learning melalui model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together pada kelas
kontrol, selanjutnya dilakukan pengolahan data hasil penelitian. Adapun data tersebut
diperoleh dari data tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) baik kelas eksperimen maupun
kelas kontrol. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2010, dan
A. Hasil Penelitian
melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata skor tes kemampuan komunikasi matematik
antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data diolah dengan menggunakan uji
analisis data terhadap hasil yang diperoleh. Berikut tabel yang memuat nilai-nilai untuk
masing-masing kelas:
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh rata-rata pretes untuk kelas eksperimen yaitu
18,97 dan kelas kontrol yaitu 16,70. Selisih kedua kelas tidak begitu besar yaitu 2,27
dengan demikian dapat diduga bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal
Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh simpangan baku untuk kemampuan awal yaitu
pretes kelas eksperimen sebesar 4,85 dan kelas kontrol sebesar 4,04. Selisih simpangan
baku nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,81 artinya kemampuan
awal komunikasi matematik kelas kontrol lebih menyebar daripada kelas eksperimen.
Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh hasil dari rata-rata postes kelas eksperimen
sebesar 27,70 dan hasil rata-rata kelas kontrol sebesar 21,33. Selisih rata-rata nilai postes
kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 6,37. Maka dari kedua kelas tersebut
ada perbedaan, terlihat dari hasil tersebut bahwa skor rata-rata hasil postes kelas
pretes kemampuan awal komunikasi matematik sebesar 45% dari rata-rata skor ideal dan
46% dari rata-rata skor ideal dan postesnya mengalami peningkatan menjadi 53%. Sama
halnya dengan hasil postes, hasil N-Gain juga menunjukkan adanya perbedaan, dapat
dilihat dari rata-rata sebesar 0,42, simpangan baku sebesar 0,08 dan presentase sebesar
1,04%, sedangkan kelas kontrol dari rata-rata sebesar 0,20, simpangan baku sebesar 0,03
kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal komunikasi matematik
matematik untuk kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih baik daripada
kelas kontrol, tetapi data tersebut belum begitu signifikan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan analisis data pretes, postes dan N-Gain hasil penelitian dari kelas eksperimen
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data
tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, maka akan
dan perumusan hipotesis untuk uji normalitas pretes adalah sebagai berikut:
Kriteria pengujian:
Hasil uji normalitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
Kolmogrof-Smirnov
Kelas Interprestasi
Statistic Df Sig.
Eksperimen 0,014 30 0,200 Ho diterima
Kontrol 0,158 30 0,055 Ho diterima
Berdasarkan Tabel 4.2 dengan uji Kolmogrof-Smirnov diperoleh nilai
signifikansi kelas eksperimen adalah 0,200 dan kelas kontrol 0,055. Sehingga data pretes
pada kelas eksperimen berdistribusi normal dengan kriteria P-Value ≥ 0,05, begitu juga
pada data pretes kelas kontrol berdistribusi normal dengan kriteria P-Value ≥ 0.05, maka
kedua sampel berdistribusi normal. Bertujuan untuk mengetahui apakah varians data
pada tes awal dari kedua sampel yang berdistribusi normal itu homogen atau tidak.
Karena uji normalitas berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas
varians. Untuk melihat homogenitas varians, dilakukan uji homogenitas varians skor data
Hasil uji normalitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
Tabel 4.3 di atas menunjukan hasil perhitungan uji homogenitas varians nilai
pretes kelas eksperimen dan kontrol sebesar 0,185 ≥ 0,05. Yang artinya Ho
bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki
varians yang homogen. Maka dilanjutkan uji signifikan perbedaan dua rata-rata (uji-t)
menggunakan Independent Sample T-Test melalui software SPSS, dengan kedua varians
homogen equal varians assumed berpatokan pada signifikasi 0,05. Asumsi tersebut
Berikut ini hasil uji dua perbedaan rata-rata pada data pretes kelas eksperimen
Tabel 4.4 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Pretes Komunikasi
Matematik
Uji Signifikan Perbedaan Dua Rata-rata
Kelas N Intrepetasi
Sig. Sig. (2-Tailed)
Eksperimen 30
0,185 0,083 Ho Diterima
Kontrol 30
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa nilai Sig. (2-Tailed) kedua kelas adalah
0,083 ≥ 0,05. Maka Ho Diterima, atau dinyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan
mengenai kemampuan awal siswa di kelas eksperimen dan siswa di kelas kontrol. Kedua
kelas tersebut dianggap seimbang ketika menjalani tes awal (pretes) sebelum kemudian
Tes akhir (postes) diadakan untuk mengetahui pengetahuan akhir siswa setelah
pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together pada kelas eksperimen, dan
metode discovery learning pada kelas kontrol setelah pembelajaran berlangsung. Agar
asumsi normalitas terpenuhi, maka dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, serta uji-t.
a. Uji Normalitas
menggunakan taraf signifikansi 0,05 dan perumusan hipotesis untuk uji normalitas postes
Kriteria pengujian:
Hasil uji normalitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
Kolmogrof-Smirnov
Kelas Interprestasi
Statistic Df Sig.
