Anda di halaman 1dari 17

APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA SITUASI KLINIS V

Dorothy E. Johnson’s Behavioural System Model


“Untuk Memenuhi Tugas Falsafah dan Teori Keperawatan”

OLEH
KELOMPOK 2
NI PUTU CANDRA DEWI WINDARI 08 (213213276)
NI MADE RIA ARIANI 09 (213213277)
I KOMANG JUNI YOGA SEMADI 10 (213213278)
KADEK ENMA RAHMA AYU 11 (213213279)
NI LUH NETA SURASTRI MAHARANI 12 (213213280)
PUTU INTEN MURTI HARI 13 (213213281)
NI PUTU ULANDARI 14 (213213282)

Dosen Pengampu:
Ns. Ni Komang Ayu Resiyanthi, S.Kep.,M.Kep.

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES WIRA MEDIKA BALI
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
yang berjudul “Dorothy E. Johnson’s Behavioural System Model” ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman,kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 01 Desember 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halama Judul………………………………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Makalah.......................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Makalah........................................................................................................................ 5
1.4.1 Manfaat Teoritis .................................................................................................................... 5
1.4.2 Manfaat Praktis ..................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 6
2.1 Biografi Dorothy E. Johnson............................................................................................................ 6
2.2 Model dan Konsep Utama Teori Dorothy E. Johnson................................................................... 7
2.3Paradigma Keperawatan Menurut Dorothy E. Johnson ............................................................. 11
2.4 Hubungan Antara Model Konseptual Keperawatan dan Proses keperawatan ........................ 12
2.5 Aplikasi Model Konseptual Keperawatan Menurut Dorothy Johnson ..................................... 13
2.6 Kerangka Kerja Model Konseptual Menurut Dorothy Johnson ............................................... 14
2.7 Poin Dasar Pada Model Sistem Perilaku (Behavioral System Model) ....................................... 14
2.8 Kekuatan dan Kelemahan Teori Dorothy Johnson ..................................................................... 15
BAB III ....................................................................................................................................................... 16
PENUTUP .................................................................................................................................................. 16
3.1 Simpulan .......................................................................................................................................... 16
3.2 Saran ................................................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keperawatan merupakan sebuah profesi yang unik dan kompleks sebagai bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Ilmu keperawatan berawal dari
konsep dan teori keperawatan yang menjadi acuan pada pelaksanaan praktek keperawatan yang
ada. Konsep merupakan sebuah ide abstrak yang perlu diuraikan atau dijelaskan dalam sebuah
teori, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual
atau model keperawatan.
Model konsep keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan
nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan
pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan pasien, serta adanya pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai
kebutuhan pasien. Model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek
keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja.
Selain itu, model konseptual keperawatan juga digunakan dalam penelitian dan pengajaran.
Pengetahuan tentang proses pengembangan empiris teori/model konseptual merupakan
dasar untuk memahami disiplin ilmu keperawatan, sehingga perawat menyadari kebutuhan akan
teori-teori keperawatan untuk membimbing penelitian dan praktek profesional keperawatan /
pelayanan keperawatan dimana kualitas pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas
pelayanan kesehatan. Pemberian asuhan keperawatan menuntut seorang perawat untuk mampu
berpikir kritis dan mengembangkan keilmuan, salah satunya dengan penggunaan model konsep
keperawatan dalam aplikasi proses keperawatan.
Para ahli telah mengembangkan tingkatan Philosophical theory and model
konseptual. Masing-masing model keperawatan memiliki ciri khas dan spesifikasi yang
berbeda, Setiap konsep ini menjelaskan suatu fenomena mulai dari bersifat abstrak sampai
konkrit. salah satunya adalah model konseptual Dorothy E Jonhson yang merupakan model
konseptual yang berfokus pada memandang manusia sebagai sistem perilaku yang terdiri dari tujuh
subsistem.
1.2 Rumusan Masalah
a.Bagaimana Riwayat Dorothy E. Johnson?
b.Bagaimana Model dan Konsep Utama Teori Dorothy E. Johnson?
c.Bagaimana Paradigma Keperawatan Menurut Dorothy E. Johnson?
d.Bagaimana Hubungan Antara Model Konseptual Keperawatan dan Proses keperawatan?
e.Bagaimana Aplikasi Model Konseptual Keperawatan Menurut Dorothy Johnson?
f.Apa saja Kerangka Kerja Model Konseptual Menurut Dorothy Johnson?
g.Apa saja Poin Dasar Pada Model Sistem Perilaku Behavioral System Model?
h.Bagaimana Kekuatan dan Kelemahan Teori Dorothy Johnson?

