Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan
Disusun Oleh:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
makalah berikutnya.
membantu. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
2
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................2
Martha E. Rogers........................................................................................11
Riset Keperawatan......................................................................................18
Pendidikan Keperawatan..........................................................................18
3
2.11 Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers
Martha E. Rogers......................................................................................19
3.1 Kesimpulan...............................................................................................23
3.2 Saran.........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.1. Latar Belakang
5
Salah satu teori keperawatan yang dapat di terapkan oleh perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan kepada pasien adalah teori dari Martha E. Rogers
tentang “Unitary Human Beings”. Menurut Roger dalam teorinya berpendapat
bahwa manusia merupakan individu yang holistik, saling memberikan timbal
balik dengan individu yang lain dan lingkungan disekitarnya. Rogers, memandang
keempat konsep dalam paradigma keperawatan yang terdiri dari manusia,
lingkungan, kesehatan, dan keperawatan merupakan satu kesatuan yang utuh dan
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Perawat sebagai pemberi layanan
keperawatan seyogyanya mampu memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif, disesuaikan dengan situasi dan kondisi individu yang dirawat
maupun lingkungan yang mempengaruhi individu tersebut.
1.2 Rumusan masalah
1.3.Tujuan
6
1.3.1. Tujuan Umum
1.3.2. Tujuan Khusus
BAB II
7
TINJAUAN PUSTAKA
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam
semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan
mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu
keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan
manusia secara langsung. (Tomey & Alligood, 1998).
8
prinsip - prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan merupakan
kegiatan yang bersumber pada ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual,
dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu
yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi.
(McEwen & Wills, 2011)
Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling
bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya
seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan
semula.
9
Manusia mempunyai ciri kemampuan berfikir abstrak, membayangkan,
bertutur bahasa, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya
manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya
dunia.
Konsep ini menganggap bahwa bangunan energi bersifat tak terbatas dan
terbuka, menyatu antara satu dengan yang lainnya.
c. Pattern (Pola)
Sifat pola berubah secara kontinyu dan inovatif, unik dan menyatu dengan
bangunan lingkungannya sendiri. Pola yang konstan dan tidak berubah bisa
menjadi suatu indikasi sakit atau penyakit.
d. Pandimensionality (Empat kedimensian)
10
2.4. Asumsi Utama Konsep Sentral dari Model Konseptual Martha E.
Rogers
2.4.1. Keperawatan
2.4.2. Kesehatan
2.4.3. Lingkungan,
11
2.4.4. Manusia
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat dan
karakter yang berbeda-beda. Proses kehidupan manusia dinamis selalu
berinteraksi dengan lingkungan, saling mempengaruhi dan dipengaruhi atau
sebagai system terbuka. Rogers juga mengkonsepkan manusia sebagai unit yang
mampu berpartisipasi secara kreatif dalam perubahan. (Meleis, 2007).
1. Integral
Prinsip pertama adalah integral. Badan manusia dan lingkungannya tidak dapat
dipisahkan, rangkaian pertukaran proses kehidupan terus terjadi pembaharuan
interaksi antara badan manusia dan lingkungannya. Keduanya saling berinteraksi
yang konstan dan saling bertukar dimana pembentukan keduanya ditempatkan
dalam waktu yang sama. Maka, integral adalah kelanjutan proses interaksi
antara manusia dan lingkungan.
2. Resonansi
Prinsip selanjutnya, resonansi, berbicara pada kejadian pertukaran alam antara
manusia dan bidang lingkungan. Pertukaran adalah pola manusia dan bidang
lingkungan disebarkan dari gelombang yang berpindah dari gelombang yang lebih
tinggi dari frekuensi rendah ke gelombang yang lebih pendek dari frekuensi yang
lebih tinggi. Proses kehidupan dalam badan manusia adalah simfoni dari ritme
yang bergerak dalam frekuensi tertentu. Pengalaman manusia di lingkungannya
12
seperti segaris kompleks kesatuan gelombang resonansi mereka dengan dunia
istirahat.
3. Helicy
Terakhir, prinsip helicy sependapat dengan alam dan pertukaran langsung pada
manusia- lingkungan. Manusia dan lingkungan adalah dinamis, sistem terbuka
dalam pertukaran adalah hak berlanjut pada pertukaran yang konstan antara
manusia dan bidang lingkungan. Pertukaran ini juga mengalami pembaharuan.