Eksperimen 0,110 30 0,200 Ho diterima
Kontrol 0,087 30 0,161 Ho diterima
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai Sig. kelas eksperimen baik pada tabel
Kolmogorov Smirnov menunjukan angka ≥ 0,05. Begitu pula hasil perhitungan kelas
kontrol yang memiliki nilai Sig. 0,161. Artinya kedua sampel tersebut dinyatakan
berdistribusi normal sehingga tidak perlu dilakukan uji Mann-Whitney sebelum dilakukan
Kriteria pengujian:
Adapun hasil uji homogenitas varians dari kedua sampel, sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Varians Data Postes Komunikasi Matematik
Uji Homogenitas Varians
Kelas N Intrepetasi
Levene Statistic Sig.
Eksperimen 30
1,594 0,212 Ho Diterima
Kontrol 30
Tabel 4.6 di atas menunjukan hasil perhitungan uji homogenitas varians nilai
pretes kelas eksperimen dan kontrol sebesar 0,212 ≥ 0,05. Yang artinya Ho Diterima dan
varians kedua kelompok dinyatakan homogen. Maka dapat langsung dilanjutkan dengan
bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki
varians yang homogen. Maka dilanjutkan uji signifikan perbedaan dua rata-rata (uji-t)
menggunakan Independent Sample T-Test melalui software SPSS, dengan kedua varians
homogen equal varians assumed berpatokan pada signifikasi 0,05. Asumsi tersebut
Berikut ini hasil uji dua perbedaan rata-rata pada data pretes kelas eksperimen
Tabel 4.6 di atas menunjukan bahwa nilai Sig. (2-Tailed) kedua kelas berada di
bawah 0,05 sehingga Ho Ditolak. Hasil tersebut menyatakan bahwa terdapat perbedaan
yang cukup signifikan antara kedua sampel. Di mana perolehan rata-rata nilai (postes)
melalui model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dengan kelas
komunikasi matematik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, hal yang dilakukan
selanjutnya adalah analisis data N-Gain. Data N-gain digunakan untuk melihat
kooperatif tipe numbered heads together adalah 0,42 dan 0,09. Sedangkan rata-rata dan
menggunakan metode discovery learning adalah 0,14 dan 0,04. Untuk mengetahui
kelas kontrol berbeda secara signifikan atau tidak, maka dilakukan uji statistik sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada data N-gain dalam penelitian ini juga menggunakan uji
Kriteria pengujian:
Hasil uji normalitas data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
Dari tabel 4.8 diketahui nilai Sig. kelas eksperimen dan kontrol baik pada
tabel Kolmogorov Smirnov maupun Shapiro Wilk menunjukan angka ≥ 0,05. Oleh
karena itu kedua sampel tersebut dinyatakan berdistribusi normal, sehingga bisa
terlebih dahulu.
b. Uji Homogenitas Varians
Kriteria pengujian:
Adapun hasil uji homogenitas varians dari kedua sampel, sebagai berikut:
Matematik
nilai pretes kelas eksperimen dan kontrol sebesar 0,052 ≥ 0,05. Yang artinya Ho
Diterima dan varians kedua kelompok dinyatakan homogen. Maka dapat langsung
dengan uji-t.
bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki
varians yang homogen. Maka dilanjutkan uji signifikan perbedaan dua rata-rata (uji-t)
menggunakan Independent Sample T-Test melalui software SPSS, dengan kedua varians
homogen equal varians assumed berpatokan pada signifikasi 0,05. Asumsi tersebut
Berikut ini hasil uji dua perbedaan rata-rata pada data N-gain kelas eksperimen
Tabel 4.9 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data N-Gain Komunikasi
Matematik
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa nilai Sig. (2-Tailed) kedua kelas
numbered heads together dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan metode
Interval) dengan bantuan program Micrososft Excel 2010 untuk mengolah data ordinal
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada data N-gain dalam penelitian ini juga menggunakan uji
Kriteria pengujian:
Hasil uji normalitas data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
Kolmogrof-Smirnov
Kelas Interprestasi
Statistic Df Sig.
