Anda di halaman 1dari 14

Lampiran 63 125

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan

bentuk Pre Experimental Design dengan rancangan One-Group Pre-test Post-

test Design. Maksud dari One-Group Pre-test Post-test Design adalah

terdapat pre-test sebelum perlakuan diberikan. Dengan demikian hasil

penelitian dapat dibandingkan antara keadaan sebelum diberi perlakuan

dengan keadaan setelah diberi perlakuan. Desain penelitian dari One-Group

Pre-test Post-test Design disajikan pada tabel 4.

Tabel 4. Rancangan Penelitian


Kelas Penelitian Pre-test Perlakuan Post-test

Kelas Eksperimen 01 X 02
Sumber: Sugiyono,2012:75

Keterangan:
X : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu pembelajaran
dengan metode pembelajaran Teams Games Tournament.

01 : Pre-test yang diberikan pada kelas eksperimen


02 : Post-Tes yang diberikan pada kelas eksperimen

B. Tempat dan Jadwal Penelitian

Penelitian di lakukan di kelas X Jurusan Teknik Intsalasi Tenaga

Listrik SMK Negeri 2 Lubuk Basung, pada mata pelajaran Dasar Listrik dan

Elektronika. Uji coba instrument dilakukan pada tanggal 19 januari – 26

Januari 2018 dan Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Januari – 22

Februari 2018.
C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X TKL SMK Negeri 2 Lubuk

Basung Tahun Ajaran 2017/2018 pada mata pelajaran Dasar Listrik dan

Elektronika.

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:38) “variabel adalah suatu atribut atau sifat

ataupun nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar sebelum diterapkan metode Teams Games Tournament.

2. Hasil belajar setelah diterapkan metode Teams Games Tournament.

E. Prosedur Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka disusun

prosedur penelitian yang sistematis. Secara umum prosedur penelitian dapat

di bagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan

tahap penyelesaian.

1. Tahap persiapan

a. Menetukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

b. Melakukan observasi ke sekolah

c. Menetapkan jadwal penelitian.

d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar.

e. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian.

f. Membuat instrumen penelitian.


g. Membuat uji coba instrumen penelitian.

h. Melakukan validasi soal oleh dosen dan guru.

2. Tahap pelaksanaan

a. Melakukan uji coba instrumen Pretest pada kelas XI TITL SMK

Negeri 2 Lubuk Basung.

b. Memberikan soal Pretest dan dijawab oleh subjek penelitian.

c. Guru memberikan pembelajaran dengan metode Teams Games

Tournament, skenario pembelajaran yang akan diterapkan

berdasarkan tahapan-tahapan metode pembelajaran kooperatif tipe

TGT (Slavin, 2005) dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Skenario pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan
1 2
Pendahuluan 1. Guru memasuki kelas dengan
mengucapkan salam.
2. Guru mengambil absen siswa
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
4. Guru memberikan motivasi belajar dan
menyampaikan apersepsi kepada siswa.
Inti Eksplorasi
1. Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari secara garis besar.
2. Guru menjelaskan tentang peraturan atau
teknik pembelajaran yang digunakan yaitu
metode kooperatif tipe TGT.
Elaborasi
1. Guru meyampaikan secara umum materi
pelajaran yang akan dipelajari.
2. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok secara heterogen yang masing-
masing terdiri dari 5-6 orang siswa.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
1 2
3. Guru memberikan materi pelajaran dan
tugas yang akan didiskusikan siswa dalam
kelompok masing-masing.
4. Guru mengawasi jalannya turnament
5. Guru mendampingi siswa dalam
penghitungan skor dan menarik
kesimpulan
6. Guru mengatur pergeseran posisi siswa
untuk turnament berikutnya.

Komfirmasi
1. Guru memberikan penilaian rata-rata
kelompok pada saat pertemuan terakhir.
2. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang memperoleh skor tinggi,
dan memberikan reward dalam bentuk
point.
3. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa jika masih ada materi atau konsep
yang belum dipahami siswa.
Penutup 1. Sebelum proses pembelajaran ditutup,
guru mengevaluasi pembelajaran dan
memastikan bahwa seluruh siswa benar-
benar telah memahami materi yang
diberikan.
2. Guru menutup proses pembelajaran,
berdo’a dan mengucapkan salam.

d. Tahap terakhir pada pelaksanaan yaitu memberikan kegiatan Posttest

pada subjek penelitian.

3. Tahap Penyelesaian

a. Melakukan analisis data dalam penyususnan hasil penelitian

b. Menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh sesuai dengan teknik

analisis data yang digunakan.


