Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini berisi uraian hasil penelitian terkait beberapa permasalahan yang telah

diajukan pada bab sebelumnya. Telah dilakukan analisis perolehan data pretes dan

postes, yang menghasilkan data kuantitatif berupa nilai Gain, serta pengkajian

mengenai hasil angket kebiasaan berpikir siswa di sekolah dalam pengaruhnya

terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software SPSS 22.0 for

windows dengan berbantuan Microsoft Office Excel 2010.

Berikut merupakan deskripsi skor kemampuan pemecahan masalah

matematik pretes, postes, nilai gain, beserta uji angket kebiasaan berpikir yang

dimuat dalam bentuk table 4.1:

Tabel 4.1
Deskripsi Hasil Penelitian
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Aspek Statisti Prete Poste N- Prete Poste N-
k s s Gain s s Gain
Pemecaha N 40 40 40 40 40 40
n Mean 16,35 26,75 0,501 14,67 19,70 0,218
Masalah
Matemati S 3,78 5,74 0,192 3,34 4,13 0,121
s
N   40     40  
Kebiasaa
Mean   75,92     67,17  
n Berpikir
S   9,01     9,99  
SMI KPM = 38 & KB = 136
Berdasarkan tabel mentahan data di atas, disimpulkan bahwa hasil tes awal

(pretes) pada kedua kelas tidak menunjukan selisih angka yang signifikan,

sehingga dapat dikatakan kemampuan kedua kelas tersebut setimbang. Namun

pada tes akhir (postes) kemampuan pemecahan masalah matematik kelas

eksperimen, setelah dilakukan pembelajaran menggunakan metode khusus,

menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Terdapat selisih angka

sebesar 7,05 di antara keduanya yang membuat kemampuan pemecahan masalah

matematik siswa kelas eksperimen unggul dari kelas kontrol.

Begitu juga nilai N-gain yang ditampilkan pada tabel 4.1 menunjukan selisih

0,283 poin pada sampel dengan perolehan kelas eksperimen 0,501 dan kelas

kontrol 0,218. Dengan kata lain terdapat perbedaan kemampuan antara siswa dari

kedua kelas tersebut.

Kemudian untuk perolehan nilai angket kebiasaan berpikir. Kelas eksperimen

mendapat rata-rata 75,92 sedangkan kelas kontrol 67,71. Kedua nilai ini

memperlihatkan bagaimana penerapan Problem Based Learning melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization berpengaruh

terhadap kebiasaan berpikir siswa di kelas eksperimen, dilihat dari pencapaiannya

yang lebih tinggi ketimbang siswa di kelas kontrol yang hanya menggunakan

pendekatan Problem Based Learning biasa.

Adapun tujuan dari penelitian sendiri untuk membuktikan bahwa kemampuan

pemecahan masalah dan kebiasaan berpikir siswa yang menggunakan pendekatan

Problem Based Learning melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah


serta kebiasaan berpikir siswa yang hanya menggunakan pendekatan Problem

Based Learning.

Sebagai pembuktian atas dugaan-dugaan tersebut, maka dilakukan olah data

statistik pada hasil pretes, postes, dan juga N-gain, dalam bentuk uji normalitas,

uji homogenitas, serta uji perbedaan rata-rata (uji-t) menggunakan aplikasi IBM

SPSS 22.0 for windows.

1. Analisis Data Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah skor yang didapatkan dari

kedua kelas (baik eksperimen maupun kontrol) berdistribusi normal atau tidak,

berpatokan pada nilai signifikasi a = 0,05. Adapun hipotesis yang digunakan,

yaitu:

Ho : Sampel berdistribusi normal

Ha : Sampel tidak berdistribusi normal

Kriteria : Ho diterima jika nilai Sig. (Signifikasi ≥ 0,05)

Ho ditolak jika nilai Sig. (Signifikasi < 0,05)

Dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.2
Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Pretes Eksperimen .083 40 .200 *


.974 40 .483
Kontrol .096 40 .200* .970 40 .367

(Sumber: Output SPSS 22)

Hasil uji normalitas baik pada tabel Kolmogorov Smirnov atau Shapiro Wilk

menunjukan nilai signifikasi kelas eksperimen dan kontrol masing-masing ≥ 0.05

yang artinya Ho diterima. Maka kedua kelas tersebut berdistribusi normal dan

dapat melanjutkan ke tahap uji homogenitas.

b) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan setelah hasil uji normalitas menyatakan

kedua sampel berdistribusi normal. Bertujuan untuk mengetahui apakah

varians data pada tes awal dari kedua sampel yang berdistribusi normal itu

homogen atau tidak. Uji homogenitas menggunakan IBM SPSS 22.0 for

windows yang sesuai dengan uji tes Levene Statistic. Hipotesis dalam

pengujian ini adalah:

