Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TEORI KEPERAWATAN DOROTHY JOHNSON

KELAS : 1C

KELOMPOK 6 :

1. NOFA AMALIA SAORES (1130020010)

2. NOVIATI YUNITA SARI (1130020123)

3. PANDANA ZUKHRUF PRAMUDITA (1130020103)

4. RISMA LUTFIANA SAFITRI (1130020101)

5. ROSA PUTERI MAWADDAH (1130020125)

DOSEN FASILILATOR :

SITI NUR HASINA, S.Kep.,Ns,M.Tr.Kep.

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2
BAB I........................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................3
1.1 LatarBelakang..................................................................................................3
1.2 RumusanMasalah.............................................................................................4
1.3 TujuanMasalah................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................5
2.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................5
2.2 KONSEP MAYOR DAN DEFINISI..............................................................8
2.3 BAGAN KONSEPTUAL.............................................................................13
2.4 ASUMSI MAYOR........................................................................................15
BAB III....................................................................................................................20
PENUTUP...............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................21
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kepada ALLAH SWT. Atas segala taufik, hidayah
serta inayah-Nya yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah falsafah ini tanpa adanya halangan dan hambatan yang berarti. Sholawat
serta salam tidak lupa juga penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi
MuhammadSAW.

Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
menjadi gambaran bagi  pembaca mengenai ilmu pendidikan khususnya yang
berkaitan dengan “Teory Keperawatan Dorothy Johnson”.

Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak menemui hambatan


dan juga kesulitan namun, berkat bimbingan, arahan, serta bantuan dari banyak
pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tanpa
melampaui batas waktu yang telah di tentukan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah inimasih jauh dari


sempurna. Oleh karna itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi lebih sempurnanya hasil makalah ini. Akhir kata, penulis
hanya  dapat berharap agar hasil makalah ini dapat berguna bagi semua pihak serta
menjadi sesuatu yang berarti dari usaha penulis selama ini.

Surabaya, 9 November 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak
yang dapat diorganisir menjadi symbol-simbol yang nyata, sedangkan kosep
keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Teori itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang
membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu
proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah
diobservasi tetapi kurang absolute atau kurang bukti secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari
struktur keperawatan itu sendiri. Dalam model praktek keperawatan mengandung
komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model,
adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada
kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini
dibutuhkan oleh perawat dalam mengembangkan tujuanya.
Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
sebab-sebab, azas-azas, hukum, dan sebagainya daripada segala yang ada dalam
alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS
Poerwadarminta). Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat
manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik
keperawatan. Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan
yang dilakukan. Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia
yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-spiritual.
Paradigma keperawatan sebagai pandangan fundamental tentang persoalan
dalam suatu cabang ilmu pengetahuan (Masterman,1970).
1.2 RumusanMasalah

1) Bagaimanakonsep mayor dandefinisiteorikep. Donothy Johnson?


2) Bagaimanabagankonseptualteorikep. Donothy Jonson?
3) Bagaimanaasumsi mayor teorikep. Donoty Jonson?

1.3 TujuanMasalah

1) Untukmengetahuikonsep mayor dandefinisiteorikep. Donoty Johnson


2) Untukmengetahuibagankonseptualteorikep. Donoty Johnson
3) Untukmengetahuiasumsi mayor teorikep. Donoty Johnson
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LATAR BELAKANG

Dorothy E. Johnston lahir pada tanggal 21 agustus 1919 di Savannah,


Georgia. Dia menerima A.A dari Amstrong Junic Collage di Savannah, Georgia
(1938), S1 dari Vanderbilt University di Nashviliw, Tennese (1942), dan M.P.H
dari Harvard University di Boston (1948).

Pengalaman professional Johnson hamper sebagian besar bergerak dalam


bidang pendidikan dan pengajaran meskipun dia adalah seorang staf perawat di the
Chatham-Savannah Health Council dari tahun 1943 sampai dengan 1944. Dia
merupakan seorang instruktur dan asisten professor dalam bidang keperawatan
anak di Vanderbilt University School of Nursinf. Johnson memulai pekerjaan di
instuti tersebut mulai tahun 1948 sampai menjelang pension pada tahun 1978 serta
kepindahannya ke Key Largo, Florida. Pada waktu itu, Johnson adalah seorang
asisten professor keperawatan anak, asosiat professor keperawatan da n professor
keperawatan di University of California di Los Angels (UNLA).

