Anda di halaman 1dari 8

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian


Proses pelaksanaan penelitian berlangsung selama dua minggu tepatnya dari

tanggal 08 Mei sampai 19 Mei 2017. Proses pembelajaran pada kelas XI IPA 6 yang

merupakan kelas eksperimen dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu yaitu

setiap hari selasa dan rabu pada jam ke 7 sampai 8 setelah istirahat kedua (12.45-

14.15). Proses pembelajaran pada kelas XI IPA 3 yang merupakan kelas kontrol

dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu yaitu setiap hari rabu pada jam ke 3

sampai 4 (09.00-10.30) dan hari jum’at pada jam ke 4 sampai 5 (10.45-11.35).

Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan untuk kelas eksperimen dan

kontrol. Adapun pelaksanaannya dapat dilihat pada Tabel 4.1.


Tabel 4.1 Jadwal penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol
N Jadwal kelas kontrol Jadwal kelas eksperimen Deskripsi kegiatan
o
1 Senin, 08 Mei 2017 Senin, 08 Mei 2017 Pelaksanaan pretest
2 Selasa, 09 Mei 2017 Rabu, 10 Mei 2017 Mempelajari definisi sistem
koloid, jenis-jenis koloid, serta
koloid liofil dan liofob
3 Rabu, 10 Mei 2017 Jum’at, 12 Mei 2017 Mempelajari sifat-sifat koloid
4 Selasa, 16 Mei 2017 Rabu, 17 Mei 2017 Mempelajari cara pembuatan
koloid dan penerapan koloid
dalam kehidupan
5 Rabu, 17 Mei 2017 Jum’at, 19 Mei 2017 Pelaksanaan posttest

Beberapa hal yang menjadi catatan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas

eksperimen antara lain: (1) Menyampaikan materi, peneliti menyampaikan pokok-

pokok materi tentang sistem koloid selama 5 menit dengan tujuan untuk

memberikan dasar pemahaman yang kuat kepada siswa karena pada kegiatan
2

selanjutnya siswa akan belajar secara berkelompok. (2) Pembagian kelompok,

dilakukan secara heterogen dengan satu orang siswa menjadi ketua untuk setiap

kelompok. Ketua kelompok dipilih berdasarkan peringkat siswa di kelas dan

pertimbangan guru pengampu mata pelajaran kimia. Pengumuman pembagian

kelompok dilakukan setelah pelaksanaan pretest untuk mengefisienkan waktu pada

saat penelitian berlangsung. (3) Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe

jigsaw yang dilakukan setiap pertemuan bertujuan untuk membiasakan siswa

bekerja sama dalam memahami materi yang diajarkan. (4) Penerapan model

kooperatif tipe jigsaw dengan bantuan LKS bertujuan untuk memudahkan siswa

dalam memahami materi pembelajaran dan memecahkan masalah-masalah yang

diberikan. (5) Pemberian reward, dilakukan pada pertemuan terakhir yang bertujuan

untuk memotivasi siswa untuk terus belajar dan bekerja sama. Pemberian reward

tidak harus dengan barang yang mewah, cukup dengan pulpen atau buku saja siswa

akan merasa senang dan termotivasi.


Proses pembelajaran di kelas eksperimen yang menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dimulai dengan peneliti menjelaskan tentang

materi pembelajaran secara ringkas, kemudian membagi siswa menjadi beberapa

kelompok secara heterogen dan memberikan LKS kepada masing-masing

kelompok untuk dipelajari dan didiskusikan. Setiap anggota kelompok

mendapatkan topik bahasan/permasalahan yang berbeda untuk dipelajari.

Selanjutnya, masing-masing anggota akan berkumpul dengan temannya dari

kelompok lain yang mendapatkan topik bahasan yang sama untuk bersiskusi di

kelompok jigsaw (tim ahli). Dalam kelompok jigsaw, masing-masing anggota

mengemukakan pendapat serta pemahaman mereka mengenai topik tersebut.


3

Semua anggota kembali ke kelompok asalnya (kelompok awal) untuk menjelaskan

kembali kepada teman kelompoknya mengenai topik bahasan yang telah mereka

pelajari di kelompok jigsaw. Selanjutnya, penyampaian hasil diskusi di depan kelas

dan penguatan materi. Tahap terakhir yaitu pemberian apresiasi, peneliti

memberikan apresiasi kepada anggota maupun kelompok yang telah aktif dalam

bertanya dan memberikan tanggapan selama proses pembelajaran berlangsung.

4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar adalah soal pilihan

ganda yang terlebih dahulu dibuat dan dikonsultasikan oleh peneliti dengan dosen

pembimbing dan guru pengampu mata pelajaran kimia di sekolah tempat

dilaksanakannya penelitian. Peneliti membuat 30 butir soal pilhan ganda. Uji

validitas isi instrumen dihitung dengan menggunakan rumus Aiken’s V dengan

empat item penilaian, yaitu item materi, konstruk, bahasa dan budaya, serta

tampilan instrumen. Koefisien yang diperoleh untuk item materi, konstruk, bahasa

dan budaya, serta tampilan instrumen secara berturut-turut adalah 0,67; 0,74; 0,67;

dan 0,67.
Uji validitas butir soal dihitung menggunakan rumus korelasi point biserial

dengan rtabel pada taraf signifikan 5% dan n = 34 adalah 0,34, maka diperoleh 20

soal yang dinyatakan valid dengan rhitung > rtabel (Lampiran 13). Soal-soal yang

dinyatakan valid tersebut telah mewakili semua indikator. Selanjutnya, soal

instrumen yang valid dilakukan pengujian reliabilitas instrumen menggunakan

rumus KR-20 (r11), diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,65 yang berarti kriteria

reliabilitas instrumen tergolong tinggi (Lampiran 18).


4

4.3 Hasil Belajar Siswa


Hasil belajar siswa yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil pretest

dan posttest. Berikut ini dipaparkan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol.
4.3.1 Hasil Pretest
Pretest dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diberikan

perlakuan. Instrumen yang digunakan terdiri atas 30 butir soal. Berikut disajikan

grafik hasil pretest:

Gambar 4.1 Hasil pretest siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest kelas kontrol lebih

tinggi daripada kelas eksperimen. Nilai tertinggi kelas eksperimen lebih besar

daripada kelas kontrol. Nilai terendah kelas eksperimen lebih kecil daripada kelas

kontrol dan tidak ada siswa kedua kelas yang mencapai ketuntasan klasikal. Data

lengkap hasil pretest siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen pada Lampiran 19.

4.3.2 Hasil Posttest


5

Posttest dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikan

perlakuan. Instrumen yang digunakan sama dengan instrumen ketika melakukan

pretest yakni terdiri atas 30 butir soal. Berikut disajikan grafik hasil posttest:

Gambar 4.2 Hasil posttest siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest kelas eksperimen

lebih tinggi daripada kelas kontrol. Nilai tertinggi kelas kontrol lebih besar daripada

kelas eksperimen. Nilai terendah kelas eksperimen lebih besar daripada kelas

kontrol dan ketuntasan klasikal kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas

kontrol. Data lengkap hasil posttest siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen

diuraikan pada Lampiran 21.

4.3.3 Hasil Pretest-Posttest Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen


Hasil belajar siswa berupa pretest dan posttest pada kelas kontrol dan

eksperimen memiliki beberapa perbedaan. Data hasil pretest-posttest siswa kelas

kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.3.

Tabel 4.2 Hasil pretest-posttest siswa kelas kontrol dan eksperimen


Aspek Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
6

Pretest Pretest Posttest Posttest


Nilai tertinggi 55 65 90 95
Nilai terendah 20 5 60 45
Nilai rata-rata 39 36 78 68
Ketuntasan klasikal (%) 0 0 79 38

Gambar 5.1 Grafik nilai rata-rata pretest dan posttest

4.4 Data Gain Hasil Pretest-Posttest

Uji Gain digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti.

Berikut disajikan data Gain hasil pretest-posttest:

Tabel 4.3 Data Gain hasil pretest-posttest


Uji Gain
Aspek
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Nilai Gain total 985 1420
Nilai rata-rata Gain 29 42
7

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata Gain hasil pretest-posttest kelas

eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Data lengkap Gain hasil pretest-

posttest siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diuraikan pada Lampiran 23.

4.5 Hasil Uji Normalitas Gain Pretest-Posttest


Berdasarkan hasil analisis data untuk uji normalitas data Gain pretest-posttest

2
dengan menggunakan rumus chi-kuadrat, diperoleh X h itung untuk kelas kontrol

dan kelas eksperimen berturut-turut adalah 4,06 dan 6,09 (Lampiran 25). Nilai

2 2
X tabel pada dk = 6 dan taraf signifikan 5% adalah 12,59. Nilai X h itung baik

2
pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih kecil dari X tabel , maka dapat

dikatakan data hasil Gain pretest-posttest kedua kelas terdistribusi normal.

4.6 Hasil Uji Homogenitas Gain Pretest-Posttest


Berdasarkan hasil analisis data untuk uji homogenitas data Gain pretest-

posttest dengan menggunakan uji-F, diperoleh Fhitung sebesar 1,04 (Lampiran 24).

Nilai Ftabel dengan dk penyebut = 34 dan dk pembilang = 34 pada taraf signifikan

5% adalah 1,80. Karena Fhitung < Ftabel, berarti data Gain pretest-posttest mempunyai

varians homogen.
4.7 Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji hipotesis satu pihak, karena

hipotesis yang digunakan memihak pada salah satu kelas sampel. Pengujian

hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t yang melibatkan data hasil pretest

dan posttest atau dikenal dengan Gain t-test (Gain uji-t). Kriteria pengujiannya

yakni apabila thitung ≥ ttabel dengan taraf signifikan 5% maka H0 ditolak,

sebaliknya apabila thitung < ttabel maka H0 diterima. Hasil perhitungan menunjukan

bahwa thitung = 3,5, sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5% dengan dk = 66 adalah
8

1,67. Nilai thitung > ttabel, artinya H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan pengaruh yang lebih baik

daripada model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar kimia materi

sistem koloid pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Gerung.

Anda mungkin juga menyukai