Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA

Teknik Analisis Karelasi (Uji Korelasi Spearman Rank)


Dosen Pengampu: Dr. Dra. Ni Ketut Srie Kusuma Wardhani, M.Pd

Oleh:
Ni Kadek Hari Sitaresmi (2011011104)
I Made Dwipayana (2011011107)

Kelas:
B2 PAH/V

PRODI PENDIDIKAN AGAMA HINDU


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA
FAKULTAS DHARMA ACARYA
UHN I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi


Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kertha wara nugraha Beliau penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Terima kasih juga penulis
ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Itihasa yang telah memberikan
bimbingan dan arahan, serta rekan-rekan yang telah berkontribusi dalam
memberikan saran dan masukannya, sehingga terciptalah makalah dengan judul
“Teknik Analisis Korelasi (Uji Korelasi Spearman Rank)”.

Adapun makalah ini disusun sebagaimana mestinya dalam rangka


memenuhi penugasan pada mata kuliah Statistika. Semoga makalah ini dapat
memberikan sejumlah manfaat bagi para pembacanya. Penulis juga mengakui
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis berharap
kepada para pembaca dapat berkontribusi untuk memberikan kritik dan sarannya,
sehingga penyusunan makalah ke depannya bisa menjadi lebih baik lagi dari
sebelumnya.

Denpasar, 24 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ...........................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah ............................................................................1
1.2.Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3.Tujuan ........................................................................................................2
1.4.Manfaat ......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian dan Tujuan Analisis Korelasi ...................................................4
2.2.Penggolongan dan Macam-Macam Korelasi .............................................5
2.3.Langkah-Langkah Analisis Korelasi ..........................................................8
2.4.Pengertian, Karakteristik, dan Batas-Batas Koefisien Korelasi
.....................................................................................................................8
2.5.Menghitung Koefisien Korelasi, Menguji Hipotesis, serta
Menginterprestasikan Hasil Uji Korelasi menggunakan Uji Korelasi
Spearman Rank ...........................................................................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah


Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis
untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode
ilmiah. Tujuan dari semua usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan,
memprediksikan, atau mengontrol fenomena. Tujuan ini didasarkan pada
asumsi bahwa semua perilaku dan kejadian adalah beraturan dan bahwa
semuaakibat mempunyai penyebab yang dapat diketahui. Kemajuan ke arah
tujuan ini berhubungan dengan pemerolehan pengetahuan dan pengembangan
serta pengujian teori-teori. Eksistensi dari suatu teori yang dapat hidup sangat
mempermudah kemajuan ilmu pengetahuan yang secara simultan menjelaskan
banyak fenomena. Dibandingkan dengan sumber pengetahuan yang lain,seperti
pengalaman, otoritas, penalaran induktif, dan penalaran deduktif, penerapan
metode ilmiah tidak diragukan, paling efisien dan paling terpercaya.
Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang masih
sering digunakan hingga saat ini. Teknik pelaksanaan penelitian kuantitatif
dideskripsikan sebagai suatu pendekatan penelitian yang secara primer
menggunakan paradigma-paradigma postpositivist dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan (seperti, pemikiran tentang sebab akibat,reduksi kepada
variabel-variabel, hipotesis-hipotesis, dan pertanyaan-pertanyaan
spesifik,menggunakan pengukuran dan observasi, dan pengujian teori),
menggunakan strategi-strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang
memerlukan data statistik. Statistika dibedakan menjadi dua, yaitu statistika
deskriptif dan statistika inferensial. Statistika deskriptif bertujuan untuk
menjelaskan karakter data yang sudah diketahui. Di lain sisi, statistika
inferensial bertujuan mengambil kesimpulan mengenai suatu populasi lewat
analisis sampel.
Menurut buku yang berjudul "Pengantar Statistik Inferensial"
(2016;182), kuat tidaknya derajat hubungan sampel dalam suatu penelitian diuji

1
melalui analisis korelasi. Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk
dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi atau hubungan (measures of
association). Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu
pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk
mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Diantara sekian banyak
teknik-teknik pengukuran asosiasi, terdapat dua teknik korelasi yang sangat
populer sampai sekarang, yaitu Korelasi Pearson Product Moment dan Korelasi
Rank Spearman. Salah satunya yang akan dibahas pada makalah ini ialah
analisis korelasi menggunakan Uji Korelasi Spearman Rank. Untuk penjelasan
secara rinci mengenai Uji Korelasi Spearman Rank akan dibahas pada Bab II.

