Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

KLIEN DENGAN PERSONAL HYGIENE

OLEH :

KOMANG WISNU BUDIKESUMA


209012681

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto & Wartonah, 2010).
Personal Hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien di nyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Direja, 2011).
Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri yang di lakukan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun
mental. Tingkat kebersihan diri seseorang umumnya di lihat dari penampilan yang
bersih dan rapih serta upaya yang di lakukan seseorang untuk menjaga kebersihan
dan kerapihan tubuhnya setiap hari (Lyndon saputra,2013).
Menurut Potter & Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.
Defisit Perawatan Diri adalah keadaan ketika individu mengalami suatu
kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan penurunan
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri (Carpenito, 2006).
Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan kebersihan diri yang di
lakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik
maupun mental. Kebersihan diri merupakan langkah awal dalam mewujudkan
kesehatan diri karena tubuh yang bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit
suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang
buruk (Haswita,2017).
2. Etiologi
Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk(2015) Sikap seseorang melakukan personal
hygiene dipengaruhi sejumlah faktor antara lain:
a. Citra tubuh (body image)
Citra tubuh mempengaruhi cara seseorang memelihara hygiene. Jika seseorang
klien rapih sekali maka perawat mempertimbangkan kerapihan ketika
merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat
keputusan tentang bagaimana memberikan perawatan hygiene, klien yang
tampak berantakan atau tidak perduli dengan hygiene atau pemeriksaan lebih
lanjut untuk melihat kemampuan klien berpartisipasi dalam hygiene harian
(Potter dan Perry, 2009 dalam buku Natalia Erlina Yuni, 2015)
b. Praktik Sosial
Kelompok sosial wadah seseorang klien berhubungan dapat mempengaruhi
praktik hygiene pribadi selama masa kanak-kanak. Selama masa kanak-kanak
mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga,
jumlah orang dirumah, ketersediaan air panas dan air mengalir hanya
merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan kebersihan (Wahit
Iqbal Mubarak dkk,2015)
c. Status Sosial Ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Perawat harus menentukan apakah klien dapat
menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant , shampo, pasta
gigi, dan kosmetik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk
ini merupakan bagian dari kebiasaan sosial yang dipraktikkan kelompok sosial
klien.
d. Pengetahuan dan Motivasi Kesehatan
Pengetahuan tentang pentingnya kesehatan dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Meskipun demikian, pengetahuan sendiri
tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara kesehatan diri.
Seringkali pembelajaran tentang penyakit mampu mendorong klien untuk
meningkatkan hygiene.
e. Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik
keperawatan diri yang berbeda pula. Diasia kebersihan dipandang penting bagi
kesehatan dinegara-negara eropa, hal ini biasa untuk mandi secara penuh
hanya sekali dalam seminggu.
f. Kebiasaan atau pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi, bercukur dan melakukan pearawatan rambut. Klien memiliki produk
yang berbeda (misalnya sabun, shampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut
pilihan dan kebutuhan pribadi (Haswita dkk,2017)
g. Kondisi Fisik Seseorang
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya (misalnya kanker tahap lanjut) atau
menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk
melakukan hygiene pribadi. Seorang klien yang menggunakan gips pada
tangannya atau menggunakan traksi membutuhkan bantuan untuk mandi yang
lengkap (Haswita dkk,2017).
3. Tanda dan Gejala
Menurut Fitria (2010), tanda dan gejala defisit perawatan diri adalah:
a. Mandi/hygiene Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan
badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran
air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta
masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau
mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau
menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan
pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan
kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan
penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian, dan
mengenakan sepatu.
c. Makan Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, menguyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka container,
memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu
memasukannya ke mulut, melengkapi makanan, mengambil gelas atau
cangkir, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
d. BAB/BAK klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendaptkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban,
memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK
dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.
Menurut Damayanti (2008) tanda dan gejala personal hygiene adalah
a. Gannguan kebersihan diri, di tandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidak mampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acakacakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak
bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidak mampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidak mampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya.
d. Ketidak mampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah
BAK/BAB.
4. Jenis Personal Hygiene

Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk (2015) terdapat beberapa jenis Personal
Hygiene , yaitu:
a. Berdasarkan Waktu Pelaksanaan
Personal hygiene dapat dibagi menjadi 4 (empat) :
1) Perawatan dini hari
Merupakan perawatan dari yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk
melakukan tindakan seperti persiapan dalam pengambilan bahan
pemeriksaan (urine/feses) dan mempersiapkan pasien melakukan sarapan.
2) Perawatan pagi hari
Perawatan yang digunakan setelah melakukan sarapan pagi, perawat
melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi
(mandi,bab, dan bak) sampai merapihkan tempat tidur pasien.
3) Perawatan siang hari
Setelah makan siang melakukan pearwatan diri antara lain, mencuci piring,
membersihkan tangan dan mulut. Setelah itu, Perawatan diri yang
dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan serta
membersihkan tempat tidur pasien.
4) Perawatan menjelang tidur
Perawatan yang dilakukan saat menjelang tidur agar pasien dapat
beristirahat dengan nyaman seperti, mencuci tangan, membersihkan wajah
dan menyikat gigi.
b. Berdasarkan Tempat
1) Personal Hygiene pada kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat
melindungi tubuh dari berbagai kuman, sehingga diperlukan perawatan
yang baik dan bermanfaat sebagai:
a) Mengatur keseimbangan tubuh dan membantu produksi keringat serta
penguapan.
b) Sebagai indra peraba yang membantu tubuh menerima rangsangan.
c) Membantu keseimbangan cairan dan elektrolit yang mencegah
pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan.
d) Menghasilkan minyak untuk menjaga kelembapan kulit.
e) Menghasilkan dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau
pemberian vitamin D dari sinar ultraviolet matahari.
Faktor yang mempengaruhi perubahan dan kebutuhan pada kulit:
1) Umur
Perubahan kulit dapat ditentukan oleh umur seseorang. Seperti pada
bayi yang kondisi kulitnya masih sensitif sangat rawan terhadap
masuknya kuman. Sebalikan pada orang dewasa kondisi kulit sudah
memiliki kematangan sehingga fungsinya sebagai pelindung sudah baik
2) Jaringan kulit
Perubahan kulit dapat di pengaruhi oleh struktur jaringan kulit. Apabila
jaringan kulit rusak maka terjadi perubahan pada struktir kulit.
3) Kondisi atau keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi keadaan kulit secara utuh
adalah keadaan panas, adanya nyeri akibat sentuhan atau tekanan.
2) Personal hygiene pada kuku dan kaki
Perawatan kaki dan kuku sering kali memerlukan perhatian khusus
untuk mencegah infeksi, bau kaki, dan cedera jaringan lunak. Akan tetapi
sering kali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi
nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam
mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk
kedalam tubuh melalui kuku.perawatan dapat di gabungkan saat mandi
atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku penting
dalam mempertahankan perawatan diri agar klien memiliki kulit utuh dan
permukaan kulit yang lembut, kelien merasa nyaman dan bersih, klien
akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan
benar.
Gangguan pada kuku:
a) Ingrown nail: kuku tangan yang tidak tumbuh dan dirasakan sakit pada
daerah tersebut.
b) Paronychia: radang di sekitar jaringan kuku.
c) Ram’s horn nail: gangguan kuku yang ditandai dengan pertumbuhan
kuku yang lambat disertai dengan kerusakan dasar kuku yang
berlebihan.