F. Instrumen Penelitian

1. Pembuatan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal

tes tertulis berbentuk pilihan ganda. Soal tes disusun berdasarkan materi

dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran berdasarkan kurikulum.

Dalam tes ini pengukuran yang digunakan yaitu apabila soal dapat dijawab

dengan benar maka skornya 1 dan bila soal dijawab salah maka nilainya 0.

Agar diperoleh tes yang valid maka diperoleh dulu uji coba soal di

kelas XI TKL SMK Negeri 2 Lubuk Basung. Sebelum soal tes digunakan

maka dilakukan uji coba soal untuk mengetahui validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran soal, dan daya beda. Kisi-kisi instrumen yang telah

disusun dapat dilihat pada tabel 6 dan tabel 7.

Tabel 6. Kisi-kisi soal Pre-Test


No Kompetensi Dasar Indikator Jumlah Soal
1 Menganalisis teorema 1. Rangkaian resistif arus 40
rangkaian listrik arus searah.
searah a. rangkaian seri 8
b. rangkaian paralel 5
c. seri-paralel 5
d. hukum ohm 12
e. hukum kirchoff 10

Tabel 7.Kisi-kisi soal Post-Test


No Kompetensi Dasar Indikator Jumlah Soal
1 Menganalisis elemen 1. Konsep dasar arus bolak- 8
balik (AC) dijelaskan
pasif dalam
dengan prinsip
rangkaian arus bolak gelombang sinus
2. Resistansi, reaktansi dan
balik
impedansi dirumuskan 15
berdasarkan rangkian
kapasitif dan rangkaian
induktif
3. Rangkaian seri dan 10
paralel RLC, dijelaskan
dan dianalisa dengan
konsep rangkaian arus
AC
4. Daya dan perbaikan 7
faktor daya dianalisa
dengan konsep rangkaian
seri, dan rangkaian
paralel pada rangkaian
AC

2. Uji Coba Instrumen

Sebelum tes diberikan kepada subjek penelitian terlebih dahulu

dilakukan uji coba soal. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui validitas,

reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda dari soal tes tersebut.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur ketepatan alat ukur

terhadap apa yang diukur. Suatu soal dikatakan valid apabila soal

tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk

menghitung validitas tes menggunakan rumus seperti yang

dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2012:93) sebagai berikut:

𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑝
𝛾𝑝𝑏𝑖 = √
𝑠𝑡 𝑞

Keterangan :
𝛾𝑝𝑏𝑖 = Korelasi point biserial
𝑀𝑝 = Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item
yang dicari validitasnya
𝑀𝑡 = Rerata skor total
𝑠𝑡 = Standar devisiasi dari skor total
𝑝 = Proporsi siswa yang menjawab benar
𝑞 = Proporsi siswa yang menjawab salah
Hasil perhitungan 𝛾𝑝𝑏𝑖 kemudian dikonsultasikn dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

pada taraf signifikan 5% dengan kriteria jika 𝛾𝑝𝑏𝑖 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka item

tersebut dapat digunakan (valid) dan jika 𝛾𝑝𝑏𝑖 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka item

tersebut dinyatakan tidak dapat digunakan (tidak valid).

Setelah dilakukan analisis data soal uji coba pretest yang terdiri

dari 40 soal, terdapat 31 soal yang dinyatakan valid dan 9 soal

dinyatakan tidak valid. Untuk data lebih lengkap dapat dilihat

perhitungannya pada Lampiran 14 halaman 111 dan tabulasi pada

Lampiran 19 halaman 122. Sedangkan untuk analisis data soal uji coba

posttest yang terdiri 40 soal, terdapat 34 soal yang dinyatakan valid dan

6 soal dinyatakan tidak valid. Untuk lebih lengkap dapat dilihat

perhitungannya pada Lampiran 32 halaman 162 dan tabulasi pada

Lampiran 37 halaman 173.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabitas tes dilakukan untuk mendapatkan tingkat

ketepatan dan keterandalan alat pengumpul data yang digunakan. Untuk

mencari reliabilitas dapat digunakan dengan rumus Kuder Richarson

(KR-20) seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto

(2012:115) yaitu:

𝑛 𝑠 2 − ∑ 𝑝𝑞
𝑟11 =( )( )
𝑛−1 𝑠2
Keterangan :
𝑟11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
∑ 𝑝𝑞 = jumlah hasil perkalian antara 𝑝 dan 𝑞
𝑛 = jumlah butir soal
𝑠 = standar devisiasi
Adapun tolak ukur untuk menginterprestasikan derajat reabilitas

instrumen yang diperoleh digunakan tabel berikut:

Tabel 8. Interpretasi Reliabilitas


Koofisien Korelasi Kriteria
0,800 – 1,00 Sangat Tinggi
0,600 – 0,800 Tinggi
0,400 – 0,600 Cukup
0,200 – 0,400 Rendah
0,00 – 0,200 Sangat Rendah
(Suharsimi Arikunto, 2012:18)

Kriteria dalam pengujian reliabilitas adalah jika 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

berarti reliabel dan jika 𝑟11 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka tidak reliabel.

Berdasarkan perhitungan rumus KR-20, didapat nilai reliabilitas

untuk soal uji coba pretest sebesar 0,94. Setelah disesuaikan dengan

tabel klasifikasi reliabilitas, secara keseluruhan soal uji coba pretest

diklasifikasikan pada tingkat sangat tinggi. Untuk lebih lengkap dapat

dilihat perhitungannya pada Lampiran 15 halaman 114. Sedangkan

untuk perhitungan reliabilitas soal uji coba posttest sebesar 0,93, setelah

disesuaikan dengan tabel klasifikasi reliabilitas, secara keseluruhan soal

uji coba posttest diklasifikasikan pada tingkat sangat tinggi. Untuk lebih

lengkap dapat dilihat perhitungannya pada Lampiran 33 halaman 165

c. Tingkat Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak

terlalu sulit, tingkat kesukaran soal merupakan bilangan yang

menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal. Soal yang terlalu mudah

tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk


memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan

menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat

untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya (Suharsimi Arikunto,

2012:222). Taraf kesukaran dihitung dengan rumus:

𝐵
𝑃=
𝐽𝑆
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal

disebut indeks kesukaran. Besarnya indek kesukaran antara 0,00

sampai dengan 1,00.

Tabel 9. Interpretasi Indeks Kesukaran


Indeks Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
(Suharsimi Arikunto, 2012:225)

Setelah dilakukan analisis data indeks kesukaran pada soal uji

coba pretest yang terdiri dari 40 soal, terdapat 6 soal memiliki tingkat

kesukaran mudah, 25 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 9 soal

dengan tingkat kesukaran tinggi. Untuk data lebih lengkap dapat dilihat

perhitungannya pada Lampiran 16 halaman 115 dan tabulasi pada

Lampiran 20 halaman 123. Untuk analisis data indeks kesukaran pada

soal uji coba posttest yang terdiri dari 40 soal, terdapat 6 soal memiliki

tingkat kesukaran mudah, 33 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan


1 soal dengan tingkat kesukaran tinggi. Untuk data lebih lengkap dapat

dilihat perhitungannya pada Lampiran 34 halaman 166 dan tabulasi

pada Lampiran 38 halaman 174.

d. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah taraf sampai dimana jumlah jawaban

benar dari siswa-siswa yang tergolong kelompok tinggi berbeda dengan

siswa yang tergolong kelompok rendah untuk soal tersebut. Untuk

mengetahui besar kecilnya angka indeks daya beda soal dapat

dipergunakan rumus berikut (Suharsimi Arikunto, 2012: 228).

𝐵𝐴 𝐵𝐵
𝐷= −
𝐽𝐴 𝐽𝐵

Keterangan:
𝐷 = Daya Pembeda
𝐵𝐴 = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
𝐵𝐵 = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
𝐽𝐴 = Jumlah peserta kelompok atas
𝐽𝐵 = Jumlah peserta kelompok bawah

Tabel 10. Angka indeks daya pembeda soal


Daya Pembeda Klasifikasi
0,71 – 1,00 Baik Sekali (excelent)
0,41 - 0,70 Baik (good)
0,21 - 0,40 Cukup (satisfactory)
0,00 - 0,20 Jelek (poor)
(Suharsimi Arikunto, 2012:232)

Berdasarkan perhitungan indeks perbedaan soal serta telah

disesuaikan dengan klasifikasi indeks perbedaan soal uji coba pretest,

dari 40 soal terdapat 4 soal berkategori jelek, 10 soal berkategori cukup,

21 soal berkategori baik dan 5 soal berkategori sangat baik. Untuk data
lebih lengkap dapat dilihat perhitungannya pada Lampiran 17 halaman

117 dan tabulasi pada Lampiran 21 halaman 124. Sedangkan

perhitungan indeks perbedaan soal uji coba posttest yang telah di

sesuaikan dengan klasifikasi indeks perbedaan soal terdapat 6 soal

kategori jelek, 9 soal kategori cukup dan 19 soal kategori baik serta 6

soal dengan kategori sangat baik . Untuk data lebih lengkap dapat

dilihat perhitungannya pada Lampiran 35 halaman 168 dan tabulasi

pada Lampiran 39 halaman 175. Berdasarkan hasil perhitungan

instrument penelitian, diputuskan uji pretest diambil 31 butir soal yang

valid dengan kriteria reliabilitas tinggi yaitu 0,95, indeks kesukaran

rata-rata berklasifikasi sedang dan indeks perbedaan soal rata-rata

berklasifikasi baik. Pada uji posttest diambil sebanyak 34 butir soal

yang valid, dengan kriteria reliabilitas yaitu 0,93, indeks kesukaran

rata-rata berklasifikasi sedang dan indeks perbedaan soal dengan rata-

rata berklasifikasi cukup.

G. Teknik Analisis Data

Data yang dihimpun berasal dari hasil prestest dan posttest yang

diberikan pada kelas eksperimen. Analisis data penelitian ini bertujuan

menguji kebenaran yang diajukan pada penelitian.

1. Nilai Rata-rata (Mean)

Data hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan statistik

deskriptif yaitu menghitung rata-rata skor (mean) dan simpangan baku


(standar deviasi), dan varians. Untuk menghitung rata-rata skor dihitung

dengan rumus berikut Sudjana (2005:67)

∑ 𝑋𝑖
𝑀𝑒 =
𝑛

Keterangan :
𝑀𝑒 = Rata-rata skor
∑ 𝑋𝑖 = Jumlah skor
𝑛 = banyak siswa

Berdasarkan data hasil uji pretest dan posttest yang telah diberikan

kepada siswa subjek penelitian, terdapat peningkatan yang sangat

signifikan terhadap hasil belajar siswa. Berikut nilai rata-rata hasil uji

pretest dan posttest siswa kelas X TKL 1 :

Tabel 11. Nilai Rata-Rata Hasil Uji Pretest dan Posttest Kelas X TKL
SMK Negeri 2 Lubuk Basung
Uji Instrumen Nilai Rata-Rata
Pretest 1 73,67
Kuis 76,5
Posttest ( UH) 82,83

2. Uji Persyaratan Analisis

Uji ini digunakan untuk mengetahui distribusi data hasil belajar

siswa, apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan uji chi-kuadrat (Sugiyono, 2012:107)

berikut:

𝑘
2
(𝑓𝑜 − 𝑓ℎ )2
𝑥 =∑
𝑓ℎ
𝑖=1

Keterangan :
𝑥 2 = hasil perhitungan chi kuadrat
𝑓𝑜 = frekuensi yang diobservasi
𝑓ℎ = frekuensi yang diharapkan

Harga chi kuadrat yang digunakan adalah dengan taraf signifikan

5% dan derajat kebebasan sebesar jumlah kelas frekuensi dikurang satu

(dk=k-1). Kriteria uji normalitas, apabila 𝑥 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑥 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka

data tersebut berdistribusi normal.

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari uji pretest dan

posttest yang dilakukan pada siswa kelas X TKL 1 dengan menggunakan

α=5% dan derajat kebebasan (dk) = k-1, ditemukan bahwa pada pretest

ditemukan nilai 5,89, data yang diperoleh terdistribusi normal. Untuk lebih

lengkap dapat dilihat pada Lampiran 26 halaman 136. Pada posttest

ditemukan nilai 6,67, data yang diperoleh terdistribusi normal. Untuk

lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 44 halaman 190.

3. Ketuntasan Hasil Belajar

Tes hasil belajar siswa secara individual dilakukan untuk

menentukan nilai siswa berdasarkan skor yang diperoleh setelah

melakukan tes. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan

menggunakan deskripsi persentase. Untuk hasil tes, persentase ini

digunakan untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar klasikal (p).

Siswa dikatakan tuntas jika nilai yang diperoleh ≥ 75 sesuai dengan KKM

yang ditetapkan sekolah. Persentase ketuntasan belajar klasikal siswa

dapat diperoleh menggunakan persamaan (Trianto, 2009:241):

𝑇
𝐾𝐵 = 𝑥 100 %
𝑇𝑡
Keterangan: KB = Ketuntasan Belajar
T = Jumlah Skor yang diperoleh siswa
Tt = Jumlah Skor total

Menurut Trianto (2009: 241) menyatakan bahwa :

“Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan


Individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65%. Suatu
kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika ≥
85% hasil belajar siswa dikelas tersebut telah tuntas”

Tetapi berdasarkan ketentuan kurikulum yang digunakan penentuan

ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang

dikenal dengan kriteria ketuntasan minimal”

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa penentuan

ketuntasan belajar individual tergantung pada Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang ditetapkan sekolah. Jadi setiap siswa dikatakan tuntas belajar

jika nilai yang diperoleh siswa ≥ 75 (KKM yang ditetapkan SMK Negeri 2

Lubuk Basung).

Anda mungkin juga menyukai