1.2.Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Korelasi? Dan apa tujuan daripada
analisis korelasi?
1.2.2 Apa saja penggolongan, dan macam-macam korelasi?
1.2.3 Apa saja langkah-langkah dalam melakukan analisis korelasi?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan koefisien korelasi? Bagaimana
karakteristik koefisien korelasi? Berapa batas-batas koefisien
korelasi?
1.2.5 Bagaimana cara menghitung koefisien korelasi, menguji hipotesis,
serta menginterprestasikan hasil uji korelasi menggunakan Uji
Korelasi Spearman Rank?

1.3.Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian daripada korelasi dan tujuan analisis
korelasi.
1.3.2. Untuk mengetahui penggolongan dan macam-macam korelasi.
1.3.3. Untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
analisis korelasi
1.3.4. Untuk mengetahui pengertian koefisien korelasi, karakteristik
koefisien korelasi, dan batas-batas koefisien korelasi.

2
1.3.5. Untuk mengetahui cara menghitung koefisien korelasi, menguji
hipotesis, serta menginterpretasikan hasil uji korelasi menggunakan
Uji Korelasi Spearman Rank.

1.4.Manfaat
1.4.1. Untuk menambah wawasan pembaca mengenai pentingnya uji
korelasi dalam sebuah penelitian.
1.4.2. Untuk menambah wawasan pembaca mengenai langkah-langkah
melakukan uji korelasi
1.4.3. Untuk mempermudah pembaca khususnya para peneliti dalam
mennginterpretasikan hasil uji korelasi menggunakan Uji Korelasi
Spearman Rank.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian dan Tujuan Analisis Korelasi


2.1.1. Pengertian Analisis Korelasi
Korelasi adalah keeratan antara variabel. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), arti korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab
akibat. Secara sempit, korelasi artinya suatu hubungan. Dalam suatu
statistik, korelasi merupakan ukuran hubungan linier antara dua variabel.
Korelasi adalah ukuran sejauh mana dua variabel berkaitan. Pada
dasarnya, fungsi korelasi yaitu untuk melakukan standarisasi pada hasil
kovarians (ukuran hubungan antara dua variabel) yang didapat. Korelasi
sederhana yaitu keterikatan antara 2 variabel, yakni variabel bebas
(independent) disimbolkan "X" dan variabel terikat (dependent)
disimbolkan "Y". Tujuan korelasi sederhana adalah mengetahui
hubungan kekuatan antara dua variabel yang ada. Korelasi antara ukuran
baru dan ukuran yang sudah ada disebut keabsahan validitas konkuren.
Analisis korelasi (correlation analysis) atau uji korelasi dipakai untuk
mengetahui keeratan hubungan antara variabel.
Sedangkan, analisis korelasi adalah metode statistik yang digunakan
untuk menentukan kuat tidaknya derajat hubungan linear antara variabel.
Analisis korelasi meneliti bagaimana eratnya suatu hubungan antar
variabel tanpa memperhitungkan bentuk hubungan yang terbentuk.
Misalnya, apabila terjadi kenaikan pada sebuah variabel, kemudian
diikuti dengan kenaikan pada variabel yang lain, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel-variabel tersebut memiliki hubungan atau korelasi yang
tinggi (positif). Begitupun pada contoh lainnya, apabila sebuah variabel
mengalami kenaikan, kemudian diikuti dengan penurunan pada variabel
lainnya, maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel tersebut
memiliki hubungan yang tinggi (negatif).

4
2.1.2. Tujuan Analisis Korelasi
Teknik Analisis Korelasional memiliki tiga macam tujuan, yaitu:
a Ingin mencari bukti (berlandaskan pada data yang ada), apakah
memang benar antara variabel yang satu dan variabel yang lain
terdapat hubungan atau korelasi.
b Ingin menjawab pertanyaan apakah hubungan antarvariabel itu (jika
memang ada hubungannya), termasuk hubungan yang kuat, cakupan,
ataukah lemah.
c Ingin memperoleh kejelasan dan kepastian (secara matematik),
apakah hubungan antarvariabel itu merupakan hubungan yang berarti
atau meyakinkan (signifikan), ataukah hubungan yang tidak berarti
atau tidak meyakinkan.

2.2.Penggolongan dan Macam-Macam Korelasi


Berdasarkan arahnya, korelasi dibedakan menjadi 3, yaitu korelasi positif,
korelasi negatif, dan korelasi resiprokal.
a Korelasi positif
Korelasi positif merupakan korelasi yang memiliki hubungan searah.
Dua variabel (atau lebih) dalam suatu penelitian dapat dikatakan
berkorelasi positif apabila kedua variabel (atau lebih) tersebut berjalan
secara paralel atau dalam kata lain menunjukkan arah yang sama.
Misalnya, apabila harga BBM (ditandai sebagai variabel X) mengalami
kenaikan, maka harga bahan pokok (ditandai sebagai variabel Y) juga
akan mengalami kenaikan. Korelasi positif dapat diilustrasikan melalui
gambar berikut. X Y

X Y

5
b Korelasi negatif
Korelasi negatif merupakan korelasi yang memiliki hubungan
berlawanan arah. Dua variabel (atau lebih) dalam suatu penelitian dapat
dikatakan berkorelasi negatif apabila kedua variabel (atau lebih)
tersebut bergerak ke arah yang berlawanan atau dalam kata lain
menunjukkan arah yang berkebalikan. Misalnya, apabila kedisiplinan
berkendara (ditandai sebagai variabel X) meningkat, maka angka
kecelakaan (ditandai sebagai variabel Y) mengalami penurunan.
Korelasi negatif dapat diilustrasikan melalui gambar sebagai berikut.

X Y
c Korelasi resiprokal
Korelasi resiprokal merupakan korelasi yang memiliki hubungan timbal
balik, sehingga dalam kasus ini sangat sulit untuk menandai variabel-
variabel dalam penelitian, khususnya variabel dependen (ditandai
sebagai variabel X) dan variabel independen (ditandai sebagai variabel
Y). Misalnya, apabila jenjang pendidikan seseorang meningkat, maka
pendapatannya pun meningkat, begitupun sebaliknya. Korelasi
resiprokal dapat diilustrasikan melalui gambar sebagai berikut.

X Y

6
Kemudian, berdasarkan jenis datanya korelasi dapat dibedakan menjadi
korelasi parametrik dan korelasi non paramatrik.
Jenis Korelasi Jenis Data Jenis Uji Korelasi
Parametrik Interval (rasio) Korelasi product moment
(pearson), korelasi parsial, korelasi
ganda.
Non Parametrik Ordinal Korelasi spearman rank (rho),
korelasi kendall-tahu, korelasi
gamma, korelasi somers.
Nominal Korelasi cramer's, korelasi lamda,
korelasi kappa, korelasi koefisien
kontingensi, korelasi phi, korelasi
chi square.
Berdasarkan tabel di atas, adapun yang menjadi pembeda antara kedua jenis
korelasi ini yaitu pada korelasi parametrik, sebelum data-data mengalami proses
analisis korelasi, maka data tersebut harus dinyatakan berdistribusi normal
terlebih dahulu. Sedangkan pada korelasi non parametrik, suatu data bisa
langsung diuji tanpa harus berdistribusi normal.
Di samping itu, berdasarkan fungsinya korelasi dapa digolongkan menjadi
korelasi sederhana, korelasi parsial, dan korelasi ganda.

a Korelasi Sederhana ialah salah satu teknik statistik dengan mengukur


kekuatan antara hubungan variabel untuk mengetahui dari bentuk hubungan
yang bersifat kuantitatif.

b Korelasi Parsial merupakan suatu metode untuk pengukuran tentang


keeratan antara hubungan variabel yang bebas dengan variabel yang tidak
bebas sehingga dapat dengan mudah untuk mengontrol dari salah satu
variabel.
c Korelasi Ganda yakni sebuah bentuk yang dapat digunakan untuk dapat
melihat dari berbagai hubungan antara variabel dalam bentuk independen

7
dan dependent sehingga dapat berkaitan dengan interkorelasi dari variabel
dependent.