Pada tahun 1955 dan 1956, Johnson adalah seorang penasehat peraatan
anak yang bekerja di sekolah keperawatan Christian Medical Collage di Velore,
India Selatan. Dari tahun 1965 sampai dengan 1967, dia bertugas sebagai ketua
komite Califoria Nurses Association yang mengembangkan pernyataan sikap
terkait dengan spesifikasi dari perawat spresalis. Johnson telah menelurkan banyak
publikasi berupa empat buku, dan lebih dari 30 artikel junal, paper lain, laporan,
prosiding, dan monograf (Johnson, 1980).

Dari sejumlah penghargaan yang dia peroleh, Johnson (komunikasi pribadi,


1984) merasa bangga karena telah terpilih sebagai dosen berprestasi oleh
mahasiswa paska sarjana pada tahun 1975, kemudian pada tahun 1977 dia berhasil
meraih perjuangan “Haa]ssenplug Disringuished Achievment Award” dari the
Persatuan Perawat California (California Nurses Association), berlajut pada tahun
1981 dia mendapat penghargaan dari Vanderbilt University School of Nursing. Dia
meninggal pada bulan Februari 1999 ketika usiaya menginjak 80 tahun. Sebagai
pencetus model. Johnson merasa senang karena model ini bisa diterima dan
bermanfaat untuk mengembangkan dasar-dasar teori keperawatan serta
berkontribusi terhadap pengembangan karir mahasiswanya. Model ini juga
digunakan sebagai model untuk praktik keperawatan diberbagai instuti yang
berskala besar (D. Johnson, Komunikasi Pribadi. 1996).

Model system prilaku Johnson / Johnson’s Behavioral System Model


(JBSM) ini dikembangkan berdasarkan teori Florence Nightingale. Yang ditulis
dalam buku Notes on Nursing (Johnson, 1992). Johnson memulai pekerjaannya
dalam model ini dengan premis bahwa keperawatan adalah suatu profesi yang bisa
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kesejahteraan masyarakat. Dengan
demikian, keperawatan memiliki tujuan yang jelas dalam konteks pemberian
asuhan bagi seorang klien. Dia sepakat dengan pemikiran Nightingale yang
menyatakan bahwa hal yang paling penting dalam keperawatan itu adalah
“hubungan antara individuyang sedang sakit dan lingkungannya, bukan hanya
berfokus dengan penyakitnya itu sendiri” (Johnson, 1977). Johnson (1977)
mencatat bahwa “transisi dari pendekatan system ini terhadap pengembangan teori
yang lebih valid dan akurat serta berorintasi pada system perilaku berlangsung
selama beberapa tahun, dukungan pribadi dan para kolega sangat membantu dalam
proses tersebut sehingga model ini bisa berkembang dengan cepat serta
memberikan kontribusi terhadap pengetahuan tentang system behavioral”, Johnson
(1977) kemudia menyatakan tentang kontribusi khusus dari keperawatan terhadap
kesejahteraan seorang pasien yang dapat memunculkan “system behavioral yang
efesien dan efektif yang berfungsi dalam diri pasien, hal tersebut dapat
membantunya untuk mencegah penyakit, pada saat kondisi sakit dan setelah
penyakitnya sembuh”.

Johnson menggunakan berbagai teori perilaku yag berasal dari disiplin ilmu
psikologi, sosiologi dan etnologi untuk mengembangkan teorinya. Literature
interdisiplin yang dikutip oleh Johnson berfokus pada perilaku yang bisa diamati
yang kemudia diadptasi dalam modelnya. Literature ini tersebut melandasi proses
untuk mengidentifikasi dan menentukan konten dari ketujuh sub system yang
dikembangkannya. Talcott Parsons dikenal dengan karyanya yang menghasilkan
teori tentang tumbuh kembang dini (early deverlopmental). Teori ini menampilkan
konsep model system behavioral yang dikembangkan oleh Johnson (Johnson,
1961). Teori tindakan social yang dicetuskan oleh Parsos (1951-1964) menekankan
pada pendekatan struktur fungsional. Salah satu dari kontribusinya adalah untuk
merekonsilasi fungsionalisme (pemikiran tentang setiap perilaku social yang
diamati mempunyai fungsi untuk melakukan sesuatu) dengan strukturalisme
(pemikiran tentang perilaku social yang tidak hanya bisa berfungsi langsung
namun mengungkapkan struktur paling dalam yang mendasari suatu system social)
jadi dengan demikian, struktur (system social) dan semua perilaku berfungsi untuk
memelihara keseimbangan system tersebut.

