1. Mulut
Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Makanan ini
mulai dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam mulut terdapat beberapa alat
yang berperan dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah
(glandula salivales).
Gambar 1. Rongga mulut
Sumber: https://www.juraganles.com
a. Gigi
Gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi membantu
memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan
membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien
dan cepat. Selama pertumbuhan dan perkembangan gigi manusia mengalami
perubahan, mulai dari gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi
dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu (dens lakteus). Pada
anak berusia 6 tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan sebagai berikut:
1) Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi
memotong makanan.
2) Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi
merobek makanan.
3) Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah, berfungsi mengunyah
makanan.
dengan esofagus.
b. Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan
atau tengah lambung.
c. Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan
usus halus.
Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan terdapat otot sfinkter
kardiak yang secara refleks akan terbuka bila ada bolus masuk. Sementara itu, di
bagian pilorus terdapat otot yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini
dapat berkontraksi seperti halnya otot-otot kerongkongan. Apabila otototot ini
berkontraksi, otot-otot tersebut menekan, meremas, dan mencampur bolus-bolus
tersebut menjadi kimus (chime). Gerak peremasan seperti ini dikenal sebagai
proses pencernaan secara mekanis. Pencernaan ini disebabkan oleh otototot
dinding lambung. Dinding lambung terdiri atas otot polos yang berbentuk
memanjang, melingkar, dan serong.
Sementara itu, pencernaan secara kimiawi dibantu oleh getah lambung. Getah
ini dihasilkan oleh kelenjar yang terletak pada dinding lambung di bawah fundus,
sedangkan bagian dalam dinding lambung menghasilkan lendir yang berfungsi
melindungi dinding lambung dari abrasi asam lambung, dan dapat beregenerasi
bila cidera. Getah lambung ini dapat dihasilkan akibat rangsangan bolus saat
masuk ke lambung. Getah lambung mengandung bermacam-macam zat kimia,
yang sebagian besar terdiri atas air. Getah lambung juga mengandung HCl/asam
lambung dan enzim-enzim pencernaan seperti renin, pepsinogen, dan lipase.
Asam lambung memiliki beberapa fungsi berikut.
a. Mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat dalam getah lambung, misalnya
pepsinogen diubah menjadi pepsin. Enzim ini aktif memecah protein dalam
bolus menjadi proteosa dan pepton yang mempunyai ukuran molekul lebih
kecil.
b. Menetralkan sifat alkali bolus yang datang dari rongga mulut.
c. Mengubah kelarutan garam mineral.
d. Mengasamkan lambung (pH turun 1–3), sehingga dapat membunuh kuman
yang ikut masuk ke lambung bersama bolus.
e. Mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung dan usus dua belas
jari.
Gambar 8. Empedu
Sumber: https://www.omni-hospitals.com/
b. getah pancreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan
sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran
pencernaan dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormone insulin.
Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk pulaupulau yang disebut pulau-
pulau langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan
mencegah diabetes melitus.
Gambar 9. Pancreas
Sumber: liputan6.com
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke
usus halus. Dalam pancreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang
membantu dalam pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein,
dan amilase membantu dalam pemecahan pati.
c. getah usus
Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan
getah usus. Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut:
1) Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa.
2) Maltase, berfungsi membantu mempercepat prosespemecahan maltosa menjadi
dua molekul glukosa.
3) Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi
glukosa dan galaktosa.
4) Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida
menjadi asam amino.
Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir
di usus halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di
bagian jejunum dan ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-
vitamin yang larut dalam lemak, penyerapannya bersama dengan pelarutnya,
sedangkan vitamin yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus
Penyerapan mineral sangat beragam berkaitan dengan sifat kimia tiap-tiap
mineral dan perbedaan struktur bagianbagian usus. Sepanjang usus halus sangat
efisien dalam penyerapan Na+, tetapi tidak untuk Cl–, HCO3–, dan ion-ion
bivalen. Ion K+ penyerapannya terbatas di jejunum. Penyerapan Fe++ terjadi di
duodenum dan jejunum.
Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di
dalam villi ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di
sini asam amino dan
glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta
hepatikus, sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu
membentuk emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke dalam villi.
Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan, kemudian asam lemak
mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak yang terbentuk masuk
ke tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa). Melalui pembuluh kil, emulsi
lemak menuju vena sedangkan garam empedu masuk ke dalam darah menuju hati
dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat diserap di usus
halus akan didorong menuju usus besar (kolon).
5. Usus besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon
ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue
(usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu).
Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing)
yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.
Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong ke bagian belakang dengan
gerakan peristaltik. Zat-zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam
mineral yang diperlukan oleh tubuh. Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi
kembali oleh dinding kolon, yaitu kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam
usus besar selama 1 sampai 4 hari. Pada saat itu terjadi proses pembusukan
terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli, yang mampu
membentuk vitamin K dan B12. Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, zat-zat
sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu
rektum dan akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati anus.
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat
suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya
aktivitas kontraksi rektum dan otot
sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus
besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna
Gambar 9. Usus besar
Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/
B. Bubor paddas sebagai makanan bergizi dan manfaat zat yang terkandung
di dalamnya
Berbagai kajian di bidang gizi dan kesehatan menunjukkan bahwa untuk dapat
hidup sehat dan produktif, manusia memerlukan sekitar 45 jenis zat gizi yang
harus diperoleh dari makanan yang dikonsumsi, dan tidak ada satu jenis pangan
pun yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan gizi bagi manusia. Untuk
memenuhi kebutuhan gizi tersebut, setiap orang perlu mengkonsumsi pangan
yang beragam dan bergizi seimbang, serta aman. Dengan mengkonsumsi makanan
yang beranekaragam setiap hari, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang
satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain,
sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang. Sebaliknya mengkonsumsi
hanya satu jenis pangan dalam jangka waktu reiatif lama, dapat menderita
berbagai penyakit kekurangan zat gizi atau gangguan kesehatan (Suryana, 2008).
Dalam makanan yang kita makan terdapat berbagai jenis zat yang dibutuhkan
oleh tubuh yang disebut sebagai zat makanan. Zat makanan disebut juga
biomolekul karena merupakan senyawa atau molekul kimia yang dibutuhkan
untuk dapat hidup dengan baik (bio = hidup; molekul = senyawa). Sebagai contoh,
kita akan membahas tentang biomolekul yang terkandung dalam bubor paddas.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan bubor paddas sangat banyak
jenisnya, selain itu memenuhi kebutuhan gizi dan juga dapat menyehatkan tubuh,
benarkah seperti itu? Untuk membuktikan hal tersebut mari kita perhatikan tabel
dari beberapa zat yang terkandung dalam bahan makanan bubor paddas per 100 gr
berikut.
Karbohidat
Vitamin Mineral
Protein
Lemak
Nama
Air
bahan N
makanan B1 B2 B7 C Ca P Fe K Cu Zn
a
Gram Milligram
77. 0.2 2. 0.1
Beras 8.4 1.7 12 0.08 0 147 81 1.8 27 71 0.5
1 0 6 0
0.
Kelapa 10 4 15 70 0.1 0.01 4 8 55 1.3 4 317.7 0.3 2.9
1
Bawang 0.0 0. 0.0
9.2 1.5 0.3 88 0.04 2 36 40 0.8 7 179 0.2
merah 3 2 6
Bawang 23. 0.2 0. 1 0.0
4.5 0.2 71 0.07 42 134 1 46 666 0.4
putih 1 2 3 5 9
0.0 1 0.0
Wortel 7.9 1 0.6 89.9 0.04 1 45 74 1 70 245 0.3
4 8 6
31. 0.2 0. 0.1
Jagung 5.1 0.7 61.8 0.1 9 6 122 1.1 5 33.6 0.9
5 4 8 3
20. 0.2 0. 3
Ubi jalar 0.4 0.4 77.8 0.06 30 10 0.5 2 4 0.1 0.2
6 5 5 6
Kangkun 0.0 1 0.1
3.9 3.4 0.7 91 0.36 2 67 54 2.3 65 250.1 0.4
g 7 7 3
0.0 0. 0.2
Pakis 6.9 4.5 0.4 86.8 0.1 3 136 159 2.3 20 201.9 0.3
2 5 0
0.0 1.
