A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Skor Angket Kemandirian Belajar
Data tentang kemandirian belajar diperoleh dari angket
kemandirian belajar, selanjutnya data dikelompokkan dalam tiga kategori
´ gab) dan standar deviasi gabungan ( S gab
berdasarkan rata-rata gabungan (❑
´ gab= 60,4 dan S gab= 16. Adapun
). Dari hasil perhitungan diperoleh ❑
penentuan kategori kemandirian belajar dapat di lihat pada tabel 4.1
sebagai berikut.
Tabel 4.1
Penentuan Kategori Kemandirian Belajar
Kategori Nilai
Tinggi x > 68,40
Sedang 52,40 ¿ x ¿ 68.40
Rendah x < 52,40
74
75
Tabel 4.4
76
a. Uji Normalitas
77
2. Uji Prasyarat
Sebelum data post-test siswa tersebut diuji dengan anava dua jalan
sel tak sama, data tersebut terlebih dahulu diuji prasyarat anava yaitu uji
normalitas dan homogenitas. Uji normalitas dilakukan sebanyak 5 kali
yaitu uji normalitas hasil post-test berdasarkan baris dan kolom.
Berdasarkan baris yaitu pada model pembelajaran PBL dan CPS.
Berdasarkan kolom yaitu pada kemandirianbelajar tinggi, sedang, dan
rendah. Uji homogenitas dilakukan sebanyak 2 kali yaitu antara model
pembelajaran PBL dan CPS. serta antara kategori pada kemandirian
belajar tinggi, sedang, dan rendah. Rangkuman hasil uji normalitas dan
homogenitas dapat dilihat pada tabel-tabel berikut (Perhitungan
selengkapnya terlampir di Lampiran E-3).
Tabel 4.7
Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Model Pembelajaran dan Kategori Kemandirian Belajar
Dari Tabel 4.7, semua keputusan uji H 0 dietrima. Hal ini berarti
untuk setiap kategori model pembelajaran (PBL dan CPS) maupun
kategori kemandirian belajar (tinggi, sedang dan rendah) berasal dari
populasi yang berdistribusi normal (perhitungan selengkapnya terlampir
di Lampiran E-3).
Tabel 4.8
79
Dari Tabel 4.8, semua keputusan uji H 0 diterima. Hal ini berarti
untuk setiap kategori model pembelajaran (PBL dan CPS) maupun
kategori kemandirianbelajar (tinggi, sedang dan rendah) berasal dari
populasi yang mempunyai variansi yang sama (homogen) (perhitungan
selengkapnya terlampir di Lampiran E-4).
3. Uji Hipotesis Analisis Variansi Dua Jalan (2 x 3) Dengan Sel Tak Sama
Untuk pengujian hipotesis dilakukan uji analisis variansi dua jalan.
Berikut disajikan data hasil perhitungan menggunakan uji analisis
variansi dua jalan(2 x 3) dengan sel tak sama dengan tingkat signifikansi
5%. Sebelum dilakukan analisis inferensial dengan teknik analis variansi
terlebih dahulu dilakukan analisis deskriptif. Hasil analisis deskriptif data
masing-masing kelompok sampel penelitian kemudian dilanjutkan
dengan melakukan analisis variansi.
Tabel 4.9
Data Amatan, Rerata dan Jumlah Kuadrat Deviasi
KEMANDIRIAN BELAJAR
MP
Tinggi Sedang Rendah
N 10 N 10 N 9
jumla Jumla jumla
h 88 h 595 h 431
PBL x́ 87,60 x́ 66,11 x́ 53,88
2 2 2
x 77228 x 39405 x 23293
C 76737,6 C 35402,5 C 20640
SS 490 SS 4002,5 SS 2652,9
CPS N 7 N 10 N 12
jumla 625 Jumla 687 jumla 517
h h h
80
Tabel 4.11
Rangkuman Hasil Anava Dua Jalan Sel Tak Sama
Sumber JK Dk RK F obs F p
Model pembelajaran (A) 26,7 1 26,7 4,64 4,03
Kemandirian Belajar (B) 12188,93 2 2094,46 3,75 3.18 < 0,05
Interaksi (AB) 4975,85 2 2487,92 3,08 3,18 0,05
Galat 29021,16 52 558,09
Total 34954,68 57
Kesimpulan:
H 0 A ditolak, H 0 B ditolak, dan H 0 AB diterima. Hal ini tampak pada
Tabel 4.8 yang menunjukkan bahwa:
a. Pada efek utama baris (A), H 0 A ditolak. Hal ini berarti terdapat
perbedaan kemampuan matematis antara siswa yang menggunakan
model pembelajaran (PBL) dan (CPS) pada materi relasi. Dengan
kata lain model pembelajaran tidak berpengaruh terhadap komunikasi
masalah matematis siswa.
b. Pada efek utama kolom (B), H 0 B ditolak. Hal ini berarti terdapat
perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang
memiliki minat belajar tinggi, sedang, dan rendah pada materi relasi.
81