d) Tinea pedis: terdapat garutan kekuningan pada lempengan kuku yang
pada akhirnya menyebabkan seluruh kuku menjadi tebal, berubah
warna dan rapuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur
epidermophyon, trichopyton, microporium dan C. Albicans dikaki.
e) Bau tidak sedap: reaksi mikro organisme yang menyebabkan bau tidak
sedap
3) Personal hygiene pada rambut
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai
proteksi dan pengantar suhu. Inikasi perubahan status kesehatan diri juga
dapat dilihat dari rambut. Perawatan ini bermanfaat mencegah infeksi
daerah kepala. Tujuan membersihkan kepala agar menghilangkan debu dan
kotoran yng melekat di rambut dan kulit kepala.
Fungsi rambut:
a) Sebagai proteksi dan pengantar suhu (melindungi dari panas)
b) Keindahan atau mempercantik penampilan.
Gangguan pada rambut:
1) Ketombe yaitu pelepasan kulit kepala yang disertai rasa gatal
2) Kutu (Pediculotis Cepitis) yaitu kutu ini menghisap darah dan
menyebabkan rasa gatal.
3) Sebor heic dermatitis yaitu merupakan radang pada kulit kepala yang
ditumbuhi rambut.
4) Alopeia (kehilangan rambut) dapat disebabkan oleh penggunaan alat
pelurus atau pengeriting rambut, pengikat rambut yang terlalu kuat dan
pemakaian produk perawatan rambut yang tidak cocok.
4) Personal hygiene gigi dan mulut
Gigi dan mulut merupakan bagian pertama dari sistem pencernaan dan
merupakan bagian sistem tambahan dari sistem pernafasan. Dalam rongga
mulut terdapat gigi dan lidah yang berperan penting dalam proses
pencernaan awal. Selain gigi dan lidah, adapula saliva yang penting utuk
membersihkan mulut secara mekanis mulut merupakan rongga yang tidak
bersih dan penuh dengan bakteri, karenanya harus selalu dibersihkan
adapun salah satu tujuan perawatan gigi dan mulut adalah untuk mencegah
penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut.
Gangguan pada gigi dan mulut:
a) Halitosis
Yaitu bau nafas yang tidak sedap, biasanya dikarenakan oleh kuman
atau hal lain.
b) Periodonatala Disease
Yaitu gigi yang mengalami pendarahan dan membengkak.
c) Glositis
Adalah radang yang terjadi pada lidah.
d) Kilosis
Kilosis adalah bibir yang pecah-pecah, hal ini dapat terjadi karena
Hipersalivasi, nafsu mulut dan defisiensi riboflavin.
5) Personal hygiene pada genetalia
Perawatan diri pada genetalia adalah untuk mencegah infeksi,
mencegah kerusakan kulit, meningkatkan kenyamanan serta
mempertahankan kebersihan diri (potter dan perry, 2000 dalam buku
mubarak, 2015). Perawatan genetalia perempuan pada eksterna yang terdiri
atas mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, uretra, vagina,
perineum dan anus. Sedangkan pada laki-laki pada daerah ujung penis
untuk mencegah penumpukan sisa urine.
5. Patofisiologi
Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk
memelihara kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu apabila individu
sedang sakit. Penurunan pada kondisi, dapat mempengaruhi personal hygiene
seseorang. Kelemahan yang muncul akibat dari penurunan tersebut akan
menyebabkan penurunan kemampuan dan motivasi seseorang untuk merawat diri,
sehingga individu tidak mampu mandi, makan, toileting, berpakaian dan
berdandan secara mandiri, sehingga individu mengalami Defisit Perawatan Diri.
Kurangnya pengetahuan tentang persona hygiene yang tepat, ekonomi yang
kurang dan faktor dari lingkungan sekitar sehingga individu akan mengalami
Defisit Personal Hygiene.
6. Pathway

Kelelahan

Bed Rest

Penurunan Kemampuan
Penurunan
dan Motivasi Merawat
Kekuatan Otot
Diri
Kurang Terpapar

Gangguan Informasi
Tidak mampu mandi,
Mobilitas Fisik
berpakaian, eliminasi dan
makan secara mandiri Defisit
Pengetahuan

Defisit Perawatan
Diri
7. Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang di derita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah: gangguan integrasi kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial (Tarwoto & Wartonah 2010).
8. Tujuan Pearawatan Personal Hygiene
Menurut Tarwoto & Wartonah (2010), tujuan perawatan personal hygiene adalah:
a. Meningkatkan derajat kesehtan seseorang.
b. Memelihara kebersihan diri seseorang.
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
d. Pencegahan penyakit.
e. Meningkatkan percaya diri seseorang.
f. Menciptakan keindahan.

9. Penatalaksanaan Personal Hygiene

Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk,2015 terdapat beberapa macam penata laksana
personal hygiene, yaitu:
a. Personal hygiene pada kulit
Cara merawat kulit sebagai berikut:
1) Mandi minimal dua kali sehari/ setelah beraktifitas
2) Gunakan sabun yang tidak bersifat iritatif
3) Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah
4) Menyabuni seluruh tubuh terutama daerah lipatan kulit, misalnya sela-sela
jari, ketiak dan belakang telinga.
5) Mengeringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan,
badan, hingga kaki.
b. Personal hygiene pada kuku dan kaki
Cara merawat kuku:

1) Kuku jari tangan dapat di potong dengan pengikir atau memotong dalam
bentuk oval(bujur) atau mengikuti bentuk jari.
2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit
dan kulit di sekitar kuku.
3) Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda tajam, sebab
akan merusak jaringan di bawah kuku.
4) Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan.
5) Khusus untuk jari kaki sebaiknya kuku di potong segera setelah mandi
atau di rendam dengan air hangat terlebih dahulu.
6) Jangan menggigiti kuku karena akan merusak bagian kuku.
c. Personal hygiene pada rambut
Cara merawat rambut:

1) Cuci rambut 1-2 kali seminggu (sesuai kebutuhan) dengan memakai


sampo yang cocok.
2) Pangkas rambut agar terlihat rapih.
3) Gunakan sisir yang bergigi besar untuk merapikan rambut keriting dan
olesi rambut dengan minyak.
4) Jangan gunakan sisir yang bergigi tajam karena bisa melukai kulit kepala.
5) Pijat-pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang
pertumbuhan rambut.
6) Pada jenis rambut ikal dan kriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung
hingga ke pangkal dengan pelan dan hati-hati.
d. Personal hygiene pada mata
Cara merawat mata:

1) Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam kesudut bagian luar
2) Saat mengusap mata gunakanlah kain yang paling bersih dan lembut
3) Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran
4) Bila menggunakan kacamata, hendaklah selalu dipakai
5) Bila mata sakit cepat periksakan kedokter
e. Personal hygiene pada hidung
Cara merawat hidung:
1) Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil
2) Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam hidung
3) Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara
perlahan dengan membiarkan lubang hidung terbuka.
4) Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan menggunakan
jari karena dapat mengiritasi mukosa hidung.
f. Personal hygiene pada gigi dan mulut
Cara merawat hidung dan mulut :

1) Tidak makan-makanan yang terlalu manis dan asam


2) Tidak menggunakan gigi atau mencongkel benda keras.
3) Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang menyebabkan gigi patah.
4) Menyikat gigi sesudah makan dan khususnya sebelum tidur.
5) Menyikat gigi dari atas kebawah dan seterusnya
6) Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus dan kecil.
7) Memeriksa gigi secara teratur setiap enam bulan.
g. Personal hygiene pada telinga
Cara merawat telinga :

1) Bila ada kotoran yang menyumbat telinga keluarkan secara perlahan


dengan menggunakan penyedot telinga
2) Bila menggunakan air yang disemprotkan lakukan dengan hati-hati agar
tidak terkena air yang berlebihan
3) Aliran air yang masuk hendaklah diarahkan kesaluran telingan dan bukan
langsung kegendang telinga.
4) Jangan menggunakan alat yang tajam untuk membersihkan telinga karena
dapat merusak gendang telinga.
h. Personal hygiene pada genetalia
Cara merawat genetalia:

1) Wanita: perawatan perineum dan area genetalia eksterna di lakukan pada


saat mandi 2x sehari
2) Pria: perawatan di lakukan 2x sehari pada saat mandi. Pada pria terutama
yang belum di sirkumsisi karena adanya kulup pada penis yang
menyebabkan urine mudah terkumpul di sekitar gland penis yang lama
kelamaan dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti kanker
penis.

10. Therapy
Tindakan yang dapat dilakukan keluarga/perawat bagi klien yang tidak dapat
merawat diri sendiri adalah :
1. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri
c.  Kuatkan kemampuan klien untuk merawat diri
2.   Membimbing dan mendorong klien merawat diri
a. Bantu klien merawat diri
b.  Ajarkan ketrampilan secara bertahap
c. Buat kegiatan harian setiap hari
d. Ingatkan setiap kegiatan
e. Beri pujian serta kegiatan yang positif
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
a. Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (misal : sabun, odol, baju,dll)
b.  Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi klien
4. Sikap keluarga
a.  Sabar dan selalu siap membantu
b. Menerima dan memuji setiap upaya klien saat merawat diri
c. Tidak mencela atau menghina
5. Membantu klien untuk melakukan perawatan diri
6.   Memberikan health education agar klien tahu dan sadar bahwa kebersihan
diri penting dijaga
B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Menurut Wahit Iqbal Mubarak,Lilis Indrawati, Joko Susanto(2015)
Pengkajian merupakan langkah awal dalam asuhan keperawatan melalui
pendekatan proses keperawatan yang bertujuan untuk pengumpulan data atau
informasi, analisis data dan penentuan permasalahan atau diagnosis keperawatan.
Manfaat pengkajian keperawatan adalah membantu mengidentifikasi status
kesehatan, pola pertahanan klien, kekuatan serta merumuskan diagnosa
keperawatan yang terdiri dari tiga tahap yaitu pengumpulan, pengelompokan dan
pengorganisasian serta menganalisa dan merumuskan diagnosa keperawatan.
a. Identitas Pasien
Nama, umur, alamat, pekerjaan,status perkawinan, pendidikan terakhir
b. Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana
yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal
individu, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat.
c. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut
Amati kondisi rambut:
1) Keadaan kesuburan rambut
2) Keadaan rambut yang mudah rontok
3) Keadaan rambut yang kusam
4) Keadaan tekstur
b. Kepala
1) Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala.
2) Botak/alopesia
3) Ketombe
4) Berkutu
5) Adakah eritema
6) Kebersihan
c. Mata
Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, sekret pada kelopak
mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.

d. Hidung
Kaji kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-
tanda pilek, tanda-tanda alergi, adakah perubahan penciuman, dan
bagaimana membran mukosa.

e. Mulut
Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan adanya
lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.

f. Gigi
Amati adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak
lengkap atau gigi palsu.

g. Telinga
Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau
perubahan daya pendengaran.

h. Kulit
Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya.
Perhatikan adanya warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus.

i. Kuku tangan dan kaki


Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.

j. Genetalia
Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perinium. Perhatikan
pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi
skrotum dan testisnya.

k. Tubuh secara umum


Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum. Perhatikan adanya
kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


Menurut SDKI 2017, diagnosis keperawatan umum untuk klien dengan masalah
perawatan hygiene adalah Defisit Perawatan Diri.
1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan tidak mampu melakukan atau
menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan dalam gerakan
fisik lemah, gerakan terbatas.
3. Defisit pengetahuan ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang
berkaitan dengan topik tertentu.
3. Intervensi Keperawatan

Nodx TujuandanKriteriaHasil Intervensi Rasional


1. Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor tingkat kemandirian pasien 1. Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat
keperawatan selama ...x 24 jam, kemandirian pasien
diharapkan defisit perawatan diri 2. Identifikasi kebutuhan alat bantu 2. Untuk mengetahui kebutuhan pasien
pasien teratasi, dengan KH: kebersihan diri, berpakaian, berhias
a. Pasien dapat mengenakan dan makan
pakaian 3. Siapkan keperluan pribadi (misalnya 3. Untuk dapat memenuhi kebutuhan perawatan
b. Pasien dapat mandi parfume, sikat gigi dan sabun) diri pasien
c. Pasien dapat BAB/BAK 4. Dampingi dalam melakukan 4. Untuk memantau pasien saat melakukan
d. Pasien mampu perawatan diri sampai pasien mandiri perawatan diri
mempertahankan kebersihan 5. Fasilitasi kemandirian, bantu jika 5. Untuk membantu memfasilitasi kemandirian
diri tidak mampu melakukan perawatan pasien
e. Pasien mampu diri
mempertahankan kebersihan 6. Anjurkan melakukan perawatan diri 6. Untuk membantu pasien melakukan
mulut secara konsisten sesuai kemapuan perawatan diri secara rutin
f. Pasien mapu
memverbalisasikan keinginan
untuk melakukan perawatan diri

