 2119089001
Oleh:
Hafidzaturrahmi
Nor Latifah
Siti Aisyah
Yuna Nor Israida
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt, shalawat dan salam semoga selalu
tercurah keharibaan junjungan Nabi besar Muhammad saw. Beserta seluruh
keluarganya, sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Alhamdulillah, dengan segala rahmat dan inayah-Nya makalah yang
berjudul “Analisis Korelasi dan Persyaratannya” sebagai salah satu tugas pada
mata kuliah Pendidikan IPS Statistik Pendidikan program studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran (STIQ) Amutai dapat
diselesaikan.
Penulis sangat menyadari, dalam penulisan makalah ini banyak sekali
menerima bantuan, baik tenaga maupun pikiran. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan tersebut, terutama kepada
Muh. Haris Zubaidillah, SQ., M.Pd. yang telah banyak memberikan bimbingan
dan petunjuk serta koreksi dalam penulisan makalah ini serta semua pihak yang
telah memberi bantuan, fasilitas, informasi, meminjamkan buku-buku dan
literatur-literatur yang penulis perlukan, sehingga makalah ini bisa diselasaikan.
Atas bantuan dan dukungan yang tak ternilai harganya tersebut penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-
tingginya teriring do’a yang tulus semoga Allah swt membari ganjaran yang
berlipat ganda. Amin.
Akhirnya penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua dan
mendapat taufik serta inayah dari Allah swt.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Analisis Korelasi dan Persyaratannya ?
2. Bagaimana Langkah-langkah Pengaplikasian Uji Korelasi pada SPSS?
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Analisis Korelasi dan Persyaratannya
2. Mengetahui Langkah-langkah Pengaplikasian Uji Korelasi pada SPSS
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korelasi
Analisis korelasi merupakan salah bentuk dari analisis inferensial.
Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data sampel, dan hasilnya kemudian digeneralisasikan (diinferensialkan)
untuk populasi di mana sampel diambil. Analisis korelasi pada dasarnya
digunakan untuk mengetahui seberapa kuat/erat hubungan antara variabel
yang satu dengan variabel yang lainnya 1. Pedoman untuk memberikan
penilaian kuat/erat tidaknya hubungan sebuah variabel dapat dilihat pada
tabel berikut:
0,20-0,399 Lemah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
Kepuasan mahasiswa yang diukur dengan skala likert Uji Kendall dan
Rank=
Sperman Rasio
1
Purwanto, SEI., MSI, ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINIER DENGAN SPSS 21 (Panduan
Praktis untuk Penelitian Ekonomi Syariah) (StaiaPress, 2019), 1.
3
Data asli seperti pendapatan, hasil ujian mahasiswa=
4
3. Pada tabel yang di blok kuning adalah data yang akan kita
pakai untuk mencari korelasi antara minat baca dan kemampuan
baca.
5
5. Lalu klik analyze >> Correlate >> Bivariate
6. Selanjutnya pindahkan data minat dan kemampuan ke kolom
variables lalu klik perason, two tailed, dan flag significant
correlation sbb:
6
8. Selanjutnya klik continue dan OK
9. Lalu ketemulah hasil dari uji korelasi sbb:
7
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil uji korelasi antara minat baca dan
kemampuan membaca dapat diketahui bahwa probabilitas 0,08
> 0.05 (taraf signifikan 5%) maka Ho diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan (korelasi) antara minat
baca dan kemampuan membaca.
8
Langkah-Langkah Cara Uji Korelasi Parsial dengan SPSS
Tahapan-tahapan analisis data dalam uji korelasi parsial ini dimulai
dari memasukkan atau menginput data penelitian ke program SPSS,
selanjutnya melakukan uji normalitas data terlebih dahulu, baru kemudian
melakukan analisis data dengan uji korelasi parsial.
9
2. Jika sudah, langkah berikutnya klik Data View, lalu masukkan
data IQ, IPK dan Motivasi ke-12 orang responden tersebut
sesuai dengan judul kolom yang ada di layar SPSS.
10
2. Maka muncul kotak dialog “Explore” selanjutnya masukkan
semua variabel penelitian ke kotak Dependent List: kemudian
pada bagian “Display” pilih Both, setelah itu klik Plots…
11
4. Maka akan mucul output SPSS, kita cukup perhatikan pada tabel
output “Tests of Normality” tampak dilayar seperti gambar di
bawah ini.