Eksperimen 0,110 30 0,200 Ho diterima
Kontrol 0,087 30 0,161 Ho diterima
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai Sig. kelas eksperimen baik pada tabel
Kolmogorov Smirnov menunjukan angka ≥ 0,05. Begitu pula hasil perhitungan kelas
kontrol yang memiliki nilai Sig. 0,161. Artinya kedua sampel tersebut dinyatakan
berdistribusi normal sehingga tidak perlu dilakukan uji Mann-Whitney sebelum dilakukan
Kriteria pengujian:
Adapun hasil uji homogenitas varians dari kedua sampel, sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Varians Data Postes Kemandirian Belajar
Uji Homogenitas Varians
Kelas N Intrepetasi
Levene Statistic Sig.
Eksperimen 30
1,594 0,212 Ho Diterima
Kontrol 30
Tabel 4.11 di atas menunjukan hasil perhitungan uji homogenitas varians nilai
pretes kelas eksperimen dan kontrol sebesar 0,212 ≥ 0,05. Yang artinya Ho Diterima dan
varians kedua kelompok dinyatakan homogen. Maka dapat langsung dilanjutkan dengan
bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki
varians yang homogen. Maka dilanjutkan uji signifikan perbedaan dua rata-rata (uji-t)
menggunakan Independent Sample T-Test melalui software SPSS, dengan kedua varians
homogen equal varians assumed berpatokan pada signifikasi 0,05. Asumsi tersebut
Berikut ini hasil uji dua perbedaan rata-rata pada data pretes kelas eksperimen
Tabel 4.12 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Postes Kemandirian Belajar
Uji Signifikan Perbedaan Dua Rata-rata
Kelas N Intrepetasi
Sig. Sig. (2-Tailed)
Eksperimen 30
0,212 0,000 Ho Ditolak
Kontrol 30
Tabel 4.12 di atas menunjukan bahwa nilai Sig. (2-Tailed) kedua kelas berada
di bawah 0,05 sehingga Ho Ditolak. Hasil tersebut menyatakan bahwa terdapat perbedaan
kemandirian belajar siswa antara kelas yang pembelajarannya menggunakan metode
discovery learning melalui model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together
dengan kelas kontrol yang menggunakan metode discovery learning tidaklah sama.
Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil pretes, postes N-Gain dan pengisian
angket skala sikap kemandirian belajar siswa. Skor pretes digunakan untuk mengetahui
kemampuan komunikasi pada tahap awal siswa dan skor postes digunakan untuk
selisih skor postes dan skor pretes dibagi dengan selisih Skor Maksimal Ideal (SMI)
Microsoft Excel 2010 dan SPSS 22. Namun data yang diperoleh dari skor pretes dan
postes tersebut merupakan data ordinal. Sehingga data tersebut perlu dirubah ke dalam
data interval. Oleh karena itu, data pada tabel deskripsi statistik merupakan data yang
Pada penelitian diatas, hasil analisa data pretes menunjukkan bahwa uji normalitas
berdistribusi normal, uji homogenitas variansnya diterima dan uji perbedaan dua rata-rata
Ho diterima, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua kelas tersebut dianggap
seimbang ketika menjalani tes awal (pretes) sebelum kemudian diberikan treatment yang
berbeda.
Pada penelitian diatas, hasil analisa data postes menunjukkan bahwa uji
normalitas berdistribusi normal, uji homogenitas variansnya diterima dan uji perbedaan
dua rata-rata Ho ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir pada kemampuan
komunikasi matematik siswa yang menggunakan metode discovery learning melalui
model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together lebih baik daipada siswa
Pada hasil analisa data N-Gain menunjukkan bahwa uji normalitas berdistribusi
normal, uji homogenitas variansnya diterima dan uji perbedaan dua rata-rata H o ditolak,
sehingga hasil dari data N-Gain juga memperlihatkan peningkatan kelas eksperimen yang
numbered heads together lebih baik daipada kelas kontrol yang menggunakan metode
discovery learning.
Pada hasil data angket skala sikap kemandirian belajar, menunjukkan bahwa
numbered heads together dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan metode
discovery learning.
Together
pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dan yang menggunakan metode
discovery learning dilaksnakan pada hari Selasa, 29 Januari 2019 sampai dengan 26
Maret 2019 yang bertempat di SMP Negeri 1 Jatisari. Penelitian ini dilakukan 10
pertemuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dua pertemuan digunakan untuk
metode discovery learning melalui model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads
together untuk kelas eksperimen dan menggunakan metode discovery learning untuk
kelas kontrol. Selama melaksanakan penelitian, peneliti mengimplementasikan langkah-
sebagai berikut:
dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan dari siswa untuk
dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya
ini adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak
kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
3. Data collection (Pengumpulan Data). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian siswa diberi
belajar, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri
data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa
baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai
hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta
5. Verification (Pembuktian). Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan sebelumnya dengan
beberapa fenomena yang sudah diketahui, dihubungkan dengan hasil data processing
kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip
umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
pertanyaan, berfikir bersama, dan menjawab (Alie 2013 dalam Azizah 2007). Adapun
siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik dan dalam bentuk
jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui
jawaban itu.
