Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “model konseptual perilaku
johnson” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan kami
berterimakasih kepada Bapak Wirdan Fauzi Rahman, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku dosen mata
kuliah Keperawatan Gerontik yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran, dan usulan sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa
depan.

Purwakarta, September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 2
1. Tujuan umum .............................................................................................................................. 2
2. Tujuan Khusus ............................................................................................................................ 2
D. Sistematika penulisan.................................................................................................................. 2
E. Manfaat ....................................................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................................................... 4
A. Biografi ....................................................................................................................................... 4
B. Konsep utama teori dorothy e. Johnson ...................................................................................... 5
C. Konsep dan Teori Keperawatan Menurut Dorothy Johnson ....................................................... 6
D. Konsep Perilaku .......................................................................................................................... 6
E. Subsistem .................................................................................................................................. 10
F. Model Konsep Dan Teori Keperawatan Johnson...................................................................... 11
G. Paradigma Teori Tingkah Laku ................................................................................................ 13
H. Proses Keperawatan Menurut Johnson ..................................................................................... 15
I. Hubungan Antara Model Konseptual Keperawatan dan Proses keperawatan .......................... 15
BAB III APLIKASI TEORI MODEL ................................................................................. 18
KONSEPTUAL DOROTHY E. JOHNSON ....................................................................... 18
1. Kasus ......................................................................................................................................... 18
2. Penyelesaian masalah menggunakan teori tingkah laku ........................................................... 18
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 20
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 20
B. Saran ......................................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep adalah suatu ide dimana terdapat kesan abstrak yang dapat diorganisir
menjadi simbol-simbol yang nyata. Kosep keperawatan adalah suatu ide untuk
menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi kerja melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi
untuk menjadikan perawat peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa
yang harus dikerjakan pada saat itu..
Gerontologi berasal dari kata geros yang berarti lanjut usia dan logos berarti
ilmu. Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang lanjut usia dengan masalah-
masalah yang terjadi pada lansia yang meliputi aspek biologis, sosiologis, psikologis,
dan ekonomi.
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan
pendekatan sistem perilaku, dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku yang
selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas baik di lingkungan internal
maupun eksternal.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penyusun dapat merumuskan
masalah yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana Biografi Dorothy E. Johnson?
2. Bagaimana Konsep Utama Dorothy E. Johnson?
3. Bagimana Konsep Dan Teori Keperawatan Menurut Dorothy E. Johnson?
4. Bagaimana Konsep Perilaku?
5. Bagaimana Subsistemnya?
6. Bagaimana Paradigma Teori Tingkah Laku?
7. Bagaimana Proses Keperawatan?

1
8. Bagaimana Hubungan Antara Model Konseptual Keperawatan Dan Proses
Keperawatan?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penyusun dalam pembuatan makalah
ini memiliki tujuan umum yaitu untuk menjelaskan biografi Dorothy E. Johnson,
konsep dan teori keperawatan menurut Dorothy E. Johnson, konsep perilaku,
subsistem, asumsi-asumsi, proses keperawatan, hubungan antara model
konseptual keperawatan dan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penyusun dalam pembuatan makalah
asuhan keperawatan ini memiliki tujuan khusus yaitu:
1. Mahasiswa Mampu Memahami Biografi Dorothy E. Johnson
2. Mahasiswa Mampu Memahami Konsep Utama Teori Johnson
3. Mahasiswa Mampu Memahami Konsep Dan Teori Keperawatan Menurut
Dorothy E. Johnson
4. Mahasiswa Mampu Memahami Konsep Perilaku
5. Mahasiswa Mampu Memahami Subsistem
6. Mahasiswa Mampu Memahami Paradigma Teori Tingkah Laku
7. Mahasiswa Mampu Memahami Proses Keperawatan
8. Mahasiswa Mampu Memahami Hubungan Antara Model Konseptual
Keperawatan Dan Proses Keperawatan

D. Sistematika penulisan
Dalam makalah ini penyusun ingin mempermudah pemahaman maupunn
penelahaan terhadap isi makalah sehingga diperoleh gambaran ringkas dalam
penyusunan makalah ini. Dalam pembuaan makalah ini penyusun membaginya dalam
tiga bab, dengan sistematika sebagai berikut:

1. Bab I pendahuluan

Bab ini mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sistematika


penulisan, manfaat.

2
2. Bab II tinjauan teori
Pada bab ini mencangkup biografi, konsep utama, konsep dan teori
keperawatan, konsep perilaku, subsistem, paradigma, proses keperawatan,
hubungan antara model konseptual keperawatan dan proses keperawatan.
3. Bab III penutup
Pada bab ini penyusun menyimpulkan secara keseluruhan teori keperawatan
gerontik menurut johnson.
4. Daftar Pustaka
Penyusun melampirkan referensi-referensi yang didapat dalam pembuatan
makalah terkait model teori keperawatan gerontik menurut johnson.

E. Manfaat
Manfaat dari makalah ini yaitu menambah pengetahuan tentang konsep dan
teori keperawatan.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Biografi

Dorothy Johnson dilahirkan di Savannah, Georgia


pada tahun 1919. Dia seorang Sarjana Muda Dalam Ilmu
Pengetahuan Keperawatan dari Universitas Vanderbilt,
Nashville, Tennesse dan tentang ilmu kesehatan dari Harvard.
Dia memulai penerbitan idenya tentang keperawatan
segera setelah wisuda dari Vanderbilt. Kebanyakan waktunya
untuk berkarier sebagai guru di universitas dari California,
Los Angles. Dia mengerjakan tugasnya seperti Guru Besar dan pension pada
tanggal 1 Januari 1978, dan setelah itu berada di Florida.

Dorothy Johnson mempengaruhi profesinya melalui penerbitan


karyanya sejak tahun 1950. Sepanjang kariernya, Johnson telah menekan kepentingan
dari penelitian yang mendasari ilmu perawatan oleh perawat kepada klien. Johnson
merupakan pencetus awal dari keperawatan sebagai satu pengetahuan seperti halnya
suatu seni. Johnson adalah seorang perawat yang mempunyai satu pengetahuan yang
mencerminkan keduanya, yaitu pengetahuan dan seni. Johnson mengajukan bahwa
ilmu pengetahuan dari keperawatan penting bagi perawatan yang dilaksanakan oleh
perawat secara efektif yang meliputi satu konsep kunci yang diambil dari dasar dan
ilmu terapan.

Pada tahun 1968, Johnson mengusulkan model keperawatannya sebagai


wujud perkembangan dari "Efisien dan Fungsi Tingkah Laku yang Efektif pada
Pasien untuk Mencegah Penyakit”. Dalam posisi ini Johnson mulai mengintegrasikan
konsep berhubungan ke model sistem pekerjaannya, selanjutnya digambarkan oleh
pernyataan dari kepercayaan bahwa keperawatan dikaitkan dengan satu orang sebagai
satu keutuhan yang terintegrasi dan pada pengetahuan spesifik dari objek yang kita
perlukan. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dan mempedulikan keutamaan
klien.

4
Teori sistem perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan Nightingale, yaitu
tujuan perawatan adalah membantu individu-individu untuk mencegah atau
mengobati dari penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat harus berfokus pada
pasien sebagi individu dan bukan pada entitas yang spesifik. Johnson memanfaatkan
hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi, sosiologi dan etnologi untuk membangun
teorinya .

B. Konsep utama teori dorothy e. Johnson


Dorothy e. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk
membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk
mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari 2
sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk
masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
seseorang dikatakan sehat jika mampu berespon adaftif baik fisik, mental, emosi dan
sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat memelihara
kesehatannya. Menurut johnson ada 4 tujuan asuhan keperawatan kepada individu,
yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu
beadaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang
lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang lainnya.

Teori keperawatan dorothy e. Johnson diukur dengan “behavioral sistem


theory”. Johnson menerima definisi perilaku ditanyakan oleh para ahli perilaku dan
biologi: output dari struktur dan proses-proses intra-organismik yang keduanya
dikoordinasi dan di artikulasi dan bersifat responsif terhadap perubahan-perubahan
dalam sensori stimulation. Johnson memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi
oleh kehadiran aktual dan tak langsung makhluk sosial lain yang telah ditunjukan
mempunyai signifikansi adaftif utama.

Dengan memakai definisi sistem oleh rapoport tahun 1968, johnson


menyatakan, “a system is a whole that functions as a whole by virtue of the
interpedence of it’s part. “ (system merupakan keseluruhan yang berfungsi
berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya). Johnson menerima
pernyataan chin yakni terdapat “organisasi, interaksi, interpedensi, dan integrasi
bagian dan elemen-elemen”. Disamping itu, manusia berusaha menjaga keseimbangan

5
dalam bagian-bagian ini melalui pengaturan dan adaptasi terhadap kekuatan yang
mengenai mereka.

C. Konsep dan Teori Keperawatan Menurut Dorothy Johnson

Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan


pendekatan sistem perilaku, dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku yang
selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas baik di lingkungan internal
maupun eksternal. Selain itu, individu juga memiliki keinginan dalam mengatur dan
menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya. Teori keperawatan
Dorothy Johnson diukur dengan behavioral system theory (teori sistem
perilaku). Johnson memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran
aktual dan tak langsung makhluk sosial lain yang telah ditunjukkan mempunyai
signifikansi adaptif utama.

D. Konsep Perilaku

Perilaku manusia (human behavior) merupakan sesuatu yang penting dan


perlu dipahami secara baik. Hal ini disebabkan perilaku manusia terdapat di dalam
setiap aspek kehidupan manusia. Perilaku manusia mencakup dua komponen, yaitu
sikap atau mental dan tingkah laku (attitude). Sikap atau mental merupakan sesuatu
yang melekat pada diri manusia. Mental diartikan sebagai reaksi manusia terhadap
sesuatu keadaan atau peristiwa, sedangkan tingkah laku merupakan perbuatan tertentu
dari manusia sebagai reaksi terhadap keadaan atau situasi yang dihadapi. Perbuatan
tertentu ini dapat bersifat positif dapat pula negatif. Individu dalam merespon atau
menanggapi suatu peristiwa atau keadaan, selain dipengaruhi oleh situasi yang
dihadapi juga dipengaruhi lingkungan ataupun kondisi pada saat itu. Selain pengertian
tersebut, pengertian perilaku dapat pula ditinjau dari aspek biologis. Pengertian
perilaku dari segi biologis dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas
individu yang bersangkutan. Adapun perilaku manusia dapat diartikan sebagai
aktivitas manusia yang sangat kompleks sifatnya, antara lain perilaku dalam
berbicara, berpakaian, berjalan dan sebagainya. Perilaku ini umumnya dapat diamati
oleh orang lain. Namun ada pula perilaku yang tidak dapat diamati oleh orang lain
atau biasa disebut sebagai internal activities seperti persepsi, emosi, pikiran, dan
motivasi.

6
Dalam dunia kesehatan, ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku manusia.
Kedua faktor tersebut adalah faktor keturunan atau genetik dan faktor lingkungan
(enviromental). Faktor keturunan atau genetik memandang bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh warisan biologis dari kedua orang tua. Sedangkan faktor yang
mempengaruhi perubahan perilaku, pada hakikatnya identik dengan faktor yang
mempengaruhi perkembangan individu. Faktor yang dimaksud dapat berupa faktor
pembawaan (heredity) yang bersifat alamiah, faktor lingkungan yang merupakan
kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan, dan faktor
waktu yaitu saat tibanya masa peka atau kematangan.

Pandangan Johnson tentang manusia seperti mempunyai dua sistem utama,


sistem biologi dan sistem tingkah laku. Klien dalam hal ini adalah manusia yang
mendapat bantuan perawatan dengan keadaan terancam atau potensial oleh kesakitan
atau ketidakseimbangan penyesuaian dengan lingkungan. Status kesehatan yang ingin
dicapai adalah mereka yang mampu berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau
stabilitas dengan lingkungan.

Dorothy Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk


membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk
mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari
dua sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk
masyarakat adalah sistem eksternal yag berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespons adaktif baik fisik, mental, emosi
dan sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat
memelihara kesehatannya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu
keseimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang dilakukan
ketika ia sakit.

Menurut Johnson, ada empat tujuan asuhan keperawatan kepada individu yaitu
agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu
beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang
lain atau produktif seta mampu mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.

Johnson mengidentifikasi tujuh subsistem pada sistem tingkah laku. Model


dari Johnson mempunyai tujuh subsistem yang saling tergantung. Gangguan yang

7
terjadi pada subsistem dapat mengganggu subsistem lainya. Masing-masing subsistem
mempunyai fungsi yang unik atau tugas khusus yang penting untuk suatu performa
terintegrasi dari keseluruhan subsistem dan masing-masing mempunyai struktur dan
fungsi. Adapun tujuh komponen subsistem menurut Dorothy Johnson, yaitu sebagai
berikut:

1. Ketergantungan
Ketergantungan merupakan bagian yang membentuk sistem perilaku
dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan. Johnson
mencirikan subsistim ketergantungan dari lampiran atau subsistem affiliative.
Hasil dari perilaku ketergantungan adalah persetujuan, perhatian atau bantuan
pengenalan dan fisik. Sulit untuk memisahkan subsistem ketergantungan dari
affiliative atau subsistem lampiran karena tanpa seseorang diinvestasikan atau
terlampir ke perorangan untuk menjawab ke individu itu merupakan perilaku
ketergantungan, subsistem ketergantungan harus menghidupkan lingkungan yang
berfungsi atau berguna.
2. Ingestif
Ingestif yaitu berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan
banyaknya makan dan minum sebagai suatu subsistem tingkah laku. Sumber
dalam memelihara integritas serta mencapai kesenangan dalam pencapaian
pengakuan dari lingkungan. Subsistem ingestif berhubungan ke perilaku
mengepung masukan dari makanan. Ini berhubungan ke sistem biologi.
Bagaimanapun penekanan untuk keperawatan dari perspektifnya Johnson adalah
berarti dan struktur dari peristiwa sosial untuk memperoses makanan ketika
makanan dimakan. Perilaku berhubungan ke proses pencernaan dari makanan
mungkin berhubungan lebih untuk menginginkan secara sosial bisa diterima pada
satu budaya tertentu dibandingkan ke kebutuhan biologi dari perorangan. Ingestif
mengambil dari lingkungan sumber-sumber yang diperlukan untuk
mempertahankan integritas, mencapai kepuasan, dan menginternalisasi
lingkungan eksternal (Gruubs, 1980).

3. Eliminasi (eliminative)
Eliminasi merupakan bentuk pengeluaran segala sesuatu dari sampah atau
barang yang tidak berguna secara biologis atau dapat dikatakan bahwa eliminasi

8
mengeluarkan produk-produk sisa biologis dari sistem. Subsistem
eliminasi berhubungan ke perilaku mengepung eksresi dari sisa buangan dari
tubuh. Johnson mengakui ini mungkin sulit terpisah dari satu perspektif sistem
biologi. Bagaimanapun, seperti dengan proses pencernaan sekitar perilaku dari
makanan, ada secara sosial perilaku bisa diterima untuk waktu dan tempat
untuk manusia ke eksresi dari limbah, telah mendefinisikan berbeda secara sosial
perilaku yang dapat diterima untuk eksresi dari limbah, tetapi keberadaan
dari hal itu pola yang tersisa dari budaya ke budaya.

4. Seksual
Seksual digunakan dalam pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai.
Maka hilang dan terpenuhinya kebutuhan ini juga akan memberikan pengaruh
yang cukup besar dalam proses keperawatan. Seksual menciptakan
dan memuaskan perasaan tertarik dan mengasihi orang lain. Subsistem seksual
mencerminkan tingkah laku berhubungan ke prokreasi. Biologi berdua dan
pengaruh faktor kemasyarakatan perilaku pada subsistim seksual. Perilaku juga
akan bervariasi sesuai dengan genus dari perorangan. Kunci adalah itu merupakan
suatu masukan pada semua masyarakat yang mempunyai hasil yang sama
perilaku bisa diterima oleh masyarakat luas.

5. Agresif
Agresif merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan
dari berbagai ancaman yang ada di lingkungan sekitar. Agresif melindungi diri
dan orang lain dari benda-benda, orang, ide-ide yang memiliki potensi
mengancam serta berfungsi sebagai mekanisme perlingdungan diri.
Subsistem agresif berhubungan ke perilaku mengaitkan dengan
perlindungan dan penyelamatan. Johnson melihat subsistim agresif seperti
sesuatu bahwa menghasilkan tanggapan bertahan dari perorangan ketika hidup
atau wilayah diancam. Subsistim agresif tidak meliputi perilaku itu dengan satu
penggunaan primer untuk melukai individu lain.

6. Gabungan atau Tambahan


Gabungan atau tambahan merupakan pemenuhan kebutuhan tambahan
dalam mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam
kehidupan sosial, keamanan, dan kelangsungan hidup. Tujuannya adalah

9
mencapai inklusi sosial, keakraban, dan ikatan sosial yang kuat untuk amanah dan
akhirnya untuk bertahan.
Akhirnya, subsistem perampungan menimbulkan perilaku coba itu untuk
mengontrol lingkungan. Intelektual, fisik, kreatif, mekanik, dan perampungan
keterampilan sosial adalah beberapa area yang Johnson kenali. Area lain dari
pemenuhan pribadi atau sukses juga boleh diliputi di subsistem ini.

