Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian serta berhasil mengumpulkan data dari dua

kelompok sampel yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data

didapatkan setelah sampel atau peserta didik diberikan perlakuan yaitu penggunaan

media video pada pembelajaran. kemudian peneliti melakukan analisis data dengan

berbagai Teknik statistik demi mendapatkan kesimpulan yang dapat mendukung

hipotesis penelitian. Berikut diuraikan mengenai hasil analisis data berupa data hasil

penelitian.

1.1.1 Data Hasil Penelitian

Data hasil penelitian ini diperoleh melalui instrumen tes yang berjumlah 10

butir soal yang diberikan sebelum dan setelah melakukan perlakuan kepada peserta

didik dalam bentuk pembelajaran. Data hasil instrumen tes ini dapat dilihat pada

lampiran. adapun hasil analisis skor pretest-posttest hasil instrumen tes tercantum

pada Table 4.9. Yang dimana setiap indikator mempunyai soal yang berbeda.

Indikator pertama mempunyai 4 butir soal dimana masing-masing berada pada nomor

soal kedua, ketiga, keempat dan kelima. Indikator kedua mempunyai 4 butir soal

dimana masing-masing berada pada soal nomor keenam, ketujuh, kedelapan dan

kesembilan. Dan indikator ketiga mempunyai 2 butir soal dimana masing-masing

berada pada nomor soal pertama dan kesepuluh.

35
Hasil nilai rata-rata skor pretest-posttest indikator pengetahuan konseptual

tercantum pada Table 4.9.

Indikator Pengetahuan Nilai Rata-Rata Nilai Rata-Rata


Konseptual Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Posttest Pretets Posttes
Pengetahuan klasifikasi 3,5 % 8,8% 3,5% 7,0%

Pengetahuan Generalisasi 3,3% 8,1% 3,3% 6,3%

Pengetahuan Teori 3,3% 8,5% 3,3% 6,6%

1.1.2 Pengujian Hipotesis

1.1.2.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji kenormalan distribusi data.

Untuk pengujian normalitas data dapat dilihat pada lampiran dan hasil pengujian data

yang diperoleh disajikan pada table 4.10.

X2 hitung ≥ X2tabel (data terdistribusi normal)

X2 hitung ≤ X2tabel (data tidak terdistribusi normal)

Hipotesis statistic :

H0 : (data terdistribusi normal )

H1 : (data terdistribusi tidak normal )

Krriteria pengujian normalitas :

Terima H0 jika X2 hitung ≥ X2tabel pada taraf signifikan ɑ = 0,05 diperoleh dari table

nilai persentil distribusi X2 untuk dk=k-1

36
Kelas X2hitung X2tabel Keterangan
Eksperimen 15,1498 11,0705 Berdistribusi Normal
Kontrol 14,6307 11,0705 Berdistribusi Normal

Berdasarkan table 4.10 di peroleh X2hitung ≥ X2tabel pada taraf signifikan ɑ =

0,05 diperoleh table nilai persentil distribusi X2 untuk dk=k-1. Dalam hal ini

maka H0 diterima dan Hi ditolak sehingga data selisih pretest-posttest kelas

eksperimen dan kelas control berdistribusi normal.

1.1.2.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

kesamaan varians data. Untuk pengujian homogenitas dapat dilihat pada lampiran.

dan hasil pengujian data yang diperoleh disajikan pada table 4.11.

F hitung ˂ Ftabel (data bersifat homogen)

F hitung > Ftabel (data tidak bersifat homogen)

Hipotesis statistic :

H0 : (data bersifat homogen )

H1 : (data tidak bersifat homogen )

Krriteria pengujian homogenitas :

Terima H0 jika F hitung ˂ Ftabel pada taraf signifikan ɑ = 0,05 diperoleh dari table nilai

persentil distribusi F untuk dk=k-1

Fhitung Ftabel Keterangan


1,1197 2,0144 Homogen

37
Berdasarkan table diperoleh Fhitung ˂ Ftabel pada taraf signifikan ɑ = 0,05 diperoleh

table nilai persentil distribusi F untuk dk=k-1. Dalam hal ini maka H0 diterima dan Hi

ditolak sehingga varian data selisih pretes dan posttest bersifat homogen untuk kelas

eksperimen dan kelas kontrol

1.1.2.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

dari perlakuan yang diberikan terhadap pengetahuan konseptual. Untuk pengujian

hipotesis dapat dilihat pada lampiran dan hasil uji hipotesis statistic yang diperoleh

disajikan pada table 4.12.

