Anda di halaman 1dari 27

BASIS DAN DIMENSI

Definisi 4.9 : Jika V adalah sembarang ruang vektor dan S= {v1, v2, …, vr } adalah suatu
himpunan vektor-vektor dalam V, maka S disebut suatu basis untuk V jika dua syarat ini
dipenuhi:
a. S bebas secara linear
b. S merentangkan V.
Basis dari suatu ruang vektor tidak harus tunggal tetapi bisa lebih dari satu. Ada dua
macam basis yang kita kenal yaitu basis standar dan basis tidak standar.
Contoh basis standar:
1. S = { e 1 , e2 , … , en } , dengan e 1 ,e 2 , … , en ∈ R
n

e 1=( 1 , 0 , … ,0 ) , e 2=( 0 , 1 , … ,0 ) , … , e n=( 0 , 0 , … , 1 )


Merupakan basis standar dari Rn.
2. S = { 1 , x , x 2 , … , x n } merupakan basis standar untuk Pn (polinom orde n)

3. S = {[ ] [ ] [ ] [ ]}
1 0 , 0 1 , 0 0 , 0 0
0 0 0 0 1 0 0 1
merupakan basis standar untuk M22.

Teorema 4.5 : Jika S = { v 1 , v 2 , … , v n } adalah suatu basis untuk suatu ruang vektor V, maka
setiap vektor v dalam V dapat dinyatakan dalam bentuk v=c 1 v 1+ c 2 v2 + …+ c n v n dalam
tepat satu cara.
Bukti :
Karena S merentangkan V, maka dari definisi kita dapatkan bahwa setiap vektor dalam V
dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor-vektor dalam S. Untuk melihat
bahwa hanya ada satu cara untuk menyatakan suatu vektor sebagai kombinasi linear
dari vektor-vektor dalam S, suatu vektor v dapat ditulis sebagai:
v=c 1 v 1+ c 2 v2 + …+ c n v ndan juga sebagai v=k 1 v 1 +k 2 v 2 +…+ k n v n
Dengan mengurangkan persamaan kedua dan pertama akan didapat:
(c 1 v 1+ c 2 v 2+ …+c n v n ¿−(k 1 v 1 +k 2 v 2 +…+ k n v n ) = 0
(c ¿ ¿ 1−k 1)v 1 +(c ¿ ¿ 2−k 2 )v 2+ …+(c ¿ ¿ n−k n ) v n=0¿ ¿ ¿
Karena ruas kiri dari persamaan ini adalah suatu kombinasi linear dari vektor-vektor
dalam S maka kebebasan linear mengimplikasikan bahwa:
ALJABAR LINEAR 2017
c 1−k 1=0 , c 2−k 2=0 , … , c n−k n =0
yaitu:
c 1=k 1 , c 2=k 2 , … , c n=k n
Jadi kedua persamaan v adalah sama.

Definisi 4.10: Dimensi suatu ruang vektor berdimensi terhingga V, yang dinyatakan
dengan dim(V), didefinisikan sebagai jumlah vektor dalam suatu basis untuk V.
Disamping itu kita mendefinisikan ruang vektor nol mempunyai dimensi nol.

Teorema 4.6:
T : R → R adalah perkalian dengan A, maka
n n

Jika A adalah suatu matriks nxn, dan jika A

pernyataan berikut ekuivalen:


a) A bisa dibalik
b) Ax=0 hanya mempunyai penyelesaian trivial
c) Bentuk eselon baris tereduksi dari A adalah In
d) A dapat dinyatakan sebagai suatu hasil kali matriks-matriks dasar
e) Ax=b konsisten untuk setiap matriks b nx1
f) Ax=b tepat mempunyai satu penyelesaian untuk setiap matriks b nx1
g) Det (A) ≠ 0
h) Daerah hasil T adalah R
n

i) T adalah satu-satu
A

Contoh 4.15:
Anggap v =( 1,2,1) , v =( 2,9,0 ) , v =( 3,3,4 ) tunjukkan bahwa himpunan S= {v , v , v
1 2 3 1 2 3 }
adalah suatu basis untuk R3!
Penyelesaian:
1) S bebas secara linear, harus ditunjukkan satu-satunya penyelesaian dari:
k 1 v 1 +k 2 v 3+ k 3 v 3=0 adalahk 1=k 2=k 3=0

2) S merentang R3, harus ditunjukkan bahwa sembarang vektor b=(b1 ,b 2 , b3 ) dapat


dinyatakan sebagai suatu kombinasi linear:
k 1 v 1 +k 2 v 3+ k 3 v 3=b

1 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017
Dari syarat (1) diperoleh: Dari syarat (2) diperoleh:
k 1+2 k 2 +3 k 3=0 k 1+2 k 2 +3 k 3=b1
2 k 1 +9 k 2 +3 k 3=0 2 k 1 +9 k 2 +3 k 3=b2
k 1+ 4 k 3 =0 k 1+ 4 k 3 =b3
Sehingga diperoleh: Sehingga diperoleh:

( )() ( )( )
k k b
( ) ( )
1 1 1
1 2 3 0 1 2 3
2
1
9
0
3
4
k 2
= 0
0
2
1
9
0
3
4
k 2
=
b 2

k 3 k 3 b 3

Penyelesaian menggunakan OBE:


Syarat (1)

)( )
1 2 3 0

( )( )(
1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0
−1
2 9 3 0 0 5 −3 0 0 −2 1 0 0 1 0
2
1 0 4 0 0 −2 1 0 0 5 −3 0
0 5 −3 0

)( )(
1 2 3 0

( )(
1 2 3 0 1 2 3 0

)
−1 1 2 3 0
−1 0 1 0 −1
0 1 0 2 0 1 0 0 1 0 0
2 2
−1 0 0 1 0
0 5 −3 0 0 0 0 0 0 1 0
2

( )( )
1 2 3 0 1 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0
0 0 1 0 0 0 1 0
Matriks terakhir diperoleh matriks eselon tereduksi sehingga penyelesaiannya adalah

k =0 , k =0 , k
1 2 3 =0
k 1=0 , k 2=0 , … k n=0 , sehingga S bebas secara linear.