2 Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi toleransi fisik melakukan 1. Untuk mengetahui seberapa jauh pasien dapat
keperawatan selama ...x 24 jam, pergerakan melakukan gerakan
diharapkan gangguan mobilitas fisik 2. Monitor kondisi umum selama 2. Untuk mengetahui kondisi pasien selama
pasien teratasi, dengan KH: melakukan mobilisasi melakukan mobilisasi
a. Pergerakan ekstremitas pasien 3. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan 3. Untuk menjaga pergerakan pasien untuk
kembali normal alat bantu misalnya pagar tempat tidur mengindari pasien mengalami cidera
b. Kekuatan otot pasien kuat 4. Libatkan keluarga untuk membantu 4. Untuk membantu pasien dan mendampingi
c. Pasien dapat mengikuti semua pasien dalam meningkatkan pasien pada saat melakukan Mobilisasi
gerakan (ROM) pergerakan
5. Jelaskan prosedur Mobilisasi 5. Untuk membantu pasien dalam mengetahui
langkah-langkah mobilisasi yang diberikan
6. Ajarkan mobilisasi sederhana yang 6. Untuk membantu meningkatkan monilisasi
harus dilakukan misalnya duduk di atau pergerakan pasien
tempat tidur, duduk di sisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi
3 Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan 1. Untuk mengetahui kesiapan dan kemampuan
keperawatan selama ...x 24 jam, menerima informasi pasien dalam menerima informasi
diharapkan Defisit pengetahuan 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat 2. Untuk mengetahui faktor yang dapat
pasien teratasi dengan KH: meningkatkan dan menurunkan meningkatkan dan menurunkan motivasi
a. Pasien dapat melakukan apa motivasi perilaku hidup bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat pasien
yang sudah diajarkan sehat
b. Pasien dapat menjelaskan 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan 3. Untuk menjadwalkan kegiatan pendidikan
oengetahuan tentang apa yang sesuai dengan kesepakatan kesehatan yang akan diberikan kepada pasien
sudah diberikan 4. Berikan kesempatan untuk bertanya 4. Untuk mengetahui apakah ada yang ingin
pasien tanyakan
5. Ajarkan perilaku hidup bersih dan 5. Untuk membantu pasien menerapkan perilaku
sehat hidup bersih dan sehat
6. Jelaskan faktor resiko yang dapat 6. Untuk membantu pasien dalam mengetahui
mempengaruhi kesehatan faktor resiko yang mempengaruhi kesehatan
4. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan yang
diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk
memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk
mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
5. Evaluasi
Nama dan
No Tgl/Hari/Jam Nama Diagnosa Evaluasi
TTD
Defisit Perawatan Diri S: pasien mengatakan sudah mampu
melakukan perawatan diri secara
mandiri
O: pasien dapat melakukan personal
1. hygine secara mandiri
A: apakah kriteria hasil pada intervensi
tercapai, tercapai sebagian atau tidak
tercapai
P: pertahankan kondisi pasien
Gangguan Mobilitas Fisik S: pasien mengatakan sudah mampu
bergerak tanpa hambatan
O: pasien dapat melakukan ADL sendiri
2. A: apakah kriteria hasil pada intervensi
tercapai, tercapai sebagian atau tidak
tercapai
P: pertahankan kondisi pasien
Defisit Pengetahuan S: pasien mengatakan sudah memahami
apa yang sudah diajarkan
O: pasien dapat melakukan apa yang sudah
diajarkan
3.
A: apakah kriteria hasil pada intervensi
tercapai, tercapai sebagian atau tidak
tercapai
P: pertahankan kondisi pasien
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J,. 2006. Rencana Asuhan dan Pendokumentasian Keperawatan (Edisi 2).
Jakarta: EGC.
Damayanti, M. 2008. Komunikasi Teraoeutik Dalam Praktik Keperawatan. Bandung:
PT. Refika Adama.
Direja, Ade Herman S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Fitria, Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Srategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Haswita & Reni. 2017. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Tim.
Mubarak, Wahit Iqbal., Lilis Indrawati., & Joko Susanto. 2015. Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar (hal. 3-24). Jakarta: Salemba Medika.
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta: EGC.
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Jakarta: EGC.
Saputra, Lyndon. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Tarwoto & Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai