KELAS : 1C
KELOMPOK 6 :
DOSEN FASILILATOR :
PRODI S1 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
BAB I........................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................3
1.1 LatarBelakang..................................................................................................3
1.2 RumusanMasalah.............................................................................................4
1.3 TujuanMasalah................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................5
2.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................5
2.2 KONSEP MAYOR DAN DEFINISI..............................................................8
2.3 BAGAN KONSEPTUAL.............................................................................13
2.4 ASUMSI MAYOR........................................................................................15
BAB III....................................................................................................................20
PENUTUP...............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................21
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kepada ALLAH SWT. Atas segala taufik, hidayah
serta inayah-Nya yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah falsafah ini tanpa adanya halangan dan hambatan yang berarti. Sholawat
serta salam tidak lupa juga penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi
MuhammadSAW.
Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
menjadi gambaran bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan khususnya yang
berkaitan dengan “Teory Keperawatan Dorothy Johnson”.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak
yang dapat diorganisir menjadi symbol-simbol yang nyata, sedangkan kosep
keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Teori itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang
membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu
proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah
diobservasi tetapi kurang absolute atau kurang bukti secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari
struktur keperawatan itu sendiri. Dalam model praktek keperawatan mengandung
komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model,
adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada
kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini
dibutuhkan oleh perawat dalam mengembangkan tujuanya.
Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
sebab-sebab, azas-azas, hukum, dan sebagainya daripada segala yang ada dalam
alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS
Poerwadarminta). Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat
manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik
keperawatan. Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan
yang dilakukan. Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia
yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-spiritual.
Paradigma keperawatan sebagai pandangan fundamental tentang persoalan
dalam suatu cabang ilmu pengetahuan (Masterman,1970).
1.2 RumusanMasalah
1.3 TujuanMasalah
PEMBAHASAN
Pada tahun 1955 dan 1956, Johnson adalah seorang penasehat peraatan
anak yang bekerja di sekolah keperawatan Christian Medical Collage di Velore,
India Selatan. Dari tahun 1965 sampai dengan 1967, dia bertugas sebagai ketua
komite Califoria Nurses Association yang mengembangkan pernyataan sikap
terkait dengan spesifikasi dari perawat spresalis. Johnson telah menelurkan banyak
publikasi berupa empat buku, dan lebih dari 30 artikel junal, paper lain, laporan,
prosiding, dan monograf (Johnson, 1980).
Johnson menggunakan berbagai teori perilaku yag berasal dari disiplin ilmu
psikologi, sosiologi dan etnologi untuk mengembangkan teorinya. Literature
interdisiplin yang dikutip oleh Johnson berfokus pada perilaku yang bisa diamati
yang kemudia diadptasi dalam modelnya. Literature ini tersebut melandasi proses
untuk mengidentifikasi dan menentukan konten dari ketujuh sub system yang
dikembangkannya. Talcott Parsons dikenal dengan karyanya yang menghasilkan
teori tentang tumbuh kembang dini (early deverlopmental). Teori ini menampilkan
konsep model system behavioral yang dikembangkan oleh Johnson (Johnson,
1961). Teori tindakan social yang dicetuskan oleh Parsos (1951-1964) menekankan
pada pendekatan struktur fungsional. Salah satu dari kontribusinya adalah untuk
merekonsilasi fungsionalisme (pemikiran tentang setiap perilaku social yang
diamati mempunyai fungsi untuk melakukan sesuatu) dengan strukturalisme
(pemikiran tentang perilaku social yang tidak hanya bisa berfungsi langsung
namun mengungkapkan struktur paling dalam yang mendasari suatu system social)
jadi dengan demikian, struktur (system social) dan semua perilaku berfungsi untuk
memelihara keseimbangan system tersebut.
1. Perilaku
Johnson mendefinisikan perilaku seperti yang di sepakati oleh para ahli
biologi dan perilaku,yaitu suatu keluaran dari struktur intraorganisme dan proses
yang terkoordinasi didalamnya serta di munculkan dan di respons untuk mengubah
stimulasi sensori,johnson (1980) menitikberatkan pada perilaku yang di pengaruhi
secara aktual atau potensial terhadap segala sesuatu yang membutuhkan adaptasi
atau penyesuaian keadaan yang bermakna.