Ho : α12 = α22 (varians kedua sampel homogen)

Ha : α12 ≠ α22 (varians kedua sampel tidak homogen)

Kriteria : Ho diterima jika nilai Sig. (Signifikasi ≥ 0,05)

Ho ditolak jika nilai Sig. (Signifikasi < 0,05)

Adapun hasil uji homogenitas varians dari kedua sampel, sebagai berikut:

Tabel 4.3
Uji Homogenitas Varians Data Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik
Uji Homogenitas Varians
Kelas N Intrepetasi
Levene Statistic Sig.
Eksperimen 40
0,832 0,365 Ho Diterima
Kontrol 40
(Sumber: Output SPSS 22.0)

Tabel 4.3 di atas menunjukan hasil perhitungan uji homogenitas varians nilai

pretes kelas eksperimen dan kontrol sebesar 0,365 ≥ 0,05. Yang artinya Ho

Diterima dan varians kedua kelompok homogen. Langkah selanjutnya adalah

menghitung perbedaan rata-rata pretes dari kedua sampel dengan uji-t.

c) Uji Signifikan Perbedaan Dua Rata-rata ( Uji-t)

Setelah melakukan uji normalitas serta uji homogenitas, didapat

kesimpulan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal dan memiliki varians yang homogen. Maka dilanjutkan uji signifikan

perbedaan dua rata-rata (uji-t) menggunakan Independent Sample T-Test

melalui aplikasi SPSS 22.0 for windows, dengan kedua varians homogen equal

varians assumed berpatokan pada signifikasi 0,05. Asumsi tersebut dirumuskan

dalam bentuk hipotesis statistik, sebagai berikut:

Ho : µ1 = µ2 (tidak terdapat perbedaan kemampuan awal pemecahan

masalah matematik siswa antara yang menggunakan

pendekatan Problem Based Learning berbantuan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization dengan yang hanya menggunakan

Problem Based Learning)

Ha : µ1 ≠ µ2 (terdapat perbedaan kemampuan awal pemecahan masalah

matematik siswa antara yang menggunakan pendekatan

Problem Based Learning berbantuan model pembelajaran


kooperatif tipe Team Assisted Individualization dengan

yang hanya menggunakan Problem Based Learning)

Kriteria : Ho diterima jika nilai Sig. (Signifikasi ≥ 0,05)

Ho ditolak jika nilai Sig. (Signifikasi < 0,05)

Berikut merupakan hasil uji perbedaan dua rata-rata pretes (uji-t) dari kelas

eksperimen dan kontrol:

Tabel 4.4
Uji Signifikan Perbedaan Dua Rata-rata (Uji- t) Data Pretes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Uji Signifikan Perbedaan Dua Rata-rata
Kelas N Intrepetasi
Sig. Sig. (2-Tailed)
Eksperimen 40
0,365 0,052 Ho Diterima
Kontrol 40
(Sumber: Output SPSS 22.0)

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa nilai Sig. (2-Tailed) kedua kelas

adalah 0,052 ≥ 0,05. Maka Ho Diterima, atau dinyatakan tidak ada perbedaan yang

signifikan mengenai kemampuan awal siswa di kelas eksperimen dan siswa di

kelas kontrol. Kedua kelas tersebut dianggap setimbang ketika menjalani tes awal

(pretes) sebelum kemudian diberikan treatment yang berbeda.

2. Analisis Data Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Data postes diambil setelah dilakukan tindakan khusus berupa penggunaan

pendekatan Problem Based Learning berbantuan model pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted Individualization di kelas eksperimen, sedangkan Problem


Based Learning biasa pada kelas kontrol. Yang kemudian diolah melalui uji

normalitas, uji homogenitas, serta uji-t.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah skor yang didapatkan dari

kedua kelas (baik eksperimen maupun kontrol) berdistribusi normal atau tidak,

berpatokan pada nilai signifikasi a = 0,05. Adapun hipotesis yang digunakan,

yaitu:

Ho : Sampel berdistribusi normal

Ha : Sampel tidak berdistribusi normal

Kriteria : Ho diterima jika nilai Sig. (Signifikasi ≥ 0,05)

Ho ditolak jika nilai Sig. (Signifikasi < 0,05)

Dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.5
Uji Normalitas Data Postes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematik

Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Eksperimen .100 40 .200* .946 40 .055


Postes
Kontrol .136 40 .061 .965 40 .256
(Sumber: Output SPSS 22.0)

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai Sig. kelas eksperimen baik pada tabel