Syarat (2)

2 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017

( )( )( )
1 2 3 b 1 1 2 3 b 1 1 2 3 b 1

2 9 3 b 2 0 5 −3 b −2 b
2 1 0 −2 1 b −b3 1

1 0 4 b 3 0 −2 1 b −b 3 1 0 5 −3 b −2 b
2 1

)( )
1 2 3 b

(
1

1 2 3 b 1
1 − b +b
3 1
0 1 −
1 −b + b 3 1
2 2
0 1 −
2 2
1 − 9 b +5 b
1 3
0 5 −3 b −2 b 2 1
0 0 −
2 2

( )
1 2 0 −26 b + 6 b +15 b 1 2 3

0 1 0 −3 b +5 b − b 3 1 2

0 0 1 −2 b + 9 b −5 b 2 1 3

( )
1 0 0 −36 b + 8 b +21 b 1 2 3

0 1 0 −3 b +5 b − b 3 1 2

0 0 1 −2 b +9 b −5 b 2 1 3

Matriks terakhir diperoleh matriks eselon tereduksi sehingga penyelesaiannya adalah:

k =−36 b +8 b +21 b
1 1 2 3

k =−3 b +5 b −b
2 3 1 2

k =−2 b + 9 b −5 b
3 2 1 3

Sehingga vektor sembarang b dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi linear, Jadi S
merentang di R3.
Karena syarat (1) dan (2) terpenuhi maka S merupakan suatu basis untuk R3.

Perhitungan dengan menggunakan teorema.

Berdasarkan teorema 5.3, untuk membuktikan


apakah suatu himpunan merupakan suatu basis,
cukup dibuktikan determinan matriks koefisien
adalah tidak sama dengan 0.

Untuk contoh 4.15akan diperiksa apakah determinan matriks koefisien tidak sama
dengan 0.

| |
1 2 3
2 9 3 =−1
1 0 4

3 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017
Karena determinan matriks koefisien tidak sama dengan 0, maka S merupakan suatu
basis untuk R3.

Berdasarkan contoh 4.15, karena terdapat himpunan S= {v1, v2, v3 } beranggotakan 3


vektor dan semuanya merupakan basis untuk R 3 maka dimensi dari S adalah 3 atau
ditulis dim(S) =3.

Contoh 4.16 :

Tunjukan bahwa himpunan matriks berikut :



 3 6  0  1  0  8  1 0 

M  3 , , , 

   6   1 0   12  4  1 2 

Merupakan basis bagi matriks berukuran 2x2!

Penyelesaian:
Tulis kombinasi linear:

3 6   0  1  0  8  1 0 a b 
k1    k2   1 0   k3  12  4  k4   1 2   c d 
3  6         
Atau

( 3 k 1 +k 4
3 k 1 −k 2−12 k 3 −k 4
6 k 1 −k 2 −8 k 3
−6 k 1 −4 k 3 + 2 k 4
=
)( )
a b
c d

Sehingga diperoleh SPL sebagai berikut:

 3 0 0 1   k1  a
 6    
 1 8 0 
  k2  b
k   c
 3 1  12  1
   3  
k  d 
 6 0 4 2   4  

Determinan matriks koefisiennya adalah 48.


Berdasarkan teorema determinan matriks koefisien tidak sama dengan nol, ekuivalen
dengan SPL memiliki solusi untuk setiap a, b, c, d (M merentang M 2x2) dan ketika a = 0, b
= 0, c = 0, d = 0 determinan matriks koefisien tidak sama dengan nol sehingga SPL
homogennya mempunyai solusi tunggal (M bebas linear).
Karena M bebas linear dan membangun M2 x 2 maka M merupakan basis bagi M2 x 2.

4 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017

RUANG BARIS, RUANG KOLOMDAN RUANG NOL


Definisi 4.11 : Tinjaulah matriks m x n

a a 11 12 ... a 1n

A =| a a 21 22 ... a 2 n|
⋮ ⋮ ⋮ ⋮

a a . .. a
m1 m2 mn

Vektor-vektor
r1 = (a11, a12 ,… a1n)
r2 = (a21,a22, ... a2n)

 

rm = (am1,am2, … amn)
terbentuk dari baris-baris A yang kita namakan vektor-vektor baris A, dan vektor-vektor :

[a1 ¿][a21¿][⋮¿] ¿ [a12¿][a2 ¿][⋮¿] ¿ [a1n¿][a2n¿][⋮¿] ¿


c1= ¿ c2= ¿ c3= ¿
terbentuk dari kolom-kolom A yang kita namakan vektor-vektor kolom A. Subruang Rn
yang direntang oleh vektor-vektor baris disebut ruang baris (row space) A dan Subruang
Rn yang direntang oleh vektor-vektor kolom disebut ruang kolom (column space) A.

Definisi 4.12: Dimensi ruang baris dan ruang kolom matriks A dinamakan rank A dan
dinyatakan dengan rank (A)

Contoh 4.17 :
Misalkan Matriks Vektor kolom

( )
−1 −2 −1 1
Vektor baris
A= 1 2 3 −1
1 2 2 −1
dengan melakukan OBE diperoleh :

5 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017

1 2 0 -1
 
0 0 1 0

0 0 0 0

Perhatikan kolom-kolom pada matriks hasil OBE. Matriks A mempunyai basis ruang
kolom yaitu :

{( ) ( ) }
−1 −1
1 , 3
1 2

Basis ruang baris diperoleh dengan cara, mentransposkan terlebih dahulu matriks A,
lakukan OBE pada At, sehingga diperoleh:

 -1 
 1 0 
 2 
 
 1 
 
 0 1 
 2 
 
 
 0 0 0 
 
 0 0 0 
 

Kolom-kolom pada matriks hasil OBE yang memiliki satu utama berseseuaian dengan
matriks asal (A). Ini berarti, matriks A tersebut mempunyai basis ruang baris :

{( ) ( ) }
−1 1
−2 2
,
−1 3
1 −1

Dimensi basis ruang baris = ruang kolom dinamakan rank. Jadi rank dari matriks A
adalah 2.

Contoh 4.18 :
Cari basis-basis untuk ruang-ruang baris dan kolom dari:

( )
1 −3 4 −2 5 4
2 −6 9 −1 8 2
A=
2 −6 9 −1 9 7
−1 3 −4 2 −5 −4
6 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017

Penyelesaian:
Setelah direduksi, menjadi matriks:

( )
1 −3 4 −2 5 4
0 0 1 3 −2 −6
A=
0 0 0 0 1 5
0 0 0 0 0 0

Basis untuk ruang kolom A adalah:

() () ()
1 4 5

c 2 9
c
1= 2 , 3= 9 , 5= 9 ,
8
c
−1
Untuk mencari −4 ruang baris,
basis −5 matriks A ditransposkan terlebih dahulu.

( )
 1 2 2 1  1 2 2 −1
 
3 6 6 3  0 1 1 0
 4 9 9  4
T 0 0 1 0
A 
  2 1 1 2 

0 0 0 0
 5 9  5 
 8 0 0 0 0
 4 2 7  4  Setelah direduksi, menjadi matriks: 0 0 0 0

Basis untuk ruang baris A adalah:

()()()
1 2 2
T T T

−3 −6 −6
4 9 9
r= ,r = ,r =
−2 −1 −1
1 2 3

5 8 9
4 2 7

Contoh4.19 :
Carilah sebuah basis untuk ruang yang direntang oleh vektor-vektor v1 = (1,-2,0,0,3), v2
= (2,-5,-3,-2,6), v3=(0,5,15,10,0) , v4= (2,6,18,8,6)
Penyelesaian

7 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017
Ruang vektor yang direntang vektor-vektor ini adalah ruang baris dari matriks

[ ] [ ]
1 −2 0 0 3
1 −2 0 0 3 0 −1 −3 −2 0
2 −5 −3 −2 6 0 5 15 10 0
0 5 15 10 0 0 10 18 8 0
2 6 18 8 6 B 1 , B 1
B21(-2),B41(-2) 3( )
5
4( )
2

B 1
B23(1),B43(-5) 4(− )
6

[ ]
1 −2 0 0 3
0 0 0 0 0
0 1 3 2 0
0 0 1 1 0

Vektor-vektor baris tak nol pada matriks ini adalah

v1 = (1,-2,0,0,3), v2 =(0,1,3,2,0) dan v3 = (0,0,1,1,0)

Jadi rank dari matriks tersebut = 3

LATIHAN SOAL 4.3!


1. Apakah himpunan vektor-vektor (1,6,4),(2,4,-1) dan (-1,2,5) basis untuk R 3 dan berapa
dimensinya.
2. Carilah suatu basis ruang baris dan basis ruang kolom dari:

( ) ( )
1 −2 0 0 3 1 2 3
2 −5 −3 −2 6 −2 1 0
A= B=
0 5 15 10 0 3 1 1
2 6 18 8 6 2 0 1
3. Carilah basis untuk ruang baris, basis untuk ruang kolom dan rank matriks dari matriks

[ ]
1 −3 2 2 1
0 3 6 0 −2
2 −3 −2 4 4
3 −3 6 6 3
5 −3 10 10 5

8 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017
4. Cari suatu himpunan bagian dari vektor-vektor yang membentuk suatu basis untuk
ruang yang terentang oleh vektor-vektor:
v =( 1,0,1,1) , v =(−3,3,7,1 )
1 2

v =(−1,3,9,3) , v =(−5,3,5 ,−1 )


3 4

5. Carilah basis untuk sub ruang R4 yang direntang oleh vektor-vektor berikut :
a. (1, -1, -4,-3), (2,0,2,-2), (2,-1,3,2)
b. (1,1,0,0), (0,0,1,1), (-2,0,2,2), (0,-3,0,3)
6. Buktikan bahwa ruang baris dan ruang kolom mempunyai dimensi yang sama untuk

matriks

Bab V
RUANG INNER PRODUCT
A. RUANG HASIL KALI DALAM
Definisi 5.1: Sebuah hasil kali dalam (inner product) pada ruang vektor real V adalah
fungsi yang mengasosiasikan bilangan real <u,v> dengan masing-masing pasangan
vektor u dan v pada V sedemikian rupa sehingga aksioma-aksioma berikut dipenuhi
untuk semua vektor u, v, dan w di V dan juga untuk semua skalar k.

Aksioma 5.1:
1. <u,v> = <v,u> (aksioma simetri)
2. <u + v, w> = <u,v> + <u,w> (aksioma penambahan)
3. <ku,v> = k<u,v> (aksioma kehomogenan)
4. <v,v> 0; dan <v,v> (aksioma Kepositifan)
jika dan hanya jika v = 0

9 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017
Sebuah ruang vektor real dengan sebuah hasil kali dalam dinamakan ruang hasil kali
dalam (real product space).

Jika w 1 , w 2 , … , w n adalah bilangan-bilangan real positif yang akan kita sebut sebagai
bobot, dan jika u = ( u1 , u2 ,… , un ) dan v = ( v 1 , v 2 , … , v n ) adalah vektor-vektor dalam Rn,
maka bisa ditunjukkan bahwa rumus
¿ u , v >¿ w 1 u1 v 1 +w 2 u2 v 2 +…+ wn un v nmendefinisikan suatu hasil kali dalam pada R n, ini
disebut hasil kali dalam Euclidean terboboti dengan bobot w 1 , w 2 , … , w n.

Contoh 5.1 :
Misalkan u= (u1,u2) dan v= (v1,v2) adalah vektor-vektor pada R2. Buktikanlah bahwa hasil
kali dalam Euclides yang diboboti:
<u,v> = 6u1v1 + 2u2v2

Penyelesaian :
1. <u,v> = 6u1v1 + 2u2v2
= 6v1u1 + 2v2u2

= <v,u>, sifat 1 dipenuhi.


2. Misalkan w= (w1,w2) maka
<u + v,w> = 6(u1 + v1) w1 + 2(u2 + v2)w2
= 6u1w1 + 6v1w1 +2u2w2 + 2v2w2
= (6u1w1 + 2u2w2) + (6v1w1 + 2v2w2)
= <u,w> + <v,w>, sifat 2 dipenuhi
3. <ku,v>= 6(ku1)v1 + 2(ku2)v2
= k(6u1v1 + 2u2v2)
= k<u,v>
4. <v,v> = 6v12 + 2v22, jelaslah <v,v> = 6v12 + 2v22  0. Selanjutnya <v,v> = 6v12 + 2v22 = 0
jika hanya jika v1 = v2 = 0 atau v = 0.

Contoh 5.2 :
¿ ū , v̄> =u1 v 1 +2u 2 v 2 −3 u3 v3
10 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017
Tunjukan bahwa bukan merupakan hasil kali dalam!
Penyelesaian:
Cukup tunjukkan satu aksioma yang tidak terpenuhi:
Perhatikan aksioma ketiga yaitu <v, v>, sehingga diperoleh:
¿ ū , v̄> =u1 v 1 +2u 2 v 2 −3 u3 v3
2 2 2
¿ v , v >¿ v 1 v 1+2 v1 v 1−3 v 3 v 3=v 1+2 v2 −3 v 1
Pada saat 3u32>u12 + 2u22
Maka ¿ v , v >≤ 0 (Tidak memenuhi sifat positivitas)

Sifat-sifat Hasil Kali Dalam


Teorema 5.1 : Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor dalam suatu ruang hasil kali dalam
real dan k adalah sebarang skalar, maka:
a) < 0, v> = <v, 0 >
Bukti:
<0, v> = <v, 0> jelas, berdasarkan aksioma kesimetrian
b) <u, v + w> = <u, v> + <u, w>
Bukti:
<u, v + w> = <v + w, u> aksioma kesimetrian
= <v, u> + <w, u> aksioma penjumlahan
= <u, v> + <u, w> aksioma kesimetrian
c) < u, kv > = k < u, v >
d) < u – v, w > = < u, w > - < v, w >
e) < u, v - w > = < u, v > - < u, w >
Buktikan untuk sifat c, d dan e sebagai latihan!

B. PANJANG DAN SUDUT DI RUANG HASIL KALI DALAM


1. Panjang sebuah vektor
Definisi 5.2: Jika V adalah sebuah ruang hasil kali dalam, maka norma (panjang)
vektor u dinyatakan oleh ‖u‖ dan didefinisikan sebagai berikut :

‖u‖ = <u,u>1/2 =

11 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017
2. Jarak antara dua titik (vektor)
Definisi 5.3: Jika V adalah sebuah ruang hasil kali dalam, maka jarak antara dua titik
(vektor) u dan v dan didefinisikan oleh :

d<u,v> =
‖u−v‖ =

3. Sudut diantara dua vektor


Definisi 5.4: Misalkan sudut antara vektor u dan v adalah , maka :

¿u,v> ¿ ¿
cos  = ‖u‖‖v‖

Contoh 5.3:

1. < u – 2v, 3u + 4v >


= < u, 3u + 4v > - < 2v, 3u + 4v >

= < u, 3u > + < u, 4v > - < 2v, 3u > - < 2v, 4v >

= 3 < u, u > + 4 < u, v > - 6 < v, u > - 8 < v, v >

= 3 ||u||2 + 4 < u, v > - 6 < u, v > - 8 ||v||2

= 3 ||u||2 - 2 < u, v > - 8 ||v||2

2. Diketahui vektor u= (1,0) dan v= (0,1). Tentukan panjang u dan v dan jarak antara
vektor u dan v di dalam:
a) Ruang Euclid R2
b) Ruang hasil kali dalam Euclid terboboti
<u, v> = 3 u1 v 1 +2u 2 v2
Penyelesaian:
1
a. ‖u‖= ⟨ u .u ⟩ 2 =√ u2 +u2= √ 12 +02 =√ 1=1
1 2

1
‖v‖= ⟨ v . v ⟩ =√ v 21 +v 22 =√ 02+ 12=√ 1=1
2

d ( u , v )=‖u−v‖=‖(1−0 , 0−1)‖=‖(1 ,−1)‖= √12 +(−1)2=√ 2

12 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017
1
b. ‖u‖= ⟨ u .u ⟩ 2 =√ 3 u2 +2u 2=√ 3(1)2 +2(0)2 =√3
1 2 ❑ ❑

‖v‖= ⟨ v . v ⟩ =√ 3 v 21 +2 v 22=√ 3(0)2❑ +2(1)❑2 =√ 2


2

d ( u , v )=‖u−v‖=‖(1−0 , 0−1)‖=‖(1 ,−1)‖


= √ 3 ( 1 )( 1 ) +2 (−1 ) (−1)=√ 5
3. Anggap R4 mempunyai hasil kali dalam Euclidean. Cari cosinus sudut θ antara
vektor u= (4, 3, 1, -2) dan v= (-2, 1, 2, 3)
Penyelesaian:
‖u‖= √16+ 9+1+ 4=√ 30
‖v‖= √ 4+1+ 4+ 9=√ 18
⟨ u , v ⟩= ( 4 )(−2 ) + ( 3 )( 1 ) + ( 1 )( 2 ) + (−2 )( 3 ) =−8+3+2−6=−9
¿ −9 −9
Cos θ = ¿ u , v > = = ¿
‖u‖‖v‖ √ 30 √ 18 2 √ 15

C. KEORTOGONALAN
Teorema 5.2 (Ketaksamaan Cauchy-Schwarz)
Jika u dan v adalah vektor pada sebuah ruang hasil kali dalam, maka:
¿

Definisi 5.5: Dalam ruang hasil kali dalam, dua vektor u dan vdinamakan ortogonal jika
<u,v> = 0. Selanjutnya, jika u ortogonal terhadap setiap vektor pada himpunan W, maka
kita katakan bahwa u ortogonal terhadap W.

Contoh 5.4:
Jika M2x2 merupakan ruang hasil kali dalam, dengan ⟨ U ,V ⟩=u1 v 1 +u2 v 2 +u3 v 3 +u3 v 4 ,

dimana U = [ ]
u1 u2
u3 u 4
danV =
v1 v2
v3 v4 [ ]
maka matriks-matriks:

U= [ 11 01] dan V = [ 00 20]


Terbukti orthogonal karena:

⟨ U ,V ⟩=u1 v 1 +u2 v 2 +u3 v 3 +u3 v 4 =( 1 ) ( 0 ) + ( 0 ) ( 2 )+ ( 1 )( 0 )+ (1 ) ( 0 ) =0

13 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017

LATIHAN SOAL 5.1!


1. Misalkan <u,v> adalah hasil kali dalam Euclides pada R2, dan misalkan u = (2,-1), v =(-
1,3), w = (0,-5), dan k = -3. Buktikan bahwa :
(a) <u,v> = <v,u>
(b) <u + v, w> = <u,v> + <u,w>
(c) <ku,v> = k<u,v>
2. Misalkan u = (u1, u2,u3) dan v = (v1,v2,v3). Selidiki apakah <u,v> = 2u 1v1 + u2v2 + 4u3v3
merupakan ruang hasil perkalian dalam.
3. Dalam masing-masing bagian gunakan hasil kali dalam yang diberikan R 2 untuk
mencari‖w‖, dengan w = (-1,3).
(a) hasil kalidalam Euclides
(b) hasil kali dalam Euclides yang diboboti <u,v> = 3u1v1 + 2u2v2, denganu=(u1,u2) dan
v=(v1,v2)

(c) hasil kali yang dibentuk oleh matriks


[−11 23 ]
4. Tentukanlah apakah vektor u = (-2,3,-5,1) dan v =(2,1,-2,-9) ortogonal terhadap hasil
kali dalam Euclid!
5. Tunjukkan bahwa p= 1−x +2 x 2 dan q= 2 x+ x 2 ortogonal terhadap hasil kali dalam
Euclid!
6. Carilah cosinus dari sudut antara u = (-1,5,2) dan v = (2, 4, -9)
7. Misalkan u = (1,1,-1,-1) dan v =(1,2,-2,0), dengan menggunakan ruang hasil kali
dalam buktikan bahwa vektor tersebut memenuhi pertaksamaan Cauchy-Schwarz.

D. BASIS ORTONORMAL
Definisi 5.6: Sebuah himpunan vektor pada ruang hasil kali dalam dinamakan himpunan
ortogonal jika semua pasangan vektor-vektor yang berbeda dalam himpunan tersebut
ortogonal. Sebuah himpunan ortogonal yang setiap vektornya mempunyai norma 1
dinamakan ortonormal.

T ={c̄ 1 , c̄ 2 , . .. , c̄ n }
Misalkan, pada suatu ruang hasil kali dalam, T dikatakan himpunan
vektor ortogonal jika ¿ c̄ i , c̄ j > = 0 untuk setiap i ≠ j .
Sedangkan T dikatakan himpunan vektor ortonormaljika untuk setiap i berlaku ‖ c̄ i ‖ = 1

14 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017

Contoh 5.5 :

1. A= {( ) ( )}
1 −1
0
,
0
Pada RHKD Euclides, A bukan himpunan ortogonal.

2. B=
1 , 0
0 −1 {( ) ( )}
Pada RHKD Euclides, B merupakan himpunan ortonormal.

{( ) ( )}
1 −1
3. C=
√ 2 , √ 2 Pada RHKD Euclides, C merupakan himpunan ortonormal.
1 1
√ 2 √2

Misalkan suatu himpunan vektor tak nol v yang ortogonal bisa selalu diubah menjadi
suatu himpunan ortonormal dengan menormalkan masing-masing vektornya dengan
1
cara mengalikan vektortak-nol v dengan kebalikan panjangnya ( v)
‖v‖
Contoh 5.6 :
Anggap bahwa R3 mempunyai hasil kali dalam Euclidean dengan u1= (0,1,0), u2= (1,0,1),
dan u3= (1,0,-1).
Himpunan vektor-vektor S= { u1 , u2 ,u3 } ortogonal karena:
¿ u1 ,u 2> ¿ = ¿ u1 ,u 3> ¿ = ¿ u2 ,u 3> ¿ = 0.
Norma dari vektor-vektor tersebut adalah:
‖u1‖= √ 0+1+0=1
‖u 2‖= √ 1+0+1= √2
‖u3‖= √ 1+0+1= √2
Akan menormalkan u1, u2 dan u3.Misalkan vektor baru yang didapat setelah dinormalkan
adalah v1, v2 dan v3 akan menghasilkan:
u1 (0,1,0)
v1 = = =( 0,1,0)
‖u1‖ 1