4
1.3 Tujuan Makalah
Untuk mengetahui serta memahami Dorothy E. Johnson's Behavioral System Model
1.4 Manfaat Makalah
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Bagi IPTEK
Makalah ini diharapkan dapat dijadikan dokumen dasar dalam pemberian informasi
terkait salah satu teori Dorothy E. Johnson's Behavioral System Model.

b. Bagi Penulis
Memenuhi tugas kelompok terkait materi Dorothy E. Johnson's Behavioral System
Model.. Selain itu, juga untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan
penulis.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Pembaca
Makalah ini bagi pembaca dapat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan
terkait dengan materi teori Dorothy E. Johnson's Behavioral System Model.
b. Bagi Penulis
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan dokumen yang bermanfaat
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, serta dapat digunakan sebagai bahan
perbandingan untuk makalah selanjutnya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biografi Dorothy E. Johnson


Dilahirkan pada tanggal 21 Agustus 1919 di Savannah, Georgia dan wafat di bulan
February 1999. Johnson menerima gelar A.A pada tahun 1933 dari Armstrong junior College di
Savannah, Georgia. Pada tahun 1949-1978, menjadi instruktur dan asisten profesor dalam perawat
kesehatan anak-anak (pediatric nursing) di Vanderbilt University School of Nursing. Pada tahun
1955-1956 menjadi penasehat perawatan anak yang diberi tugas di Vellore - India Selatan pada
Sekolah kesehatan Kristen bidang keperawatan. Johnson memperoleh apresiasi tertinggi yakni
Faculty Award. Dorothy Johnson sedang mempengaruhi profesinya melalui penerbitannya sejak
1950. Sepanjang kariernya, johnson telah menekan kepentingan dari penelitian yang mendasari
pengetahuan perawatan oleh perawat pada klien.
Johnson adalah seorang penganjur awal dari keperawatan sebagai satu pengetahuan seperti
halnya satu seni. dia juga seorang perawa yang mempunyai satu tubuh pengetahuan yang
mencerminkan keduanya,yaitu pengetahuan dan seni. Dari awal, Johnson mengajukan bahwa
pengetahuan dari pengetahuan dari keperawatan penting bagi perawatan oleh perawat secara
efektif meliputi satu sintese konsep kunci mengambil dari dasar dan ilmu terapan Pada 1968,
Johnson pertama mengusulkan modelnya dari perawatan oleh perawat sebagai perbantuan
perkembangan dari "efisien dan berfungsi tingkah laku yang efektif pada pasien untuk mencegah
penyakit. Diidentifikasi sebagai satu sistem tingkah laku dengan subsistim multipel. Dalam posisi
ini Johnson mulai terintegrasikan konsep berhubungan ke model sistemnya ke pekerjaannya adalah
selanjutnya digambarkan oleh pernyataan dia dari kepercayaan bahwa rawat adalah "dikaitkan
dengan satu orang sebagai satu utuh terintegrasi dan ini pada pengetahuan spesifik dari order kita
memerlukan. Tidak hanya untuk merawat kebutuhan untuk memedulikan bagian depan "utuh"
klien kecuali generasi dari pengetahuan rawat memerlukan ambil satu kursus pada arah dari
keprihatinan dengan kebutuhan seluruh dari klien.
Pada pertengahan 1970, beberapa juru keperawatan menerbitkan konsep dari keperawatan
yang berlandaskan Johnson yaitu model sistem tingkah laku. Grubbs, Holaday, Skolny, dan Riehl,
Damus, dan Bor adalah beberapa pengarang yang punya Johnson diinterpretasikan. Roy dan Wu
dan orang lain berbagi kepercayaan mereka sekitar merawat pada waktu yang sama, dan
pengaruhnya Johnson, seperti guru besar mereka, apakah crearly dicerminkan pada pekerjaan
mereka. Pada 1980, Johnson menerbitkan konsepnya dari "Model Sistem tingkah laku Dari
Keperawatan". Ini yang pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh Johnson bahwa menjelaskan
secara lengkap definisinya dari model sistem tingkah laku. Evolusinya pada pembangunan dari
model kompleks dengan jelas dipertunjukkan pada kemajuan dari idenya, dari
pekerjaannnyaterpublikasi pada 1950 kemudian pekerjaan tersedia yang terakhir diterbitkan pada
1980. Kemudian tahun 1975 dari Asisi kembali memperoleh apresiasi sebagai Lulu Hassenplug

6
Distinguished Achievement Award. Keyakinannya pada teori Nightingale menumbuhkan Teori
sistem perilaku Johnson bahwa membantu mencegah atau mengobati dari penyakit atau cidera
pada indivisu merupakan tujuan perawatan.
Ilmu dan seni merawat bukan hanya pada entitas yang spesifik, namun harus berpusat pada
pasien sebagai individu. Johnson dalam membangun teorinya, Johnson menggunakan hasil kerja
ilmu perilaku dari psikologi, sosiologi dan etnologi. Menyandarkan sepenuhnya pada toeri sistem-
sistem dan menggunakan konsep dan definisi dari A. Rapoport, R. Chin dan W. Buckley. Struktur
dari teori sistem perilaku dibuatkan pola setelah model sistem, sistem dinyatakan dan terdiri dari
bagian yang saling berhubungan untuk melaksanakan fungsi bersama-sama dalam membentuk
keseluruhan. Johnson mengkonsepkan manusia sebagai sebuah sistem perilaku pada karya yang ia
tuliskan. Fungsi ialah observasi perilaku dari teori sistem biologi yang menyatakan bahwa manusia
merupakan sebuah sistem biologi yang terdiri dari bagian biologi dan penyakit merupakan hasil
dari adanya gangguan pada sistem biologi. Johnson menuliskan bahwa perawatan adalah
konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif pada pasien pra, selama dan pasca penyakit. Hal ini
merupakan sebuah pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis. Ia menggunakan konsep
yang berasal dari disiplin ilmu lain seperti motivasi, sosialisasi, stimulus, kepekaan, adaptasi dan
modifikasi perilaku, dalam upaya pengembangan teorinya.
Johnson menuliskan bahwa walaupun literatur memperlihatkan ide dukungan lain yakni
bahwa keberadaan manusia adalah sistem perilaku, maka sejauh yang beliau ketahui bahwa ide itu
merupakan ide yang original dari beliau. Pengetahuan akan bagian-bagian sistem perilaku
didukung di dalam ilmu-ilmu perilaku, tetapi literatur secara empiris mendukung dugaan bahwa
sistem perilaku merupakan keseluruhan yang belum mengalami perkembangan. Pada sistem
biologis, pengetahuan atas bagian-bagianya mendahului daripada pengetahuan dari keseluruhan
sistem (Ari Thomas, 2013).

2.2 Model dan Konsep Utama Teori Dorothy E. Johnson


Johnson mengembangkan sistem tingkah lakunya untuk merawat dari satu perspektif
filosofis "didukung oleh satu kaya, bunyi dan dengan cepat tubuh perluas dengan pengetahuan
empiris dan teoritis". Teori ini dikembangkan dari kepercayaan awalnya, yang berfokus pada
individu yang telah mengalami gangguan. Dari kepercayaan awal dia, yang difokuskan pada
individu yang sakit, Johnson meningkatkan satu dari banyak definisi yang lebih luas dari
keperawatan. Pada tahun 1980, dia mendefinisikan keperawatan seperti "satu kekuatan pengatur
exsternal yang memelihara organisasi dan integrasi dari perilaku sabar pada satu taraf optimal di
bawah kondisi itu dimana perilaku mendasari satu ancaman fisik atau kesehatan kemasyarakatan,
atau dimana penyakit ditemukan".
Dorothy E. Johnson yakin bahwa asuhan keperawatan diterapkan untuk memberikan
bantuan pada individu dalam memfasilitasi tingkah laku efektif dan efisien sebagai upaya
pencegahan dari penyakit. Manusia merupakan makhluk dari kesatuan yang utuh serta terdiri atas

7
2 sistem yakni sistem biologi dan sistem tingkah laku tertentu. Lingkungan dan masyarakat
merupakan sistem eksternal yang yang dapat mempengaruhi perilaku individu. Seseorang akan
dapat dinyatakan sehat jika dapat berespon adaptif baik secara fisik, mental, emosi dan sosial
terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan disertai oleh harapan agar mampu memelihara
kesehatannya. Terdapat 4 tujuan dari asuhan keperawatan yang ditujukan pada individu menurut
Johnson, yakni;
1. Kesesuaian antara tingkah laku individu dengan tuntutan dan harapan yang ada di
masyarakat,
2. Kemampuan melakukan adaptasi pada berbagai perubahan fungsi tubuhnya,
3. Tetap produktif serta bermanfaat pada dirinya dan orang lain.
4. Kemampuan memberikan solusi bagi masalah kesehatan yang lainnya.
Menggunakan instrumen ‘’behavioral sistem theory’, teori keperawatan Dorothy E.
Johnson dapat diobservasi. Merupakan output dari struktur dan proses-proses intraorganismik
yang mana keduanya dikoordinasikan dan di artikulasi serta bersifat responsif terhadap adanya
perubahan-perubahan dalam stimulasi sensori, merupakan defenisi perilaku yang dikemukakan
oleh para ahli perilaku dan biologi yang dapat diterima oleh Johnson. Johnson berfokus pada
perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran aktual dan tak langsung sebagai makhluk sosial lain
yang telah ditunjukkan memiliki signifikansi secara adaptif yang utama. Sehingga manusia harus
senantiasa menjaga keseimbangan dalam bagian-bagian ini melalui pengaturan dan kemampuan
beradapatasi terhadap kekuatan yang terkait dengan diri mereka (Bussinestgirl Young, 2014).
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan pendekatan system
perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem perilakuyang selalu ingin mencapai
keseimgangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki
keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya. Sebagai suatu
sistem, di dalamnya terdapat komponen subsistem yang membentuk sistem tersebut, di antaranya
komponen subsistem yang membentuk sistem perilaku.
Teori keperawatan Dorothy E. Johnson diukur dengan behavioral system theory. Johnson
menerima definisi perilaku seperti diyatakan oleh para ahli perilaku dan biologi: output dari
struktur dan proses-proses intra-organismik yang keduanya dikoordinasi dan di artikulasi dan
bersifat responsive terhadap perubahan-perubahan dalam sensori stimulation. Johnson
memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran actual dan tak langsung makhluk
social lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama. Sistem. Dengan
memakai definisi sitem oleh rapoport tahun 1968, Johnson menyatakan , “ A system is a whole
that fungtions as a whole by virtue of the interpedence of its prt.” (system merupakan keseluruhan
yang berfungsi berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya). Johnson menerima
pernyataan chin yakni 6 tedapat “organisasi, interaksi, interpedensi dan integrasi bagian dan
elemen-elemen”. Disamping itu , manusia berusaha menjaga keseimbangan dalam bagian-bagian
ini melalui pengaturan dan adapatasi terhadap kekuatan yang mengenai mereka.

8
1. Sistem perilaku (behavioral system)
Sistem perilaku mencakup pola, perulangan dan cara-cara bersikap dengan maksud
tertentu. Cara-cara bersikap ini membentuk unit fungsi teroraganisasi dan terintegrasi
yang menentukan dan membatasi interaksi antara seseorang dengan lingkunganya dan
menciptakan hubungan seseorang dengan obyek, peristiwa dan situasi dengan
lingkunganya .biasanya sikap dapat digambarkan dan dijelaskan. Manusia sebagai
system perilaku berusaha untuk mencapai stabilitas dan keseimbangan dengan
pengaturan dan adaptasi yang berhasil pada beberapa tingkatan untuk efisiensi dan
efektifitas suatu fungsi.System biasanya cukup fleksibel untuk mengakomodasi
pengaruh yang diakibatkan.
Subsistem Behavioral system memiliki banyak tugas untuk dikerjakan, bagian-
bagian sistem berubah menjadi subsistem-subsistem dengan tugas tertentu. Suatu
subsistem merupakan “system kecil dengan tujuan khusus sendiri dan berfungsi dapat
dijaga sepanjang hubunganya dengan subsitem lain atau lingkungan tidak diganggu.
Tujuh subsistem yang di identifikasi oleh Johnson bersifat terbuka, terhubung dan
saling berkaitan (interealated). Motivasi mengendalikan langsung aktifitas subsistem -
subsistem ini yang berubah secara kontinyu dikarenakan kedewasaan, pengalaman dan
pembelajaran. System yang dijelaskan tampak ada cross-culturally dan di control oleh
factor biologis, psikologi dan sosiologi, tujuh elemen yang diidentifikasi adalah
attachment-affiliative, dependency, ingestive, eliminative, sexual, achievement dan
aggressive.

a. Subsitem Attachement-affiliative
Subsistem attacement-afiliative mungkin merupakan yang paling kritis,
karena subsistem ini membentuk landasan untuk semua organisasi social.Pada
tingktan umum, hal itu memberikan kelangsungan (survival) dan keamanan
(security).Sebagai konsekuensinya adalah inklusi social, kedekatan (intimacy)
dan susunan serta pemeliharaan ikatan sosial yang kuat.
b. Subsistem Dependency
Dalam hal paling luas, subsistem dependency membantu mengembangkan
perilaku yang memerlukan respon pengasuhan .konsukuensinya adalah bantuan
persetujuan, perhatian atau pengenalan dan bantuan fisik. Pengembanganya,
perilaku dependency berybah dari hamper, bergantung total kepada orang lain
kea rah bergantung total kepada orang lain kearah bergantungkepada diri
sendiri dengan derajat yang lebih besar .jumlah interpedency tertentu adalah
penting untuk kelangsungan kelompok social.
c. Subsistem Ingestif
Subsistem ingestif adalah “segala sesuatu yang harus dikerjakan kapan,
bagaimana, apa, berapa banyak makanan yang kita makan (johnson,

9
1980;hal.213). hal ini menunnjukan fungsi yang luas dari kepuasan apetitif
(appetitive) (johnson, 1980, hal. 213). Perilaku ini berhubungan dengan
perimbangan social, psikologis dan biologis.
d. Subsistem Eliminative
Subsistem eliminative membahas tentang”akapan, bagaimana dan kondisi
tertentu yang memerlukan tindakan eliminasi” (Johnson, 1980 hal 213). Halam
hal ini factor social dan psikologis yang mempengaruhi aspek biologis dari
subsistem ini dan memungkinkan pada suatu waktu tertentu bias mengalami
konflik dengan subsistem eliminasi (Loveland_cherry and Wilkersn, 1983).
e. Subsistem Seksual
Subsistem seksual memiliki fungsi ganda yakni hasil (procreation) dan
kepuasan (gratification).Termasuk tapi tidak dibatasi. Courting dan mating,
system respon ini dimulai dengan perkembangan identitas jenis kelamin dan
termasuk (dalam cakupan yang luas)perilaku-perilaku berdasar prinsip jenis
kelamin.
f. Subsistem Agresif
Subsistem agresif adalah perlindungan (protection) dan pemeliharaan
(preservation). Hal ini mengikuti garis pemikiran ahli ethologi seperti Lorenz
dan feshback bukanya dengan bantuan pemikiran perilaku sekolah. Dianggap
perilaku agresif tidak hanya di pelajari tapi memiliki maksud utama
membahayakan yang lain. Bagaimanapun, masyarakat meminta batasan-
batasan tersebut diletakkan pada mode perlindungan diri dan orang-orang serta
harta milik mereka dihormati dan dilindungi.
g. Subsistem Achievement
Subsistem achievement berusaha memanipulasi lingkungan. Fungsinya
mengontrol atau menguasai aspek pribadi atau lingkungan pada beberapa
standar kesempurnaan .cakupan perilaku prestasi termasuk kemampuan
intelektual , fisikis, kreatif, mekanis dan social. Johnson kemudian
mengidentifikasi konsep-konsep lain yang menggambarkan lebih jauh teori
manusia sebagai system perilaku(behavioral system).

Berdasarkan sub system tersebut diatas, maka akan terbentuk sebuah system
perilaku individu, sehingga Johnson memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam
mengatasi permasalahan tersebut harus dapat berfungsi sebagai pengatur agar dapat
menyeimbangkan system perilaku tersebut. Klien dalamhal ini adalaha manusia yang
mendapat bantuan perawatan dengan keadaan terancam atau potensial oleh kesakitan atau
ketidak seimbangan penyesuaian dengan lingkungan.Status kesehatan yang ingin dicapai
adalah mereka yang mampu berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas
dengan lingkungan.

10
Hal yang membedakan antara apa yang ada di dalam dan apa yang di luar system
adalah ikatan (boundary). Ini merupakan titik (point) dimana system memiliki control kecil
atau pengaruh pada hasil-hasil. Equilibrium didefinisikan “sebagai kondisi akhir yang
stabil tetapi lebih atau kurang kekal, dimana didalamnya individu berada dalam keselarasan
dengan dirinya dan dengan lingkunganya.” Homeostasis adalah proses menjaga stabilitas
dalam system perilaku. Stabilitas adalah pemeliharaan suatu level atau daerah perilaku
tertentu yang dapat diiterima. Ketidakstabilan (instability) terjadi saat system mengalami
overcompensate berkaitan dengan strees (tekanan). Ketika output energi tambahan
digunakan untuk menjaga stabilitas dikosongkan. Stressor adalah stimulan eksternal dan
internal yang menghasilkan tegangan(tension) dan menyebabkan ketidakstabilan. tensi
adalah kondisi dalam keadaan tegang atau kendor. Ia disebabkan karena disequilibrium dan
merupakan sumber potensi perubahan.

2.3 Paradigma Keperawatan Menurut Dorothy E. Johnson


1. Perawatan (nursing)
Perawatan, seperti yang dipandang Johnson, adalah tinmdakan eksternala untuk
memberikan organisasi perilakupasien ketika pasien dalam kondisi strres dengan
memakai mekanisasi pengaturan yang berkesan atau dengan penyediaan sumberdaya.
Seni dan ilmu, memberikan eksternal baik sebelum dan selama gangguan
keseimbangan system dan karenanya membutuhkan pengetahuan tentang order,
disorder dan control. Aktivitas perawatan tadak bergantung pada wewenang medis
tetapi bersifat pelengkap(komplementer) bagi medis/ pengobatan.

2. Orang (person)
Johnson memandang manusia sebagai system perilaku dengan pola, pengulangan
dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang menghubungkan dirinya dengan
lingkungannya. Pola-pola respon spesifik manusia membentuk keseluruhan yang
terorganisasi dan terintegrasi. Person adalah system dari bagian-bagian interpedent
yang membutuhkan beberapa aturan dan pengaturan untuk menjaga keseimbangan.
Johnson lebih jauh menganggap bahwa behavioral system adalah penting untuk
manusia dan apabila ada tekanan yang kuat atau ketahanan yang rendah mengganggu
keseimbangan sistemt perilaku , integritas manusia terancam. Usaha-usaha mausia
untuk menbangun kembali keseimbangan membutuhkan pengeluaran energi yang luar
biasa, yang menyisakan sedikit energi untuk membantu proses-proses biologis dan
penyembuhan.
3. Kesehatan(health)
Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit dipahami (elusive)
dan dinamis, yang dipengaruhi oleh factorfaktor biologis, psikologis dan social.

11
Kesehatan menjadi suatu nilai yang diinginkan oleh para pekerja kesehatan dan
memfokuskan pada person bukanya penyakit. Kesehatan direfleksikan oleh organisasi,
interaksi, saling ketergantungan subsistem-subsistem dari system perilaku. Manusia
berusaha mencapai keseimbangan dalam system ini yang akan mengarah ke perilaku
fungsional. Keseimbangan yang kurang baik dalam persyaratan structural atau
fungsional cenderung mengarah ke memburuknya kesehatan. Ketika system
membutuhkan sejumlah energi minimum untuk pemeliharaan, suplai energi yang lebih
besar yang tersedia mempengaruhi proses biologi dan penyembuhan.
4. Lingkungan
Dalam teori Johnson , lingkungan terdiri dari seluruh faktor yang bukan bagian
system perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi system, dan dapat dimanipulasi
oleh perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi tujuan pasien. Individu
menghubungkan dirinya untuk berinteraksi dengan lingkungan-nya. System perilaku
berusaha menjaga equilibrium dalam respon terhadap factor lilngkungan dengan
mengatur dan adaptasi terhadap kekuatan yang menyertainya. Gaya lingkungan yang
kuat secara berlebihan mengganggu keseimbangan system perilaku dan mengancam
stabilitas seseorang jumlah energi yang tidak tentu dibutuhkan supaya system
membangun kembalieqilibrium dalam menghadapi tekanan-tekanan berikutnya.
Ketika lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan dengan perilaku-perilaku yang
baik.