Johnson juga menggunakan teori system dan konsep dan definisi


dari Rapoprt, Chin, von Bertalanffy, and buckley (Johnson, 1980), dalam teori
system yang tercantum dalam teori yang dikembangkan oleh Johnson, salah satu
ausmsi dasarnya adalah menghasilkan konsep yang menyusun teori tersebut.
Asusmsi lainnya adalah suau rangkaian unit interaktif yang membentuk suatu
keseluruhan system untuk menunjukkan fungsi-fungsi yang dimilikinya. Johnson
mengkonsepualisasikan manusia sebagai system perilaku dan perilaku individu itu
adalah focus utamanya. Salah satu kekuatan teori ini adalah integerasi konsep yang
konsisten untuk menjelaskan system perilaku diambil dari teori system umum.
Beberapa konsep yang termasuk di dalamnya adalah : holism, pencarian tujuan
(goal seeking), hubungan/saling ketergantungan
interrelationship/interdependency), stabilitas, instabilitas, subsistem, regularitas,
stuktur, fungsi, energy, umpan balik (feedback) dan adaptasi.

Johnson mencatat bahwa di literature yang ada menunjukkan bahwa


sebaian para ahli mendukung pemikirannya yang mnyetakan bahwa manusia itu
adalah suatu system perilaku serta manusia akan menunjukkan respon yang
spesifik yang membentuk suatu kesatuan yang utuh dan terintregerasi. Pemikiran
ini diklaim sebagai pemikiran asli dari Johnson sepanjang yang diketahuinya.
Sebagimana perkembangan pengetahuan tentang system biologis yang mendasari
pengetahuan tentang system tersebut yang berfokus pada respon perilaku itu
sendiri dan kegunaannya sebagai kerangka untuk pemecah masalah keperawatan
dalam konteks penelitian, pendidikan, dan praktik. Keperawatan (Bensom, 1997;
Derdiarrian, 1991; Grice, 1997; Holaday, 1981, 1982; Lachicotte & Alexander,
1990; Martha, Bhaduri, & Jain, 2004; Poster, Dee, & Randell, 1997; Turner-
Henson, 1997; Wilmounth, 2007, Wang & Palmer, 2010).

Pengembangan model system perilaku ini berdasarkan pada pandangan


filosofis, Johnson (1980) menuliskan bahwa keperawatan berkontribusi dengan
menfasilitasi fungsi perilaku yang efektif yang ada dalam diri pasien pada saat,
selama dan sesudah sakit. Dia menggunakan konsep dari disiplin ilmu yang lain
seperti pembelajaran social (social earing), motivasi, stimulasi sensori, adaptasi,
modifikasi perilaku, proses berubah, tekanan (tension), dan stress dalam
mengembangkan teorinya untuk diaplikasikan dalam praktik keperawatan