H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam pengetahuan konseptual

antara kelas eksperimen yang menggunakan media video dengan kelas control yang

tidak menggunakan media video

H1 : terdapat perbedaan yang signifikan dalam pengetahuan konseptual antara


kelas eksperimen yang menggunakan media video dengan kelas control yang tidak
menggunakan media video.
Kriteria pengujian hipotesis :
Tolak H0 jika t hitung > ttabel , dimana t table didapat dari daftar distribusi t dengan dk=
(n1 + n2 – 2 dan peluang (1-1/2ɑ). Dalam hal lainnya H1 diterima.
thitung ttabel Keterangan
10,003 0,021 H0 ditolak

Berdasarkan table.. diperoleh thitung > ttabel pada taraf signifikan ɑ = 0,05 dari daftar

distribusi t dengan dk= (n1 + n2 – 2 ) dan peluang (1-1/2ɑ). Maka H0 ditolak dan H1

diterima sehingga terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan pengetahuan

38
konseptual peserta didik antara kelas yang dalam pembelajaran menggunakan media

video dengan kelas yang dalam pembelajaran tidak menggunakan media video.

1.1.3 Analisis N-Gain

N-gain dilakukan bertujuan untuk mengetahui meningkatnya kemampuan

pengetahuan konseptual terhadap mata pelajaran IPA. N-gain diukur dari pretest dan

posttest untuk kelas eksperimen dan kelas control. Untuk proses pengujian n-gain

data dari dua akelas dapat dilihat pada lampiran. dan hasil akhir yang diperoleh dapat

dilihat pada table 4.13.

Kelas N-Gain Skor Kriteria


Eksperimen 0,79 Tinggi
Kontrol 0,50 Sedang
Berdasarkan hasil yang diperoleh, menunjukan hasil n-gain data pretest dan

posttest dari dua kelas masing-masing termasuk dalam kategori tinggi dan kategori

sedang. Hal ini sesuai dengan kriteria pengelompokkan n-gain pada table 4.13.

4.2 Pembahasan

Penelitian yang dilakukan yaitu pengaruh media pembelajaran berbasis video

terhadap pengetahuan konseptual pada materi zat aditif dan zat adiktif. Penelitian ini

mengambil kelas VIII sebagai populasi subjek. Setelah itu dipilih dua kelompok

sampel secara cluster random sampling dan di dapati kelas VIII C sebagai kelas

eksperimen dan VIII D sebagai kelas control.

Tahap awal yang dilakukan oleh peneliti terlebih dahulu memberikan pretest

untuk melihat hasil pengetahuan awal peserta didik, sebelum digunakan dikelas

39
terlebih dahulu perangkat tesebut sudah divalidasi yang bertujuan untuk mengetahui

apakah perangkat pembelajaran dan istrumen ini layak digunakan untuk mengukur

pengetahuan konseptual. Validasi dilakukan beberapa tahap, yakni melalui dosen

pembimbing dan kemudia dilanjutkan melalui dosen ahli untuk mencakup penilaian

dalam bentuk : format, Bahasa dan isi. Berdasarkan ruang lingkup konsep tersebut,

dikembangkan butir-butir instrument tes berbentuk tes essay. kemudian tahap

selanjutnya peneliti melalukan pembelajaran di kelas eksperimen dengan

menggunakan media video dan melakukan pembelajaran di kelas control dengan

menggunakan media PPT, kemudia tahap akhir peneliti memberikan posstest untuk

melihat hasil akhir pengetahuan akhir peserta didik.

Kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, dengan

klasifikasi waktu dua jam pelajaran, pada pertemuan pertama sebelum diberikan

perlakuan terlebih dahulu peserta didik di berikan pretes dan diberikan sedikit

penjelasan tentang materi yang akan di bahas pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan

kedua membahas tentang materi zat aditif dan pada pertemuan kedua membahas

tentang zat adiktif dan memberikan posttest. Pada kelas eksperimen proses

pembelajaran pertemuan kedua dan ketiga menggunakan media pembelajaran

berbasis video dengan model pembelajaran discovery learning sedangkan pada kelas

control menggunakan Power Point (PPT).

Setelah melakukan penelitian diperoleh data hasil dari kemampuan peserta

didik sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Berdasarkan hasil

analisis skor pretest-posttest dan nilai rata-rata hasil istrumen tes yang terpapar dalam

40
tabel. Indikator pertama yaitu tentang pengetahuan klasifikasi, pada indikator ini

dimana nilai rata-rata pretes pada kelas eksperimen 3,5% dan kelas control 3,5%.

Sedangkan nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen 8,8% dan pada kelas control

7,0%.

Indikator kedua yaitu tentang pengetahuan generalisasi, pada indikator ini

dimana nilai rata-rata pretes eksperimen 3,3% dan kelas control 3,3%. Sedangkan

nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen 8,1% dan kelas control 6,3%.

Indikator ketiga yaitu tentang pengetahuan teori, pada indikator ini diamana

nilai rata-rata pretes eksperimen 3,3% dan kelas control 3,3%. Sedangkan nilai rata-

rata postes pada kelas eksperimen 8,5% dan kelas control 6,5%.

Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh menunjukan bahwa terdapat

perbedaan sebelum dan setelah dilakukan perlakuan dari masing-masing kelas.

Pembelajaran dikelas eksperimen menggunakan media video lebih signifikan dari

pada pembelajaran di kelas control menggunakan metode ceramah dengan berbantuan

media PPT. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa media yang digunakan pada kelas

eksperimen memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan pengetahuan

konseptual. Dan indikator yang paling berpengaruh pada pengetahun konseptual

adalah indikator pertama yang memiliki nilai lebih tinggi dari indikator lainnya.

Adapun hasil analisis data untuk kedua kelompok sampel melalui pengujian

statistic normalitas, data diperoleh untuk kelas eksperimen yakni kelas VIII C

berdistribusi normal, yang mana harga X2hitung lebih besar dari X2tabel. Begitu pula

untuk kelas control yakni VIII D berdistribusi normal, yang mana X 2hitung lebih besar

41
dari X2tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data nilai statistic kelompok

sampel baik itu kelas eksperimen maupun kelas control berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil uji homogenitas untuk kedua varians melalui pengujian

statistic homogenitas diperoleh harga Fhitung lebih kecil dari harga Ftabel. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa kedua varians data baik dari kelas eksperimen maupun

kelas control memiliki kesamaan data.

Berdasarkan hasil uji t dalam pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung sebesar

10,003 dan ttabel sebesar 0,021. Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan dalam pengetahuan konseptual antara kelas

eksperimen yang menggunakan media video dengan kelas control yang tidak

menggunakan media video.

Adapun hasil analisis gain dapat dilihat pada tabel. Tabel tersebut

menunjukkan, bahwa hasil analisis gain untuk kelas eksperimen memperoleh nilai

sebesar 0,79 dan untuk kelas control sebesar 0,50.

Dalam hal ini, analisis gain perindikator untuk kedua gelas mengalami

peningkatan yang tidak beda jauh dari hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan

bahwa adanya pengaruh signifikan terhadap pengetahuan konseptual dengan

menggunakan media pembelajaran berbasis video terhadap peserta didik pada kelas

eksperimen dibandingkan dengan kelas control dengan menggunakan media PPT

yang menggunakan media PPT. Pada kelas eksperimen mengalami peningkatan

dengan kategori tinggi yang memperoleh nilai sebesar 0,79 sedangkan pada kelas

42
control mengalami peningkatan dengan kategori sedang. Yang memperoleh nilai

sebesar 0,50.

Berikutnya dalam penelitian ini peneliti menggunakan media video

pembelajaran. Hal ini karena penyampaian materi pembelajaran berbantuan video

memudahkan peserta didik untuk memahaminya. Dimana media video pembelajaran

ini juga bisa menunjang peserta didik untuk bisa belajar kapanpun dan dimanapun,

agar bisa meningkatkan pengetahuan peserta didik, sebagaimana di kemukakan oleh

Dwi Pangestu dkk (2018) mengemukakan bahwa video merupakan media audiovisual

yang mampu menyajikan informasi dalam bentuk teks, gambar bergerak, dan suara.

Dengan keunggulan sebagai media audiovisual, video mampu memperlihatkan objek,

tempat dan peristiwa. Sejalan dengan pendapat dari Hamdanillah (2017) menyatakan

bahwa video merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang menggunakan

gambar, suara, dan berbagai animasi sebagai ilustrasi kejadian dari materi yang

dipelajari. Pendapat ini ditegaskan oleh Yunita (2017) media video adalah

seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus

dalam waktu yang bersamaan. Dengan adanya penggunaan media tersebut diharapkan

dapat menumbuhkan aktivitas siswa. Hasil ini sesuai dengan yang di ungkapkan oleh

Daryanto (2011) bahwa peserta didik dapat mengingat dan menyerap materi dengan

lebih optimal, karena daya ingat dan daya serap peserta didik akan meningkat secara

signifikan apabila proses sumber informasi awalnya lebih besar melalui indera

pendengaran dan penglihatan, dalam hal ini yang di maksud adalah penggunaan

media video.

43

Anda mungkin juga menyukai