Kesum 9.1 4.5 0.8 84.8 0.1 4 125 142 2.6 11 174.7 0.4 1.2
1 6
Kacang 0. 4
5.3 2.3 0.1 91.8 0.7 0.1 60 64 0.6 30 213 0.1 0.5
panjang 3 6
Kacang 25. 44.
25.5 2.5 0.4 0 0 0 106 390 4.1 0 0 0 0
tanah 5 4
0.1 150
Ikan teri 0 33.4 3 37.8 0 0 0 1200 3.6 0 0 0 0
5 0
Tubuh terasa lemah dan tidak bertenaga saat lapar sehingga dapat menghambat
aktivitas. Jangan biarkan rasa lapar berlarut-larut, segeralah makan agar tubuh
kembali bertenaga. Jika dilihat dari tabel sebelumnya terdapat beberapa bahan
masakan bubor paddas yang kaya akan karbohidrat, bahan tersebut dapat diamati
pada gambar di bawah ini.
Protein tidak dapat disimpan di dalam tubuh sehingga bila kelebihan akan
segera dibuang atau diubah menjadi zat lain. Zat sisa hasil penguraian protein
yang mengandung nitrogen akan dibuang bersama air seni dan yang tidak
mengandung nitrogen akan diubah menjadi karbohidrat dan lemak. Oksidasi 1
gram protein dapat menghasilkan energi 4,2 kalori.
Kelebihan protein dalam tubuh dapat mengakibatkan pembengkakan hati dan
ginjal karena beban kerja organ-organ tersebut lebih berat dalam menguraikan
protein dan mengeluarkannya melalui air seni. Kekurangan protein pun tidak baik
bagi tubuh. Gangguan kekurangan protein biasanya terjadi bersamaan dengan
kekurangan karbohidrat. Gangguan tersebut dinamakan busung lapar atau Hunger
Oedema (HO). Ada dua bentuk busung, yaitu kwashiorkor dan marasmus.
Perhatikan gangguan pertumbuhan yang terjadi pada penderita kwashiorkor dan
marasmus pada gambar berikut.
Penderita kwashiorkor Penderita marasmus
Oleh sebab itu kita harus mencukupi kebutuhan protein untuk tubuh kita agar
tidak terjadi gangguan akbit kekurangan atau kelebihan protein.
3. Lemak
Lemak merupakan penghasil energi terbesar. Dalam setiap 1 gram lemak yang
dioksidasi akan menghasilkan ± 9,3 kalori. Fungsi lemak yang lain, adalah
sebagai pelarut vitamin (A, D, E, dan K), pelindung alat-alat tubuh, penahan rasa
lapar karena lemak membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna dan sebagai
penyedap makanan.
Seperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen
(H), oksigen (O), dan kadangkala ditambah fosfor (P) serta nitrogen (N). Tidak
seperti karbohidrat dan protein, lemak tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik. Contoh makanan yang mengandung lemak adalah daging, susu,
keju, mentega, minyak, kemiri, kacang-kacangan, dan avokad. Untuk bubor
paddas sendiri bahan-bahan masakan yang paling banyak mengandung lemak
dapat diamati pada gambar berikut.
Vitamin merupakan senyawa organik yang sangat diperlukan oleh tubuh dalam
jumlah sedikit, tidak menghasilkan energi dan berperan sebagai zat pengatur
dalam tubuh. Bahan makanan yang merupakan sumber utama vitamin, antara lain
yaitu buah-buahan. Berdasarkan kelarutannya, vitamin dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan larut
dalam air (vitamin B dan C). Pada tabel sebelumnya hanya menyajikan
kandungan vitamin yang larut dalam air pada bahan masakan bubor paddas,
dimana terdapat beberapa bahan sebagai sumber utama pada masakan tersebut
yang dapat diamati pada gambar berikut.
Jagung dan ubi jalar sebagai sumber utama vitamin B1 dalam bubor paddas.
Kangkung, pakis, daun kesum, dan kacang panjang sebagai sumber utama vitamin
B2 dalam masakan bubor paddas.
Beras, kangkung, dan daun kesum sebagai sumber utama vitamin B7 dalam
masakan bubor paddas.
Kacang panjang, ubi jalar, dan wortel sebagai sumber utama vitamin C dalam
bubor paddas.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa tubuh kita membutuhkan sedikit vitamin.
Secara umum vitamin berfungsi sebagai pengatur proses-proses kimia dalam
tubuh.
5. Mineral
Seperti halnya vitamin, tubuh kita memerlukan sejumlah kecil mineral. Mineral
yang diperlukan tubuh dalam bentuk garam atau unsur. Garam mineral mudah
larut dan mudah diserap tubuh tanpa proses pencernaan. Berdasarkan jumlah
kebutuhan dalam tubuh, mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makroelemen
dan mikroelemen.
a. Makroelemen adalah mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar.
Makroelemen meliputi kalium (K), kalsium (Ca), natrium (Na), fosfor (P),
magnesium (Mg), belerang (S), dan klor (Cl).
b. Mikroelemen yaitu mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit.
Misalnya besi (Fe), mangan (Mn), kobalt (Co), molibdenum (Mo), selenium
(Se), tembaga (Cu), dan seng (Zn).
Mineral terdapat dalam berbagai bahan makanan dari hewan dan tumbuhan.
Terdapat beberapa bahan masakan dalam bubor paddas sebagai sumber utama
mineral baik makroelemen maupun mikroelemen yang dapat diamati pada gamber
berikut.
Ikan teri dan beras sebagai sumber utama kalsium (Ca) dalam bubor paddas.
Ikan teri dan kacang tanah sebagai sumber utama fosfor (P) dan dalam bubor
paddas.
Ikan teri, kacang tanah, kangkung, dan daun kesum sebagai sumber utama zat besi
(Fe) dalam masakan bubor paddas.
Kangkung dan bawang putih sebagai sumber utama natrium (Na) dalam masakan
bubor paddas.
Bawang putih, kelapa, wortel, dan kangkung sebagai sumber utama kalium (K)
dalam masakan bubor paddas.
Daun kesum dan pakis sebagai sumber utama zat tembaga (Cu) dalam masakan
bubor paddas.
Daun kesum dan kelapa sebagai sumber utama zat seng (Zn) dalam bubor paddas.
6. Air
Sebagian besar tubuh manusia kurang lebih 70% terdiri dari air. Hampir semua
reaksi kimia di dalam tubuh terjadi pada medium air. Secara umum air berfungsi
sebagai bahan pelarut dalam tubuh. Air berguna untuk melakukan proses
metabolisme dalam tubuh seperti pencernaan, ekskresi, penguapan, dan lainlain.
Air merupakan komponen utama protoplasma, darah dan limfa, sehingga air
berfungsi juga untuk mengangkut sisa metabolisme dari jaringan ke luar tubuh,
serta mengangkut nutrisi ke seluruh tubuh.
Kita memerlukan 2,5 liter air setiap harinya, karena setiap hari badan kita
kehilangan lebih dari 2,5 liter. Air keluar dari tubuh melalui air kencing, bersama
feses, keringat, dan berupa uap air dari paru-paru. Kebutuhan air dalam tubuh
dapat diperoleh dari air minum, makanan, buah, dan sayuran. Keseimbangan air
dalam tubuh diatur oleh hormon dari kelenjar hipofisis dan anak ginjal. Kedua
kelenjar ini menghasilkan hormon yang mengatur keseimbangan cairan dari darah
dan cairan tubuh serta mengatur penyerapan air dalam usus dan pengeluarannya
melalui ginjal.
Anda telah mengenal kandungan zat-zat gizi dalam makanan dengan bubor
paddas sebagai contoh produk masakannya. Makanan kita sehari-hari dapat
dikelompokkan menjadi empat kelompok berikut.
a. Makanan yang mengandung banyak karbohidrat nabati, terdapat dalam sumber
makanan pokok, misalnya beras, jagung, dan gandum.
b. Makanan yang mengandung banyak garam mineral terdapat dalam sayur
mayur, misalnya kubis, wortel, kacang panjang, dan tomat.
c. Makanan yang mengandung banyak protein terdapat dalam lauk pauk, misalnya
protein dari tumbuhan: tahu dan tempe; atau protein dari hewan: daging dan
ikan.
d. Makanan yang mengandung banyak vitamin dan sifatnya menyegarkan,
terdapat dalam buah-buahan.