2.2 KONSEP MAYOR DAN DEFINISI

1. Perilaku
Johnson mendefinisikan perilaku seperti yang di sepakati oleh para ahli
biologi dan perilaku,yaitu suatu keluaran dari struktur intraorganisme dan proses
yang terkoordinasi didalamnya serta di munculkan dan di respons untuk mengubah
stimulasi sensori,johnson (1980) menitikberatkan pada perilaku yang di pengaruhi
secara aktual atau potensial terhadap segala sesuatu yang membutuhkan adaptasi
atau penyesuaian keadaan yang bermakna.
2. Sistem
Johnson (1980) menggunakan definisi sistem yang di cetuskan oleh
rapoport (1968) yaitu "suatu sistem adalah suatu keseluruhan fungsi sebagai semua
bagian yang memiliki ketergantungan antar bagian yang menyusun di dalamnya".
(hal 208) biar sepakat dengan pendapat yang di ungkapkan oleh chin yang
menyatakan bahwa adanya "suatu organisasi interaksi interdepedensi dan integrasi
dri seluruh unsur pendukung nya" di samping itu pula seorang manusia berusaha
untuk mempertahankan sesuatu keseimbangan melalui perubahan dan penyesuaian
terhadap kekuatan yang mempengaruhinya.
3. Sistem perilaku
Suatu sistem perilaku mencakup cara cara berperilaku yang terpola
berulang dan mempunyai tujuan.cara berperilaku ini membentuk suatu fungsi unit
yang tertera dan terintegrasi yang membedakan dan membatasi interaksi antara
sesorang dan atau dengan lingkungannya serta membentuk suatu relasi antara
seseorang dengan benda peristiwa dan situasi yang ada pada lingkungan tempat dia
berada.biasanya suatu perilaku dapat di deskripsikan dan di jelaskan manusia
sebagai suatu sistem perilaku berusaha untuk mencapai stabilitas keseimbangan
dengan melakukan perubahan dan adaptasi,kondisi ini akan berhasil jika
menggunakan fungsi yang efektif dan efisien yang ada dalam diri nya.
4. Subsistem
Sistem perilaku mempunyai beberapa aktivitas yang di lakukan,bagian dari
sistem akan membentuk suatu subsistem yang mempunyai aktifitas yang lebih
spesifik.suatu subsistem adalah suatu sistem kecil (minisystem) yang mempunyai
tujuan dan fungsi tersendiri yang dapat di pelihara sepanjang hubungan dengan
subsistem atau lingkungan yang lain tidak terganggu
(johnson.1980,hal.221).ketujuh subsistem yang teridentifikasi oleh johnson bersifat
terbuka, terkait satu dengan lainnya dan saling berhubungan satu dengan
lainnya.input dan hasil (output) merupakan kompenen dari sistem tersebut
(grubbs,1980).
Adanya motivasi dapat mengarahkan aktivitas subsistem yang senantiasa
berubah melalui proses maturasi, pengalaman,dan pembelajaran.sistem ini
menggambarkan seluruh proses yanh terjadi di berbagai situasi dengan latar
belakang budaya,yang berbed serta di kendalikan oleh faktor biologis,
psikologis,dan sosial.ketujuh subsistem ini adalah keterikatan-afiliasi
(attaachment-affiliayive), ketergantungan
(depwndency),ingestif(ingestive),eliminasi(eliminative),seksual,pencapaian
(achievement),dan agresif-proteksi (aggresive-protective)(johnson,1980).
5. Subsistem keterikatan-afiliasi
Subsistem keterikatan-afiliasi merupakan suatu kondisi yang paling kritis
Karena hal tersebut membentuk suatu dasar bagi organisasi sosial.pada kondisi
umum,hal iji bisa menjadi bagian pertahanan dan keamanan.
6. Sistem ketergantungan (dependency)
Dalam konteks yang luas, subsistem ketergantungan ini meningkat kan
perilaku pemberian pertolongan (helping behavior)yang memunculkan adanya
suatu respons terhadap kebutuhan pemberian asuhan keperawatan yang sesuai
dengan kondisi pasien tersebut.dalam perjalanannya perilaku ketergantungan
seseorang bermula dari kondisi ketergantungan kepada orang lain secara total
menjadi kondisi yang menjadikan pasien tersebut menjadi lebih mandiri.
7. Subsistem ingestif(ingestive)
Subsistem ingestif and eliminatifb(eliminative)tidak sehatusnya di pandang
sebagai mekanisme input dan input dari sistem.subsitem ingestif adalah "segala
sesuatu yang harus di kerjakan kapan,bagaimana,apa,berapa banyak makanan yang
kita makan (johnson,1980;hal.213).hal ini menunjukkan fungsi yang luas dari
kepuasan apetitif (appetitive)(johnson,1980.hal.213).perilaku ini berhubungan
dengan pertimbangan sosial, psikologis,dan biologis.
8. Subsistem eliminatif
Subsistem eliminatif membahas tentang "kapan, bagaimana,dan kondisi
tertentu yang memerlukan tindakan eliminasi"( johnson,1980 hal.213).dalam hal
ini ,faktor sosial dan psikologis yang memengaruhi aspek biologi dari subsistem ini
dan memungkinkan pada suatu waktu tertentu bisa mengalami konflik dengan
subsistem eliminasi (loveland-cherry & wilkerson,1983).
9. Subsistem seksual
Subsistem seksual mempunyai fungsi ganda yaitu berkaitan dengan
reroduksi (prokreasi) dan hal yang menciptakan kesenangan (gratifikasi)yang di
dalamnya bukan hanya mencakup aktivitas seksual dengan pasangan saja, sistem
respons ini mulai dengan perkembangan peran dri identitas gender dengan perilaku
peran seksual (johnson,1980).
10. Subsistem pencapaian (achievement)
Subsistem pencapaian ini di maksud kan untuk memanipulasi
lingkungan.hal ini berfungsi sebagai pengendalian atau penguasaan terhadap suatu
aspek dri diri atau lingkungan untuk mencapai suatu prestasi atau keberhasilan
yang di harapkan.
11. Subsistem agresif-proteksi
Fungsi dari subsistem agresif-proteksi adalah perlindungan dan
pemeliharaan.hal tersebut lebih di kembangkan berdasarkan alur berpikir dari
etologis seperti lorenz (1966) dan fesbacli (1970) daripada ide tentang penguatan
perilaku yang menjelaskan bahwa perilaku agresif tidak hanya di pelajari,tetapi
mempunyai intensitas primer untuk menyakiti orang lain.masyarakat
membutuhkan perlindungan diri sendiri (self-protection) serta segala sesuatu
kepemilikan nya perlu di hargai dan di lindungi(johnson,1980).
12. Keseimbangan (equilibrium)
Johnson (1961a) menyatakan bahwa keseimbangan adalah konsep inti yang
terdapat dalam tujuan keperawatan yang spesifik.konsep ini di definisikan sebagai
"sesuatu yang menstabilkan tetapi bersifat transisi,keadaan selebihnya apakah
individu berada dalam harmoni dengan dirinya sendiri atau dengan lingkungannya
(hal.65).
Hal ini menunjukan bahwa kekuatan biologis dan psikologis yang
seimbang antara satu dengan lainnya serta dengan kekuatan sosial yang
memengaruhi" (johnson,1961b,halm11).