( )
u2 ( 1,0,1 ) 1 1
v 2= = = ,0,
‖u2‖ √2 √2 √2

( )
u3 (1,0 ,−1) 1 1
v3 = = = , 0 ,−
‖u3‖ √2 √2 √2

15 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017
Akan ditunjukkan himpunan S= {v1, v2, v3} merupakan himpunan ortogonal sekaligus
ortonormal.
1 1
¿ v 1 , v 2 >¿ = (0)( ¿+ ( 1 )( 0 )+ ( 0 ) ( ) = 0
√2 √2
1 −1
¿ v 1 , v 3 >¿ = (0)( ¿+ ( 1 )( 0 )+ ( 0 ) ( )=0
√2 √2
¿ v 2 , v 3 >¿ = (
1 1
)( ¿+ ( 0 ) ( 0 ) +
√2 √2 ( )
1 −1
(
√2 √ 2
)=0

‖v 1‖ = √ 0+1+0=1


‖v 2‖= 1
2
1
+0+ =1
2

‖ ‖

v 3 = 1 +0+ 1 =1
2 2
Karena ¿ v 1 , v 2 >¿ = ¿ v 1 , v 3 >¿ = ¿ v 2 , v 3 >¿ = 0 dan ‖v 1‖ = ‖v 2‖= ‖v 3‖=1 maka himpunan
tersebut ortogonal dan ortonormal.

Dalam suatu ruang hasil kali dalam, suatu basis yang berisi vektor-vektor ortonormal
disebut basis ortonormal, dan suatu basis yang terdiri dari vektor-vektor ortogonal
disebut basis ortogonal.

Teorema 5.3: Jika S= {v1, v2, …, vn}adalah suatu basis ortonormal untuk suatu ruang hasil
kali dalam V, dan u sebarang vektor dalam V, maka:
u= <u, v1>v1+<u, v2>v2+ … + <u, vn>vn
Bukti:
Karena S= {v1, v2, …, vn}merupakan himpunan ortonormal, suatu vektor u dapat
dinyatakan dalam bentuk: u= k1v1+k2v2+ … + knvn. Sehingga untuk setiap vektor vi dalam S
kita dapatkan:
<u, vi> = <k1v1+k2v2+ … + knvn, vi>
= k1<v1, vi> + k2<v2, vi> + … + kn<vn, vi>
dan ¿ v̄ i , v̄ i > = 1 untuk setiap i
Sehingga, untuk setiap i berlaku

Kombinasi linear untuk u=


k 1 v̄ 1 +k 2 v̄ 2 +. ..+k n v̄ n ditulis menjadi:

16 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017
u= <u, v1>v1+<u, v2>v2+ … + <u, vn>vn

Contoh 5.7 :

Tentukan kombinasi linear dari a = (12 ) pada ruang hasil kali dalam berupa bidang yang
( ) ( )
1 1
dibangun ū= √2 dan v̄ = √2
1 −1
√2 √2

Penyelesaian:
Perhatikan bahwa u dan v adalah basis ortonormal, sehingga:
ā= k 1 ū+k 2 v̄

( ) ( )
1 1

ā=⟨
1
2()
, 1
√2

√2
⟩ ū+⟨
1
2 ()
, − 1√ 2
√2
⟩ v̄

Teorema 5.4: Setiap ruang hasil kali dalam tak-nol berdimensi terhingga mempunyai suatu basis
ortonormal.
Bukti:
Anggap V adalah sebarang ruang hasil kali dalam tak-nol berdimensi terhingga dan anggap {u1,
u2, u3, u4} adalah sebarang basis untuk V. Cukup ditunjukkan bahwa V mempunyai suatu basis
ortogonal, karena vektor-vektor dalam basis ortogonal bisa dinormalkan untuk menghasilkan
suatu basis ortonormal untuk V.

Terdapat proses untuk menghasilkan suatu basis ortogonal {v1, v2,… , vn} untuk V yang disebut
dengan proses Gramm-Schmidt.
Definisi 5.7 : Proses Gram-Schmidt adalah proses mengubah sebarang basis menjadi
basis ortonormal.
Langkah-langkah untuk sebarang basis S= {u1, u2, u3, u4} menjadi basis ortonormal V =
{v1, v2, v3, v4} sebagai berikut :
u1
Langkah 1 : v1 = ‖u1‖

17 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017
u 2  proy w1 u 2 u2 −¿ u2 , v 1 >v 1
u 2  proy w1 u 2
Langkah 2 : v2 = = ‖u2 −¿ u2 , v 1 >v 1‖
u 3 −proy w u3 u3 −¿ u3 , v 1 >v 1−¿ u3 , v 2 >v 2
2

‖u2 − proyw u 3‖
Langkah 3 :v3 = 2 = ‖u3 −¿ u3 , v 1 >v 1−¿ u3 , v 2 >v 2‖
u 4 − proyw u 4 u 4 −¿ u4 , v 1 > v 1−¿ u 4 , v2 >v 2 −¿ u3 , v 3 > v 3
3

‖u2 − proyw u 4‖
Langkah 4 : v4= 3 = ‖u 4 −¿ u4 , v 1 > v 1−¿ u 4 , v2 >v 2 −¿ u3 , v 3 > v 3‖

Contoh 5.8 :

Tinjaulah ruang vektor r3 dengan hasil kali dalam Euclides. Terapkan proses Gram-
Schmidt untuk mentranformasikan u1=(1,1,1), u2 = (0,1,1) dan u3=(0,0,1) ke dalam basis
ortonormal.

Jawab

Langkah 1

u1
v1 = ‖u1‖

(1,1,1)
= 12  12  12

1 1 1
( , , )
= 3 3 3

Langkah 2

u2 − proyw u2 =u2−¿u 2 , v1 ¿ v 1
1

1 1 1 1 1 1
(
, , ) ( , , )
= (0,1,1) - <(0,1,1),( √ 3 √ 3 √ 3 > 3 3 3

1 1 1 1 1
(0,1,1)−(0+ + )( , , )
= √3 √ 3 3 3 3
18 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017
2 1 1 1
(0,1,1)− ( , , )
= √ 3 √ 3 √ 3 √3

2 2 2
(0,1,1)−( , , )
= 3 3 3

2 1 1
(
, , )
= 3 3 3

|u2 proy w u2|=|u2−¿ u 2 , v 1 ¿ v 1|


1

= √(−2/3)2+(1/3)2+(1/3)2
= √ 4 /9+1/9+1/9

= √ 6/9

√6 = 1 √6
= 3 3

2 1 1
(
, , )
3 3 3  ( 2 , 1 , 1 )
u 2− proy w u 2 u2 −¿ u2 , v 1 >v 1
1 6 6 6 6
‖u2 − proyw u2‖ ‖u −¿ u , v >v ‖ 3
v2 = 1 = 2 2 1 1 =

Langkah 3

u3 − proyw u3 =u 3−¿ u3 , v 1 ¿ v 1 −¿u 3 , v 2 ¿ v 2


2 =
1 1 1 1 1 1 −2 1 1 −2 1 1
(0,0,1)−¿(0,0,1),( , , )>( , , )−¿(0,0,1 ),( , , )>( , , )
√3 √ 3 √3 √3 √ 3 √ 3 √ 6 √ 6 √ 6 √ 6 √6 √6
1 1 1 1 1 −2 1 1
(0,0,1)− ( , , )− ( , , )
= √ 3 √ 3 √ 3 √3 √ 6 √ 6 √6 √ 6

1 1 1 −2 1 1
(0,0,1)−( , , )−( , , )
= 3 3 3 6 6 6

19 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017
−1 1
(0 , , )
= 2 2

|u3 − proy w u 3|=


2 √ 02+(−1 /2 )2+(1 /2 )2
= √ 2/4

= √ 1
2

1
= √2

u 3 −proy w u3 u3 −¿ u3 , v 1 >v 1−¿ u3 , v 2 >v 2


2

‖u2 − proyw 2 u 3‖
v3 = = ‖u3 −¿ u3 , v 1 >v 1−¿ u3 , v 2 >v 2‖

−1 1
(0 , , )
2 2
1 −1 1
0, , )
= √2 = ( √2 √ 2

1 1 1 −2 1 1 −1 1
( , , ) ( , , ) 0, , )
Jadi v1 = √ 3 √ 3 √3 v2 = √ 6 √ 6 √ 6 dan v3 = ( √2 √ 2

LATIHAN SOAL 5.2!


1 1 1 1 −1 −1 1
( , 0 , ),( , , ) ( ,0 , )
1. Selidiki apakah vektor-vektor √2 √2 √3 √ 3 √ 3 dan √2 √ 2 membentuk
himpunan ortonormal!
2. Manakah dari himpunan polinom-polinom berikut ini yang ortonormal dengan hasil kali
dalam pada P2!

20 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017
2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2
a. − x+ x , + x− x , + x+ x
3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 1 2 2
b. 1, x+ x ,x
√2 √ 2
3. Misalkan R3 mempunyai hasil kali dalam Euclides. Gunakan proses Gram-Schmidt untuk

mentransformasikan basis ¿¿ ¿ kebasisortonormal dengan


u1 =(1,1,1), u2 =(−1,1,0), u3 =(1,2,1 )
4. Misalkan R3 mempunyai hasil kali dalam Euclides <u,v> = u1v1 + 2u2v2 + 3u3v3. Gunakan
proses Gram-Schmidt untuk mentransformasikan:
u1 =(1,1,1), u2=(1,1,0 ),u3 =(1,0,0 )
5. Tunjukkan bahwa vektor-vektor
v1 =( 1,−2 ,3 ,−4 ) , v 2=( 2 ,1 ,−4 ,−3 ) , v 3=(−3 , 4 , 1,−2 ) , v 4 =( 4 , 3 , 2 ,1 ) membentuk
suatu basis ortogonal untuk R4 dengan hasil kali dalam Euclidean! Nyatakan u= (-1, 2, 3,
7) sebagai kombinasi linear dari vektor-vektor dalam v1, v2, v3, dan v4!
6. Tentukan nilai k sehingga vektor (k, k, 1) dan vektor (k, 5, 6 ) adalah ortogonal dalam
ruang Euclides !

E. PERUBAHAN BASIS
Masalah Perubahan Basis
Jika kita ubah basis untuk ruang vektor dari basis B yang lama menjadi basis B’ yang
baru, bagaimanakah matriks koordinat [v] B yang lama dari vektor v bila dihubungkan
dengan matriks koordinat [v]B1 yang baru?

21 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017
Untuk menyelesaikan persoalan ini kita misalkan B= {u 1,u2} dan B’ = {u1’, u2’} yang
merupakan basis lama ke basis baru. Kita membutuhkan matriks-matriks koordinat
untuk vektor basis baru yang relatif terhadap vektor basis lama. Kita misalkan matriks-
matriks koordinat tersebut adalah:

[ a ¿]¿ ¿¿ u ' =¿ [ c ¿ ] ¿ ¿¿
[ ] ¿
u '
1 B
=
dan
[]
2 ¿ , sehingga didapat
u ' =au1 +bu 2
1

u ' =cu 1 +du 2


2

Selanjutnya kita misalkan v sebarang vector V dan misalkan

[ v ]B' =¿ [ k1 ¿ ] ¿ ¿¿
¿ adalah matriks koordinat yang baru , sehingga

v =k 1 u ' + k 2 u
1 2'

u ' =au1 +bu 2 u ' =cu 1 +du 2 v =k 1 u ' +k 2 u


Subtitusi 1 dan 2 ke 1 2' didapat

v =k 1 ( au1 + bu2 )+ k 2 (cu 1 +du 2 )

v =(k 1 a+k 2 c )u+(k 1 b +k 2 d )u 2

Jadi, matriks koordinat lama untuk v adalah

[ v ]B=¿[ k1 a+k2 c ¿ ] ¿ ¿¿
¿

[ v ]B = [ ]
a c [ k1 ¿] ¿
¿
b d ¿
¿

a c
[ ]
[v]
[ v ] B= b d B'

22 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017

Persamaan ini menyatakan matriks koordinat lama v B dapat dihasilkan bila kita kalikan

dengan matriks koordinat baru v B pada sebelah kiri dengan matriks P =


'
[ab dc ]
Pemecahan Masalah perubahan basis

Jika kita ubah basis untuk ruang vector V dari basis


B={u1 , u2 , .. . ,u n } yang lama terhadap

B ' ={u ' , u 2 ' , .. . u ' } vB


basis 1 n yang baru, maka matriks yang lama dari vector v

dihubungkan terhadap matriks koordinat v B yang baru, dari vektor yang sama dengan
'

persamaan:

vB = P [ v ] B'

dengan P adalah matriks-matriks koordinat dari vektor basis baru yang relatif terhadap
basis yang lama, yaitu vektor kolom dari P. Sehingga matriks P dapat dituliskan sebagai
berikut

[u ] , [ u ]
'
1 B
' , .. .
2 B [u ] '
3 B

P= [ [u ] , [u ]
1' B 2' B
,. .. [ u ]]
3'

Matriks tersebut kita namakan matriks transisi dari B’ ke B.

Contoh 5.9 :

Tinjaulah basis B = {u1,u2} dan B’ = {u1’, u2’} untuk R2 dengan u1=(1,0), u2 =(0,1); u1’ =(1,1)
dan u2’ = (2,1)

a. Carilah matriks transisi dari B’ ke B!

[−3¿ ] ¿ ¿¿
[v]
b. Carilah [ v ] B jika B ' = ¿
Jawab :

[a ¿] ¿ ¿¿ u ' =¿ [ c ¿ ] ¿ ¿¿
a. Misalkan [ ] ¿
u '
1 B
=
dan
[]2 ¿ , sehingga didapat

23 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017
u ' =au1 +bu 2
1

(1,1) = a(1,0) + b(0,1)


(1,1) = (a,0) + (0,b)
(1,1) = (a,b)

[1¿] ¿¿¿
sehingga didapat a = 1 dan b = 1. Jadi [ ] ¿
u ' =
1 B

u ' =cu 1 +du 2


2

(2,1) = c(1,0) + d(0,1)


(2,1) = (c,0) + (0,d)
(2,1) = (c, d)

u ' =¿ [ 2 ¿ ] ¿ ¿¿
[]
sehingga didapat c = 2 dan b = 1. Jadi 2 ¿
1 2
 
Jadi, matriks transisi dari B’ ke B adalah P = 1 1
[v]
b. jadi v B = P B '

[ ]¿
1 2
[ v ]B = 1 1
[−3¿ ] ¿ ¿¿ [ 7 ¿ ]¿ ¿¿
= ¿
untuk mengujinya kita dapatkan -3u1’ + 5u2’ = 7u1 + 2u2 = v = (7,2)

Teorema 5.5
Jika P matriks transisi dari basis B’ ke B maka
(a) P dapat dibalik
(b) P’ adalah matriks transisi dari B ke B’
1 2  1 2 
1 1   
Sebagai gambaran kita perhatikan P =   , maka P−1 =  1 - 1

[v] '
Sehingga jika dicari B , maka berdasarkan teorema di atas didapat:
[v]
= P [ v ]B
' −1
B

24 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017

[ ] [¿7¿]¿¿¿
−1 2
= 1 -1 =
[−3¿ ] ¿ ¿¿
¿ (terbukti)

LATIHAN SOAL 5.3!


1. Carilah Matriks koordinat dan vektor koordinat untuk w relatif terhadap basis S = {u1,u2}
dengan u1 =(1,0), u2 =(0,1) dan w =(3,-7)
2. Carilah w jika (w)s = (6,-1,4) dan S adalah basis!
3. Tinjaulah basis B = {u1,u2,u3} dan B’ = {v1,v2, v3} untuk R3 dengan

[−3¿][0¿]¿¿ u =¿[−3¿][2¿]¿¿¿ u =¿[1¿][6¿]¿¿¿


2 3
u1 = ¿ ,¿ dan ¿
v1=¿ [−6¿][−6¿ ] ¿ ¿¿ u3=¿[−2¿][−3¿]¿¿¿
¿ dan ¿
a. Cari matriks transisi dari B ke B’!
b. Cari matriks transisi dari B’keB!

[−5¿][8¿]¿¿
c. hitunglah matriks koordinat [w]B, dengan w = ¿
d. hitunglah [w]B!

4. Tinjaulah basis B = {u1,u2,u3} dan B’ = {v1,v2, v3} untuk R3 dengan

[−3¿][0¿]¿¿ u =¿[−3¿][2¿]¿¿¿ u =¿[1¿][6¿]¿¿¿


2 3
u1 = ¿ ,¿ dan ¿
v1=¿ [−6¿][−6¿ ] ¿ ¿¿ u3=¿[−2¿][−3¿]¿¿¿
¿ dan ¿
a. carilah matriks transisi dari B ke B’!

25 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a
ALJABAR LINEAR 2017

[−5¿][8¿]¿¿
b. hitunglah matriks koordinat [w]B, dengan w = ¿
c. hitunglah [w]B!

26 | A s e p I k i n S u g a n d i | C h a n d r a N o v ti a r | A fl i c h Y u s n i t a

Anda mungkin juga menyukai