Susunan menu makanan yang seimbang terdiri dari 50% karbohidrat, 10%
lemak, 10% protein hewan, air, serta sejumlah kecil vitamin dan mineral. Jumlah
zat gizi makanan yang diperlukan manusia agar tetap sehat berbeda-beda
tergantung pada banyak faktor, di antaranya ditentukan oleh umur, berat badan,
tingkat kesehatan, jenis kelamin, aktivitas yang dilakukan, serta iklim lingkungan.
Anda telah memahami tentang zat-zat makanan yang diperlukan tubuh beserta
fungsinya. Zat-zat makanan itu harus masuk tubuh dalam jumlah cukup agar
tubuh kita tetap sehat dan dapat melakukan aktivitas dengan baik. Menu makanan
kita sehari-hari harus bergizi dan seimbang.
C. Bubor paddas sebagai salah satu masakan untuk memenuhi kebutuhan
gizi.
Kalori adalah satuan yang digunakan untuk mengukur nilai energi yang
diperoleh tubuh saat mengkonsumsi makanan atau minuman, oleh karena itu
merupakan jumlah energi yang dihasilkan dari metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein (Sukasih dan Setyadjit dalam Lestari dan Purwayantie, 2018).
Berdasarkan hasil penelitian Lestari dan Purwayantie (2018), rata-rata satu
porsi bubur pedas yang dijual adalah 432 gram, kalori bubur pedas per 100 gram
(143,08 kkal), oleh karena itu satu porsi bubur pedas yang dijual memiliki 618,11
kkal. Berdasarkan Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor
75 Tahun 2013, kecukupan energi dan protein bagi penduduk indonesia yang
direkomendasikan yaitu masing-masing sebesar 2150 kkal/orang/hari dan
57g/orang/hari. Jika bubur pedas dikonsumsi sebagai sarapan, maka kebutuhan
gizi pada saat sarapan adalah 15-30% dari total kalori yang dibutuhkan per hari
(Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 Tahun 2014), atau menjadi 322.50-
645 kkal/sarapan. Jadi, satu porsi bubur pedas yang dijual sudah memenuhi
standar dengan kalori yang dihasilkan 618,11 kkal.
Hasil penelitian Lestari dan Purwayantie (2018) menunjukkan bahwa rata-rata
protein yang dihasilkan dari 100 gram bubur pedas adalah 1,65 gram (1,65%).
Sehingga dalam satu porsi bubur pedas untuk sarapan seberat 432 gram berisi
7,14 gram protein. Berdasarkan Peraturan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2013, kebutuhan gizi khususnya energi dan protein untuk balita dan anak usia 4-9
tahun yaitu 35-49 gram protein/hari/orang dan 1600-1850 kkal/hari/orang, anak
laki-laki usia 10-12 tahun membutuhkan 56 gram protein/hari/orang dan 2100
kkal/hari/orang, wanita usia 19-49 membutuhkan 54-55 gram protein/hari/orang
dan 2150-2250 kkal/hari/orang. Oleh karena itu, satu porsi bubur pedas yang
dimakan sebagai sarapan cukup baik untuk balita dan anak-anak, laki-laki dan
perempuan sehingga dapat memenuhi standar kebutuhan gizi.
Kandungan protein pada seporsi bubur pedas 432 gram masih rendah, karena
7,14 gram protein untuk sarapan pagi atau 1/3 kali makan sehari kurang
memenuhi standar diet nutrisi (sepertiga kebutuhan protein dalam sehari). Oleh
sebab itu maka kacang tanah dan ikan teri yang menjadi topping memberikan
peran dalam menambah kandungan protein dalam bubor paddas. Berdasarkan
Badan Ketahanan Pangan Republik Indonesia (2011), dua sendok ikan teri (25
gram) bisa menjadi pengganti protein hewani (sama dengan sepotong daging sapi
50 gram, 95 kkal dan 4 gram protein) dan dua sendok kacang tanah (20 gram) bisa
menjadi pengganti protein nabati (sama seperti satu potong tempe, kedelai
fermentasi 50 gram, 80 kkal dan 6 gram protein).
Jika konsumen menggunakan setidaknya satu sampai dua sendok ikan teri dan
kacang tanah sebagai topping, dengan demikian banyaknya kalori dan protein
pada masakan bubor padda meningkat menjadi 87,5-175 kkal dan 5-10 gram
protein. Jadi total nilai protein (bubur pedas + bumbu) dalam satu porsi 432 gram
adalah 12,14-17,14 gram, hampir sepertiga dari standar protein yang dibutuhkan
(57g/hari/orang), sedangkan kalorinya menjadi lebih dari 645 kkal (>30% total
kalori sebagai makanan sarapan atau sepertiga kali makan sehari). Oleh karena itu,
Lestari dan Purwayantie menyarankan agar bubur pedas bisa dimakan sebagai
pemenuhan standar kebutuhan gizi khususnya pada balita dan anak-anak, yaitu
dalam 1/3 kali makan sehari memenuhi 15-30% dari total kebutuhan kalori dan
protein sehari.
Gambar 2. Sembelit
http://agenresmigreenworlddiindonesiasite.blogspot.com/
3. Apendisitis
Apendisitis keadaan apendiks yang meradang. Penyakit usus buntu adalah
peradangan yang terjadi pada usus buntu atau apendiks. Usus buntu merupakan
organ berbentuk kantong kecil dan tipis, berukuran sepanjang 5 hingga 10 cm
yang terhubung pada usus besar. Saat menderita radang usus buntu, penderita
dapat merasa nyeri di perut kanan bagian bawah. Jika dibiarkan, infeksi dapat
menjadi serius dan menyebabkan usus buntuh pecah, sehingga menimbukan
keluhan rasa nyeri hebat hingga membahayakan nyawa penderitanya.
Gambar 3. Apendisitis
Aladokter.com
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
cacing. Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan
tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya
(Sjamsuhidajat, 2010).
Menurut penelitian yang dilakukan Adhar (2017) menunjukan bahwa dari
82 responden dengan pola makan buruk. Terdapat 38 responden (70,4 %) yang
menderita apendisitis. Hal ini disebabkan bahwa pola makan merupakan faktor
risiko penyakit apendisitis. Pola makan makanan berserat merupakan informasi
mengenai jenis dan jumlah pangan berserat yang dikonsumsi seseorang atau
sekelompok orang pada waktu tertentu, sehingga penilaian konsumsi pangan
berserat dapat berdasarkan pada jumlah maupun jenis makanan berserat yang
dikonsumsi. Makanan berserat sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam proses
pencernaan. Kekurangan asupan serat dapat mengakibatkan konstipasi. Konstipasi
sangat tinggi berisiko menyebabkan penyumbatan pada saluran appendiks,
sehingga dapat menimbulkan penyakit apendisitis. Menurut Nurhayati (2011)
mengatakan bahwa pola makan yang kurang serat menyebabkan apendisitis,
selain itu bahan makanan yang dikonsumsi dan cara pengolahan serta waktu
makan yang tidak teratur sehingga hal ini dapat menyebabkan apendisitis.
4. Hemaroid
Hemoroid: keadaan membengkaknya vena pada anus. Hemorrhoid adalah
varikositis akibat dilatasi (pelebaran) pleksus vena hemorrhodialis interna yang
fisiologis, sehingga tidak begitu berbahaya. Meskipun hemorrhoid tidak
berbahaya, akan tetapi bila pelebaran pembuluh darah vena bertambah luas, maka
kita tetap perlu mencegahnya. Pencegahan dengan cara memperbanyak makan
makanan yang berserat tinggi, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran segar.
Selain itu juga minum air putih yang banyak (1 jam 1 gelas air putih). Dengan
minum air putih yang banyak dan makan makanan yang berserat dapat
mempermudah defekasi. Apabila buang air besar lancar, maka hemorrhoid
kemungkinan besar tidak akan terjadi.
Gambar 4. Hemaroid/Wasir