13. Persyaratan fungsional/hal yang memengaruhi muncul nya suatu perilaku


Untuk subsistem yang mengembangkan dan mempertahankan stabilitas,
masing-masing subsistem ini harus mempunyai fungsi-fungsi yang
menetap.lingkungan menetapkan faktor yang memengaruhi nya muncul nya suatu
perilaku misal nya perlindungan, perawatan,dan stimulasi.johnson mencatat bahwa
sistem biologis dan sistem hidup lainnya mempunyai persyaratan yang sama.
14. Pengaturan/kontrol
Subsistem perilaku yang berhubungan harus di atur sedemikian rupa
sehingga tujuan yang diinginkan bisa tercapai.peraturan berimplikasi bahwa
penyimpangan bisa di deteksi dan di perbaiki.umpan balik adalah suatu persyaratan
yang penting untuk memperoleh kendali yang efektif.klien juga mempunyai
kemampuan untuk melakukan pengaturan diri(self-regulation).perawat juga bisa
bertindak sebagai suatu kekuatan yang mengatur yang berasal dari luar dan bersifat
sementara untuk memelihara organisasi dna integrasi dari perilaku klien pada satu
tingkatan yang optimal dari kondisi sakit atau pada kondisi di mana perilaku
tertentu menunjukkan adanya ancaman kesehatan.
15. Tekanan
Konsep dari tekanan di definisikan sebagai suatu keadaan yang bisa bersifat
tarik-ulur dan merupakan suatu produk akhir dari keseimbangan yang tergangg
(Johnson,1961a,hal.10). tekanan (tension) itu bersifat konstruktif ketika
menghadapi perubahan atau bersifat destruktif akibat inefisiensi penggunaan
energi, menutupi adaptasi dan mengakibatkan potensi kerusakan struktual
(Johnson,1961a).
16. Stresor
Simulasi internal atau eksternal yang menghasil kan tingkatan yang
ketidakstabilan (instability) yang di sebut sebagai stresor."stimulasi bisa positif
dalam konteks apa yang di tunjuk kan,atau negatif ketika sesuatu yang diinginkan
atau diminta tidak ada.stimulus bisa berasal sari dalam atau
luar(johnson,1961b,hal.13). sistem terbuka dan saling terkait dan mengalami
perubahan yang konstan.sistem ini antara lain kondisi psikologis, kepribadian,dan
kelompok kecil yang sangat bermakna(keluarga) dan sistem sosial yng lebih luas
(Johnson,1961b).