12
*Pembahasan Uji Normalitas untuk Uji Korelasi Parsial dengan
SPSS
Untuk mengetahui apakah variabel IQ, IPK dan Motivasi
yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau
tidak, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui teori tentang
dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas. Adapun
dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah
sebagai berikut.Jika nilai Signifikansi (Sig.) < 0,05, maka
variabel tidak berdistribusi normal.
Jika nilai Signifikansi (Sig.) > 0,05, maka variabel berdistribusi
normal.
Berdasarkan tabel output SPSS “Tests of Normality” di atas,
diketahui bahwa nilai Sig. dalam uji normalitas Shapiro-Wilk
adalah sebagai berikut.
Nilai IQ Sig. adalah sebesar 0,932
Nilai IPK Sig. adalah sebesar 0,152
Nilai Motivasi Sig. adalah sebesar 0,066
Karena nilai signifikansi (Sig.) untuk semua variabel penelitian di
atas > 0,05 maka dapat disimpulkan variabel IQ, IPK dan
Motivasi adalah berdistribusi normal. Dengan demikian, asumsi
dasar atau persyaratan dalam uji korelasi parsial sudah
terpenuhi.
13
Tampak dilayar.
14
4. Kemudian klik Ok untuk mengakhiri perintah. Maka muncul
Output SPSS dengan judul “Partial Corr” selanjutnya tinggal
interpretasikan saja tabel output tersebut.
Interpretasi Output Uji Korelasi Parsial dengan SPSS
15
terbentuk antar variabel sebelum dan sesudah dimasukkannya
variabel kontrol dalam analisis korelasi. Untuk memaknai tabel
output Correlations di atas, maka ada 3 tahapan yang harus kita
lalui, yaitu: (1) Menentukan rumusan hipotesis penelitian. (2)
Melihat teori tentang dasar pengambilan keputusan dalam uji
korelasi parsial. (3) Manafsirkan hasil analisis dan membuat
kesimpulan.
*Rumusan Hipotesis Penelitian dalam Uji Korelasi Parsial
H0: Hubungan antara IQ dengan IPK dengan Motivasi sebagai
variabel kontrol tidak signifikan.
Ha: Hubungan antara IQ dengan IPK dengan Motivasi sebagai
variabel kontrol signifikan.
16
sebesar 0,832 (positif) dan nilai Significance (2-tailed) adalah
0,001 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang positif dan signifikan antara IQ dengan IPK mahasiswa
tanpa adanya variabel kontrol (Motivasi). Sementara nilai
Correlations sebesar 0,832 ini masuk dalam kategori hubungan
sangat kuat.
17
mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat dan sebaliknya. Hubungan variabel X dan Y bersifat:
a. Positif, artinya jika X naik, maka Y naik.
b. Negatif, artinya jika X naik, maka Y turun.
Dalam program SPSS terdapat tiga metode sederhana diantaranya
adalah Pearson Correlation, Kendall’s tau-b, dan Sepearman
Correlation. Pearson Correlation digunakan untuk skala interval
dan rasio, sedangkan Kendall’s tau-b dan Sepearman correlation
lebih cocok untuk skala ordinal.
Seperti yang sudah diketahui bersama bahwa dilakukannya uji
korelasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keeratan
hubungan yang dimiliki antar variabel dalam penelitian. Uji
hubungan atau korelasi dapat dilakukan dengan beberapa
metode hal ini tergantung jenis data yang digunakan, seperti :
Korelasi Product Moment adalah Koefisien korelasi untuk dua
buah variabel x dan y yang kedua-duanya memiliki tingkat
pengukuran interval atau rasio. Baca : Analisis Korelasi Product
Moment dengan SPSS
Koefisien korelasi Spearman atau Spearman’s coefficient of (Rank)
correlation dan Kendall digunakan untuk pengukuran statistik
non-parametrik data ordinal. Korelasi Spearman dan Kendall
pada awalnya akan melakukan perangkingan terhadap data yang
penelitian, kemudian baru dilakukan pengujian korelasinya.
18
SPSS Lengkap berserta dengan interpretasinya.. sebelum saya
masuk ke langkah-langkahnya.. ada baiknya sobat ketahui dulu
dasar pengambilan keputusan dalam uji Korelasi Spearman.
19
Uji Koefisien Korelasi Spearman dengan SPSS Lengkap
(Download Data)
20
3. Kemudian, dari menu SPSS klik Analyze Correlate
Bivariate…
21
Uji Koefisien Korelasi Spearman dengan SPSS Lengkap
5. Terkahir klik Ok untuk mengakhiri proses data, selanjutnya akan
muncul ouput sebagai berikut:
22
3.Langkah-langkah Uji Korelasi Kendall's tau-b dengan SPSS
1. Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah buka program
SPSS, kemudian klik Variable View. Selanjutnya, untuk
mendefinisikan atau mengisi identitas variabel penelitian
dengan ketentuan seperti gambar di bawah ini.
2. Setelah itu, klik Data View lalu ketikkan skor jawaban ke-10
orang nasabah tersebut ke kolom yang tersedia untuk variabel
Lokasi dan Kepuasan. Tampak di layar.
23
3. Selanjutnya, klik menu Analyze >> Correlate >> Bivariate…
24
Interpretasi Output Uji Korelasi Kendall's tau-b dengan SPSS
Untuk melakukan interpretasi terhadap hasil output SPSS di atas,
ada beberapa cara yang perlu kita lakukan, antara lain: (1)
Melihat hubungan antar variabel berdasarkan nilai signifikansi.
(2) Melihat tingkat keeratan hubungan antar variabel. Dan (3)
Melihat arah hubungan antar variabel. Adapun interpretasi
ketiga cara di atas, dapat kita simak dalam pembahasan di
bawah ini.
1. Melihat Hubungan antar Variabel Berdasarkan Nilai Signifikansi
(Sig.)
Berdasarkan output uji korelasi kendall's tau-b di atas, diketahui
nilai signifikansi atau Sig. (2-tailed) antara variabel Lokasi
dengan Kepuasan Nasabah adalah sebesar 0,013 < 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan (nyata)
antara variabel Lokasi dengan Kepuasan Nasabah.
Catatan: jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 maka artinya hubungan
antar variabel tidak signifikan atau dengan kata lain tidak ada
hubungan antar variabel.
2. Keeratan Hubungan antar Variabel dalam Korelasi Kendall's
Tau-b
Untuk memaknai tingkat keeratan atau kekuatan hubungan antar
variabel ini, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui kriteria
tingkat keeratan hubungan dalam analisis korelasi. Menurut
Jonathan Sarwono, (2015: 93) kriteria tingkat keeratan
hubungan (koefisien korelasi) antar variabel dalam analisis
25
korelasi dapat dikategorikan sebagai berikut:
Nilai koefisien korelasi sebesar 0,00 s/d 0,25 artinya hubungan
sangat lemah.
Nilai koefisien korelasi sebesar 0,26 s/d 0,50 artinya hubungan
cukup.
Nilai koefisien korelasi sebesar 0,51 s/d 0,75 artinya hubungan
kuat.
Nilai koefisien korelasi sebesar 0,76 s/d 0,99 artinya hubungan
sangat kuat.
Nilai koefisien korelasi sebesar 1,00 artinya hubungan sempurna.
Berdasarkan tabel output uji korelasi kendall's tau-b di atas,
diketahui nilai koefisien korelasi (Correlation Coefficient)
antara variabel Lokasi dengan Kepuasan Nasabah adalah
sebesar 0,743*. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan
bahwa hubungan antara variabel Lokasi dengan Kepuasan
Nasabah adalah “kuat”. Sementara tanda bintang (*)
menunjukkan hubungan yang terbentuk adalah signifikan pada
angka signifikansi sebesar 0,05.
Catatan: jika ada dua tanda bintang (**) maka artinya hubungan
yang terbentuk signifikan pada angka signifikansi sebesar 0,01.
3. Melihat Arah Hubungan antar Variabel dalam Analisis Korelasi
Arah hubungan dilihat dari angka koefesien korelasi apakah
hasilnya bernilai positif atau negatif. Berdasarkan tabel output
di atas, diketahui koefisien korelasi (Correlation Coefficient)
antara variabel Lokasi dengan Kepuasan Nasabah bernilai
positif yakni sebesar 0,743. Maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang “positif” antara variabel Lokasi dengan
Kepuasan Nasabah. Hubungan positif atau searah bermakna
bahwa jika Lokasi semakin nyaman (memadai) maka kepuasan
nasabah akan semakin meningkat.
26
di atas, maka kita dapat membuat sebuah kesimpulan bahwa
“hubungan antara Lokasi dengan Kepuasan Nasabah pada
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Citra Dana adalah signifikan,
kuat, dan searah.
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
28
DAFTAR PUSTAKA
29