Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PEMBERIAN ALKOHOL ( MIRAS )

TERHADAP GERAK MOTORIK MENCIT

proposal penelitian
disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Fisiologi Hewan

Oleh
1.Faizatin Qisthi Maula
2.Devi Amalia
3.Lisanaah Saniati
4.Irma Aprilia

4401412045
4401412076
4401412077
4401412084

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROPOSAL PENELITIAN
1. NAMA
NIM
Prodi
2. NAMA
NIM
Prodi
3. NAMA
NIM
Prodi
4. NAMA
NIM
Prodi
I.

: Faizatin Qisthi Maula


: 4401412045
: Pendidikan biologi
: Devi Amalia
: 4401412076
: Pendidikan Biologi
: Lisanaah Saniati
: 4401412077
: Pendidikan Biologi
: Irma Aprilia
: 4401412084
: Pendidikan Biologi

JUDUL PENELITIAN
PENGARUH PEMBERIAN ALKOHOL (MIRAS ) TERHADAP
GERAK MOTORIK MENCIT

II.

LATAR BELAKANG
Alkohol merupakan senyawa kimia adiktif yang dapat memberikan dampak

negative dan positif. Sejatinya alkohol berdampak positif dalam bidang kesehatan,
namun alcohol juga dapat memberikan dampak negative bagi pengguna yang
menyalahgunakannya. Belakangan ini banyak terjadi penyalahgunaan zat adiktif di
kalangan masyarakat. Baik masyarakat kelas menengah maupun masyarakat kelas
atas.
Alkohol mampu menyerang system saraf manusia dengan cara menghambat
distribusi sinyal syaraf, sehingga jika seseorang terlalu sering mengkonsumsi
alcohol akan mempengaruhi aktivitas manusia. Selain itu syaraf antara tulang
belakang dan otak akan terhambat, dimana akan terjadi disharmonisasi gerakan
tubuh sehingga dapat mempengaruhi gerak motoricnya.

Pada dasarnya, system syaraf pada mencit hampir sama dengan system syaraf
pada manusia, sehingga mencit digunakan sebagai model penelitian dalam
menerangkan pengaruh alcohol terhadap gerak motoric.
III.

RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan suatu masalah

yaitu Apakah pemberian alcohol ( miras ) berpengaruh terhadap gerak motoric


mencit?
IV.

PENEGASAN ISTILAH

V.

TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian

alcohol terhadap gerak motoric mencit.


VI.

MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Memberikan informasi mengenai pengaruh pemberian alcohol terhadap
gerak motoric mencit
2. Dapat menjadi salah satu referensi dalam melakukan penelitian pengaruh
alcohol terhadap gerak motoric mencit
3.

VII.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Deskripsi Alkohol
2. Kandungan minuman beralkohol
3. Manfaat dan Kerugian Alkohol
4. Metabolism Alkohol
5. Klasifikasi dan Deskripsi Mencit
6. Gerak Motorik Mencit ( proses, pengaruh )
7. Pengaruh Alkohol terhadap Gerak Motorik Mencit
B. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian alcohol ( miras )
terhadap gerak motoric mencit.

VIII.

METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Biologi Universitas Negeri
Semarang ruang Fisiologi Hewan yang terletak di Desa Sekaran
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Waktu penelitian dilaksanakan
pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.
B. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah semua kelas VIII yang terdiri dari 6
kelas. Sampel penelitian terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas VIII B sebagai
kelas eksperimen dan kelas VIII D sebagai kelas kontrol.
Pengambilan sampel dilakukan dengan nonprobability sampling
karena peneliti tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Adapun tehnik yang digunakan
dalam pengambilan sampel adalah dengan simple purposive sampling
karena pertimbangan desain penelitian yang menggunakan quasi
eksperimen dengan model nonequivalent control group design (Sugiyono
2008)
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian alcohol
dengan tingkat konsentrasi berbeda, sedangkan untuk variabel terikatnya
adalah gerak motoric yang dihasilkan oleh mencit.