2.3 BAGAN KONSEPTUAL


Teori sistem perilaku Johnson membahas konseop meta paradigma dari
manusia, lingkungan, dan keperawatan. Manusia adalah suatu sistem yang
mempunyai 7 subsistem yang berinteraksi satu dengan yang lainnya (gambar 10-
1). Setiap subsistem dibentuk oleh serangkaian respon atau sistem tindakan yang
mempunyai kesamaan niat atau tujuan. Diatur oleh niat atau usaha (beberapa
struktur motivasi intraoganismik) mempunyai respon yang bisa dibedakan,
dikembangkan, dan dimodifikasi sepanjang waktu melalui kematangan pribadi,
pengalaman, dan proses belajar. Hal tersebut ditentukanperkembangan secara terus
menerus dari fator fisik, biologis, dan spikologis yang bekerja dalam situasi yang
kompleks dan saling terkaitan.
Tiap subsistem digambarkan dan dianalis dalam konteks kebutuhan struktural
dan fungsional. 4 elemen struktural yang telah diidentifikasi meliputi:
1. niat atau tujuan konsekuensi utama dari perilaku terahadap niat atau tujuan
yang tercangkup didalamnya
2. secara umum terdiri dari 2 jenis yaitu; persiapan (prepatori) atau apa yang
seseorang biasanya akan lakukan, dan pereferative, kebiasaan untuk
mempertahankan tertentu
3. Pilihan yang mewakili perilaku seorang pasien ketika melihat dirinyan
sendiri dalam berbagai situasi yang menyertainya
4. Tindakan atau perilaku yang ditunjukan (Grubbs, 1980; Johnson, 1980).
Sistem tersebut memainkan peranan yang sangat penting baik ketika
seseorang akan menentukan suatu pilihan dan dalam perilaku yang sering
ditunjukan.
Masing-masing subsistem mempunyai 3 persyaratan fungsional:
1. perlindungan (protection)
2. pengembangan (nurturance)
3. perangsangan (stimulation).
Persyaratan fungsional ini harus dipenuhi melalui upaya yang dilakukan
individu sendiri, atau dengan bantuan dari pihak luar yaitu dari perawat. Untuk
mengembangkan dan mempertahankan stabilitas dari subsistem, masing-masing
harus mempunyai persediaan persyaratan fungsional yang biasanya disediakan
oleh lingkungan. Namun dengan demikian, selama seorrang mengalami sakit atau
pada saat ancaman terhadap kesehatan, maka perawat menjadi salah satu dumber
dari persyaratan dari fungsional.
Respons subsistem dikembangkan oleh motivasi, pengalaman, dan belajar serta
dipengaruhi oleh faktor biologis, spikologis, dan sosial (Johnson, 1980). Sistem
perilaku berusaha untuk mencapai keseimbangannya dengan menyesuaikan
terhadap stimulus internal dan lingkungan. Sistem ini dibuat dari “seluruh cara
untuk berperilaku yang mempunya pola, pengulangan, dan tujuan yang menjadi
karakteristik” (Johnson, 1980, hal 209). Fungsi unit perilaku “membedakan dan
membatasi interaksi seseorang dengan lingkungannya dan menunjukkan suatu
hubungan dari orang lain tersebut dengan benda peristiwa, dan keadaan dalam
lingkungannya” (Johnson, 1980, hal 209). Sistem perilaku menjaga hubungannya
dengan sekitarnya (Johnson 1980, hal 209). Sistem ini muncul secara aktif dan
tidak pasif. Perawat berada di luar dari sistem perilaku namun masih tetap bisa
berinteraksi dengan sistem tersebut.
Keberhasilan penggunaan teori JBS dalam praktik klinis bisa berhasil jika
memasukkan proses keperawatan di dalamnya. Para klinisi harus mengembangkan
suatu instrumen pengkajian memasukkan semua komponen teori tersebut sehingga
mereka bisa mengkaji pasiensebagai suatu sistem perilaku untuk menentukan jika
disana terdapat suatu masalah kesehatan aktual atau potensial, serta untuk
menentukan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan terhadap penyakit atau
ancaman kesehatan tanpa menimbulkan ketidakseimbangan sistem perilaku. Hala
ini berarti mengembangkan pertanyaan yang sesuai dengan observasi untuk
masing-masing sistem perilaku.
Setiap keseimbangan yang terjadi dalam sistem perilaku menghasilkan
kebutuhan akan tindakan keperawatan (Brown, 2006). Intervensin keperawatan
dapat berupa hal sangat umum “jika sumber utama masalah itu mempunyai
struktur stressor, maka perawat dapat memfoluskan pada pencapaian tujuan yang
dikaitkan dengan visi misi dari masing-masing bagian. Jika masalahnya terletak
pada salah satu fungsi, maka perawat akan memusatkan perhatiannya untuk
mencari sumber masalah dan kecukupan persyaratan fungsional, hal tetrsebut
berasal dari suatu lingkungan yang berlebihan atau kekurangan (devisiensi).
Tujuan dari keperawatan adalah bentuk mempertahankan atau menyimpan kembali
dari tingkatan sistem perilaku pada saat hal tersebut diinginkan atau mungkin
untuk dicapai (Johnson, 1978).