Jika, pertukaran tidak dapat diprediksi. Akhirnya, pertukaran langsung menuju
peningkatan perbedaan dan kerumitan. Proses ini dan polanya tidak dapat di
prediksi, dinamis, dan peningkatan perbedaan.
Helicy meliputi konsep perubahan ritmis, pengaruh evolusioner, dan kesatuan
bidang lingkungan hidup manusia. Arah perubahan yang terjadi antara manusia
dan lingkungan terhadap peningkatkan keragaman dan kompleksitas dan ritme
yang tidak tepat diulang. Akibatnya, prinsip dari homeodynamics adalah cara
melihat manusia dalam keutuhan mereka. Perubahan dalam proses kehidupan
manusia yang tidak dapat kembali, nonrepeatable, berirama, dan menyajikan
keragaman pola tumbuh.
2.6 Kegunaan Prinsip Rogers dalam Proses Keperawatan
13
keperawatan. Akibatnya, hasil keperawatan mandiri, yang Rogers (1992),
mempertahankan diperlukan jika klien berusaha mencapai potensi maksimal
dengan cara yang positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan klien,
bukan kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh
perawat menunjukkan kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu aspek,
satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan kebutuhan.
Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan
lingkungan dikumpulkan. Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat
pengumpulan data, informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu
pemisahan diri atau bagian lainnya. Namun, untuk melaksanakan pedoman,
analisis data harus dalam keadaan yang mencerminkan keutuhan, yang mungkin
dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan mendapat respon dari data
yang ada.
14
Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang
kemandirian. Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam
proses keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik. Irama,
pola, keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat dengan
jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran bagian-
bagian tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan manusia-
lingkungan (Roger, 1970). Meskipun tidak sempurna, diagnosa keperawatan
berdasarkan pola kesehatan fungsional Gordon memiliki potensi yang lebih besar
kegunaannya dengan kerangka Roger karena cenderung mencerminkan
pandangan yang lebih tentang keutuhan individu. Mengingat bersifat statis dan
kehilangan tradisi sepanjang diagnosa, sehingga penggunaannya dalam sistem
abstrak dinamis bahkan mungkin tidak tepat (Smith, 1988).
15
partisipasi dan aktif dari klien dalam asuhan keperawatannya. Kesehatan tidak
hanya tercapai dengan mempromosikan homeostasis dan keseimbangan,
melainkan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika dan
keragaman dalam individu
Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada
umat manusia, prinsip-prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk
memprediksi sifat dan arah perkembangan individu sebagai respon terhadap
masalah kesehatan. Keberhasilan menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik
16
memerlukan pertimbangan perawat dalam melibatkan klien pada proses
keperawatan. (Alligood, 2006).
Dalam tahap pengkajian keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien
dan lingkungan dikumpulkan. Pertanyaan tahap pertama mencerminkan prinsip
Integrasi, seri berikutnya akan mencerminkan prinsip resonancy, dan tahap akhir
dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip helicy. Untuk mencerminkan pola
gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk prinsip helicy
sebagai pertimbangan.
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam
semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan
mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh,
17
sehingga pengkajian didasarkan pada lima asumsi dasar dan prinsip-prinsip
hemodinamik Rogers dan yang merupakan bagian dari Building Blocks.
18
yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di kemukakan Martha E
Rogers.
a) Manusia Lingkungan
b) Sehat Secara terus menerus berhubungan dengan individu
c) Sejahtera Melakukan pertukaran energi dengan individu
d) Profesi memberikan pelayanan kepada semua orang, memaksimalkan
potensi kesehatan dalam interaksi antara manusia dengan lingkungan
e) Konsep diambil dari studi dan observasi manusia yang memberikan dasar
untuk model konseptual.
Teori Martha E. Rogers tidak memberikan teori yang spesifik dalam aplikasinya
dalam proses keperawatan, akan tetapi dengan mengadaptasikan prinsip
hemodinamik, maka perawat dapat menuangkan dasar-dasar pemikiran Martha E.
Rogers ke dalam tahap demi tahap proses keperawatan. Untuk lebih dapat
19
memudahkan pemahaman dapat kita lihat contoh kasus keperawatan yang
kemudian di dalam asuhan keperawatannya menggunakan konsep dasar
hemodinamik Martha E. Rogers.
Contoh Kasus:
Tn. M. Berusia 35 tahun adalah seorang karyawan sebuah perusahaan swasta yang
bergerak dibidang jasa. Posisi yang ditempati Tn. M adalah sekretaris di
perusahaan tersebut. Oleh karena itu, Tn. M. Terbiasa bekerja di ruang ber AC
dengan kondisi lingkungan yang tenang, bersih dan menyenangkan. Dua hari yang
lalu Tn. M mengalami kecelakaan di sebuah jalan pertokoan, ketika itu Tn. M.
Sedang istirahat dan keluar dari kantor untuk membeli makanan, Tn. M. Yang
hendak menyebrang tiba-tiba tertabrak sebuah sepeda motor yang mengakibatkan
Tn. M mengalami fraktur Femur yang membuatnya harus di rawat di RS.
Dalam kasus tersebut, aplikasi teori keperawatan Martha E. Rogers dalam
mengatasi masalah kesehatan yang dialami Tn. M adalah menggunakan konsep-
konsep prinsip hemodinamik (integrity, resonansi, dan helicy).
Komponen dalam proses keperawatan :
Pengkajian keperawatan
Tn. M merupakan seorang pegawai swasta yang menempati posisi manajer di
sebuah perusahaan, klien mempunyai riwayat pendidikan seorang Sarjana. Tn. M
merupakan tulang punggung keluarga yang saat mengalami fraktur femur karena
kecelakaan lalu lintas, sehingga klien harus dilakukan operasi. Klien merasa
sangat khawatir akibat sakit yang dideritanya karena mengharus klien harus di
operasi sehingga harus di rawat lebih lama di rumah sakit dan tidak dapat
melakasanakan tugas kantornya sebagai seorang sekertaris di perusaan itu. Saat ini
Tn. M merasa tidak berguna karena tidak dapat manafkahi keluarganya dengan
maksimal, klien tampak berdiam diri ketika didatangi oleh perawat, dan tidak
mau makan.
Pengkajian integrasi
20
Tn M merasakan adanya perasaan kurang nyaman berada di rumah sakit karena
klien mengalami adanya keterbatasan dalam melakukan aktifitas, kebutuhannya
dipenuhi orang lain. selain itu, klien juga merasa takut dengan tindakan-tindakan
medis yang baru pertama ia rasakan.
Pengkajian resonansi
Tn M Klien mengalami kecelakaan lalu lintas (ditabrak). Pasien di bawa ke
rumah sakit dengan tungkai kanan tidak dapat digerakkan, klien mengalami patah
tulang femur 1/3 tengah dextra segmental terbuka kemudian mendapat
pertolongan dengan tindakan operasi. Sehingga klien tidak melakukan aktifitas
seperti biasa. Klien merasa tidak berguna saat ini.
Pengkajian Helicy
Tn M adalah seorang karyawan sebuah perarusaan swasta dan menajabat sebagai
sekertaris, klien bekerja di ruang ber AC dengan kondisi lingkungan yang
tenang, bersih dan menyenangkan. Klien baru pertama kali masuk rumah sakit,
sehingga klien merasa tidak nyaman dengan kondisi dirumah sakit karena sangat
berbeda dengan lingkurang di rumahnya dan tempat ia bekerja. Saat ini pasien
merasa dengan operasi yang dilakukan Dia tidak bisa beraktivitas lagi.
21
Implementasi ditekankan pada tiga faktor yakni: Resonanci, Helicy, dan Integrity
dengan cara mengurangi kecemasan, meningkatkan koping dan bimbingan
antisipasi.
Integrasi:
Memberikan lingkungan yang nyaman bagi klien
membantu klien untuk memahami bahwa perbedaan tidak dapat dihilangkan
Memodifikasi lingkungan untuk mengurangi perbedaan yang ditemukan
Resonansi:
Memberikan health education tentang kecemasan yang dialaminya
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam
semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan
mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu
keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan
manusia secara langsung.
3.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
http://galih-priambodo.blogspot.com/2013/02/teori-keperawatan-martha-
elizabeth-roger_7058.html
ahmaniarjasan.blogspot.com/2017/02/makalah-teori-keperawatan-
roger.html#:~:text=Rogers%20menekankan%20bahwa%20keperawatan
%20adalah,konsep%20pemahaman%20manusia%20%2F%20individu
%20seutuhnya.
Perry & Potter. 2005. Fundamental of Nursing, Concept, Process, and Practice:
Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
24