2.3.Langkah-Langkah Analisis Korelasi


Berdasarkan teori-teori yang telah ada sebelumnya, sudah dipelajari bahwa ada
begitu banyak jenis uji korelasi. Berbeda jenis uji korelasinya, maka akan
berbeda pula langkah-langkah dalam melakukan pengujian atau analisis
korelasi antar variabel di dalam suatu penelitian. Berikut ini adalah runtutan
langkah-langkah dalam melakukan analisis korelasi dengan menggunakan uji
korelasi spearman rank, diantaranya sebagai berikut:
a Membuat hipotesis
b Menghitung ranking (r) masing-masing variabel
c Menghitung selisih ranking (d)
d Menghitung kuadrat selisih ranking (𝑑 2 )
e Menghitung koefisien korelasi (rs)
f Menentukan koefisien pada tabel rho spearman/t tabel/z tabel (pilih salah
satu)
g Melakukan uji signifikansi untuk menguji hipotesis
h Menginterpretasikan data

2.4.Pengertian, Karakteristik, dan Batas-Batas Koefisien Korelasi


2.4.1 Pengertian Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi
antara dua variabel. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 s/d -
1. Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear
dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefisien korelasi positif,
maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai
variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika
koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan
terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan

8
menjadi rendah dan berlaku sebaliknya.
2.4.2 Karakteristik Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi mempunyai beberapa karakteristik-karakteristik unik
diantaranya adalah :
a Kisaran Korelasi: Kisaran (range) korelasi mulai dari 0 sampai
dengan 1. Korelasi dapat positif dan dapat pula negatif.
b Korelasi Sama Dengan Nol: Korelasi sama dengan 0 mempunyai arti
tidak ada hubungan antara dua variabel.
c Korelasi Sama Dengan Satu: Korelasi sama dengan + 1 artinya kedua
variabel mempunyai hubungan linier sempurna (membentuk garis
lurus) positif. Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika
nilai X naik, maka Y juga naik.
d Korelasi sama dengan minus satu: artinya kedua variabel mempunyai
hubungan linier sempurna (membentuk garis lurus) negatif. Korelasi
sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y
turun dan berlaku sebaliknya.
2.4.3 Batas-Batas Koefisien Korelasi
Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan
hubungan antara dua variabel penulis memberikan batas-batas dengan
kriteria sebagai berikut:
a. 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
b. >0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
c. >0,25 – 0,5: Korelasi cukup
d. >0,5 – 0,75: Korelasi kuat
e. >0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat
f. 1: Korelasi sempurna

2.5.Menghitung Koefisien Korelasi, Menguji Hipotesis, serta


Menginterpretasikan Hasil Uji Korelasi Menggunakan Uji Korelasi
Spearman Rank.

9
2.5.1. Menghitung koefisien korelasi
Koefisien korelasi dapat dihitung melalui berbagai cara berdasarkan jenis
uji korelasi yang digunakan, salah satunya ialah menggunakan Uji
Korelasi Spearman Rank. Analisis atau Uji Korelasi Spearman Rank
dikemukakan oleh Carl Spearman pada tahun 1904. Imam Gunawan
(2016:193) menerangkan bahwa kegunaan daripada Analisis Korelasi
Spearman Rank ini adalah untuk mengukur tingkat atau eratnya
hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat
yang berskala ordinal serta untuk mengetahui tingkat kecocokan dari dua
variabel terhadap grup yang sama. Riduwan (2004: 132) menerangkan
bahwa Analisis Korelasi Spearman rank tidak terikat oleh asumsi bahwa
populasi yang diselidiki harus berdistribusi normal, populasi yang
diambil sebagai sampel adalah sebanyak minimal 5 pasang dan maksimal
30 pasang, data dapat dirubah dari data jenis interval menjadi data jenis
ordinal. Adapun cara yang dapat digunakan dalam Analisis Korelasi
Spearman Rank yakni dengan menghitung besar koefisien korelasi
melalui rumus sebagai berikut:

6𝛴 ⅆ2
𝑟𝑠 = 1 −
𝑛(𝑛2 − 1)

Keterangan: rs: koefisien korelasi spearman rank


d : selisih ranking antara 2 variabel
n : jumlah data (sampel)

Hasil dari besaran koefisien korelasi inilah nantinya yang akan dapat
menggambarkan tingkat (derajat) hubungan antara 2 variabel dalam
penelitian.
2.5.2. Menguji hipotesis
Tidak berhenti sampai pada uji korelasi, berikutnya akan dilakukan
pengujian hipotesis. Hipotesis dalam kaitannya dengan uji korelasi akan
diterima ataupun ditolak berdasarkan hasil daripada uji signifikansi. Uji

10
signifikansi di dalam Analisis Korelasi Spearman Rank dapat dilakukan
melalui 3 cara, diantaranya sebagai berikut.
a Membandingkan koefisien korelasi dengan koefisien pada tabel
rho spearman, dengan memperhatikan jumlah sampel (N) pada tabel
rho spearman yang sesuai dengan jumlah sampel (N) yang digunakan
dalam Analisis Korelasi, serta berpatokan pada taraf signifikansi 0,05
(5%). Berikut ini adalah tabel daripada rho spearman.

b Menghitung koefisien uji t (N≤30), dengan cara membandingkan


koefisien uji t dengan t tabel pada taraf signifikansi 0,05 (5%) dan
jumlah sampel (N) pada t tabel yang sesuai dengan jumlah sampel
(N) yang digunakan dalam Analisis Korelasi. Adapun rumus
daripada uji t ialah sebagai berikut:

𝑁 −1
𝑡 = 𝑟𝑠√
1 − 𝑟𝑠 2

c Menghitung koefisien uji z (N>30), dengan cara membandingkan


koefisien uji z dengan z tabel pada taraf signifikansi 0,05 (5%) dan
jumlah sampel (N) pada z tabel yang sesuai dengan jumlah sampel
(N) yang digunakan dalam Analisis Korelasi. Adapun rumus
daripada uji z ialah sebagai berikut:
𝑟𝑠
𝑧=
1 ∕ √𝑛 − 1
2.5.3. Menginterpretasikan hasil uji korelasi.

11
Pada bagian ini akan lebih mudah dipahami apabila langkah-langkah
analisis korelasi disajikan dengan contoh nyata. Berikut ini adalah contoh
kasus yang dapat diselesaikan melalui Analisis Korelasi Spearman Rank.
Seorang peneliti sedang melakukan penelitian mengenai hubungan antara
hasil Tes IQ dengan hasil Tes Masuk Jurusan MIPA di SMA PGRI 2
Denpasar. Dari total keseluruhan siswa yang lulus yaitu sebanyak 90 orang
siswa, diambil 30 orang siswa secara random sebagai sampel penelitian.
Berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya akan diteliti apakah ada
hubungan (korelasi) positif antara Hasil Tes IQ dengan Hasil Tes Masuk
Jurusan MIPA di SMA PGRI 2 Denpasar.
Langkah-langkah penyelesaian masalah:
a Menentukan Judul Penelitian
Hubungan antara Hasil Tes IQ dengan Hasil Tes Masuk Jurusan MIPA
di SMA PGRI 2 Denpasar
b Menentukan Variabel Penelitian
Variabel X (v. Bebas) : Hasil Tes IQ
Variabel Y (v. Terikat) : Hasil Tes Masuk
c Menentukan Hipotesis Penelitian
H0: Tidak terdapat korelasi positif antara Hasil Tes IQ dengan Hasil
Tes Masuk (r hitung < r tabel)
H1: Terdapat Korelasi positif anatara Hasil Tes IQ dengan Hasil Tes
Masuk (r hitung > r tabel)
d Menentukan Sampel Penelitian
30 orang siswa
e Mengumpulkan Data Penelitian
Berikut ini adalah tabel daripada kumpulan data-data penelitian yang
diperoleh dari sampel yang telah ditargetkan sebelumnya.
Subjek X Y
A 100 89
B 98 80
C 110 91
D 112 93

12
E 114 93
0 121 95
G 123 95
H 100 87
I 99 83
J 100 87
K 120 90
L 121 95
M 112 90
N 114 89
O 123 90
P 121 89
Q 126 97
R 110 89
S 127 90
T 110 91
U 121 93
V 98 91
W 100 92
X 123 93
Y 112 87
Z 120 89
AA 121 91
BB 112 91
CC 98 90
DD 110 95

f Proses Analisis Korelasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:


• Menentukan rankingmasing-masing variabel, selisih ranking
kedua variabel (d), dan selisih kuadratnya (𝒅𝟐 ).
Sub. X Y 𝑅𝑥 𝑅𝑦 𝑑 𝑑2
A 100 89 24,5 23 1,5 2,25
B 98 80 29 30 -1 1
C 110 91 20,5 13 7,5 56,3
D 112 93 16,5 7,5 9 81
E 114 93 13,5 7,5 6 36
0 121 95 8 3,5 4,5 20,3
G 123 95 4 3,5 0,5 0,25

13
H 100 87 24,5 27 -2,5 6,25
I 99 83 27 29 -2 4
J 100 87 24,5 27 -2,5 6,25
K 120 90 11,5 18 -6,5 42,3
L 121 95 8 3,5 4,5 20,3
M 112 90 16,5 18 -1,5 2,25
N 114 89 13,5 23 -9,5 90,3
O 123 90 4 18 -14 196
P 121 89 8 23 -15 225
Q 126 97 2 7,5 -5,5 30,3
R 110 89 20,5 23 -2,5 6,25
S 127 90 1 18 -17 289
T 110 91 20,5 13 7,5 56,3
U 121 93 8 7,5 0,5 0,25
V 98 91 29 13 16 256
W 100 92 24,5 10 14,5 210
X 123 93 4 1 3 9
Y 112 87 16,5 27 -11 110
Z 120 89 11,5 23 -12 132
AA 121 91 8 13 -5 25
BB 112 91 16,5 13 3,5 12,3
CC 98 90 29 18 11 121
DD 110 95 20,5 3,5 17 289
n=30 𝜮𝒅𝟐 2337

• Menghitung koefisien korelasi (𝒓𝒔)


6𝛴 ⅆ2
𝑟𝑠 = 1 −
𝑛(𝑛2 − 1)

6(2337)
𝑟𝑠 = 1 −
30(302 − 1)

14022
𝑟𝑠 = 1 −
26970

𝑟𝑠 = 1 − 0,52

𝒓𝒔 = 𝟎, 𝟒𝟖

14
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi di atas, apabila
diinterpretasikan berdasarkan interval koefisien, maka dapat
digambarkan bahwa korelasi antara Hasil Tes IQ dengan Hasil Tes
Masuk memiliki korelasi yang tergolong cukup kuat.

• Menguji hipotesis
Untuk menguji apakah H0 dan H1 yang telah ditentukan
sebelumnya diterima atau ditolak, maka harus dilakukan uji
signifikansi.
Uji hipotesis melalui uji signifikansi berdasarkan jumlah sampel
yaitu N=30 dapat dilakukan melalui 2 cara, diantaranya sebagai
berikut:
➢ Cara 1: Membandingkan koefisien korelasi dengan
koefisien pada tabel Rho Spearman.

Sebelum membandingkan nilai, kita harus menentukan


koefisien pada tabel rho spearman dengan cara memperhatikan
jumlah N pada tabel sesuai dengan jumlah N pada sampel yang
dijadikan penelitian, yaitu N=30. Kemudian perhatikan taraf
signifikansi 0,05 (5%). Koefisien yang berada sejajar dengan
N=30 dan signifikansi 0,05 (5%), yaitu 0,364 merupakan

15
koefisien yang akan digunakan untuk dibandingkan dengan
koefisien korelasi nantinya.
Selanjutnya yaitu membandingkan koefisien korelasi
Koefisien korelasi (rs) = Koefisien tabel rho spearman
0,48 = 0,364
0,48 >0,364
Dari perbandingan di atas, dapat digambarkan bahwa koefisien
korelasi lebih besar dibandingkan koefisien tabel rho spearman.
➢ Cara 2: Menghitung koefisien uji t (apabila N ≤30)

𝑁−1
𝑡 = 𝑟𝑠√
1 − 𝑟𝑠 2

30 − 1
𝑡 = 0,48√
1 − (0,48)2

29
𝑡 = 0,48√
1 − 0,2304

29
𝑡 = 0,48√0,7696

𝑡 = 0,48√37,7
𝑡 = 0,48 (6,1)
𝑡 = 2,928

Koefisien uji t = koefisien tabel rho spearman


2,928 >0,364
Dari koefisien uji t di atas, dapat di gambarkan bahwa koefisien
uji t lebih besar apabila dibandingkan dengan tabel rho
spearman.
• Menentukan besar kecilnya sumbangan variabel bebas
terhadap variabel terikat

16
Besar kecilnya sumbangan yang diberikan oleh variabel bebas
terhadap variabel terikat dapat dihitung menggunakan rumus
koefisien determinan (KD) yakni sebagai berikut

K𝐷 = 𝑟 2 × 100%

K𝐷 = (0, 482 ) × 100%

K𝐷 = 0,2304 × 100%

K𝑫 = 𝟐𝟑, 𝟎𝟒%

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinan di atas, dapat


digambarkan bahwa sumbangan yang diberikan oleh variabel bebas
terhadap variabel terikat yaitu sebesar 23,04%

g Menginterpretasikan hasil penelitian


Berdasarkan hasil daripada proses analisis korelasi di atas, dapat
disimpulkan bahwa korelasi antara Hasil Tes IQ dengan Hasil Tes
Masuk memiliki korelasi yang tergolong cukup kuat dengan
sumbangan yang diberikan oleh variabel bebas (Hasil Tes IQ) terhadap
variabel terikat (Hasil Tes Masuk) yaitu sebesar 23,04%. Sehingga, H0
yang menyatakan bahwa tidak terdapat korelasi positif antara Hasil Tes
IQ dengan Hasil Tes Masuk ditolak. Sedangkan H1 yang menyatakan
bahwa terdapat korelasi positif antara Hasil Tes IQ dengan Hasil Tes
Masuk diterima. Dengan demikian, dapat digambarkan apabila
semakin tinggi IQ siswa, maka akan semakin tinggi pula nilai yang
diperoleh dalam Tes Masuk.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Statistika memiliki peranan yang penting dalam memecahkan masalah
dalam suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif. Secara teori, statistika
tergolong menjadi 2 jenis yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial.
Statistika deskriptif bertujuan untuk menjelaskan karakter data yang sudah
diketahui. Di lain sisi, statistika inferensial bertujuan mengambil kesimpulan
mengenai suatu populasi lewat analisis sampel. Salah satu hal yang dibahas di
dalam statistika inferensial yaitu Analisis Korelasi. Analisis korelasi meneliti
bagaimana eratnya suatu hubungan antar variabel tanpa memperhitungkan
bentuk hubungan yang terbentuk. Dari beberapa jenis analisis korelasi yang ada,
salah satunya yang sering digunakan yaitu analisis korelasi spearman rank.
Analisis korelasi spearman rank digunakan untuk mengukur tingkat atau
eratnya hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat
yang berskala ordinal serta untuk mengetahui tingkat kecocokan dari dua
variabel terhadap grup yang sama.

18
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Imam. (2016). Pengantar Statistika Inferensial. Depok: PT Rajagrafindo


Persada

Anda mungkin juga menyukai