2.4 ASUMSI MAYOR

1. Keperawatan
Tujuan keperawatan adalah untuk memelihara dan memperbaiki
keseimbangan dan stabilitas sistem perilaku dalam diri seseorang atau
untuk membantu seseorang dalam mencapai tingkat keseimbangan dan
fungsi yang optimal. Dengan demikian, keperawatan menurut Johnson
adalah suatu kekuatan eksternal yang menjaga keteraturan (organisasi) dan
kesatuan (intergrasi) dari perilaku seseorang untuk mencapai tingkat
optimal. Hal ini dilakukan dengan cara mengendalikan regulasi sementara
atau mekanisme kontrol atau dengan menyediakan sumber-sumber ketika
pasien sedang stres atau mengalami ketidakseimbangan sistem perilaku
(Brown 2006). Sebagai seni dan ilmu, keperawatan memberikan bantuan
eksternal baik sebelum, selama dan sesudah terjadinya gangguan
keseimbangan sistem sehingga memerlukan adanya rangkaian pengetahuan,
gangguan dan kendali (Herbert, 1889; Johnson, 1980). Aktivoitas
keperawatan tidak tergantung pada kewenangan medis, akan tetapi dapat
melengkapi pengobatan medis.

2. MANUSIA
Johnson (1980) memandang manusia sebagai suatu sistem perilaku
yang mempunyai pola, terjadi secara berulang, dan mempunyai tujuan
tertentu yang menghubungkan seseorang dengan lingkungannya. Konsepsi
manusia pada dasarnya merupakan konsep motivasional, yang dipandang
sebagai hasil pemikiran Johnson yang dipengaruhi oleh teori etiologi yang
menyatakan bahwa faktor biologis yang berbeda dapat mempengaruhi pola
dan motivasi dari perilaku. Dia juga mengakui bahwa pengalaman masa
lalu, belajar, stimulus fisik dan sosial juga bisa memengaruhi perilaku. Dia
mencatat bahwa suatu persyaratan untyk menggunakan mode ini adalah
kemampuan untuk melihat seseorang sebagai suatu sistem perilaku,
mengamati sekumpulan subsistem perilaku, dan memahami tentang faktor,
spikologis dan sosiaal budaya yang bekerja diluar mereka (Classnotes,
1971).
Johnson mengemukakan beberapa asumsi yangmengkritisi
pemahaman tentang sifat dan cara bekerjanya seseorang sebagai suatu
sistem perilaku. Kita asumsikan bahwa disana terdapat pengaturan
interaksi, dan interdependensi serta intergasi dari seluruh bagian dari
perilaku yang membangun sistem tersebut. Suatu pola sistem individu yang
spesifik membentuk suatu kesatuan yang terorganisir dan terintegrasi
dengan baik Johnson (1977) mengemukakan lebih lanjut bahwa sistem
perilaku cenderung untuk mencapai keseimbangan diantara berbagai
kekuatan yang menggerakan didalam dan kedalam sistem tersebut
seseorang akan terus menerus untuk memelihara keseimbangan sistem
perilaku dan keadaan yang stabil dengan melakukan penyesuaian dan
adaptasi terhadap kekuatan yang menganggu mereka. Johnson juga
mengenali bahwa seseorang secara aktif mencari pengalaman baru yang
bisa menganggu keseimbangannya secara sementara. Johnson selanjutnya
(1977, 1980) mengasumsikan bahwa suatu sistem perilaku yang
memerlukan dan menghasilkan beberapa tingkatan keteratiuran dan
kekonstanan perilaku, merupakan hal yang sangat penting bagi manusia.
Pada akhirnya Johnson (1977) menyimpulkan bahwa keseimbangan sistem
perilaku menggambarkan penyesuaian dan adaptasi yang dilakukan oleh
seseorang yang berhasil dalam beberapa cara dan berbagai tingkatan. Hal
ini bisa jadi benar bahkan perilaku yang nampak tidak sesuai dengan norma
budaya tertentu meskipun perilaku tersebut baik atau sehat.
Keseimbangan adalah hal yang paling penting untuk fungsi yang
efektif dan efisien dari seseorang. Keseimbanga bisa ditumbuhkan dan
dipelihara melalui satu atau beberapa subsistem atau sistem sebagai satu
kesatuan. Perbuhanan dalam struktur atau fungsi suatu sistem berkaitan
dengan permasalahan dalam pengendalian, kekurangan persyaratan
fungsional atau kepentingan tertentu (susternalimperatives) atau suatu
perubahan suatu lingkungan. Usaha seseorang untuk menegakkan kembali
keseimbangannya memerlukan pengeluaran energi tyang dapat
menimbulakan kekeurangan energi untuk membantu prpses biologis dan
pemulihan.