Kolmogorov Smirnov maupun Shapiro Wilk menunjukan angka ≥ 0,05. Begitu

pula hasil perhitungan kelas kontrol yang memiliki nilai Sig. 0,61 dan Sig. 0,256.
Artinya kedua sampel tersebut dinyatakan berdistribusi normal sehingga tidak

perlu dilakukan uji Mann-Whitney sebelum dilakukan uji homogenitas varians.

b) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan setelah hasil uji normalitas menyatakan

kedua sampel berdistribusi normal. Bertujuan untuk mengetahui apakah

varians data pada tes awal dari kedua sampel yang berdistribusi normal itu

homogen atau tidak. Uji homogenitas menggunakan IBM SPSS 22.0 for

windows yang sesuai dengan uji tes Levene Statistic. Hipotesis dalam

pengujian ini adalah:

Ho : α12 = α22 (varians kedua sampel homogen)

Ha : α12 ≠ α22 (varians kedua sampel tidak homogen)

Kriteria : Ho diterima jika nilai Sig. (Signifikasi ≥ 0,05)

Ho ditolak jika nilai Sig. (Signifikasi < 0,05)

Adapun hasil uji homogenitas varians dari kedua sampel, sebagai berikut:

Tabel 4.6
Uji Homogenitas Varians Data Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik
Uji Homogenitas Varians
Kelas N Intrepetasi
Levene Statistic Sig.
Eksperimen 40
3,892 0,052 Ho Diterima
Kontrol 40
(Sumber: Output SPSS 22.0)

Tabel 4.6 di atas menunjukan hasil perhitungan uji homogenitas varians nilai

pretes kelas eksperimen dan kontrol sebesar 0,052 ≥ 0,05. Yang artinya Ho

Diterima dan varians kedua kelompok dinyatakan homogen. Maka dapat langsung
dilanjutkan dengan menghitung perbedaan rata-rata pretes dari kedua sampel

dengan uji-t.

c) Uji Signifikan Perbedaan Dua Rata-rata ( Uji-t)

Setelah melakukan uji normalitas serta uji homogenitas, didapat

kesimpulan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal dan memiliki varians yang homogen. Maka dilanjutkan uji signifikan

perbedaan dua rata-rata (uji-t) menggunakan Independent Sample T-Test

melalui aplikasi SPSS 22.0 for windows, dengan kedua varians homogen equal

varians assumed berpatokan pada signifikasi 0,05. Asumsi tersebut dirumuskan

dalam bentuk hipotesis statistik, sebagai berikut:

Ho : µ1 = µ2 (tidak terdapat perbedaan kemampuan awal pemecahan

masalah matematik siswa antara yang menggunakan

pendekatan Problem Based Learning berbantuan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization dengan yang hanya menggunakan

Problem Based Learning)

Ha : µ1 ≠ µ2 (terdapat perbedaan kemampuan awal pemecahan masalah

matematik siswa antara yang menggunakan pendekatan

Problem Based Learning berbantuan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization dengan

yang hanya menggunakan Problem Based Learning)

Kriteria : Ho diterima jika nilai Sig. (Signifikasi ≥ 0,05)

Ho ditolak jika nilai Sig. (Signifikasi < 0,05)


Berikut merupakan hasil uji perbedaan dua rata-rata pretes (uji-t) dari kelas

eksperimen dan kontrol:

Tabel 4.7
Uji Signifikan Perbedaan Dua Rata-rata (Uji- t) Data Postes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Uji Signifikan Perbedaan Dua Rata-rata
Kelas N Intrepetasi
Sig. Sig. (2-Tailed)
Eksperimen 40
0,052 0,000 Ho Ditolak
Kontrol 40
(Sumber: Output SPSS 22.0)

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa nilai Sig. (2-Tailed) kedua kelas

berada di bawah 0,05 sehingga Ho Ditolak. Hasil tersebut menyatakan bahwa

terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kedua sampel. Di mana

perolehan rata-rata nilai (postes) kelas eksperimen yang pembelajarannya

menggunakan pendekatan Problem Based Learning berbantuan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dengan kelas

kontrol yang hanya memakai pendekatan Problem Based Learning tidaklah sama.

3. Analisis Data N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Analisis data N-Gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan

pemecahan masalah matematik antara sampel yang menggunakan pendekatan

Problem Based Learning melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization dengan yang hanya menggunakan pendekatan Problem

Based Learning.

a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah skor yang didapatkan dari

kedua kelas (baik eksperimen maupun kontrol) berdistribusi normal atau tidak,

berpatokan pada nilai signifikasi a = 0,05. Adapun hipotesis yang digunakan,

yaitu:

Ho : Sampel berdistribusi normal

Ha : Sampel tidak berdistribusi normal

Kriteria : Ho diterima jika nilai Sig. (Signifikasi ≥ 0,05)

Ho ditolak jika nilai Sig. (Signifikasi < 0,05)

Dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.8
Uji Normalitas Data N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Eksperimen .096 40 .200* .963 40 .216


N_Gain
Kontrol .097 40 .200* .958 40 .142

(Sumber: Output SPSS 22.0)

Dari tabel 4.8 diketahui nilai Sig. kelas eksperimen dan kontrol baik pada

tabel Kolmogorov Smirnov maupun Shapiro Wilk menunjukan angka ≥ 0,05. Oleh

karena itu kedua sampel tersebut dinyatakan berdistribusi normal, sehingga bisa

dilanjutkan uji homogenitas varians tanpa perlu melakukan uji Mann-Whitney

terlebih dahulu.

b) Uji Homogenitas Varians


Uji homogenitas varians dilakukan setelah hasil uji normalitas menyatakan

kedua sampel berdistribusi normal. Bertujuan untuk mengetahui apakah

varians data pada tes awal dari kedua sampel yang berdistribusi normal itu

homogen atau tidak. Uji homogenitas menggunakan IBM SPSS 22.0 for

windows yang sesuai dengan uji tes Levene Statistic. Hipotesis dalam

pengujian ini adalah:

Ho : α12 = α22 (varians kedua sampel homogen)

Ha : α12 ≠ α22 (varians kedua sampel tidak homogen)

Kriteria : Ho diterima jika nilai Sig. (Signifikasi ≥ 0,05)

Ho ditolak jika nilai Sig. (Signifikasi < 0,05)

Adapun hasil uji homogenitas varians dari kedua sampel, sebagai berikut:

Tabel 4.6
Uji Homogenitas Varians Data N-Gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik
Uji Homogenitas Varians
Kelas N Intrepetasi
Levene Statistic Sig.
Eksperimen 40
3,892 0,052 Ho Diterima
Kontrol 40
(Sumber: Output SPSS 22.0)

Tabel 4.6 di atas menunjukan hasil perhitungan uji homogenitas varians nilai

pretes kelas eksperimen dan kontrol sebesar 0,052 ≥ 0,05. Yang artinya Ho

Diterima dan varians kedua kelompok dinyatakan homogen. Maka dapat langsung

dilanjutkan dengan menghitung perbedaan rata-rata pretes dari kedua sampel

dengan uji-t.

c) Uji Signifikan Perbedaan Dua Rata-rata ( Uji-t)


Setelah melakukan uji normalitas serta uji homogenitas, didapat

kesimpulan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal dan memiliki varians yang homogen. Maka dilanjutkan uji signifikan

perbedaan dua rata-rata (uji-t) menggunakan Independent Sample T-Test

melalui aplikasi SPSS 22.0 for windows, dengan kedua varians homogen equal

varians assumed berpatokan pada signifikasi 0,05. Asumsi tersebut dirumuskan

dalam bentuk hipotesis statistik, sebagai berikut:

Ho : µ1 = µ2 (tidak terdapat perbedaan kemampuan awal pemecahan

masalah matematik siswa antara yang menggunakan

pendekatan Problem Based Learning berbantuan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization dengan yang hanya menggunakan

Problem Based Learning)

Ha : µ1 ≠ µ2 (terdapat perbedaan kemampuan awal pemecahan masalah

matematik siswa antara yang menggunakan pendekatan

Problem Based Learning berbantuan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization dengan

yang hanya menggunakan Problem Based Learning)

Kriteria : Ho diterima jika nilai Sig. (Signifikasi ≥ 0,05)

Ho ditolak jika nilai Sig. (Signifikasi < 0,05)

Berikut merupakan hasil uji perbedaan dua rata-rata pretes (uji-t) dari kelas

eksperimen dan kontrol:

Tabel 4.7
Uji Signifikan Perbedaan Dua Rata-rata (Uji- t) Data Postes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Uji Signifikan Perbedaan Dua Rata-rata
Kelas N Intrepetasi
Sig. Sig. (2-Tailed)
Eksperimen 40
0,052 0,000 Ho Ditolak
Kontrol 40
(Sumber: Output SPSS 22.0)

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa nilai Sig. (2-Tailed) kedua kelas

berada di bawah 0,05 sehingga Ho Ditolak. Hasil tersebut menyatakan bahwa

terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kedua sampel. Di mana

perolehan rata-rata nilai (postes) kelas eksperimen yang pembelajarannya

menggunakan pendekatan Problem Based Learning berbantuan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dengan kelas

kontrol yang hanya memakai pendekatan Problem Based Learning tidaklah sama.

Anda mungkin juga menyukai