2. Sistem
Johnson (1980) menggunakan definisi sistem yang di cetuskan oleh
rapoport (1968) yaitu "suatu sistem adalah suatu keseluruhan fungsi sebagai semua
bagian yang memiliki ketergantungan antar bagian yang menyusun di dalamnya".
(hal 208) biar sepakat dengan pendapat yang di ungkapkan oleh chin yang
menyatakan bahwa adanya "suatu organisasi interaksi interdepedensi dan integrasi
dri seluruh unsur pendukung nya" di samping itu pula seorang manusia berusaha
untuk mempertahankan sesuatu keseimbangan melalui perubahan dan penyesuaian
terhadap kekuatan yang mempengaruhinya.
3. Sistem perilaku
Suatu sistem perilaku mencakup cara cara berperilaku yang terpola
berulang dan mempunyai tujuan.cara berperilaku ini membentuk suatu fungsi unit
yang tertera dan terintegrasi yang membedakan dan membatasi interaksi antara
sesorang dan atau dengan lingkungannya serta membentuk suatu relasi antara
seseorang dengan benda peristiwa dan situasi yang ada pada lingkungan tempat dia
berada.biasanya suatu perilaku dapat di deskripsikan dan di jelaskan manusia
sebagai suatu sistem perilaku berusaha untuk mencapai stabilitas keseimbangan
dengan melakukan perubahan dan adaptasi,kondisi ini akan berhasil jika
menggunakan fungsi yang efektif dan efisien yang ada dalam diri nya.
4. Subsistem
Sistem perilaku mempunyai beberapa aktivitas yang di lakukan,bagian dari
sistem akan membentuk suatu subsistem yang mempunyai aktifitas yang lebih
spesifik.suatu subsistem adalah suatu sistem kecil (minisystem) yang mempunyai
tujuan dan fungsi tersendiri yang dapat di pelihara sepanjang hubungan dengan
subsistem atau lingkungan yang lain tidak terganggu
(johnson.1980,hal.221).ketujuh subsistem yang teridentifikasi oleh johnson bersifat
terbuka, terkait satu dengan lainnya dan saling berhubungan satu dengan
lainnya.input dan hasil (output) merupakan kompenen dari sistem tersebut
(grubbs,1980).
Adanya motivasi dapat mengarahkan aktivitas subsistem yang senantiasa
berubah melalui proses maturasi, pengalaman,dan pembelajaran.sistem ini
menggambarkan seluruh proses yanh terjadi di berbagai situasi dengan latar
belakang budaya,yang berbed serta di kendalikan oleh faktor biologis,
psikologis,dan sosial.ketujuh subsistem ini adalah keterikatan-afiliasi
(attaachment-affiliayive), ketergantungan
(depwndency),ingestif(ingestive),eliminasi(eliminative),seksual,pencapaian
(achievement),dan agresif-proteksi (aggresive-protective)(johnson,1980).
5. Subsistem keterikatan-afiliasi
Subsistem keterikatan-afiliasi merupakan suatu kondisi yang paling kritis
Karena hal tersebut membentuk suatu dasar bagi organisasi sosial.pada kondisi
umum,hal iji bisa menjadi bagian pertahanan dan keamanan.
6. Sistem ketergantungan (dependency)
Dalam konteks yang luas, subsistem ketergantungan ini meningkat kan
perilaku pemberian pertolongan (helping behavior)yang memunculkan adanya
suatu respons terhadap kebutuhan pemberian asuhan keperawatan yang sesuai
dengan kondisi pasien tersebut.dalam perjalanannya perilaku ketergantungan
seseorang bermula dari kondisi ketergantungan kepada orang lain secara total
menjadi kondisi yang menjadikan pasien tersebut menjadi lebih mandiri.
7. Subsistem ingestif(ingestive)
Subsistem ingestif and eliminatifb(eliminative)tidak sehatusnya di pandang
sebagai mekanisme input dan input dari sistem.subsitem ingestif adalah "segala
sesuatu yang harus di kerjakan kapan,bagaimana,apa,berapa banyak makanan yang
kita makan (johnson,1980;hal.213).hal ini menunjukkan fungsi yang luas dari
kepuasan apetitif (appetitive)(johnson,1980.hal.213).perilaku ini berhubungan
dengan pertimbangan sosial, psikologis,dan biologis.