3. KESEHATAN
Johnson mempersepsikan kesehatan sebagai suatu keadaan yang tidak
mudah untuk dicapai dinamis yang dipengaruhi oleh faktor biologis,
spikologis, dan sosial. Kesehatan direfleksikan dengan adanya suatu
pengaturan (organisasi), interaksi, intergrasi seluruh subsistem dari sistem
perilaku (Johnson, 1980). Seseorang berusaha untuk mencapai suatu
keseimbangan dalam sistem ini dan hal tersebut akan menuju kepada
perilaku fungsional. Kekurangan keseimbangan dalam struktur atau
persyaratan fungsional dari subsistem dapat menimbulkan gangguan
kesehatan. Dengan demikian ketika mengevaluasi “sehat” mengacu pada
kondisi difokuskan pada sistem perilaku dan keseimbangan dan stabilitas
sistem, fungsi efektif dan efisien serta tidak keseimbangan dan tidak
stabilan sistem perilaku. Keluaran dari sistem perilaku antara lain:
1. Pengeluaran energi yang lebih sedikit daripada energi yang dibutuhkan
(hal yang berkaitan dengan kebutuhan energi yang lebih besar
diperlukan untuk memelihara kesehatan, atau pada saat sedang sakit,
energi tersedia untuk proses yang dibutuhkan untuk pemulihan.
2. Keberlanjutan kemampuan bertahan secara biologis dan sosial
3. Beberapa ketingkatan dari pribadi telah tercapai (Grubbs, 1980.,
Johnson, 1980).

4. LINGKUNGAN

Dalam teori yang dikemukakan oleh Johnson, lingkungan terdiri


dari semua faktor yang bukan bagian dari sistem perilaku individu
tetapi bisa memengaruhi sistem tersebut. Perawat bisa memanipulasi
beberapa aspek dari lingkungan sehingga tujuan untuk mencapai
keseimbangan sistem perilaku bisa tercapai bagi seorang pasien
(Brown, 2006) sistem perilaku “menentukan dan membatasi interaksi
anatara seorang dan lingkungannya dan membangun suatu hubungan
anatara seseorang terhadap benda, peristiwa, dan situasi yang terdapat
didalam lingkungan tersebut “ (Johnson, 1978) perilaku tersebut bisa
diatur dan diprediksi. Sistem ini dipelihara karena bisa berfungsi efektif
dan efien sepanjang waktu pada saat mengelola hubungan individu
dengan lingkungannya. Perubahan sistem ini akan terjadi ketika tidak
ada lagi kasus, atau ketika seseorang menginginkan tingkat nasional
yang lebih optimal. Sistem perilaku mempunyai banyak tugas dan
kepentingan yang harus ditunjukkan dalam mempertahankan
intergritasnya dan mengeloola hubungan sistem tersebut dengan
lingkungannya.
Sistem perilaku berupaya untuk mempertahankan keseimbanga
(ekuilibrium) untuk merespon faktor lingkungan dengan cara
menyesuaikan diri dengan kekuatan yang memengaruhi seseorang.
Lingkungan juga merupakan sumber dari perlindungan, pemeliharaan
(nurturance), dan stimulasi yang diperlukan sebagai persyaratan untuk
memelihara kesehatan untuk (keseimbangan sistem perilaku) (Grubbs,
1980). Ketika tidakseimbangan sistem perilaku terjadi, perawat
mungkin diperlukan untuk mengatur lingkungan dan menyediakan
segala kebutuhan yang diperlukan oleh pasien agar bisa berfungsi untuk
beradaptasi terhadap stres. Jenis dan jumlah persyaratan fungsional
dibutuhkan dalam berbagai tingkatan usia, jenis kelamin, budaya,
adaptasi koping, dan jenis serta berat-ringannya suatu penyakit.
BAB III

PENUTUP

Dorothy Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk


membantu individu menfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk
mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari
dua sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk
masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespon adaptif baik fisik, mental, emosi
dan sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat
memelihara kesehantanya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu
keseimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang
dilakukan ketika ia sakit.
Menurut Johnson ada empat tujuan asuhan keperawatan kepada individu
yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu
beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan
orang lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang
dialaminya.
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2017). Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka. Edisi ke-8
Volume, 1. Jakarta : Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai