Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“BERSAMA MENCEGAH HIPERTENSI MELALUI


KEMANDIRIAN KELUARGA”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga
Dosen pengampu :
Ns. Putu Wahyu Sri JS,S.kep.,M.Kes

Disusun oleh :

Widiawati 1700001043

AKADEMI KEPERAWATAN RS.EFARINA


PURWAKARTA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )

Materi Penyuluhan : Bersama Mencegah Hipertensi Keluarga


Pokok Bahasan : Hipertensi
Hari / Tanggal : 02 Desember 2019
Tempat : Kp. Bojong RT 33/05
Waktu : 30 Menit
Sasaran : Orang Tua/Keluarga

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan klien atau Keluarga dapat
mengetahui dan memahami bagaimana mencegah hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga
pasien dapat mengetahui tentang :
1) Definisi Hipertensi
2) Penyebab Hipertensi
3) Dampak Hipertensi
4) Cara Mencegah Hipertensi
B. METODE PENYULUHAN

1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

C. MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar balik
D. MATERI (URAIAN TERLAMPIR)

1. Definisi Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Dampak Hipertensi
4. Cara Mencegah Hipertensi
E. PENGORGANISASIAN

1. Pemateri : Widiawati

2. Pembawa Acara :

3. Fasilitator :

4. Dokumentasi :

F. PELAKSANAAN KEGIATAN
No Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Metode
Kegiatan Penyuluhan Peserta
1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam Ceramah dan
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan Tanya jawab
3. Menjelaskan maksud keterangan
dan tujuan penyaji
penyuluhan 3. Menyampaikan
4. Menggali pengetahuan
pengetahuan peserta tentang materi
tentang materi yang yang
akan disampaikan. disampaikan
2 Pelaksanaan 15 1. Menjelaskan materi 1.Mendengarkan Ceramah dan
menit penyuluhan secara Tanya jawab
teratur dan berurutan
2. Pengertian Hipertensi
2.Memperhatikan.
3. Penyebab Hipertensi
4. Dampak Hipertensi
5. Cara mencegah
Hipertensi. 3. Menyimak

3 Penutup 10 1. Memberi kesempatan 1. Mendengarkan. Ceramah dan


menit pada keluarga untuk Tanya jawab
bertanya. 2. Memperhatikan.
2. Beri pujian
3. Menyimpulkan hasil 3. Menjawab salam
penyuluhan
4. Mengucapkan salam.

G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
b. Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik.
c. Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan pihak
pasien dan keluarga pasien.
2. Evaluasi proses
a. Keluarga aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan.
b. Keluarga aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
c. Keluarga mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri.
3. Evaluasi hasil
Keluarga mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan
dengan benar melalui pertanyaan lisan meliputi pengertian hipertensi , dan cara
pencegahnya.

H. SUMBER

Laporan Tahunan Unicef Indonesia. 2012. Ringkasan Kajian Kesehatan Unicef


Indonesia. Oktober 2012.

Laporan Tahunan Indonesia. 2013. Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan


Dasar. 2013.

I. PENGESAHAN

Sasaran Purwakarta, Desember 2019

Pemberi Penyuluh

(..............................................) (...................................................)

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

(...............................................................)
J. LAMPIRAN MATERI

1. Definisi Hipertensi

Menurut Sheps (2005) dalam Masriadi (2016), hipertensi adalah penyakit


dengan tanda adanya gangguan tekanan darah sistolik maupun diastolik yang
naik diatas tekanan darah normal. Tekanan darah sistolik adalah tekanan puncak
yang tercapai ketika jantung berkontraksi dan memompakan darah keluar
melalui arteri. Tekanan darah diastolik diambil tekanan jatuh ketitik terendah
saat jantung rileks dan mengisi darah kembali.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung
dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus–menerus
lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal ini terjadi bila arteriol–arteriol
konstriksi. Konstriksi arterioli membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan
tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan
arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh
darah (Udjianti, 2010)