4. Menjawab (Answering). Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian
siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab
dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang telah disusun berdasarkan metode discovery learning melalui model
pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dan metode discovery learning.
Pertemuan awal digunakan untuk mengerjakan soal pretes dengan tujuan mengetahui
kemampuan awal komunikasi matematik siswa antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol itu sama. 8 kali pertemuan selanjutnya untuk menambah wawasan dan
pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dan kelas kontrol menggunakan
metode discovery learning. Sedangkan pertemuan terakhir kedua kelas mengerjakan soal
pembelajaran.
Pada pertemuan pertama untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan
pretes terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran
dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian guru menginformasikan apa yang menjadi
tujuan dari pembelajaran hari ini yaitu mengadakan pretes. Siswa mengerjakan soal
kemampuan kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan yang sama, maka
dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya dengan memberikan perlakuan yang berbeda.
kooperatif tipe numbered heads together dan pada kelas kontrol menggunakan metode
discovery learning.
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun berdasarkan metode
discovery learning melalui model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together.
tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut. Dalam pembelajaran dengan
anggota 3-5 orang yang dibagi berdasarkan tingkat kemampuan siswa, jenis kelamin dan
suku. Saat guru selesai melakukan proses pembagian kelompok, seketika guru langsung
memberikan nomor kepada masing-masing siswa pada setiap kelompok. Pada tahap
berikutnya, siswa diberi Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dipelajari dan dikerjakan
hal terkait dengan petunjuk LKS ini menyajikan pengetahuan untuk dikonstruksi oleh
siswa dan pertanyaan yang dapat membimbing siswa memahami materi pembelajaran.
Selain itu LKS ini memfasilitasi siswa menemukan suatu pengetahuan dari permasalahan
Pada gambar 4.2 langkah kegiatan pada metode discovery learning melalui
untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan dari siswa untuk menyelidiki
sendiri. Selain itu guru sebagai fasilitator memulai pembelajarannya dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada
Tahap kedua dari pembelajaran ini adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
Pada gambar 4.4 yaitu tahap data collection (pengumpulan data) ini berfungsi
relevan, membaca sumber belajar, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber,
Pada gambar 4.5 yaitu tahap data processing (pengolahan data). Pengolahan
data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa.
Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah,
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta
Pada gambar 4.6 yaitu tahap verification (pembuktian). Pada tahap ini siswa
melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau
pada kelas eksperimen, maka diadakan postes, untuk mengetahui sejauh mana
lebih baik dari kelas kontrol dan mencapai rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
learning melalui model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together lebih baik
kooperatif tipe numbered heads together dapat merangsang siswa lebih bisa menganalisis
dan mendalami setiap persoalan, siswa dapat lebih mudah memahami dan mengingat
meningkat. Selain itu siswa lebih mudah mengerti maksud dari pertanyaan dalam lembar
kerja siswa.
Siswa juga lebih kreatif dalam membuat gambar-gambar yang dimaksud, aktif
dalam menggunakan alat-alat bantu pelajaran matematika. Maka dari itu, diharapkan
sehari-hari.
untuk mengerjakan postes angket kemandirian belajar untuk mengetahui sisi afektif
siswa.
generalisasi
Soal nomor
perbandingan jumlah kelereng Candra dan Dodi adalah 5 : 4. Jika jumlah kelereng
ketiga anak tersebut adalah 246, maka berapakah selisih kelereng Dodi dan
Candra?
Soal nomor
Jumlah umur Lia dan Dea sekarang adalah 12 tahun. Jika umur Lia 2 tahun
lebih muda dari umur Dea, maka berapakah perbandingan umur Lia dan Dea dua
tahun mendatang?
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah kemampuan komunikasi matematik dan
kemandirian belajar siswa yang menggunakan metode discovery learning melalui model
Pembahasan hasil penelitian ini berdasarkan data yang telah dianalisis pada sub
Adapun hasil penelitian ini diperoleh dari hasil pretes, postes, N-Gain, dan
pengisian angket skala sikap kemandirian belajar siswa. Skor pretes digunakan
untuk mengetahui awal siswa dan skor postes digunakan untuk mengetahui
diperoleh dari selisih skor postes dan skor pretes dibagi dengan Skor Maksimum
Pada penelitian diatas, hasil analisa data pretes menunjukkan bahwa uji
kedua kelas tersebut dianggap seimbang ketika menjalani tes awal (pretes) sebelum
berdistribusi normal, uji homogenitas variansnya diterima dan uji perbedaan dua
rata-rata Ho ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir pada kemampuan
melalui model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together lebih baik
berdistribusi normal, uji homogenitas variansnya diterima dan uji perbedaan dua
melalui model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together lebih baik