2.4 Hubungan Antara Model Konseptual Keperawatan dan Proses keperawatan


Model Konseptual Keperawatan adalah suatu abstraksi yang dioperasikan dengan
menggunakan proses keperawatan yang mencakup :
1. Pengkajian
Pengkajian data spesifik mengenai kebutuhan kesehatan klien yang langsung
berhubungan dengan unit kedua model keperawatan yaitu klien. Misalnya teori
Henderson, klien dipandang memiliki 14 kebutuhan dasar, maka data yang
dikumpulkan juga tentang 14 kebutuhan dasar tersebut.
2. Diagnosa
Dalam tahap ini, masalah klien baik yang aktual maupun potensial ditulis sebagai
suatu diagnosa keperawatan yang disesuaikan dengan model keperawatan yang
digunakan.
3. Perencanaan
Perencanaan intervensi keperawatan juga dikaitkan langsung dengan model
konseptual keperawatan. Intervensi dengan menyesuaikan pada pola intervensi dari
model konseptualyang digunakan.
4. Implementasi

12
Melaksanakan rencana intervensi berdasarkan pengetahuan ilmiah yang bukan
merupakan bagian dari model keperawatan. Model keperawatan menunjukkan apa
yang harus dilakukan oleh perawat yang langsung mempengaruhi intervensi
keperawatan yang direncanakan, tetapi tidak menunjukkan pada perawat bagaimana
menerapkan rencana itu.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan fungsi perawatan yang berlanjut.
a. Bagaimana klien beradaptasi dan bereaksi
b. Apa yang dipandang klien sebagai kebutuhan
c. Bagaimana klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Jawaban dari pertanyaan pertanyaan tadi akan membantu perawat menilai
keefektifan dari proses perawat secara keseluruhan dan model keperawatan

2.5 Aplikasi Model Konseptual Keperawatan Menurut Dorothy Johnson


Perawat masa kini dituntut untuk menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah (
problem solving approach ) didalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Metode ini
dilaksanakan dengan cara menggunakan proses keperawatan dalam semua aspek keperawatan.
Untuk dapat menerapkan proses keperawatan maka perawat harus mempunyai pengetahuan dan
keterampilan, tindakan diagnosa keperawatan, memformulasi rencana, dan melaksanakan
tindakan keperawatan secara membuat evaluasi. Sistem perilaku Johnson dan proses perawatan
merupakan pengaplikasian dari model Sistem Perilaku Johnson dengan model proses keperawatan.
Grubbs (1980) mengembangkan suatu alat penilaian berdasarkan tujuh subsistem Johnson,
ditambah subsistem yang dia beri label "restorative," yang fokusnya pada kegiatan di kehidupan
sehari-hari, yang mencakup bidang-bidang seperti pola istirahat, kebersihan, dan rekreasi.
Diagnosis dapat dibuat terkait dengan ketidakcukupan atau perbedaan dalam suatu
subsistem atau antar subsistem. Perencanaan harus dimulai pada tingkat subsistem, dengan tujuan
akhir dari fungsi perilaku yang efektif dari keseluruhan sistem. Implementasi oleh perawat
disajikan pada pasien yang memiliki kekuatan eksternal untuk melakukan manipulasi subsistem
kembali ke keadaan keseimbangan.
Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan pengkajian fisik dalam
keperawatan pada dasarnya dapat diperoleh dengan jalan: inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi. Pengkajian fisik pada prinsipnya dikembangkan berdasarkan model keperawatan yang
berfokus pada prinsipnya dikembangkan berdasarkan model keperawatan yang berfokus pada
respon yang ditimbulkan pasien akibat adanya masalah kesehatan atau pengkajian fisik
keperawatan harus mencerminkan diagnosa klien yang meliputi fisik / bio - psiko - sosio dan
spiritual tindakan untuk mengafosinya.
Untuk mendeterminasi tujuan pengkajian fisik dari keperawatan kita harus yakin bahwa
data yang akan kita kumpulkan benar - benar kita butuhkan dan kita mempunyai alternatif tindakan

13
terhadap masalah yang muncul pada data tersebut. Tetapi bila pegkajian fisik tersebut bertujuan
hanya untuk bahan laporan kepada tim medis yang lain (dokter) sebaiknya perawat menyerahkan
bagian tersebut pada tim medis tersebut. Evaluasi dapat dilakukan jika keadaan keseimbangan
yang menjadi tujuan telah ditetapkan selama fase perencanaan sebelum melakukan implementasi
(George, 2014).
2.6 Kerangka Kerja Model Konseptual Menurut Dorothy Johnson
Kerangka kerja model konseptual menurut Dorothy Johnson “Model Perilaku”, yaitu :
1. Tujuan perawatan yaitu tercapainya keseimbangan perilaku dan stabil dinamis.
2. Klien merupakan mahhluk yang mempunyai perilaku yang terdiri 8 subsistem
3. Peran perawat mengatur dan mengawasi stabilitas perilaku dan keseimbangan
4. Penyebab kesulitan klien adalah stress psikis dan fisik.
5. Fokus intervesi yaitu : mekanisme pengaturan dan kewajiban hidup
6. Pola intervensi memberikan kemudahan, mencegah, mempertahankan, klien dalam
menghadapi stress fungsi dan fisik
7. Konsekuensi tindakan keperawatan

