Anda di halaman 1dari 10

Contoh kasus uji MANOVA

Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran project based
learning (PJBL) inquiry terbimbing (IT) dan Problem based learning PBL terhadap pemecahan
masalah (KPM) dan keterampilan proses (KP) siswa kelas X SMA pada materi jaringan
tumbuhan. kepentingan penelitian, peneliti menetapkan 3 kelas eksperimen dan 1 kelas control
yang menggunakal model STAD

Rumusan masalah

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran PJBL, IT dan PBL terhadap Kemampuan
Pemecahan masalah (KPM) dan keterampilan proses (KP)?
2. Jika terdapat pengaruh, manakah diantara model pembelajaran PJBL, IT, DAN PBL yang
paling berpengaruh nyata terhadap salah satu dari kemampuan pemecahan masalah
(KPM) dan Keterampilan proses (KP)?

Penyelesaian:

1. Hipotesis penelitian:
Ho: tidak ada pengaruh model pembelajaran PJBL, IT, dan PBL terhadap kemampuan
pemecahan masalah (KPM) dan keterampilan proses (KP)
Ha: ada pengaruh model pembelajaran PJBL, IT, dan PBL terhadap kemampuan pemecahan
masalah (KPM) dan keterampilan proses (KP)
Hipotesis statistic:
Ho: µ1 = µ2= µ3= µ4
Ha:
2. Penetuan α (taraf signifikan)
α= 5% = 0,05
3. Kriteria keputusan
Ho ditolak jika nilai sig < α
4. Perhitungan SPSS
1. Uji Normalitas
a. Kelas control X IPA 1 model STAD

Koefisien korelasi yang diperoleh 0,987 menunjukkan koefisien korelasi yang


sangat tinggi. Besarnya koefisien korelasi anatara -1 sampai dengan +1. Apabila
koefisien korelasi > r tabel atau nilai sig. < 0,05 maka terdapat korelasi yang
signifikan. Dalam scatter-plot ini berarti data berasal dari sampel yang terdistribusi
normal multivariat.

b. Kelas ekperimen (X IPA 2) model PJBL

Koefisien korelasi yang diperoleh 0,938 menunjukkan koefisien korelasi yang


sangat tinggi. Besarnya koefisien korelasi anatara -1 sampai dengan +1. Apabila
koefisien korelasi > r tabel atau nilai sig. < 0,05 maka terdapat korelasi yang
signifikan. Dalam scatter-plot ini berarti data berasal dari sampel yang terdistribusi
normal multivariat.

c. Kelas eksperimen kelas (X IPA 3) Model IT

Koefisien korelasi yang diperoleh 0,987 menunjukkan koefisien korelasi yang


sangat tinggi. Besarnya koefisien korelasi anatara -1 sampai dengan +1. Apabila
koefisien korelasi > r tabel atau nilai sig. < 0,05 maka terdapat korelasi yang
signifikan. Dalam scatter-plot ini berarti data berasal dari sampel yang terdistribusi
normal multivariat.
d. Kelas Eksperimen (X IPA 4) model PBL

Koefisien korelasi yang diperoleh 0,959 menunjukkan koefisien korelasi yang


sangat tinggi. Besarnya koefisien korelasi anatara -1 sampai dengan +1. Apabila
koefisien korelasi > r tabel atau nilai sig. < 0,05 maka terdapat korelasi yang
signifikan. Dalam scatter-plot ini berarti data berasal dari sampel yang terdistribusi
normal multivariat.

2. Uji Homogenitas matriks Varian kovarian

Box's Test of Equality


of Covariance Matricesa
Box's M 23.706
F 2.509
df1 9
df2 66191.846
Sig. .753
Tests the null hypothesis
that the observed
covariance matrices of
the dependent variables
are equal across groups.
a. Design: Intercept +
model_pembelajaran

Box test equality of covariance matrices digunakan untuk menguji homogenitas matriks
varian kovarian. Kriteria keputusan Ho ditolak jika nilai sig < α. Berdasarkan hasil uji
homogenitas nilai signifikansi 0,753 ˃ 0,05 maka Ho diterima, jadi dapat dikatakan
bahwa matriks varian kovariannya dapat dianggap sama (homogen)
3. Uji Multivariat
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran PJBL, IT dan PBL terhadap
kemampuan pemacahan masalah (KPM) dan Keterampilan Proses (KP) maka dilakukan
uji multivariat dengan melihat signifikansi dari uji wilks lamda, dengan kriteria:
Ho ditolak jika nilai sig < α.
Karena nilai sig 0,290 ˃ 0,05 maka Ho di terima
Jadi tidak terdapat pengaruh model pembelajaran PJBL, IT, dan PBL Terhadap
kemampuan pemecahan masalah (KPM) dan keterampilan proses (KP).

Contoh kasus uji MANCOVA

Sorang peneliti ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran student team


achievement division (STAD), Numbered head together (NHT), dan Think pairs share
(TPS) terhadap hasil belajar kognitif dan psikomotorik siswa. Dengan
mempertimbangkan IQ siswa apakah terdapat pengaruh model pembelajaran STAD,
NHT, dan TPS terhadap hasil belajar kognitif dan psikomotorik siswa. Untuk
kepentingan penelitian, peneliti menetapkan 3 kelas eksperimen dan 1 kelas control yang
menggunakal model CTL

Rumusan Masalah:
1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran STAD, NHT, dan TPS terhadap hasil
belajar kognitif dan psikomotorik siswa. Dengan mempertimbangkan IQ siswa?
2. Jika terdapat pengaruh manakah diantara model pembelajaran STAD, NHT, dan TPS
yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif dan psikomotorik siswa
dengan mempertimbangkan IQ siswa?

Penyelesaian:

1. Hipotesis penelitian
Ho: tidak ada pengaruh model pembelajaran STAD, NHT, dan TPS terhadap hasil
belajar kognitif dan psikomotorik siswa. Dengan mempertimbangkan IQ siswa
Ha: pengaruh model pembelajaran STAD, NHT, dan TPS terhadap hasil belajar
kognitif dan psikomotorik siswa. Dengan mempertimbangkan IQ siswa
Hipotesis statistic:
Ho: µ1 = µ2 = µ3
Ha: ada µi ≠ µj untuk suatu i,j

2. Penetuan α (taraf signifikan)


α= 5% = 0,05
3. Kriteria keputusan
Ho ditolak jika nilai sig < α
4. Perhitungan SPSS
a. Uji normalitas multivariate
b. Uji homogenitas matriks varian kovarian
Box's Test of
Equality of
Covariance
Matricesa
Box's M 15.248
F 2.405
df1 6
df2 33787.436
Sig. .225
Tests the null hypothesis
that the observed
covariance matrices of
the dependent variables
are equal across groups.
a. Design: Intercept + IQ
+ Model_pembelajaran

Box test equality of covariance matrices digunakan untuk menguji homogenitas


matriks varian kovarian. Kriteria keputusan Ho ditolak jika nilai sig < α.
Berdasarkan hasil uji homogenitas nilai signifikansi 0,225 ˃ 0,05 maka Ho
diterima, jadi dapat dikatakan bahwa matriks varian kovariannya dapat dianggap
sama (homogen)
c. Uji multivariate kovarian
uji multivariat dengan melihat signifikansi dari uji wilks lamda pada kelompok IQ dan
melihat wiks lamda pada kelompok model pembelajaran
Karena IQ pada uji wiks lamda memiliki signifikansi kecil sig 0,00 < 0,05 sehingga rata
rata tingkat IQ dari keempat kelas tidak bisa dianggap sama. Pada kelompok model
pembelajara uji wiks lamda memiliki signifikansi kecil sig 0,00 < 0,05 sehingga terdapat
perbedaan pada rata rata hasil belajar kognitif dan psikomotorik dari kelas yang berbeda.
Karena diketahui ada perbedaan maka uji dilanjutkan ke test of between subject effect
Karena terdapat perbedaan rata rata IQ pada hasil belajar kognitif dan psikomotorik

Anda mungkin juga menyukai