D. Rancangan Penelitian
Desain penelitiannya yaitu Quasi Experimental Design. Prosedur
yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Memilih sampel
2. Menentukan unit percobaan menjadi 2 kelompok yaitu kelas VIII E
diberi perlakuan sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII F diberi
perlakuan sebagai kelas kontrol
3. Memberi pretes pada kedua kelas, kemudian menghitung mean
masing- masing kelas
Tabel 1. Desain penelitian Control Group pretest posttest Desain
Kelompok Pengukuran (pretes) Perlakuan
Pengukuran (postes)
Eksperimen
T01
X
T1
Kontrol
T02
T2
Keterangan : T01: Tes pada kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan.
T02: Tes pada kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan.
X :Perlakuan pembelajaran dengan menggunakan strategi
metakognitif
T1 : Tes pada kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan.
T2 : Tes pada kelompok kontrol setelah diberi perlakuan.
E. Prosedur Penelitian
1. Persiapan penelitian
a) Perencanaan
Membuat perangkat pembelajaran yaitu silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lembar diskusi siswa
(LDS) pada sub materi sistem pecernaan menggunakan
strategi metakognitif.
b) Mendesain instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes dan
non tes. Lembar test digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa kelas VIII pada sub materi sistem pencernaan manusia
di SMP N 1 kaliwungu Kendal
c) Membuat kisi-kisi soal tes hasil belajar
d) Membuat soal test hasil belajar yang sesuai dengan kisi-kisi
yang telah dibuat
e) Uji coba instrumen.

Soal tes diujicoba pada kelas lain yang tidak digunakan


untuk penelitian ini terlebih dahulu untuk mengetahui daya
pembeda sosl, validitas soal dan reabilitas soal
2. Pelaksanaan penelitian
Penelitian akan dilaksanakan dalam 6 jam pelajaran yaitu 3 x
pertemuan yang tersusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pretes untuk melihat untuk mengukur kemampuan awal
siswa
b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun
pada kelas yang dijadikan sebagai sampel.
c. Melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
d. Memberikan evaluasi berupa postes di akhir pembelajaran.
3. Pengambilan data
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan melalui Penilaian hasil
belajar. Penilaian hasil belajar meliputi tes tertulis terdiri atas hasil
diskusi, penilaian post test.
F. Data dan Metode Pengumpulan Data
1.

Sumber data

: siswa

2.

Jenis data

: data kuantitatif

3.

Data utama :
a.

Tingkat keterlaksanaan strategi metakognitif dalam


metode inkuiri

b.
4.

hasil belajar siswa materi sistem pencernaan manusia


Cara pengambilan data

a.

Data tingkat keterlaksanaan Strategi Metakognitif


dalam Metode inkuiri diambil menggunakan angket yang diisi oleh
32 siswa pada kelas eksperimen.

b.

Data hasil belajar siswa diperoleh dari nilai sekor tes


yang diambil dari peningkatan nilai preetes dan postes materi sistem
pencernaan manusia dan dari hasil diskusi siswa.

G. Metode Analisis Data


1. Uji syarat instrumen
Analisis yang digunakan dalam pengujian instrumen ini adalah :
1) Validitas butir soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkattingkat

kevalidan

dan

kesahihan

suatu

instrumen.Untuk

menghitung validitas butir soal digunakan rumus Korelasi produk


moment ( Arikunto 2006)

rxy

N XY ( X )( Y )

{N ( X ) ( X )2 }{N ( Y 2 ) ( Y )2}
2

Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N

: Jumlah subyek

: Skor item

Y : Skor total
Selanjutnya harga dari koefisien korelasi itu dilakukan
dengan mengkonsultasikan ke dalam

tabel r produk moment.

Sebuah soal dinyatakan valid apabila harga r hitung > r produk


moment pada taraf signifikan 5 %.

2) Reliabilitas soal

Reliabilitas soal adalah ukuran kemampuan perangkat tes


atau instrumen. Reliabilitas merupakan instrument penelitian
harus reliabel yg artinya dapat di percaya atau di andalkan.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung reliabilitas dengan
rumus K-R.21 adalah:
k
M k M
1

k .Vt
k 1

r11

Keterangan :
r11 : Reliabilitas soal
M : Rata-rata skor awal
k: Jumlah butir soal
Vt: Variasi skor total = kuadrat simpangan baku skor total
Kriteria reliabilitas soal adalah sebagai berikut :
r11 = 0.8000 1.000 = Reliabilitas sangat tinggi
0.6000 0.799 = Reliabilitas tinggi
0.4000 0.599 = Reliabilitas cukup
0.2000 0.399 = Reliabilitas rendah
< 0.2000 = Reliabilitas sangat jelek (Arikunto 2002)
Harga r yang diperoleh kemudian dilonsultasikan dengan
table produk moment dengan taraf signifikan 5 %. Jika r hitung >
r table berarti item soal yang diuji bersifat reliable.
Tabel 1. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian
No.
1.

Jenis

Data yang

instrument
Angket

dikumpulkan
Tingkat

Jenis data
Interval

Teknik validasi
dan reliabilitas
-

keterlaksanaan
metode
2.

Tes
belajar

pembelajaran
hasil Hasil belajar

Rasio

Validasi

siswa

instrumen

(Penguasaan

dengan

materi sistem

korelasi

pencernaan

product

manusia)

moment
Reliabilitas
instrumen

tes

dengan
formula KR-21
3.

Observasi

Mengamati

Interval

keterlaksanaan
metode
pembelajaran
3) Daya pembeda soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat
membedakan antara siswa yang telah menguasai materi dan siswa
yang tidak menguasai. Soal disebut mempunyai daya pembeda
baik jika soal itu dijawab benar oleh sebagian besar siswa yang
pandai dan dijawab salah oleh sebagian besar orang yang
berkemampuan rendah. Alat untuk

Mengukur daya pembeda

disebut indeks diskriminasi soal dengan rumus :


D

BA BB

PA PB
JA JB

Keterangan :
BA : Banyaknya peserta kelas atas yang menjawab soal benar
BB : Banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab soal benar
JA : Banyaknya peserta kelas atas
JB : Banyaknya peserta kelas bawah
PA : Proporsi peserta kelas atas yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta kelas bawah yang menjawab benar
Kriteria daya pembeda soal adalah sebagai berikut :
D 0.00
0.00 < D 0.20
0.20< D 0.40

: Sangat Jelek
: Jelek
: Cukup

0.40< D 0.70
0.70< D 1.00
(Arikunto 2006)

: Baik
: Sangat Baik

4) Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau
tertalu sukar, karena soal yang terlalu mudah tidak merangsang
siswa untuk mempertinggi usaha dalam pemecahannya. Soal yang
terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk memecahkannya.
Dalam Arikunto (2006) disebutkan bahwa tingkat kesukaran
soal untuk soal pilihan ganda ditentukan dengan rumus:
P=

B
JS

dengan,
P = Indeks kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh peserta tes.
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran
sering diklasifikasikan sebagai berikut.
0,00< P 0,30
0,30< P 0,70
0,70< P 1,00

Butir soal sukar


Butir soal sedang
Butir soal mudah

2. Teknik analisis data


1.

Uji asumsi
Analisis dilakukan untuk membuktikan bahwa kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol memiliki kemampuan yang sama.
a. Uji normalitas
Uji nomalitas digunakan untuk menentukan statistik yang
akan digunakan dalam mengolah data. Uji nomalitas dihitung dari
hasil ulangan pada materi sebelum pembelajaran dengan strategi
metakognitif dengan menggunakan uji Chi-khuadrat, dengan
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mencari nilai tertinggi dan terendah pada data yang telah


diperoleh dari hasil ulangan.
2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.
3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.
4) Membuat tabulasi data kedalam interval kelas.
5) Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus

x x

Z=

(Sudjana
s 2005).
6) Menghitung harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan
menggunakan tabel.
7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva

E
O
X2
E
k

i 1

Dimana, X2

= nilai Chi-Kuadrat

Oi

= frekuensi yang diperoleh dari data

= banyaknya kelas interval.

Ei

= fekuensi yang diharapkan.

penelitian.

8) Membandingkan harga Chi-Kuadrat dengan table Chi-Kuadrat


dengan taraf signifikan

= 0,05.

9) Menarik kesimpulan
2.

Analisis data

a. Hasil belajar siswa


Hasil belajar siswa dianalisis menggunakan analisis deskriptif
kuantitatif. Tes yang digunakan adalah tes obyektif yang berupa
pilihan ganda yang berjumlah 25 butir dan 5 uraian. Untuk mengetahui
nilai postes dengan menggunakan rumus:
Nilai postes =

X 100

Untuk mengetahui peningkatan skor pretes dan postes hasil belajar


digunakan indeks gain dengan rumus:
Untuk menginterpretasi nilai gain yang diperoleh dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut:
0,02 0,29 : rendah
0,30 0,69 : sedang
0,70 1,00 : tinggi
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan

yang signifikan

antara rata-rata kemampuan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas


kontrol. Hipotesis yang diajukan pada analisis multivariat ini adalah :
: rata-rata kemampuan hasil belajar secara bersama-sama
tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kelompok
kelas
: rata-rata kemampuan hasil belajar secara bersama-sama
menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kelompok kelas.
b. Analisis angket keterlaksanaan strategi pembelajaran
Analisis angket keterlaksanaan strategi pembelajaran adalah untuk
menguji tingkat keterlaksanaan stategi pembelajagi pembelajarran
yang telah dilaan yang telah dilakukakukan. Dalam penelitian ini,
angket yang digunakan untuk diisi siswa mempunyai 4 kategori
jawaban, yaitu sangat benar, benar, tidak benar dan sangat tidak benar.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Kriteria deskriptif tingkat keterlaksanaan strategi pembelajaran


adalah:
81 % 100 %
61 % 80 %
41 % 60 %
21 % 40 %
20 %

= sangat baik
= baik
= sedang
= kurang
= sangat kurang

DAFTAR PUSTAKA
Ahnam, L. 2007. Persepsi Pelajar Belbagai Gaya Pembelajaran Terhadap
Penerapan Strategi Metakognitif Guru. (disertasi). Malaysia: Universitas
Teknologi Malaysia
Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

_________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono.1999.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Dwitasari, Y. 2010. Pengaruh perbedaan strategi metakognitif dan kemampuan
akademik terhadap kemampuan metakognitif dan kemampuan kognitif
peserta didik kelas XI-IPA SMA. (Tesis). Malang : Universitas Negeri
Malang.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Balai Pustaka
Hamalik, O. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Bumi
Algensindo.
Hendi, R, P. 2010. Pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dengan multimedia
dan lingkungan riil ditinjau dari motivasi dan kemampuan awal siswa.
( Thesis ). Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Holil, A. 2008. Permudah Pemahaman Konsep Pembelajaran Dengan Inkuiri. On
line at http//inkuiri/permudah-pemahaman-konsep-pembelajaran.html (di
akses tanggal 26 mei 2011)
Ibrahim, M. 2002. Assessmen alternative. Jakarta: Depdiknas
Inam, A. 2009. Peningkatan Kualitas Pembelajaran melalui leasen Study
Berbasis Metakognitif. Jurnal 12: 125-135
Miranda, Y. 2010. Pembelajaran metakognitif dalam strategi kooperatif thinkpair-share dan think-pair-share+metakognitif terhadap kemampuan
metakognitif siswa pada biologi di sma negeri palangkaraya (Skripsi).
Palangkaraya: Universitas Palangkaraya.
Mulyasa E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Muji, E. 2008. Studi Eksperimen Tentang Efektifitas Metode Inkuiri Berbasis


KBK Dalam Proses Pembelajaran Biologi Pada Siswa Kelas VI Semester
1 SMP N 24 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. (online),
website://www.google.com diakses 15 juni 2011

Anda mungkin juga menyukai