2.7 Poin Dasar Pada Model Sistem Perilaku (Behavioral System Model)
1. Berasal dari kepercayaan Nightengale bahwa tujuan menyusui adalah untuk membantu
individu mencegah atau pulih dari penyakit atau cedera. Keperawatan berfokus pada
kebutuhan dasar orang tersebut dan memiliki kepedulian terhadap hubungan antara orang
dan lingkungan. Ini menyangkut orang yang sakit dan bukan penyakitnya.
2. Didasarkan pada pengetahuan yang sudah ada sebelumnya dan dikembangkan dari
sejumlah disiplin ilmu yang berbeda termasuk psikologi, sosiologi, dan etnologi.
3. Menggunakan konsep dari disiplin lain termasuk pembelajaran sosial, motivasi, stimulasi
sensorik, adaptasi, ketegangan, dan stres.
4. Bergantung pada "teori sistem. "Suatu sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait
yang berfungsi secara keseluruhan.
5. Tujuan dari model ini adalah untuk menjaga dan mengembalikan keseimbangan pada
pasien dengan membantunya mencapai tingkat fungsi yang lebih optimal.
6. Johnson menggunakan pengamatan perilaku selama bertahun-tahun untuk merumuskan
teori umum manusia sebagai sistem perilaku. Model ini berfokus pada perilaku sosial.
7. Perilaku adalah jumlah total perilaku biologis, sosial, budaya, dan psikologis. Ini adalah
tujuan dan tujuan orientasi adalah kerangka pengorganisasian untuk semua perilaku.
8. Merupakan teori besar konseptual

14
2.8 Kekuatan dan Kelemahan Teori Dorothy Johnson
• Kekuatan: Teori Johnson ini memberikan kerangka acuan bagi perawat yang bersangkutan
dengan perilaku klien tertentu. Model perilaku Johnson dapat digeneralisasikan di seluruh
jangka hidup dan lintas budaya.
• Kelemahan : Teori Johnson tidak jelas hubungan konsep subsistemnya. Kurangnya definisi
yang jelas untuk hubungan timbal balik antara dan antara subsistem membuat sulit untuk
melihat seluruh sistem perilaku sebagai suatu entitas. Kurangnya keterkaitan yang jelas
antara konsep menciptakan kesulitan dalam mengikuti logika kerja Johnson.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dorothy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu
individu menfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk mencegah timbulnya
penyakit.Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari dua system yaitu sitem biologi dan
tingkah laku tertentu.Lingkungan termasuk masyarakat adalah system eksternal yang berpengaruh
terhadap perilaku seseorang. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespons adaptif baik fisik,
mental, emosi dan sosialo terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat
memelihara kesehantanya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu keseimbangan
individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang dilakukan ketika ia sakit. Menurut
Johnson ada empat tujuan asuhan keperawatan kepada individu yaitu agar tingkah lakunya sesuai
dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi
tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah
kesehatan yang dialaminya.
3.2 Saran
Semoga dalam pembuatan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca terutama didalam “Falsafah dan Teori Keperawatan“ tentang “Model Teori Konseptual
Keperawatan menurut Johnson“.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, D. (2017). Teori Keperawatan Dorothy E. Johnson. Dyasti-Nda.Blogspot.Com.


http://dyasti-nda.blogspot.com/2017/04/teori-keperawatan-dorothy-e-jhonson.html?m=1
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. 175.
http://books.google.co.id/books?id=O3y5bNnwND0C&pg=PA175&dq=tahap+III+perenca
naan&hl=en&sa=X&ei=_p0eU7SVO4TBrAeE_4CYCQ&redir_esc=y#v=onepage&q=taha
p III perencanaan&f=false
Pemerintah Indonesia. (2014). Undang - Undang RI NO 28 tahun 2014 Tentang. In Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Teori, K., & Johson, D. E. (2017). Oleh : Tandang Susanto Tuti Wahyuningsih Yuswandi Yusdi
Sarwan PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2017. 1–15.

17

Anda mungkin juga menyukai