2. Penyebab Hipertensi

a. Hipertensi Primer atau Esensial

Hipertensi primer atau esensial adalah tidak dapat diketahuin


penyebabnya. Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai proses labil
(intermiten) pada individu pada akhir 30-an dan 50-an dan secara bertahap “
menetap “ pada suatu saat dapat juga terjadi mendadak dan berat,
perjalanannya dipercepat atau “maligna“ yang menyebabkan kondisi pasien
memburuk dengan cepat. Penyebab hipertensi primer atau esensial adalah
gangguan emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, kopi, obat –
obatan, faktor keturunan (Brunner & Suddart, 2015). Beberapa faktor yang
berperan dalam hipertensi primer atau esensial mencakup pengaruh genetik
dan pengaruh lingkungan seperti : stress, kegemukan, merokok, aktivitas
fisik yang kurang, dan konsumsi garam dalam jumlah besar dianggap
sebagai faktor eksogen dalam hipertensi.
b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah dengan


penyebab tertentu seperti penyempitan arteri renalis, penyakit parenkim
ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan (Brunner &
Suddart, 2015). Sedangkan menurut Wijaya & Putri (2013), penyebab
hipertensi sekunder diantaranya berupa kelainan ginjal seperti tumor,
diabetes, kelainan adrenal, kelainan aorta, kelianan endokrin lainnya seperti
obesitas, resistensi insulin, hipertiroidisme dan pemakaian obat-obatan
seperti kontrasepsi oral dan kartikosteroid.

2. Faktor-Faktor Resiko Hipertensi

Faktor-faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah dan yang dapat
diubah oleh penderita hipertensi menurut Black & Hawks (2014) adalah
sebagai berikut :

a. Faktor-faktor resiko yang tidak dapat diubah


1) Riwayat keluarga

Hipertensi dianggap poligenik dan multifaktorial yaitu, pada


seseorang dengan riwayat keluarga, beberapa gen berinteraksi dengan
yang lainnya dan juga lingkungan yang dapat menyebabkan tekanan
darah naik dari waktu ke waktu. Klien dengan orang tua yang
memiliki hipertensi berada pada risiko hipertensi yang lebih tinggi
pada usia muda.

2) Usia

Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun.


Peristiwa hipertensi meningkat dengan usia 50-60 % klien yang
berumur lebih dari 60 tahun memiliki tekanan darah lebih dari 140/90
mmHg. Diantara orang dewasa, pembacaan tekanan darah sistolik
lebih dari pada tekanan darah diastolic karena merupakan predictor
yang lebih baik untuk kemungkinan kejadian dimasa depan seperti
penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung, dan penyakit ginjal.

3) Jenis kelamin

Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita


sampai kira-kira usia 55 tahun. Resiko pada pria dan wanita hamper
sama antara usia 55 sampai 74 tahun, wanita beresiko lebih besar.

4) Etnis

Peningkatan pravelensi hipertensi diantara orang berkulit hitam


tidaklah jelas, akan tetapi penigkatannya dikaitkan dengan kadar
rennin yang lebih rendah, sensitivitas yang lebih besar terhadap
vasopressin, tinginya asupan garam, dan tinggi stress lingkungan.

b. Faktor-faktor resiko yang dapat diubah


1) Diabetes mellitus

Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dua kali lipat pada klien
diabetes mellitus karena diabetes mempercepat aterosklerosis dan
menyebabkan hipertensi karena kerusakan pada pembuluh darah besar.

2) Stress

Stress meningkat resistensi vaskuler perifer dan curah jantung


serta menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Stress adalah permasalahan
persepsi, interpretasi orang terhadap kejadian yang menciptakan
banyak stressor dan respon stress.

3) Obesitas

Obesitas terutama pada tubuh bagian atas, dengan meningkatnya


jumlah lemak disekitar diafragma, pinggang dan perut, dihubungkan
dengan pengembangan hipertensi. Kombinasi obesitas dengan faktor-
faktor lain dapat ditandai dengan sindrom metabolis, yang juga
meningkatkan resiko hipertensi.

4) Nutrisi

Kelebihan mengosumsi garam bias menjadi pencetus hipertensi


pada individu. Diet tinggi garam menyebabkan pelepasan hormone
natriuretik yang berlebihan, yang mungkin secara tidak langsung
menigkatkan tekanan darah. Muatan natrium juga menstimulasi
mekanisme vaseoresor didalam system saraf pusat. Penelitan juga
menunjukkan bahwa asupan diet rendah kalsim, kalium, dan
magnesium dapat berkontribusi dalam pengembangan hipertensi.

5) Penyalahgunaan obat

Merokok sigaret, mengosumsi banyak alcohol, dan beberapa


penggunaan obat terlarang merupakan faktor-faktor resiko hipertensi.
Pada dos is tertentu nikotin dalam rokok sigaret serta obat seperti
kokain dapat menyebabkan naiknya tekanan darah secara langsung.

3. Dampak Hipertensi

1. Kerusakan ginjal
Penyakit ini timbul akibat tekanan darah tidak terkendali sehingga
produksi angiostin melonjak tajam. Akibatnya, ginjal menjadi kelelahan
hinggal mengalami kerusakan.
2. Serangan jantung
Terjadi saat arteri gagal bekerja, sehingga jantung berdetak cepat agar dapat
memompa darah lebih banyak. Namun, arteri tidak dapat diajak bekerja
sama karena rusak atau hilang elastisitasnya. Areteri tersebut gagal
menyuplai darah yang kaya oksigen ke jantung dan otak sehingga memicu
peningkatan tekanan darah.
3. Stroke
Hipertensi juga menjadi faktor risiko mayor penyebab timbulnya penyakit
stroke. Stroke iskemik dan stroke hemoragik dapat disebabkan hipertensi.
Seorang penderita hipertensi berisiko tinggi mengalami stroke.
4. Glaukoma
Sedangkan glaukoma dapat timbul karena komlikasi hipertensi sehingga
mengakibatkan gangguan retinopati. Jenis penyakit mata ini ditandai dengan
penyempitan arteriol kecil yang dipicu oleh hipertensi, pemeriksaan mata
pada pasien yang diduga mengalami hipertensi dapat dilihat dari kondisi
retina mata pasien yang bersangkutan.

4. Cara Mencegah Hipertensi


Harus diakui sangat sulit untuk mendeteksi dan mengobati penderita
hipertensi secara adekuat, harga obat-obatan hipertensi tidaklah murah, obat-
obat baru amat mahal dan mempunyai banyak efek samping. Untuk alasan inilah
pengobatan hipertensi sangat penting, tapi tidak lengkap tanpa dilakukan
tindakan pencegahan untuk menurunkan faktor resiko. Pencegahan sebenarnya
merupakan bagian dari pengobatan hipertensi, karena mampu memutus mata
rantai hipertensi dan komplikasinya. Pencegahan hipertensi dilakukan melalui
dua pendekatan :
1. Pemberian edukasi tentang hipertensi. Munculnya masalah kesehatan
seperti hipertensi tidak hanya disebabkan oleh kelalaian individu, namun
dapat juga disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat sebagai akibat dari
kurangnya informasi tentang suatu penyakit. Rendahnya pengetahuan
tenaga kesehatan, pasien, dan masyarakat tentang hipertensi merupakan
penyebab utama tidak terkontrolnya tekanan darah, terutama pada pasien
hipertensi di Asia. Dari penelitian yang dilakukan ( Armilawaty,2009) 50%
dari penderita Hipertensi dewasa tidak menyadari sebagai penderita
hipertensi sehingga mereka cenderung menjadi hipertensi berat karena tidak
menghindari dan tidak mengetahui faktor resiko. Masih kurangnya
informasi tentang perbaikan pola makan bagi penderita hipertensi juga
membuat pengetahuan masyarakat tentang perbaiakan pola makan masih
rendah. Pemberian informasi kesehatan diharapkan mampu mencegah dan
mengurangi angka kejadian suatu penyakit dan sebagai sarana promosi
kesehatan. Pemberian edukasi mengenai hipertensi terbukti efektif dalam
pencegahan hipertensi.
2. Modifikasi Gaya Hidup. Gaya hidup merupakan faktor penting yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebab terjadinya
hipertensi misalnya aktivitas fisik, pola makan, dan stres, dll. Resiko seseorang untuk
mendapatkan hipertensi dapat dikurangi dengan cara memeriksa tekanan darah secara
teratur; menjaga berat badan ideal; mengurangi konsumsi garam; jangan merokok;
berolahraga secara teratur; hidup secara teratur; mengurangi stress; jangan terburu-buru;
dan menghindari makanan berlemak. Menjalankan pola hidup sehat setidaknya selama
4–6 bulan terbukti dapat menurunkan tekanan darah dan secara umum dapat
menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular.
 Pencegahan Primer yaitu tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari; kurangi
makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi
berat badan; kurangi konsumsi alcohol; konsumsi minyak ikan; suplai kalsium,
meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium juga cukup
membantu.
 Pencegahan Sekunder yaitu pola makanam yamg sehat; mengurangi garam dan
natrium di diet anda; fisik aktif; mengurangi Akohol intake; berhenti merokok.
 Pencegahan Tersier yaitu pengontrolan darah secara rutin; olahraga dengan
teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.

Anda mungkin juga menyukai