7. Pencapaian (Achievement)
Achievement merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui keterampilan
yang kreatif dalam perilaku kehidupan seseorang. Pencapaian menguasai atau
mengendalikan diri atau lingkungan melalui pencarian beberapa standar
kesempurnaan, seperti keterampilan fisik, sosial, atau kreatif.
Masing-masing subsistem mengharuskan bahwa kebutuhan-kebutuhan
fungsi harus dipenuhi dan mekanisme pengaturan tetap utuh untuk
mempetahankan kestabilan dan keseimbangan. Kebutuhan fungsi dipenuhi
melalui upaya individual sendiri atau melalui bantuan dari lingkungan.
Kebutuhan ini mencangkup perlindungan, pemeliharaan, dan stimulasi.
Masing-masing sistem dan subsistem mengembangkan respon respon
yang berpola, berulang dan bertujuan untuk membentuk suatu unit fungsional
yang terorganisasi dan terintegrasi. Respon-respon yang berpola ini menentukan
interaksi dari subsistem, system, dan lingkungan. Pola perilaku menetapkan
hubungan system atau orang dengan benda- benda, peristiwa, dan situasi dalam
lingkungan. Pola-pola ini teratur, bertujuan dan dapat diprediksi yang
mempertahankan efesiensi sistem.
Dalam pandangan Johnson, tujuan keperawatan adalah mempertahankan,
memulihkan, atau mencapai keseimbangan stabilitas dalam sistem perilaku klien.
Jika sistem seseorang tidak dapat beradaptasi atau menyesuaikan dengan tekanan
lingkungan eksternal, maka perawat bertindak sebagai kekuatan pengatur
eksternal untuk memodifikasi atau mengubah struktur atau memandu kebutuhan
fungsi guna memulihkan kestabilan.

E. Subsistem
Karena behavioral sistem memiliki banyak tugas untuk dikerjakan, bagian-
bagian system berubah menjadi subsistem-subsistem dengan tugas tertentu. Suatu

10
subsistem merupakan “sistem kecil dengan tujuan khusus sendiri dan berfungsi dapat
dijaga sepanjang hubunganya dengan subsitem lain atau lingkungan tidak diganggu.
Tujuh subsistem yang di identifikasi oleh Johnson bersifat terbuka, terhubung dan
saling berkaitan (interealated). Motivasi mengendalikan langsung aktifitas subsistem-
subsistem ini yang berubah secara kontinyu dikarenakan kedewasaan, pengalaman
dan pembelajaran . system yang dijelaskan tampak ada cross-culturally dan di kontrol
oleh faktor biologis, psikologi dan sosiologi, tujuh elemen yang diidentifikasi adalah
affiliative, dependency, ingestive, eliminative, sexual, achievement dan aggressive.

1. Subsistem Pencapaian (Achievement), merupakan tingkat pencapaian prestasi


melalui ketrampilan yang kreatif
2. Subsistem Perhubungan (afiliasi), pencapaian hubungan dengan lingkungan yang
adekuat.
3. Subsistem Penyerangan (agresi), Koping terhadap ancaman di lingkungan.
4. Subsistem Ketergantungan (Dependency), sistem perilaku dalam mengadaptasikan
bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan.
5. Subsistem Eliminasi, Hal-hal yang berhubunga
6. n dengan pembuangan zat-zat yang tidakdibutuhkan oleh tubuh secara biologis.
7. Subsistem Ingesti, Hal-hal yang berhubungan dengan pola makan
8. Subsistem Seksualitas, pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai.

F. Model Konsep Dan Teori Keperawatan Johnson

Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan


pendekatan system perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem perilaku yang
selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal
maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari
pengaruh yang ditimbulkanya. Lingkungan termasuk masyarakat adalah sistem
eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Sebagai suatu system ,
didalamnya terdapat komponen sub system yang membentuk system tersebut,
diantaranya komponen sub system yang membentuk system perilaku menurut
Johnson adalah :

1. Ingestif, yaitu berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya


makan dan minum sebagai suatu subsistem tingkah laku.

11
2. Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui kterampilan yang
kreatif.
3. Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dan
berbagai ancaman yang ada di lingkungan.
4. Eliminasi, berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya zat yang
tidak di butuhkan oleh tubuh dikeluarkan secara bilogis sebagai suatu subsistem
tingkah laku.
5. Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai.
6. Afiliasi, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam
mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam
kehidupan social, keamanan, dan kelangsungan hidup.
7. Ketergantungan, merupakan bagian yang membentuk sistem perilaku dalam
mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan. Berdasarkan sub
sistem tersebut diatas, maka akan terbentuk sebuah system perilaku individu,
sehingga Johnson memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam mengatasi
permasalahan tersebut harus dapat berfungsi sebagai pengatur agar dapat
menyeimbangkan system perilaku tersebut. Klien dalam hal ini adalaha manusia
yang mendapat bantuan perawatan dengan keadaan terancam atau potensial oleh
kesakitan atau ketidak seimbangan penyesuaian dengan lingkungan. Status
kesehatan yang ingin dicapai adalah mereka yang mampu berperilaku untuk
memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan lingkungan.

Dibawah ini dijelaskan kerangka kerja model konseptual menurut Dorothy


Johnson “ Model Perilaku, yaitu :
1. Tujuan perawatan yaitu tercapainya keseimbangan perilaku dan stabil
dinamis.
2. Klien merupakan mahhluk yang mempunyai perilaku yang terdiri 8
subsistem
3. Peran perawat mengatur dan mengawasi stabilitas perilaku dan
keseimbangan
4. Penyebab kesulitan klien adalah stress psikis dan fisik.
5. Fokus intervesi yaitu : mekanisme pengaturan dan kewajiban hidup
6. Pola intervensi memberikan kemudahan, mencegah, mempertahankan, klien
dalam menghadapi stress fungsi dan fisik.

12
7. Konsekuensi tindakan keperawatan

G. Paradigma Teori Tingkah Laku

1. Perawatan (nursing)
Perawatan seperti yang dipandang Johnson adalah tindakan eksternal
untuk memberikan organisasi perilaku pasien ketika pasien dalam kondisi stres
dengan memakai mekanisasi pengaturan yang berkesan atau dengan penyediaan
sumberdaya. Seni dan ilmu memberikan eksternal baik sebelum dan selama
gangguan keseimbangan sistem dan karenanya membutuhkan pengetahuan
tentang order, disorder dan kontrol. Aktivitas perawatan tidak bergantung pada
wewenang medis tetapi bersifat pelengkap (komplementer) bagi medis atau
pengobatan.
2. Orang (person)

Johnson memandang manusia sebagai sistem perilaku dengan pola,


pengulangan dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang menghubungkan
dirinya dengan lingkungannya. Pola-pola respon spesifik manusia membentuk
keseluruhan yang terorganisasi dan terintegrasi. Manusia adalah sistem dari
bagian-bagian yang membutuhkan beberapa aturan dan pengaturan untuk
menjaga keseimbangan.

Johnson lebih jauh menganggap bahwa behavioral system adalah penting


untuk manusia dan apabila ada tekanan yang kuat atau ketahanan yang rendah
mengganggu keseimbangan sistemt perilaku , integritas manusia terancam.
Usaha-usaha mausia untuk menbangun kembali keseimbangan membutuhkan
pengeluaran energi yang luar biasa, yang menyisakan sedikit energi untuk
membantu proses-proses biologis dan penyembuhan.

3. Kesehatan (health)
Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit dipahami
dan dinamis yang dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, psikologis dan sosial.
Kesehatan menjadi suatu nilai yang diinginkan oleh para pekerja kesehatan dan
memfokuskan pada manusia bukan pada penyakit.
Kesehatan direfleksikan oleh organisasi, interaksi, saling ketergantungan
subsistem–subsistem dari sistem perilaku. Manusia berusaha mencapai

13
keseimbangan dalam sistem ini yang akan mengarah ke perilaku fungsional.
Keseimbangan yang kurang baik dalam persyaratan struktural atau fungsional
cenderung mengarah ke memburuknya kesehatan. Ketika sistem membutuhkan
sejumlah energi minimum untuk pemeliharaan, suplai energi yang lebih besar
yang tersedia mempengaruhi proses biologi dan penyembuhan.

4. Lingkungan
Dalam teori Johnson, lingkungan terdiri dari seluruh faktor yang bukan
bagian sistem perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi sistem dan dapat
dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi tujuan pasien.
Individu menghubungkan dirinya untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Sistem perilaku berusaha menjaga equilibrium dalam respon terhadap faktor
lilngkungan dengan mengatur dan adaptasi terhadap kekuatan yang menyertainya.
Gaya lingkungan yang kuat secara berlebihan mengganggu keseimbangan sistem
perilaku dan mengancam stabilitas seseorang jumlah energi yang tidak tentu
dibutuhkan supaya sistem membangun kembali eqilibrium dalam menghadapi
tekanan-tekanan berikutnya. Ketika lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan
dengan perilaku-perilaku yang baik.
Ilmu keperawatan memadukan sintesis dan penerapan pengetahuan ilmu
biofisik, perilaku dan humanistik di sertai dengan studi tentang hubungan perawat
dengan klien dan lingkungan dalam konteks kesehatan. Dasar pengetahuan ini
dengan cepat berubah dan meluas karena di tunjang oleh penelitian dan teori baru
yang menyediakan informasi tambahan. Perawat menerapkan dasar pengetahuan
yang luas ini melalui berpikir kritis, keterampilan psikomotor dan tindakan
interpersonal untuk membantu klien mencapai potensi kesehatannya yang
optimum.
Proses keperawatan adalah aktivitas yang mempunyai maksud yaitu
praktik keperawatan yang dilakukan dengan cara sistematik. Selama proses
keperawatan, perawat menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk
mengkaji status kesehatan klien, membuat penilain yang bijaksana dan diagnosis,
mengidetifikasi hasil akhir kesehatan yang diinginkan klien dan merencanakan
menerapkan serta mengefaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna mencapai
hasil akhir tersebut.

14
H. Proses Keperawatan Menurut Johnson

Grubbs mengembangkan satu alat penilaian berlandaskan tujuh subsistem


Johnson. Satu subsistem dia tambahkan "penyembuhan", yang difokuskan pada
aktivitas sehari-hari. Aktivitas sehari-hari meliputi area seperti pola dari sisa,
kebersihan, dan rekreasi. Satu diagnosa dapat dibuat berhubungan dengan
ketidakcukupan atau pertentangan pada satu subsistem atau di antara subsistem.
Perencanaan untuk implementasi dari kekhawatiran keperawatan harus mulai pada
taraf subsistem dengan hasil terakhir dari fungsi secara cenderung tingkah laku dari
keseluruhan sistem. Implementasi oleh perawat kepada klien merupakan satu
kekuatan eksternal untuk memanipulasi dari subsistem kembali status dari
equalibrium. Evaluasi hasil dari implementasi ini kemungkinan siap jika posisi
seimbang yang telah didefinisikan selama tahap perencanaan yang terjadi sebelum
implementasi.

I. Hubungan Antara Model Konseptual Keperawatan dan Proses keperawatan


1. Penilaian
Pada tahap penilaian dari proses keperawatan, terkait ke area subsistem
spesifik yang dikembangkan. Holaday, Little, dan Damus mengajukan bahwa
fokus penilaian pada subsistem berhubungan dengan penulisan masalah
kesehatan. Satu penilaian berlandaskan subsistem tingkah laku tidak mudah bagi
perawat untuk mengumpulkan keterangan terperinci tentang sistem biologi.
Penilaian terkait ke subsistem affiliative yang difokuskan pada satu pebuatan
nyata yang berpengaruh pada pada sistem sosial lain dimana perorangan
merupakan satu anggota.
Pada penilaian dari subsistem ketergantungan, perhatian adalah
bagaimana memahami perbuatan seseorang perlu mengenal secara signifikan
terhadap hal lain, sehingga nyata berpengaruh pada lingkungan sekitarnya
sehingga dapat membantu individu dalam menemui kebutuhan itu. Penilaian dari
subsistem ingestive akan membahas masalah masukan makanan dan cairan, yang
meliputi lingkungan sosial dimana makanan dan cairan dicernakan. Subsistem
eliminasi menghasilkan pertanyaan yang berhubungan ke pola pembuangan air
besar dan urinaria serta dimana proses tersebut terjadi.

15
Ada banyak celah tentang keterangan seluruh individu jika model sistem
tingkah laku Johnson hanya memandukan penilaian. Pola hubungan keluarga
hanya disinggung pada affiliative dan subsistem ketergantungan. Keterangan
dasar yang berhubungan dengan status pendidikan, status ekonomi, dan jenis
tempat tingal juga berhubungan cukup besar dengan komponen-komponen
subsistem. Faktor ini dengan jelas diidentifikasi sebagai satu aspek penting dari
semua subsistem.
2. Diagnosa
Berdasarkan teori sistem perilaku menurut Johnson yang menngambarkan
diagnosa cukup rumit. Diagnosa cenderung umum ke satu subsistem sedikit
spesifik terhadap satu masalah. Grubbs telah mengajukan empat katagori dari
sistem tingkah laku Johnson, yaitu:
a. Ketidakcukupan satu status yang mana berada ketika satu subsistem tertentu
bukan berfungsi atau mengembangkan ke kapasitas paling penuh ini
sehubungan dengan kekurangan dengan kebutuhan fungsional.
b. Pertentangan satu perilaku itu tidak menjumpai gol
dimaksud. incongruency biasanya membohongi di antara aksi dan gol dari
subsistem, walau cocok dan pilihan betul-betul mempengaruhi aksi tidak
efektif.
c. Ketidakcocokan gol atau perilaku dari dua subsistem pada keadaan yang
sama menilai dengan satu sama lain ke kerusakan dari perorangan.
d. Kekuasaan perilaku di subsistem sesuatu dipergunakan lebih dari lain
subsistem dengan tanpa melihat keadaan kerusakan dari subsistem yang lain.
3. Perencanaan
Perencanaan intervensi keperawatan juga dikaitkan langsung dengan
model konseptual keperawatan. Intervensi dengan menyesuaikan pada pola
intervensi dari model konseptualyang digunakan.
4. Implementasi
Melaksanakan rencana intervensi berdasarkan pengetahuan ilmiah yang
bukan merupakan bagian dari model keperawatan. Model keperawatan
menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh perawat yang langsung
mempengaruhi intervensi keperawatan yang direncanakan, tetapi tidak
menunjukkan pada perawat bagaimana menerapkan rencana itu.
5. Evaluasi

16
Evaluasi merupakan fungsi perawatan yang berlanjut. Evaluasi
berhubungan dengan bagaimana cara klien beradaptasi dan bereaksi, kebutuhan
klien serta tujuan klien. Jika perawat sudah dapat menjawabnya, akan membantu
perawat menilai keefektifan dari proses perawat secara keseluruhan dan model
keperawatan.
Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis
bahwa perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif pada
pasien sebelum, selama dan sesudah penyakit. Ia memakai konsep dari disiplin
ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi dan
modifikasi perilaku untuk mengembangkan teorinya.

17
BAB III

APLIKASI TEORI MODEL

KONSEPTUAL DOROTHY E. JOHNSON

1. Kasus

Tn. E bekerja disebuah kebun binatang. Dia diserang oleh harimau hingga
mendapat luka di bagian kepala dirujuk ke balai pengobatan untuk penanganan
lukanya. Dalam penanganan luka, diketahui ternyata luas luka mencapai hingga
ketulang tengkorak, hal ini membuatny aharus bisa berhenti sementara dari
pekerjaan. Sering bertemu dengan teman-teman sekerjanya, agak membuat dia
tertekan. Istri Tn. E setiap hari meluangkan waktu membuatkannya makanan kecil
karena memang istrinya suka memasak dan ternyata dengan kegiatan memasak itu
istri Tn. E dapat menekan kecemasannya sehubungan dengan keadaannya. Setelah
3 minggu berlalu penyembuhan luka tidak mengalami kemajuan walaupun tidak
terjadi infeksi luka. Pada kunjungan pemeriksaan, istrinya dengan yakin
mengatakan bahwa selama perawatan bahwa selama perawatan dirumah,
suaminya sering minum air banyak sehingga berakibat fatal terhadap Tn. E. Dia
bertanya apakah ada obat yang dapat membantu Tn. E tidur malam hari.

2. Penyelesaian masalah menggunakan teori tingkah laku

Menggubakan teori sistem tingkah laku, kita membantu menyelesaikan


masalah. Menilai pola tingkah laku yang berlangsung saat itu pada keluarga Tn. E
melalui 7 subsistem tingkah laku, berdasarkan data diatas kita mendapatkan
bahwa ada perubahan pada 3 susbsistem :
1) Achievement susbsistem, perubahan-perubahan pola interaksi sosial dan
depresi.
2) Eliminasi subsistem, perubahan pola eliminasi dikarenakan banyak minum
(polidipsi) berakibat seringnya kencing (poliuri).
3) Ingestive susbsistem, perubahan pola makan dikarenakan banyak makan-
makanan yang manis dan minum air yang juga banyak. Dengan
menggunakan teori ingkah laku, apa yang harus dilakukan untuk membantu
Tn. E. Berdasarkan asumsi yang kita bisa tarik dari cerita diatas, kita dapat

18
menyimpulkan bahwa Tn tersebut mungkin menderita penyakit Diabetes
Mellitus. Dengan ditentukannya diagnosis, perawat membantu bapak tersebut
memperbaiki system keseimbangan dengan memodifikasi pola tingkah laku
untuk mencapai homeostasis. Pada akhirnya luka Tn. E mulai mengalami
kemajuan setelah penyakit diabetesnya diidentifikasi dan dikendalikan. Dia
sudah bisa kembali bekerja dan bertemu teman-temannya lagi. Istrinya
senang karena mendapat resep makanan sesuai dengan penyakit diabetes
suaminya dan pengalaman masak pada dirinya. Masalah teratasi dengan
menggunakan model dan teori keperawatan tingkah laku menerut Dorothy E.
Johnson.

19
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dorothy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk


membantu individu menfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk
mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari
dua sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk
masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespon adaptif baik fisik, mental, emosi dan
sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat memelihara
kesehantanya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu keseimbangan
individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang dilakukan ketika ia
sakit.

Menurut Johnson ada empat tujuan asuhan keperawatan kepada individu yaitu
agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu
beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang
lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.

B. Saran
semoga dalam pembuatan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan pembaca terutama didalam “Konsep Dasar Keperawatan” tentang “Aplikasi
Model Konseptual Keperawatan Menurut Johnson”

20
DAFTAR PUSTAKA

Suparyanto. 2014. Teori Keperawatan Perilaku Dorothy E. Johnson.

Theoretical Foundations Of Nursing. Dorothy Johnson The Behavioral System Model.

Thomas Ari. 2013. Teori Keperawatan Dorothy E. Johnson.

Young Bussinestgirl. 2014. Teori Keperawatan E. Johnson.

21

Anda mungkin juga menyukai