8. Subsistem eliminatif
Subsistem eliminatif membahas tentang "kapan, bagaimana,dan kondisi
tertentu yang memerlukan tindakan eliminasi"( johnson,1980 hal.213).dalam hal
ini ,faktor sosial dan psikologis yang memengaruhi aspek biologi dari subsistem ini
dan memungkinkan pada suatu waktu tertentu bisa mengalami konflik dengan
subsistem eliminasi (loveland-cherry & wilkerson,1983).
9. Subsistem seksual
Subsistem seksual mempunyai fungsi ganda yaitu berkaitan dengan
reroduksi (prokreasi) dan hal yang menciptakan kesenangan (gratifikasi)yang di
dalamnya bukan hanya mencakup aktivitas seksual dengan pasangan saja, sistem
respons ini mulai dengan perkembangan peran dri identitas gender dengan perilaku
peran seksual (johnson,1980).
10. Subsistem pencapaian (achievement)
Subsistem pencapaian ini di maksud kan untuk memanipulasi
lingkungan.hal ini berfungsi sebagai pengendalian atau penguasaan terhadap suatu
aspek dri diri atau lingkungan untuk mencapai suatu prestasi atau keberhasilan
yang di harapkan.
11. Subsistem agresif-proteksi
Fungsi dari subsistem agresif-proteksi adalah perlindungan dan
pemeliharaan.hal tersebut lebih di kembangkan berdasarkan alur berpikir dari
etologis seperti lorenz (1966) dan fesbacli (1970) daripada ide tentang penguatan
perilaku yang menjelaskan bahwa perilaku agresif tidak hanya di pelajari,tetapi
mempunyai intensitas primer untuk menyakiti orang lain.masyarakat
membutuhkan perlindungan diri sendiri (self-protection) serta segala sesuatu
kepemilikan nya perlu di hargai dan di lindungi(johnson,1980).
12. Keseimbangan (equilibrium)
Johnson (1961a) menyatakan bahwa keseimbangan adalah konsep inti yang
terdapat dalam tujuan keperawatan yang spesifik.konsep ini di definisikan sebagai
"sesuatu yang menstabilkan tetapi bersifat transisi,keadaan selebihnya apakah
individu berada dalam harmoni dengan dirinya sendiri atau dengan lingkungannya
(hal.65).
Hal ini menunjukan bahwa kekuatan biologis dan psikologis yang
seimbang antara satu dengan lainnya serta dengan kekuatan sosial yang
memengaruhi" (johnson,1961b,halm11).
1. Keperawatan
Tujuan keperawatan adalah untuk memelihara dan memperbaiki
keseimbangan dan stabilitas sistem perilaku dalam diri seseorang atau
untuk membantu seseorang dalam mencapai tingkat keseimbangan dan
fungsi yang optimal. Dengan demikian, keperawatan menurut Johnson
adalah suatu kekuatan eksternal yang menjaga keteraturan (organisasi) dan
kesatuan (intergrasi) dari perilaku seseorang untuk mencapai tingkat
optimal. Hal ini dilakukan dengan cara mengendalikan regulasi sementara
atau mekanisme kontrol atau dengan menyediakan sumber-sumber ketika
pasien sedang stres atau mengalami ketidakseimbangan sistem perilaku
(Brown 2006). Sebagai seni dan ilmu, keperawatan memberikan bantuan
eksternal baik sebelum, selama dan sesudah terjadinya gangguan
keseimbangan sistem sehingga memerlukan adanya rangkaian pengetahuan,
gangguan dan kendali (Herbert, 1889; Johnson, 1980). Aktivoitas
keperawatan tidak tergantung pada kewenangan medis, akan tetapi dapat
melengkapi pengobatan medis.
2. MANUSIA
Johnson (1980) memandang manusia sebagai suatu sistem perilaku
yang mempunyai pola, terjadi secara berulang, dan mempunyai tujuan
tertentu yang menghubungkan seseorang dengan lingkungannya. Konsepsi
manusia pada dasarnya merupakan konsep motivasional, yang dipandang
sebagai hasil pemikiran Johnson yang dipengaruhi oleh teori etiologi yang
menyatakan bahwa faktor biologis yang berbeda dapat mempengaruhi pola
dan motivasi dari perilaku. Dia juga mengakui bahwa pengalaman masa
lalu, belajar, stimulus fisik dan sosial juga bisa memengaruhi perilaku. Dia
mencatat bahwa suatu persyaratan untyk menggunakan mode ini adalah
kemampuan untuk melihat seseorang sebagai suatu sistem perilaku,
mengamati sekumpulan subsistem perilaku, dan memahami tentang faktor,
spikologis dan sosiaal budaya yang bekerja diluar mereka (Classnotes,
1971).
Johnson mengemukakan beberapa asumsi yangmengkritisi
pemahaman tentang sifat dan cara bekerjanya seseorang sebagai suatu
sistem perilaku. Kita asumsikan bahwa disana terdapat pengaturan
interaksi, dan interdependensi serta intergasi dari seluruh bagian dari
perilaku yang membangun sistem tersebut. Suatu pola sistem individu yang
spesifik membentuk suatu kesatuan yang terorganisir dan terintegrasi
dengan baik Johnson (1977) mengemukakan lebih lanjut bahwa sistem
perilaku cenderung untuk mencapai keseimbangan diantara berbagai
kekuatan yang menggerakan didalam dan kedalam sistem tersebut
seseorang akan terus menerus untuk memelihara keseimbangan sistem
perilaku dan keadaan yang stabil dengan melakukan penyesuaian dan
adaptasi terhadap kekuatan yang menganggu mereka. Johnson juga
mengenali bahwa seseorang secara aktif mencari pengalaman baru yang
bisa menganggu keseimbangannya secara sementara. Johnson selanjutnya
(1977, 1980) mengasumsikan bahwa suatu sistem perilaku yang
memerlukan dan menghasilkan beberapa tingkatan keteratiuran dan
kekonstanan perilaku, merupakan hal yang sangat penting bagi manusia.
Pada akhirnya Johnson (1977) menyimpulkan bahwa keseimbangan sistem
perilaku menggambarkan penyesuaian dan adaptasi yang dilakukan oleh
seseorang yang berhasil dalam beberapa cara dan berbagai tingkatan. Hal
ini bisa jadi benar bahkan perilaku yang nampak tidak sesuai dengan norma
budaya tertentu meskipun perilaku tersebut baik atau sehat.
Keseimbangan adalah hal yang paling penting untuk fungsi yang
efektif dan efisien dari seseorang. Keseimbanga bisa ditumbuhkan dan
dipelihara melalui satu atau beberapa subsistem atau sistem sebagai satu
kesatuan. Perbuhanan dalam struktur atau fungsi suatu sistem berkaitan
dengan permasalahan dalam pengendalian, kekurangan persyaratan
fungsional atau kepentingan tertentu (susternalimperatives) atau suatu
perubahan suatu lingkungan. Usaha seseorang untuk menegakkan kembali
keseimbangannya memerlukan pengeluaran energi tyang dapat
menimbulakan kekeurangan energi untuk membantu prpses biologis dan
pemulihan.
3. KESEHATAN
Johnson mempersepsikan kesehatan sebagai suatu keadaan yang tidak
mudah untuk dicapai dinamis yang dipengaruhi oleh faktor biologis,
spikologis, dan sosial. Kesehatan direfleksikan dengan adanya suatu
pengaturan (organisasi), interaksi, intergrasi seluruh subsistem dari sistem
perilaku (Johnson, 1980). Seseorang berusaha untuk mencapai suatu
keseimbangan dalam sistem ini dan hal tersebut akan menuju kepada
perilaku fungsional. Kekurangan keseimbangan dalam struktur atau
persyaratan fungsional dari subsistem dapat menimbulkan gangguan
kesehatan. Dengan demikian ketika mengevaluasi “sehat” mengacu pada
kondisi difokuskan pada sistem perilaku dan keseimbangan dan stabilitas
sistem, fungsi efektif dan efisien serta tidak keseimbangan dan tidak
stabilan sistem perilaku. Keluaran dari sistem perilaku antara lain:
1. Pengeluaran energi yang lebih sedikit daripada energi yang dibutuhkan
(hal yang berkaitan dengan kebutuhan energi yang lebih besar
diperlukan untuk memelihara kesehatan, atau pada saat sedang sakit,
energi tersedia untuk proses yang dibutuhkan untuk pemulihan.
2. Keberlanjutan kemampuan bertahan secara biologis dan sosial
3. Beberapa ketingkatan dari pribadi telah tercapai (Grubbs, 1980.,
Johnson, 1980).
4. LINGKUNGAN
PENUTUP
Alligood, M. R. (2017). Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka. Edisi ke-8
Volume, 1. Jakarta : Elsevier.